Friday, July 30, 2021

3 Cara Berdoa Rosario Lebih Baik, Menurut St. Yohanes Paulus II

 

 

3 Cara Berdoa Rosario Lebih Baik, Menurut St. Yohanes Paulus II 

 

 

St Yohanes Paulus II sangat suka berdoa Rosario. Bahkan, dia berkata: “Rosario adalah doa favorit saya. Doa yang luar biasa! Luar biasa dalam kesederhanaan dan kedalamannya!” Dia sering berdoa Rosario, di banyak tempat berbeda - di Gereja, di tempat-tempat suci Bunda Maria, sambil berjalan di alam terbuka, di pegunungan.

 

Pada 16 Oktober 2002, dia merilis surat apostoliknya Rosarium Virginia Mariae ("Rosario Perawan Maria"), yang memperkenalkan serangkaian misteri baru dari Rosario - Misteri Cahaya atau Misteri Terang. Apa yang banyak orang tidak tahu, bagaimanapun, adalah bahwa St. Yohanes Paulus II dalam surat apostolik itu memberikan beberapa saran yang indah dan praktis tentang bagaimana kita dapat berdoa Rosario dengan lebih baik. 3 saran yang akan kami bagikan di bawah ini bukan merupakan petunjuk, atau hal wajib yang harus kita lakukan saat berdoa Rosario. Sebaliknya, itu adalah saran yang diberikan oleh St. Yohanes Paulus II yang, jika diterapkan, akan membantu kita berdoa dengan lebih baik. 

1. Daraskanlah Rosario Dengan Menggunakan Sarana-Sarana Religius 

St Yohanes Paulus II merekomendasikan penggunaan gambar atau patung religius yang bisa menggambarkan misteri-misteri Rosario. Tujuannya adalah untuk membantu kita “memfokuskan perhatian kita.” Sebagai manusia, indera kita mudah terganggu oleh banyak hal. Mendaraskan misteri rosario dengan lantang, dan menggunakan gambar atau patung religius, akan membantu memusatkan "pikiran kita pada misteri tertentu."

 

Inilah alasan mengapa sangat disarankan agar kita mendirikan altar keluarga yang sederhana di rumah, dimana disitu kita dapat berdoa Rosario sebagai sebuah keluarga. Gambar-gambar indah Bunda Maria dan Tuhan kita Yesus akan membantu memfokuskan pikiran kita kepada doa. 

2. Bacalah Kutipan Alkitab Yang Terkait Dengan Masing-Masing Peristiwa 

Rosario adalah doa yang sangat alkitabiah. 20 misteri Rosario pada dasarnya adalah ringkasan dari Perjanjian Baru dan Kehidupan Tuhan kita Yesus Kristus. Ketika kita berdoa Rosario satu dekade tertentu, kita diajak untuk memusatkan pikiran kita pada misteri tertentu yang sedang kita renungkan - kita diajak untuk merenungkan momen tertentu dalam kehidupan Yesus dan Maria, seperti yang didokumentasikan dalam Alkitab.

 

Itulah sebabnya St. Yohanes Paulus II menyarankan bahwa setelah mengucapkan sebuah misteri tertentu, bacalah suatu kutipan Alkitab yang terkait. Misalnya, jika kita merenungkan Misteri Sukacita Pertama – Maria menerima Kabar Sukacita - kita dapat membaca bagian singkat tentang Kabar Sukacita dalam Alkitab. Ini dapat membantu memfokuskan pikiran kita pada misteri itu. 

3. Sediakan Saat-saat Keheningan 

St Yohanes Paulus II juga sangat merekomendasikan adanya saat-saat hening ketika kita berdoa Rosario. Dia menulis bahwa saat hening idealnya harus mengikuti pernyataan misteri dan pembacaan firman Tuhan.

 

Dia berkata bahwa “kelemahan masyarakat yang didominasi oleh teknologi dan media massa saat ini adalah kenyataan bahwa keheningan menjadi semakin sulit dicapai.” Untuk mendengar Tuhan yang berbicara kepada kita, kita juga perlu menghilangkan “kebisingan” dari semua suara dan perhatian lain. Keheningan doa yang tergabung dalam Rosario ini akan membantu kita membungkam pikiran kita dan memungkinkan kita untuk mencapai relasi yang lebih dalam dengan Yesus dan Maria, yang akan berbicara kepada hati kita dalam keheningan ini. 

St. Yohanes Paulus II, doakanlah kami! 

 

---------------------------------------- 

Silakan membaca artikel lainnya di sini: 

Kaum ​​Muda Katolik Di Seluruh Dunia Berseru Kepada Paus Francis

LDM, 22 Juli 2021

Pesan kepada Pedro Regis, 5151 – 5155

Uskup Schneider: Misa bukanlah milik pribadi paus.

Enoch, 28 Juli 2021

Penggunaan Meluas Atas Aplikasi Khusus Homoseksual, Grindr, Di Seantero Vatikan

Kardinal McCarrick Didakwa Bersalah

 

Thursday, July 29, 2021

Kardinal McCarrick Didakwa Bersalah

 

 

Kardinal McCarrick Didakwa Bersalah

https://gloria.tv/post/47XV2EaUXoBS3yPd6XrEvhoEv 

 

Kardinal Theodore McCarrick, 91 thn, hari Rabu didakwa dengan tiga tuduhan perbuatan tidak senonoh dan pemaksaan sexual terhadap seorang remaja, 16 thn, selama resepsi pernikahan di Wellesley College, Massachusetts, pada 1970-an.

Menurut BostonGlobe.com (29 Juli
2021), dia harus hadir di pengadilan untuk menerima dakwaan 26 Agustus nanti. Sejauh ini, tuduhan beberapa orang terhadap kardinal predator sexual ini telah gagal karena undang-undang pembatasan dan kekebalan yang dimiliki oleh seorang pejabat Gereja. Pada saat itu, McCarrick adalah seorang monsinyur dan sekretaris dari Kardinal Terence Cooke (+1983).

Dia sering pergi jalan-jalan
bersama dengan keluarga si penuduh (si korban). Pada tanggal 8 Juni 1974, si penuduh berada di sebuah resepsi pernikahan saudara laki-lakinya, ketika McCarrick mengatakan kepadanya bahwa ayahnya ingin mereka berdua ( di calon korban dan McCarrick)  "berbicara" karena remaja itu nakal dan sering tidak mau pergi ke gereja.

Dia (si kurban) mengatakan bahwa McCarrick meraba-raba alat kelaminnya ketika mereka berjalan di sekitar kampus. Setelah kembali, McCarrick membawanya ke sebuah ruangan kecil, menyuruhnya ‘melakukan pengakuan dosa’ kepadanya dan kemudian dia mengelus-elus alat kelaminnya. Si penuduh juga menceritakan insiden berikutnya di mana McCarrick melecehkannya secara sexual di Arlington dan di sebuah hotel di Newton.

Alamat McCarrick yang tercantum dalam surat pengajuan pengadilan adalah di Vianney Renewal Center di Dittmer, Missouri. Banyak uskup yang dekat dengan McCarrick mengatakan bahwa "mereka tidak tahu apa-apa tentang hal itu," dan orang-orang ini, termasuk McCarrick, kemudian dipromosikan jabatannya oleh Francis.


Picture: Theodore McCarrick, © World Economic Forum, CC BY-SA#newsRcfhcalruf

 


Saya diberitahu bahwa McCarrick adalah seorang predator homosex liberal yang tak bisa diangkat menjadi seorang kardinal. Tetapi siapakah aku ini yang harus mempedulikan hal itu?

 

---------------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini: 

Taat Kepada Tuhan Atau Kepada Paus?

Kaum ​​Muda Katolik Di Seluruh Dunia Berseru Kepada Paus Francis

LDM, 22 Juli 2021

Pesan kepada Pedro Regis, 5151 – 5155

Uskup Schneider: Misa bukanlah milik pribadi paus.

Enoch, 28 Juli 2021

Penggunaan Meluas Atas Aplikasi Khusus Homoseksual, Grindr, Di Seantero Vatikan

 

 

Penggunaan Meluas Atas Aplikasi Khusus Homoseksual, Grindr, Di Seantero Vatikan

These Last Days News - July 28, 2021 

 

 

 

Laporan Baru Mengungkap Penggunaan Meluas Atas Aplikasi Khusus Homoseksual, Grindr,

Di Seantero Vatikan 

https://www.tldm.org/news50/new-report-uncovers-extensive-use-of-homosexual-hookup-app-grindr-at-the-vatican.htm

 

 

LifeSiteNews.com reported on June 22, 2021:

by Doug Mainwaring

 

The Pillar -- publikasi Katolik, mengungkapkan secara mengejutkan bahwa sekretaris jenderal Konferensi Waligereja Katolik Amerika Serikat, adalah pengguna tetap aplikasi gay Grindr, yang menyebabkan dia mengundurkan diri – dan kini The Pillar baru saja ‘menjatuhkan bom lain’, kali ini langsung di atas Kota Vatikan.

 

Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan sore ini, The Pillar mengindikasikan bahwa ia memiliki akses ke kumpulan data yang tersedia secara komersial dari Grindr serta aplikasi hookup lainnya, yang menunjukkan penggunaan aplikasi itu di area non-publik Vatikan, mirip dengan data yang dapat mereka akses dan kemudian menganalisis data itu di Amerika Serikat.

 

“Penggunaan aplikasi kencan kaum homosex atau kencan berbasis lokasi yang ekstensif terlihat jelas di dalam tembok Kota Vatikan, di area terlarang Basilika Santo Petrus, di dalam gedung-gedung pemerintahan Kota Vatikan dan administrasi Takhta Suci, termasuk yang digunakan oleh staf diplomatik Vatikan, di gedung-gedung tempat tinggal, dan di Taman-taman Vatikan, baik pada siang hari maupun malam hari,” laporan The Pillar menjelaskan.

 

Investigasi mereka menunjukkan bahwa pada tahun 2018 “setidaknya ada 32 perangkat seluler (HP) memancarkan sinyal data aplikasi kencan ini atau janji kencan yang terjadi secara serial dari area dan gedung-gedung yang penting di Vatikan.”

 

“Setidaknya ada 16 perangkat seluler (HP) terpantau memancarkan sinyal dari aplikasi hookup Grindr setidaknya selama empat hari antara Maret hingga Oktober 2018 di area non-publik Negara Kota Vatikan, sementara 16 perangkat lainnya menunjukkan penggunaan aplikasi kencan atau kencan berbasis lokasi lainnya, baik heteroseksual maupun homoseksual, pada empat hari atau lebih dalam jangka waktu yang sama.”


Laporan The Pillar menyoroti risiko keamanan serius yang ditimbulkan oleh penggunaan sambungan oleh para personil di Vatikan dan penduduk Takhta Suci, terutama yang berkaitan dengan hubungan diplomatiknya dengan China. Dari tahun 2016 hingga 2020, Grindr dimiliki oleh perusahaan China Beijing Kunlun Tech, yang kemungkinan besar akan dipaksa oleh pemerintah komunis negara tersebut untuk membagikan informasi yang dikumpulkan oleh situs tersebut, yang kemudian dapat digunakan untuk “memeras atau memaksa” penggunanya yang berada pada posisi-posisi yang tinggi atau kuat di Vatikan.

 

“Karena Vatikan tidak memiliki pasukan militer, maka orang-orang China dapat dengan mudah melacak ide-ide keagamaan mereka, memata-matai tokoh-tokoh Gereja lokal agar mereka tetap sejalan dengan paham komunis,” kata Nina Shea, mantan komisioner Komisi Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional, kepada Pillar. “Pemerasan tentu saja merupakan salah satu kartu truf yang mereka miliki yang tidak akan mereka sesali dalam menggunakannya.”

 

“Dalam hal keterlibatan mereka dengan Vatikan, saya dapat memahami dengan baik bagaimana mereka menargetkan Takhta Suci melalui berbagai serangan di dunia maya dan yang lainnya, dan juga gereja lokal di Hong Kong, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kesepakatan baru Vatikan-China," kata Shea.

 

Periode kepemilikan Grindr oleh perusahaan China bertepatan dengan kesepakatan miring Vatikan dengan pemerintah China, yang merusak eksistensi Gereja bawah tanah yang setia kepada ajaran tradisional di negara itu, sambil memberikan kekuatan eksklusif kepada Partai Komunis China (PKC) untuk memilih uskup sendiri dan mengendalikan Gereja Katolik di negara yang luas itu.

 

Laporan Pillar menimbulkan pertanyaan: Apakah pemerasan atau pemaksaan memainkan peran dalam kesepakatan Vatikan-China pada 2018 yang lalu, yang bagi banyak pengamat, tampaknya hal itu merupakan penyerahan diri yang mengerikan oleh Gereja Katolik Roma kepada PKC yang sangat atheis.

 

Setelah Vatikan mengumumkan kesepakatan pada 2018, Kardinal Joseph Zen, mantan Uskup Agung Hong Kong, mengatakan kesepakatan itu sama dengan Vatikan “membantu pemerintah komunis untuk memusnahkan Gereja bawah tanah yang tidak dapat dihancurkan oleh Beijing.”

 

Aktivis China yang buta dan heroik, dan terkenal di dunia, Chen Guangcheng, menggambarkan kesepakatan Vatikan dengan China ini sebagai “tamparan di wajah” jutaan umat Katolik.

 

Kardinal Raymond Burke mengatakan pada saat itu bahwa kesepakatan dengan China tentang pemilihan uskup lokal “benar-benar tidak berbudi,” dan “pengkhianatan terhadap begitu banyak bapa pengakuan dan martir yang menderita selama bertahun-tahun dan dihukum mati” oleh Partai Komunis.

 

Pendiri Pillar, J.D. Flynn dan Ed Condon, terbang ke Roma baru-baru ini untuk kunjungan singkat dan bertemu dengan Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Negara Vatikan, dan Dr. Paolo Ruffini, Prefek Dikasteri Komunikasi Vatikan.

 

Sementara isi dari diskusi 90 menit mereka belum terungkap, kemungkinan fokusnya adalah pada risiko keamanan bagi Vatikan yang ditimbulkan oleh aplikasi hubungan homoseksual anonim, Grindr.

 

Kardinal Parolin telah menjadi kekuatan pendorong di balik perjanjian yang tidak dapat dijelaskan antara Gereja dengan China. Ketika kesepakatan China muncul untuk diperbaharui, pada musim gugur yang lalu, Kardinal Zen menuduh Kardinal Parolin “berbohong” dengan mengklaim bahwa Paus Benediktus XVI telah menyetujui rancangan kesepakatan China-Vatikan 2018 yang kontroversial itu.

 

Pensiunan uskup Hong Kong ini (Card.Zen) juga menuduh Parolin “memanipulasi” paus Francis dalam hal perjanjian antara Vatikan dengan rejim komunis China.

--------------------- 

"Manusia tidak boleh memaafkan kejahatan atau merasionalisasi dosa. Homoseksualitas adalah kekejian di mata Tuhan dan manusia! Sang Pencipta mengutuk mereka yang tidak bertobat dari dosa ini." - Our Lady of the Roses, Bayside, 5 Agustus 1977 

“Apakah kamu begitu buta sehingga kamu tidak mengenali betapa cepatnya dosa menyebar di antara kamu? Pembunuhan berlimpah, pencurian, segala macam pembantaian, penghancuran jiwa-jiwa muda, aborsi, homoseksualitas, dikutuk sejak awal oleh Bapa Yang Kekal. Namun dosa telah menjadi jalan hidup. Dosa bisa diterima sekarang, bahkan oleh hakim tertinggi negerimu dan negara-negera di seluruh dunia. Apa pun yang kau tabur, itulah yang akan kau tuai. Dosa adalah kematian, bukan hanya bagi roh, tetapi juga bagi tubuh. Perang adalah hukuman atas dosa manusia, keserakahannya, ketamakannya." - Our Lady of the Roses, Bayside, 14 Agustus 1981 

Silakan baca juga : Di dalam Lemari Vatikan

 

----------------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini: 

Kumpulan Doa Untuk Mengatasi Penyakit

Taat Kepada Tuhan Atau Kepada Paus?

Kaum ​​Muda Katolik Di Seluruh Dunia Berseru Kepada Paus Francis

LDM, 22 Juli 2021

Pesan kepada Pedro Regis, 5151 – 5155

Uskup Schneider: Misa bukanlah milik pribadi paus.

Enoch, 28 Juli 2021

 

 

Sunday, July 25, 2021

Uskup Schneider: Misa bukanlah milik pribadi paus.

  

 

 

Uskup Schneider:

Misa bukanlah milik pribadi paus"

https://gloria.tv/post/qKGTZpSKHRSp4emyN9z4ofuNL 

 

Dengan Traditionis Custodes (TC), Francis memberi kesan kepada Uskup Athanasius Schneider sebagai seorang gembala "yang bukannya ikut memiliki bau dombanya, malahan dia dengan marah memukuli dombanya."

Uskup Schneider mengatakan kepada RemnantNewspaper.com (24 Juli) bahwa Francis yang selalu berbicara tentang "dialog, kesabaran, kehangatan dan sambutan yang tidak menghakimi" namun di dalam TC dia menunjukkan tanda-tanda "intoleransi pastoral" dan "kekakuan spiritual."

Sementara
itu, dalam dokumen Abu Dhabi Francis berbicara tentang “keragaman agama,” namun sekarang dia dengan keras menolak keragaman bentuk liturgi. Uskup Schneider menjelaskan bahwa Ritus Romawi (Misa Latin) adalah harta liturgi berusia seribu tahun dan "bukanlah milik pribadi seorang paus."

Selanjutnya Uskup Schneider mengatakan: “Seminaris dan para imam muda harus meminta hak untuk menggunakan harta bersama dari Gereja ini, dan jika hak ini ditolak, mereka tetap dapat menggunakannya dan melaksanakan Misa Latin itu secara rahasia.” Uskup Schneider dibesarkan di Uni Soviet di mana keluarganya mempraktikkan iman mereka di bawah tanah.

Bagi Schneider,
tindakan ini bukanlah ketidaktaatan, tetapi tindakan kepatuhan kepada Gereja dan kepada Tuhan, karena penolakan Francis terhadap Ritus Roma hanya mewakili "fenomena berumur pendek dibandingkan dengan semangat dan praktek ajaran Gereja yang menetap."

Sementara itu,
Uskup Schneider juga mengharapkan adanya Motu Proprio dengan "norma yang ketat" yang menekan praktik "Misa LGBT" dimana-mana, dimana pelaksanaan seperti itu adalah merupakan "penghujatan" dan "kemarahan terhadap Keagungan Ilahi." Namun demikian, Misa-misa LGBT seperti itu “ditoleransi oleh Takhta Suci dan banyak uskup.”

Picture: Athanasius Schneider, © Joseph Shaw, CC BY-NC-SA#newsPpeeeygxim

 

Bahtera St.Petrus memiliki masalah besar.  

 

 

----------------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

 

Giselle Cardia, tgl 10, 13, 15, 17, 20 Juli 2021

Enoch, 21 Juli, 2021 – doa dari Pater Pio

Kumpulan Doa Untuk Mengatasi Penyakit

Taat Kepada Tuhan Atau Kepada Paus?

Kaum ​​Muda Katolik Di Seluruh Dunia Berseru Kepada Paus Francis

LDM, 22 Juli 2021

Pesan kepada Pedro Regis, 5151 – 5155

 

 

Friday, July 23, 2021

Kaum Muda Katolik Di Seluruh Dunia Berseru Kepada Paus Francis

 

  

 

Kaum ​​Muda Katolik Di Seluruh Dunia Berseru Kepada Paus Francis:

‘Kami Mencintai Misa Tradisional’ 

https://www.lifesitenews.com/news/young-catholics-around-the-globe-to-pope-francis-we-love-the-traditional-mass 

 

Pesan video kepada Paus ini adalah sanggahan penuh semangat atas

motu proprio Traditionalis Custodes. 

 

Thu Jul 22, 2021 - 3:25 pm EST ·      

 

By Michael Haynes

 

 

22 Juli 2021 (LifeSiteNews) – Berbagai kelompok pemuda Katolik dari seluruh dunia telah mengirim pesan video kepada paus Francis, untuk membela “cinta” mereka terhadap liturgi kuno sebagai tanggapan atas pembatasan yang dilakukan paus baru-baru ini, dan memintanya untuk mendukung mereka dalam keinginan mereka untuk “mengikuti panggilan menuju kekudusan” melalui Misa Latin Tradisional.

 

“Sebagai orang muda Katolik yang sering mengikuti Misa Tradisional Latin, kita sering mengalami kurangnya pemahaman pada generasi yang lebih tua atas keagungan dari Misa Latin ini,” kata pemuda itu.

 

Mereka kemudian menentang beberapa keberatan yang dituduhkan kepada para devosan liturgi tradisional oleh paus.

 

“Kami tidak mempertanyakan keabsahan liturgi baru (Novus Ordo) atau meremehkan perayaannya,” kata beberapa kaum muda.

 

“Kami menyukai Misa Tradisional Latin bukan karena kami tua dan pemarah. Kami menyukainya bukan karena kami kuno. Kami menyukainya bukan karena kami separatis.”

 

Mengekspresikan devosi pribadi mereka kepada Misa Latin, para peserta muda menunjukkan aspek-aspek liturgi tradisional (Latin) yang menarik mereka ke sana.

 

“Kami menyukai Misa Latin Tradisional karena devosinya dan rasa takut yang kudus dan penuh kepercayaan akan Tuhan,” kata salah seorang dari kaum muda itu.

 

"Kami suka pada arah menghadap imam dan umat, yang bersama-sama ke arah yang satu dan sama, menuju Tuhan dan Kristus," kata kaum muda yang lain.

 

“Kami menyukainya, karena Misa itu sama di seluruh dunia, universal, katolik dalam arti kata yang asli. Kami menyukainya, karena transendensinya memberi kami kedamaian dan harapan yang tidak bisa diberikan oleh dunia.”

 

Kaum muda Katolik juga menjawab serangan yang dimuat dalam surat terlampir paus Francis pada motu proprionya, di mana paus mencela “penggunaan instrumental dari Missale Romanum tahun 1962” yang katanya “sering ditandai dengan penolakan, tidak hanya terhadap reformasi liturgi, tetapi juga terhadap KV II sendiri, dan dia mengklaim, dengan pernyataan yang tidak berdasar dan tidak berkelanjutan, bahwa Misa Latin itu mengkhianati Tradisi dan 'Gereja yang benar'.”

 

Berpartisipasi di Jerman, Austria, Swiss, Italia, Prancis, Estonia, AS, Nigeria, Indonesia, Kroasia, Irlandia, Australia, dan Sri Lanka, kelompok kaum muda itu memprotes tuduhan paus bahwa peserta Misa Latin “memperlebar kesenjangan” dan “memperkuat perbedaan. ”

 

Mengutip langsung dari surat paus, mereka menjawab: “Kami tidak ‘mendorong ketidaksepakatan yang melukai Gereja’. Kami tidak 'menghalangi jalannya' atau 'membawanya kepada bahaya perpecahan'.”

 

Bertentangan dengan gagasan bahwa mereka mempromosikan kehidupan "perpecahan", kaum muda yang mencintai liturgi kuno Gereja itu menyatakan bahwa mereka "hanya bertujuan pada kehidupan Kristiani di dalam iman, harapan, dan kasih kepada Allah dan sesama."

 

“Kami berusaha mengikuti panggilan menuju kekudusan, dan kami menimba kekuatan dan semangat kami dari Misa Latin,” pesan mereka melanjutkan.

 

“Bapa Suci yang terkasih, para Uskup yang terkasih, kami bukan hanya segelintir penganut keras kepala yang menyedihkan dari ritus usang. Sebagai umat Katolik Roma yang setia, kami adalah kaum muda milik ANDA yang beraneka ragam dan hidup.”

 

Mengulangi hormat mereka kepada Paus, yang diwujudkan dalam doa harian mereka, kaum muda Katolik itu mengeluarkan permohonan yang sungguh-sungguh kepada paus Francis: “Tolong jangan mengecewakan kami. Bisakah kami mempercayai dan mengandalkan Anda?”

 

Pesan kaum muda Katolik itu telah mengumpulkan banyak perhatian di media sosial.

 

Uskup emeritus Hong Kong, Kardinal Joseph Zen, men-share video itu di Twitter tanpa komentar, dan banyak imam Katolik juga menyoroti pesan itu, dan mereka menggambarkannya sebagai seruan yang sangat “menghangatkan hati.”

 

Chad Pecknold, kolumnis untuk majalah First Things, menulis bagaimana kesaksian orang muda Katolik yang setia ini mengingatkannya pada St. Catherine dari Siena tentang kesaksiannya sendiri kepada paus. “Saya menangis melihat hal ini. Sebagai seorang yang mengajar kaum muda Katolik, hal itu sesuai dengan apa yang saya ketahui tentang generasi putra saya yang masih kuliah. Dengan menonton ini, saya teringat akan St. Catherine dari Siena, yang surat-suratnya kepada paus memiliki kepedihan dan  kekuatan yang sama — dan saya berdoa untuk mereka.”

 

Raymond Arroyo dari EWTN juga menyoroti video tersebut, sementara Pastor Ron Vierling menggambarkan kaum muda Katolik sebagai “berkat besar bagi Gereja universal.”

 

Diumumkan pada tanggal 16 Juli, motu proprio Traditionis Custodes yang baru itu, menetapkan antara lain, bahwa para imam harus “meminta” izin dari uskup diosesan mereka untuk menyelenggarakan Misa Tradisional Latin, dan ini akibatnya, para uskup pada dasarnya dapat melarang para imam untuk melaksanakan Misa Latin itu. Para uskup diberitahu untuk memutuskan “apakah akan mempertahankan atau tidak” paroki-paroki yang telah didirikan secara kanonik untuk melakukan persembahan liturgi tradisional. 

Dokumen paus Francis tersebut dikatakan oleh Kardinal Gerhard Müller, mantan Prefek Kongregasi untuk Ajaran Iman (CDF), sebagai rencana Kepausan “untuk mengutuk dan memusnahkan Misa Bentuk Luar Biasa (Misa Latin).” Motu proprio Francis itu menghilangkan izin dari Summorum pontificum 2007 dari Paus Benediktus XVI, yang memberi para imam hak untuk merayakan Misa ritus tradisional tanpa memerlukan otorisasi tegas dari uskup mereka atau Takhta Suci.

 

--------------------------------

 

Silakan membaca ini juga: 

FRANCIS TIDAK AKAN MENGHAPUS 'RITUS HINDU’ YANG DIPADUKAN DALAM MISA KUDUS 

https://www.churchmilitant.com/news/article/francis-wont-cancel-hindu-rite-mass 

 

 

Disitu digambarkan Bunda Maria memeluk Yesus yang diwujudkan sebagai binatang gajah.

 

----------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini: 

Francis Menyatakan Perang Terhadap Gereja

Kristallnacht Dari Francis Telah Tiba

Kardinal Müller : Gereja Tidaklah Seperti Jaringan Hotel Internasional

Giselle Cardia, tgl 10, 13, 15, 17, 20 Juli 2021

Enoch, 21 Juli, 2021 – doa dari Pater Pio

Kumpulan Doa Untuk Mengatasi Penyakit

Taat Kepada Tuhan Atau Kepada Paus?