UsKup
SCHNEIDER menolak klerus Gnostik
NEWS: CRISIS IN THE CHURCH
The
bishop of Kazakhstan says laity must defend the Faith because many priests fear
losing their positions
ROME (ChurchMilitant.com)
– Uskup Athanasius Schneider dari Astana,
Kazakhstan, menolak apa yang dia sebut sebagai ‘klerus gnostik’ yang
secara sesat percaya bahwa doktrin dan praktek pastoral bisa dipisahkan. Untuk menutupi
kesalahan mereka, dia menambahkan, mereka menyalah-gunakan expresi sentimental dari
rasa kasih dan sayang (mercy and compassion.)
Uskup Schneider,
dalam tulisannya Kamis lalu, di the Lepanto Foundation, menyamakan kelompok Gnostik
ini, yang terdiri atas para imam, para uskup serta para kardinal, seperti kaum
Parisi dan ahli Taurat zaman dulu. Meski para pemimpin Yahudi tahu kebenaran Ilahi
mengenai perkawinan, kata Uskup Schneider, namun mereka berusaha membuat Yesus untuk
mendukung praktek perceraian yang saat itu diterima luas oleh masyarakat demi ‘alasan
pastoral’.
Schneider
menyebut para pemimpin Yahudi ini sebagai para pembohong pertama, yang mengajarkan
bahwa praktek pastoral bisa bertentangan dengan doktrin.
Sebaliknya,
kata dia, Yesus tidak menggunakan sophisme atau memiliki ‘pengecualian’ dengan
mengacu kepada ‘(anggapan) praktek pastoral’ seperti yang dilakukan ahli-ahli
Taurat dan orang Farisi.
Uskup Schneider mengingatkan betapa Yesus "mengutuk setiap tindakan seksual
secara mental yang disengaja serta semua tindakan seksual secara jasmani yang dilakukan
di luar pernikahan." Dia menambahkan bahwa Kristus telah menugaskan
Magisterium sepanjang masa untuk "ajarkanlah semua bangsa agar mematuhi segala
sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu."
Uskup Schneider berbicara tentang upaya yang berulang-ulang selama
2.000 tahun ini "untuk menafsirkan kembali ajaran Kristus yang sejernih
kristal dan tanpa kompromi mengenai tak terceraikannya perkawinan dan tentang kesalahan
dari setiap tindakan seksual di luar nikah."
Uskup mengatakan bahwa kelompok klerus gnostik baru ini ingin Gereja menyetujui
"tindakan seksual di luar pernikahan yang sah dan bahkan tindakan seksual yang
bertentangan dengan alam."
Kelompok klerus gnostik yang sedang muncul ini berusaha mencari sebuah perubahan
didalam disiplin Gereja mengenai penerimaan Komuni Kudus oleh umat Katolik yang
bercerai dan menikah lagi secara sipil. Dia menyatakan :”Ketika klerus mendukung umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi
secara sipil, untuk menerima Komuni Kudus, maka para klerus itu sebenarnya mempertontonkan
tindakan perzinahan dan dosa mereka terhadap Perintah ke enam. Para klerus itu memberikan
pesan kepada umat beriman bahwa perceraian mereka dan pelanggaran terus menerus
mereka terhadap ikatan sakramental bisa menjadi sebuah realita yang positif.
Dengan kata lain, para klerus seperti ini adalah pendusta.”
Schneider
mengatakan bahwa untuk melindungi diri mereka sendiri, para gembala palsu ini menutupi
kebohongan nyata mereka dengan ekspresi sentimental seperti misalnya "membuka
pintu" atau "menjadi kreatif secara pastoral."
Schneider mengutip Paus St Pius X, yang mengajarkan bahwa "belas kasih
tidak terletak pada toleransi terhadap ide-ide palsu, namun pada ketulusan mereka."
Setelah acara pidatonya itu, Schneider berbicara dengan the National Catholic Register mengenai perlunya umat awam untuk membela Iman karena, seperti katanya, "klerus sangat takut dan
terintimidasi" untuk berbicara karena mereka takut "kehilangan jabatan
mereka."
Schneider mengakhiri pidatonya dengan menrorong
umat beriman agar tetap kuat didalam Iman mereka : “Tidak ada orang Katolik yang masih memegang teguh sumpah baptisnya untuk
membiarkan dirinya diintimidasi oleh guru-guru sophistic baru di bidang percabulan
dan perzinahan, meskipun – amat menyedihkan untuk mengatakannya – guru-guru ini
memegang jabatan uskup atau kardinal.”
No comments:
Post a Comment