Surat terbuka kepada PF dari seorang mantan anggota Kuria Roma
PF berbicara di depan Kuria Roma di Clementine
Hall, Vatican, 22 Desember 2014(CNS photo/Paul Haring)
(Sebuah foto PF
sedang memberikan pidato di depan Kuria Roma. Keterangan yang diberikan menyertai
foto itu menjelaskan : Amanat Natal 2014 di Sala Clementina, di dalam Istana
Apostolik Vatikan, Paus Francis menegur para karyawannya dengan memberikan
daftar "15 penyakit" Kuria. Celaan yang dilakukan oleh Pemimpin
Gereja ini telah menarik perhatian dunia)
"Anda sedang menjauhkan diri dari Kebijaksanaan"
Pada tanggal 27 November 2015, majalah berbahasa Jerman, FOCUS, menerbitkan sebuah surat terbuka
[Issue 49/2015; pp. 46-48] kepada Paus Francis dari seorang mantan anggota dari
jajaran tinggi Kuria Roma. Penulis mengaku telah menyampaikan inspirasinya itu
dengan "membuang pembicaraan mengenai semua hal baik yang anda lakukan dan
anda bicarakan dan ... hanya menyampaikan daftar pelaksanaan tugas kepausan
anda yang menurut saya nampak cukup bermasalah" dengan menarik pelajaran
dari teguran Paus kepada Kuria Roma Curia saat Natal yang lalu.
Dua
setengah tahun yang lalu, 115 kardinal memilih Jorge Mario Bergoglio dari Argentina
menjadi paus berikutnya. Hasil kerja dari kepausan ini ternyata menjadi kacau;
sementara Francis menerima banyak pujian di ranah politik dan media, namun suasana
saat ini di Vatikan adalah sangat buruk yang belum pernah terjadi pada masa
kepausan sebelum-sebelumnya.
Para karyawan
mengeluh bahwa paus menikmati perannya sebagai ‘Francis Sang Superstar’ dan
bahwa dia tidak peduli tentang ajaran Gereja. Mereka juga mengeluh bahwa dia
adalah seorang populis dan otoriter, dan bahwa dia hanya menerima saran dari orang-orang
yang sependapat dengannya. Ada pembicaraan tentang ‘rasa takut oleh cuaca’.
Seorang
mantan anggota Kuria meringkaskan kritiknya pada pembukaan masa Advent lalu
dalam suratnya kepada Paus, yang tidak lain merupakan cerminan "suasana
ketakutan" karena karena para pelayan Gereja harus taat kepada paus. Media
FOCUS menerbitkan tulisan itu. Si
penulis (yang namanya hanya diketahui oleh editor) telah meminta untuk
disembunyikan namanya, karena dia merasa takut akan akibat-akibatnya, bukan
saja bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi para atasannya dan para koleganya
di Roma.
(Isi surat terbuka:)
Bapa Suci,
Pada
kesempatan Amanat Natal anda pada tahun 2014, anda meminta karyawan kuria untuk
lebih dahulu memeriksa suara hati nurani. Memang, Advent adalah saat untuk
merenungkan janji-janji Allah dan apa yang Dia harapkan dari kita. Anda mengatakan
bahwa karyawan anda harus menjadi contoh bagi seluruh Gereja, dan anda kemudian
menyampaikan daftar "penyakit" yang menurut pendapat anda, kini
sedang dialami oleh Kuria. Pada saat itu, saya menganggap bahwa pernyataan ini
agak kasar - ya, bahkan tidak adil - terhadap begitu banyak orang di Vatikan
yang sudah saya kenal secara pribadi – sementara anda berbicara itu, seolah anda
tahu dan sudah mengenal isi Vatikan, tapi entah apakah anggapan anda itu hanya
dari luar atau hanya dari atas saja. Namun demikian, pidato anda ini telah
mengilhami saya untuk menulis surat ini kepada anda. Mengikuti contoh anda
sendiri, saya akan menghilangkan semua pembicaraan tentang semua kebaikan yang
anda lakukan atau anda ucapkan, dan saya akan memberikan daftar pelaksanaan
tugas kepausan anda yang menurut saya nampak cukup bermasalah:
1. Sebuah sikap emosional dan anti-intelektual anda yang sering nampak
nyata dan yang memiliki kesulitan jika berurusan dengan teori-teori dan doktrin
Alternatif
dari ‘Gereja yang Mengajar’ adalah ‘Gereja yang sewenang-wenang’, dan bukan
Gereja yang Penyayang. Di antara sekian banyak karyawan yang anda pilih sendiri
dan para penasihat dekat anda, bisa ditemukan adanya orang-orang yang kurang
berkompeten, baik dalam hal mengajar dan dalam hal teologi; orang-orang ini banyak
memiliki latar belakang karir dalam pemerintahan Gereja atau dalam bidang administrasi
universitas, dan mereka berpikir terlalu pragmatis dan politis. Anda, sebagai
Guru Utama dalam Gereja, seharusnya membuat lebih jelas segala keutamaan Iman -
untuk kepentingan anda sendiri, dan demi seluruh umat Katolik. Iman tanpa
doktrin tidak bisa ada.
2. Otoriterisme
Anda telah
menjauhkan diri dari kebijaksanaan yang dilestarikan dalam disiplin tradisional
Gereja, yang ada didalam Hukum Canon, dan juga dalam praktek Kuria selama ini.
Bersama dengan sikap penghinaan anda terhadap ajaran teoritis, maka kecenderungan
anda ini mengarah kepada sikap otoritarianisme yang bahkan oleh pendiri Ordo Jesuit
anda sendiri, St. Ignatius, tidak akan menyetujui sikap anda ini. Apakah anda
benar-benar telah menerima suara-suara yang memperingatkan bahwa anda, secara
pribadi, tidak bisa segera melihat atau
mengerti permasalahan yang ada? Apa yang akan terjadi jika anda sekarang tahu
nama saya? Akan lebih baik untuk bersikap kurang otoriter agar anda bisa mengubah
iklim ketakutan yang ada saat ini di lingkungan Kuria.
3. Sebuah populisme perubahan
Saat
ini, adalah cukup populer ajakan untuk melakukan perubahan. Namun, terutama para
Penerus Petrus harus mengingatkan dirinya dan orang lain tentang apa yang
berubah secara perlahan-lahan, dan bahkan lebih dari itu, yang tidak berubah
sama sekali. Apakah anda percaya bahwa dukungan yang anda terima dari ‘para pembuat
opini’ di ranah politik dan media massa merupakan pertanda yang baik? Kristus
tidak menjanjikan atau bernubuat tentang popularitas Petrus di media dan status
ketenaran dalam sebuah kultus bintang (Yoh 21:18). Banyak sekali pernyataan
anda telah membangkitkan harapan yang salah dan memberikan kesan yang berbahaya
bahwa ajaran dan disiplin Gereja bisa dan harus disesuaikan dengan perubahan pendapat
mayoritas orang. Rasul Paulus memiliki pendapat lain mengenai hal ini ( lihat Rom
12:. 2; Ef 4:14.)
4. Perilaku anda sendiri dipandang sebagai kritik tentang
bagaimana para pendahulu anda (banyak yang telah memperoleh kanonisasi) menjalani
kehidupan, berbicara, dan bertindak
Saya
tidak bisa mengerti bagaimana sikap anda seperti ini sejalan dengan sikap kerendahan
hati yang sering anda bicarakan dan anda tuntut dari orang lain. Kerendahan
hati seperti ini memang diperlukan, terutama ketika itu adalah untuk melanjutkan
tradisi sejak rasul Petrus dulu. Namun perilaku anda secara implisit telah mengusulkan
gagasan bahwa anda berniat untuk menemukan kembali entah bentuk yang bagaimana Tahta
Petrus itu. Alih-alih menjaga dengan setia warisan dari para pendahulu anda, tetapi
anda bahkan ingin memperoleh hal itu (warisan) dengan cara yang terlalu kreatif.
Tetapi, bukankah St. Yohanes mengatakan: "Dia (Kristus) harus makin besar,
tetapi aku harus makin kecil" (Yoh. 3:30)?
5. Pastoralism
Baru-baru
ini anda mengatakan bahwa anda menyukai bagian-bagian dari kepausan di mana anda
bisa bertindak seperti seorang pastor. Tentu saja, tidak seorang paus ataupun pastor
yang meragukan apakah Gereja sedang mengikuti ajaran Kristus dalam segala
sesuatu yang dilakukannya saat ini (Perawatan Pastoral, Sakramen-sakramen,
liturgi, katekese, Teologi, Caritas); akhirnya, semuanya tergantung kepada pernyataan
Iman ketika ia sampai kepada kita dalam bentuk Kitab Suci dan Tradisi Suci, dan
yang mengikat hati nurani umat beriman. Kita tidak bisa menjalankan Iman dan mewartakannya
kepada orang lain, jika kita tidak mengenal Iman itu. Tanpa teori yang baik,
kita - dalam jangka panjang - tidak dapat bertindak dengan cara yang baik.
Tanpa mengajar di bidang pelayanan pastoral, kita hanya akan memiliki
keberhasilan yang bersifat emosional dan sangat tidak disengaja.
6. Pameran berlebihan dari kesederhanaan gaya hidup anda sendiri
Memang
anda ingin memberi contoh - tetapi apakah tidak lebih baik bagi anda untuk mengurusi
segala macam tugas anda sehari-hari? Dengan pertanyaan yang lebih bersifat
biblis, ‘tangan kiri seharusnya tidak tahu apa yang dilakukan tangan kanan’
(Mat 6: 3); jika tidak, maka seluruh tingkah laku anda nampak menjadi tidak
tulus. Jika anda benar-benar ingin mengendarai mobil yang ekologis, maka anda
harus berinvestasi, atau meminta seseorang untuk memberikan hadiah kepada anda teknologi
yang lebih mahal yang diperlukan: karena ekologi memiliki harganya sendiri.
7. Partikularisme yang sering mengalahkan tujuan dan tujuan dari
Gereja Universal berada di bawah sudut pandang sebagian saja dari Gereja
Sikap
ini nampak lucu jika berkaitan dengan seorang paus. Selain itu, dunia kita
sekarang jauh lebih saling berhubungan, lebih mobile, dan lebih dekat dari pada
sebelumnya. Terutama saat ini, adalah sebuah harta yang berharga jika Gereja
Katolik di seluruh dunia adalah selalu sama. Hal ini sesuai dengan realitas
kehidupan global dimana umat Katolik di semua negara hidup, berdoa, dan
berpikir dalam nada yang sama (dan bersama-sama dengan satu sama lain).
8. Sebuah dorongan untuk selalu melakukan spontanitas
Kurangnya
sikap profesionalisme bukanlah tanda bagi karya Roh Kudus. Ungkapan-ungkapan
seperti misalnya "beranak-pinak kelinci," atau "Siapakah aku ini
hingga berhak untuk menilai ...?" (Who am I to judge…?”) bisa saja berkesan
bagi beberapa orang, tetapi, dalam kenyataannya, hal itu bisa menyebabkan
kesalah-pahaman yang cukup besar. Kemudian, selalu harus ada orang-orang lain yang
musti menjelaskan apa yang anda maksudkan didalam perkataan anda. Bertindak
tanpa rencana dan diluar protokol memiliki waktu dan tempatnya sendiri – namun hal
itu tidak harus menjadi standar. Anda berhutang budi dalam hal ini kepada
karyawan anda (di Roma dan di seluruh dunia). Tindakan spontanitas jauh lebih
kecil ada di antara paus dari pada di kalangan pastor.
9. Tidak jelasnya keterkaitan dari kebebasan didalam agama,
politik, dan ekonomi
Banyak
sekali pernyataan anda yang menunjukkan bahwa anda ingin agar negara harus
memerintah lebih besar, mengendalikan lebih banyak, dan bertanggung jawab atas
masalah yang lebih luas, khususnya di bidang ekonomi dan sosial. Kita di Eropa sudah
terbiasa dengan negara yang sangat kuat. Namun, sejarah telah terbukti salah didalam
gagasan bahwa negara dapat mengurusi semuanya. Gereja harus membela lembaga-lembaga
non-pemerintah, yang bisa memberikan segala sesuatu yang tak bisa diberikan
oleh negara. Terhadap kecenderungan untuk mengharapkan segala sesuatu dari
negara, Gereja harus membantu orang-orang untuk mengurus kehidupan mereka
sendiri. Negara kesejahteraan juga dapat menjadi terlalu kuat, dan dengan itu,
juga bersifat terlalu paternalistik, otoriter, dan tidak lagi liberal.
10. Meta-Clericalism
Di
satu sisi, anda menunjukkan sedikit sekali minat anda kepada klerus, di sisi
lain anda mengkritik sebuah klerikalisme seolah lebih jahat dari pada hantu,
bukan sebagai sesuatu yang nyata. Seseorang tidak dapat mengkompensasi
kurangnya minat seperti ini dengan niatan yang baik atau dengan berbagai pernyataan
di depan kelompok-kelompok kecil.
Para
uskup dan imam harus tahu bahwa paus berdiri di belakang mereka ketika mereka
membela Injil "di dalam musim dan di luar musim," meski hal itu
dilakukan dengan cara yang tidak menyenangkan bagi paus. Tidaklah baik jika ada
beberapa orang yang berpikir bahwa paus melihat banyak hal dengan pandangan yang
sangat berbeda dari Katekismus, dan kemudian ada orang-orang lain yang meniru
dia untuk membangun karir di bawah kepausan ini. Sebagai paus, anda harus
melayani kontinuitas dan Tradisi Gereja - bahkan orang Kristen non-Katolik juga
berpendapat seperti ini. adalah lebih baik bagi anda untuk menghentikan inovasi
dan provokasi yang anda lakukan itu; kita sudah memiliki banyak orang yang
melakukan hal itu. Magisterium anda, sudah dengan sendirinya menjadi provokasi dan
inovasi utama anda – karena anda adalah Wakil Kristus dan guru tertinggi dari Iman
adikodrati kami. "Rahmat, Kerahiman, dan Perdamaian" datang
"dari Allah Bapa, dan dari Yesus Kristus, Putera Bapa, didalam Kebenaran dan
Kasih" (2 Yoh 1: 3); dan semua itu hanya datang bersama-sama dalam satu
paket yang lengkap. Jika selama ini Tahun Kerahiman itu nanti, dimana anda
sedang mempersiapkan diri bagi saat Natal, silahkan menggunakan kesempatan ini
sebagai sebuah insentif untuk menemukan, bagi diri anda sendiri, apa yang telah
anda diabaikan di selama ini. Biarkan diri anda dibantu oleh karyawan anda sendiri
yang akan bisa belajar dari anda jika anda bersedia untuk belajar sesuatu dari
mereka. Seperti saya, maka banyak orang lainnya juga mengalami kesulitan dengan
cara anda dalam kadang berbicara dan bertindak. Tetapi hal itu bisa diperbaiki,
jika anda dengan jelas bersedia mendengarkan apa yang dikatakan orang lain kepada
anda. Namun sayangnya, saya tahu sendiri bahwa anda belum mampu menerima dengan
baik kritikan seperti ini – dan inilah sebabnya saya tidak mencantumkan nama
saya pada surat ini. Saya ingin melindungi para atasan saya dari kemarahan anda,
terutama para imam dan uskup dengan siapa saya telah bekerja sama selama
bertahun-tahun di Roma dan dari siapa saya telah belajar banyak. Anda mungkin
ingin menghilangkan suasana ketakutan ini - dari diri saya dan dari orang-orang
lain - atau, bahkan lebih baik lagi, untuk menjadikan surat-surat seperti ini yang
banyak sekali jiumlahnya, yaitu, untuk belajar sesuatu dari orang lain.
Dengan
semangat inilah semoga anda menerima masa Adven yang penuh dan kontemplativ.
A Chaplain of Your Holiness
No comments:
Post a Comment