YA… SUNGGUH, PF SEDANG BERMAIN API … API NERAKA !
27 March 2017, 20:49
Ya,
dia sedang bermain-main dengan api neraka, karena dia mengikuti bapa segala
kebohongan, sebagai Nabi Palsu. (Dengan mempertaruhkan jiwanya sendiri dan
jiwa-jiwa sekian banyak umat).
March 27, 2017
(LifeSiteNews) – Selama
berbulan-bulan belakangan ini Vatikan telah membasahi umat Katolik di seluruh
dunia dengan aliran pertanda yang menunjukkan bahwa PF setuju dengan pandangan
kaum modernist yang mengijinkan penerimaan Kimuni Kudus bagi umat Katolik yang
bercerai dan menikah lagi (baca: orang yang berzina).
Berberapa contoh dari tindakan PF yang
menegaskan hal ini:
1.
PF menanda-tangani
surat yang mendukung penafsiran uskup-uskup Buenos Aires terhadap Amoris
Laetitia.
2.
Kita memiliki bukti mengenai sikap dan pandangan PF dari ucapan Cardinal Marx, salah satu dari sembilan orang kardinal yang
bersumpah-setia kepada PF.
3.
Kita juga memiliki bukti dari uskup-uskup Malta yang mengatakan hal yang sama
mengenai PF.
4.
Kita juga memiliki text
terjemahan dari Vatikan mengatakan hal yang sama.
5.
Kita juga bisa membaca berbagai artikel yang diterbitkan di surat
kabar Vatikan, yang mendukung pelanggaran terhadap Tradisi Gereja Katolik.
6.
Disamping itu, kita juga bisa melihat adanya suara-suara yang berbeda dengan hal-hal
diatas, seperti Cardinal Muller, kepala
the Congregation
for the Doctrine of Faith,
dan baru-baru ini, suara uskup-uskup
dari Chili.
Sementara
itu pernyataan dari Cardinal Muller mencerminkan pendapatnya sendiri, dan bukan
pendapat paus, tetapi pernyataan dari uskup-uskup Chili baru-baru ini kepada
surat-surat kabar besar di negara itu mengindikasikan bahwa PF sendiri
memberikan penafsiran konservativ
kepada mereka atas anjurannya di dalam Amoris Laetitia yang tidak mengijinkan
pemberian Komuni bagi umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi. Demikianlah beberapa
blog Katolik menafsirkan pernyataan uskup-uskup Chili itu bahwa PF menentang pemberian Komuni bagi para
politisi Katolik yang mendukung aborsi. Beberapa dari pernyataan uskup-uskup
itu mengatakan bahwa PF menolak adanya imam yang menikah, dimana hal ini bertentangan dengan pernyataan PF sendiri
kepada surat kabar Jerman Die Zeit.
Namun
telah terjadi kebingungan yang meluas di dalam Gereja Katolik mengenai sikap PF
dalam masalah Komuni bagi pezina ini. Dari berbagai perkataan dan tindakan PF belakangan
ini jelas bagi kita bahwa dia mendukung pemberian Komuni kepada umat yang bercerai
dan menikah lagi. Tetapi ada beberapa kardinal yang berkata bahwa PF tidaklah seperti
itu.
Bagi
mereka yang telah mengenal Cardinal Jorge Bergoglio sebelum menjadi Paus, sikap seperti itu
bukanlah hal yang baru. Saya telah berbicara dengan beberapa orang imam di
Buenos Aires (Argentina) yang pernah bekerja bersama Cardinal Bergoglio di berbagai bidang, dan mereka mengatakan
bahwa kebingungan telah menjadi ciri khas dari sifat dan perutusannya.
Sementara
itu di sebuah keuskupan agung, sikap seperti ini mungkin dapat dilakukan untuk
sementara waktu, tetapi di Vatikan hampir semua yang diucapkan paus akan
langsung menyebar ke seluruh dunia, termasuk berbagai jenis ketidak-sesuaian
ucapan dan tindakan ini menjadi lebih cepat meluas. Imam itu berkata kepada saya
bahwa Francis sangat mendukung Peron - nama mantan Presiden Argentina, Juan Domingo Perón. Sama seperti Peron, Paus Francis suka
bermain-main dengan kelompok sayap kiri maupun sayap kanan.
Imam
itu bercerita dengan memakai contoh tingkah laku Peron untuk menggambarkan bagaimana
tingkah laku Francis. Pernah suatu saat Peron naik mobil bersama sopirnya. Di sebuah
pertigaan, sang sopir bertanya kepadanya ke arah mana yang dituju, dan Peron
menjawab: ‘Nyalakan saja lampu sign ke kanan, dan kamu belok ke kiri’. Satu lagi
catatan imam itu mengenai Bergoglio, ketika dia didesak, Francis akan berbelok
ke kiri meski media massa menduga Francis akan menjadi pendukung sayap kanan.
Beberapa
saat setelah dikeluarkannya Amoris Laetitia, sebuah kritikan langsung muncul yang
mengatakan bahwa Amoris Laetitia itu tak bisa diterapkan bagi Gereja karena ketika
uskup-uskup di Jerman mengedipkan mata (menyetujui penerimaan Komuni) bagi umat
yang bercerai dan menikah lagi, sementara itu hanya selangkah saja ke negara tetangga,
di Polandia, tindakan yang sama dianggap sebagai perbuatan dosa berat. Tetapi siapakah
yang bisa membayangkan bahwa kita akan memiliki uskup-uskup dan kardinal-kardinal
yang berani menentang apa yang diajarkan dan dipercaya oleh paus?
Dikotomi
ini (sikap mendua) jelas menunjukkan bagaimana paus, yang telah menolak
memberikan klarifikasi atas permintaan empat orang kardinalnya (Dubia), dimana
empat orang kardinal ini mewakili pendapat para klerus dan umat awam, melalui penolakannya
itu, berarti dia melakukan pengkhianatan terhadap keseluruhan ajaran Gereja. Dengan
membiarkan sandiwara ini terus berlanjut, maka paus telah menabur kebingungan di
dalam hati umat beriman. Kebingungan ini bisa menuntun kepada dosa berat dan hukuman
kekal.
Begitulah…
SUNGGUH… PF SEDANG BERMAIN API … API NERAKA !
Read the full article at Life Site News
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
Pastor Enoch itu bukan pastor katolik?
ReplyDelete