Peringatan Dari Fulton Sheen Tentang Antikristus
Pada tahun 1947, Uskup Agung Fulton Sheen telah memperingatkan apa yang tidak terpikirkan oleh siapa pun pada saat ini.
https://www.ncregister.com/blog/fulton-sheen-s-clear-warning-about-the-anti-christ
By Joseph Pronechen Blogs
February 10, 2019
Selama siaran radionya pada tanggal 26 Januari 1947, Yang Mulia Fulton Sheen berbicara seolah-olah dia sedang mengintip ke depan, ke abad ke-21. Dalam pembicaraan yang sama, dia juga menggambarkan apa yang dia yakini sebagai tokoh Antikristus.
Mungkin hal ini tidak seperti apa yang diharapkan oleh banyak orang mengenai Antikristus, terutama pada awalnya.
Namun seperti yang telah kita lihat dalam pembicaraan yang sama, tidak lama setelah berakhirnya Perang Dunia II, “Mulai sekarang perjuangannya adalah: …demi merebut jiwa manusia,” kata Sheen memperingatkan. Manusia akan mulai terpecah menjadi dua agama sebagai agama yang mutlak – “Tuhan yang menjadi manusia dan manusia yang menjadikan dirinya sebagai Tuhan; saudara dalam Kristus dan kawan dalam Antikristus.”
Selama pembicaraan itu Sheen menggambarkan apa yang dilihatnya sebagai tokoh Antikristus.
Menata panggung
Uskup Agung Fulton Sheen yang berwawasan jauh ke depan, mengatakan bahwa Antikristus tidak akan dipanggil dengan nama itu, “jika tidak, dia tidak akan memiliki pengikut.” Sama seperti dia, sang iblis, digambarkan seperti dalam kartun karena dia “tidak akan mengenakan celana ketat merah, atau memuntahkan belerang, atau membawa trisula atau mengayunkan ekor berbentuk panah seperti Mephistopheles di Faust.” Tidak ada ayat dalam Kitab Suci yang memberi kita gambaran tentang penampakannya, kata Sheen menekankan. Tapi justru ketertutupan itu akan berubah menjadi instrumen yang tidak terduga.
“Penyamaran ini telah membantu iblis meyakinkan manusia bahwa dia tidak ada,” ungkap Sheen, “sambil menyiapkan panggung”. Iblis “mengetahui bahwa ia tidak pernah sekuat ketika manusia percaya bahwa ia tidak ada. Ketika tidak ada orang yang menyadari keberadaan iblisnya, semakin besar kekuatan yang ia gunakan. Tuhan telah mendefinisikan diri-Nya sebagai ‘Aku yang ada’ dan iblis sebagai 'aku yang adalah bukan apa-apa.' ”
Apakah penyamaran itu berhasil sejak tahun 1947? Mari kita lihat apa yang dicatat oleh Pusat Penelitian Kerasulan (CARA) pada tahun 2017 dengan melihat berbagai penelitian di masa lalu dan saat ini. CARA melaporkan bahwa pada tahun 1968 Gallup (jajag pendapat) bertanya kepada orang dewasa apakah mereka percaya setan itu ada atau tidak. 60% percaya, 35% tidak, dan 5% tidak yakin. Pada tahun 1982, Gallup yang sama melakukan survei atas permintaan CARA. Kemudian jawabnya adalah 70% percaya. Sama untuk tahun 2007.
Namun CARA menanyakan apa yang mereka yakini, dan sebuah survei empat tahun kemudian secara mengejutkan menemukan bahwa secara keseluruhan, 69% dari semua orang yang percaya kepada Tuhan percaya bahwa setan hanyalah sebuah simbol, sementara rincian yang lebih mengejutkan menunjukkan bahwa 83% umat Katolik mengira Setan adalah sebuah simbol belaka. (Dari umat Katolik yang dianggap konservatif, 53% percaya bahwa setan itu nyata, sementara umat Katolik yang menganggap dirinya moderat hanya 49% yang berpendapat demikian.)
Dalam sebuah wawancara surat kabar di Spanyol pada tahun 2017, pemimpin umum baru Serikat Yesus (Jesuit) berkata, “Kami telah membentuk figur simbolis seperti iblis untuk mengekspresikan kejahatan. Kondisi sosial juga dapat mewakili angka ini, karena ada orang yang bertindak [dengan cara yang jahat] karena berada dalam lingkungan yang sulit untuk melakukan tindakan sebaliknya.”
Tapi Fulton Sheen tahu iblis bukanlah simbol. “Sebaliknya ia digambarkan sebagai malaikat yang jatuh dari surga, dan sebagai 'pangeran dunia ini' yang tugasnya adalah memberi tahu kita bahwa tidak ada dunia lain,” katanya, mengacu pada Kitab Suci. “Logikanya sederhana: jika tidak ada surga maka tidak ada neraka; jika tidak ada neraka, maka tidak ada dosa; jika tidak ada dosa, maka tidak ada hakim, dan jika tidak ada penghakiman maka kejahatan adalah baik dan kebaikan adalah jahat.”
Mundur sejenak, hendaknya kita juga mengingat kata-kata Tuhan kita. Yesus memperjelas hal ini ketika Dia menggambarkannya: Ia (setan) adalah seorang pembunuh sejak semula dan tidak berdiri dalam kebenaran, karena tidak ada kebenaran di dalam dia. Ketika dia berbohong, dia berbicara sesuai karakternya, karena dia adalah pembohong dan bapa segala kebohongan.
Sheen kemudian mengingatkan bahwa Tuhan kita mengatakan kepada kita bahwa iblis ini, sang Antikristus, “akan sangat mirip dengan diri-Nya, sehingga dia akan menipu bahkan orang-orang pilihan – dan tentu saja tidak ada setan yang pernah kita lihat di buku-buku gambar yang dapat menipu bahkan orang-orang pilihan.”
St Paul juga tidak tertipu. Dia memperingatkan jemaat Korintus mengenai orang-orang pemalsu yang menyusup ke dalam kawanan mereka sehingga (2, 11:14) “bahkan Setan menyamar sebagai malaikat terang.”
Jadi bagaimana sosok Antikristus dan bagaimana ia mendapatkan pengikut yang “anti-agama”?
Garis Depan Yang Palsu
“Dia akan muncul dengan menyamar sebagai ‘tokoh kemanusiaan yang agung’; dia akan membicarakan perdamaian, kemakmuran, dan kelimpahan bukan sebagai sarana untuk membawa kita kepada Tuhan, namun sebagai tujuan akhir,” Uskup Sheen memperingatkan.
“Dia (Antikristus) akan menulis buku-buku yang berisi gagasan baru tentang Tuhan agar sesuai dengan cara hidup manusia; membangkitkan keyakinan orang-orang pada astrologi sehingga bukan keinginan manusia, melainkan bintang-bintang di langit yang bertanggung jawab atas terjadinya dosa; dia akan menjelaskan rasa bersalah secara psikologis sebagai sebuah bentuk erotisme yang terhambat, membuat laki-laki merasa malu jika sesamanya mengatakan bahwa mereka tidak berwawasan luas dan liberal; dia akan berwawasan luas sehingga mengidentifikasi toleransi dengan ketidakpedulian terhadap benar dan salah, kebenaran dan kesalahan; dia akan menyebarkan kebohongan bahwa manusia tidak akan pernah menjadi lebih baik sampai mereka membuat masyarakat menjadi lebih baik dan dengan demikian mempunyai keegoisan untuk menyediakan bahan bakar bagi revolusi berikutnya; dia akan mengembangkan ilmu pengetahuan tetapi hanya agar para pembuat persenjataan menggunakan satu keajaiban ilmu pengetahuan untuk menghancurkan keajaiban lainnya; dia akan mendorong lebih banyak perceraian dengan menyamar bahwa pasangan lain itu ‘penting’; dia akan meningkatkan cinta demi cinta itu sendiri dan mengurangi cinta terhadap manusia; dia akan menggunakan agama untuk menghancurkan agama; dia bahkan akan berbicara tentang Kristus dan mengatakan bahwa Dia adalah manusia terhebat yang pernah hidup; misi Kristus, menurutnya, adalah untuk membebaskan manusia dari perbudakan takhayul dan Fasisme, yang tidak akan pernah dia definisikan artinya.”
Banyak hal yang terdengar familier saat ini, bukan? Kata “toleransi” menyelimuti masyarakat. Riset oleh lembaga Pew melaporkan pada bulan Oktober lalu bahwa, berdasarkan denominasi, 33% umat Katolik percaya pada astrologi, 36% percaya pada reinkarnasi, dan 46% percaya pada paranormal.
Juga pada bulan Oktober lalu Pew melaporkan bahwa 76% umat Katolik ingin agar Gereja mengizinkan pengendalian kelahiran, 61% ingin mengizinkan pasangan kumpul-kebo untuk menerima Komuni, 62% mengizinkan mereka yang bercerai dan menikah lagi tanpa pembatalan untuk menerima Komuni, 46% mengakui gay / pernikahan lesbian. Cinta telah memburuk menjadi definisi drama televisi yang memecahkan rekor Hollywood. Cocokkan hal ini dengan apa yang baru saja dijelaskan oleh Fulton Sheen.
Godaan Lama Yang Isinya Sama
Uskup Fulton Sheen yang berpandangan jauh ke depan menunjukkan bagaimana kita, para hamba, adalah seperti sang Tuan ketika dia menggambarkan Antikristus menggunakan tiga godaan yang ia gunakan untuk mencobai Kristus di padang gurun. Ngomong-ngomong, Yesus di padang gurun tidak dicobai oleh sosok simbolis seperti yang diyakini sebagian orang.
Pertama, “godaan untuk mengubah batu menjadi roti sebagai Mesias di bumi akan menjadi godaan untuk menjual kebebasan demi keamanan, karena roti menjadi senjata politik, dan hanya mereka yang berpikiran seperti itu yang boleh memakannya.” Beberapa negara diktator telah meletakkan dasar dalam hal ini. Atau, kami akan membantu negara Anda jika Anda menerima sarana, sistem dan cara yang tidak bermoral ini. Atau beralih kepada pemerintah untuk menyediakan segalanya.
Kedua, “godaan untuk melakukan mukjizat dengan secara sembrono: menjatuhkan diri-Nya dari menara akan menjadi permohonan untuk meninggalkan puncak kebenaran yang tinggi di mana iman dan akal budi berkuasa, menuju ke kedalaman yang lebih rendah di mana massa atau orang banyak hidup dalam slogan-slogan dan propaganda.”
Antikristus “tidak menginginkan proklamasi prinsip-prinsip yang tidak dapat diubah dari puncak Gereja, tetapi mengorganisasi massa melalui propaganda… Pendapat bukan kebenaran, komentator bukan guru, jajak pendapat Gallup bukan prinsip, alam bukan kasih karunia – dan manusia akan melemparkan undian lembu emas, yaitu diri mereka sendiri, untuk terpisah dari Kristus mereka.”
Ketiga, meminta Yesus untuk memuja si penggoda agar seluruh kerajaan di dunia menjadi milik-Nya, “dan itu akan menjadi godaan,” jelas Fulton Sheen, “untuk memiliki agama baru tanpa Salib, liturgi tanpa dunia yang akan datang, sebuah kota manusia yang tidak memiliki kota Tuhan, sebuah agama yang menjadi dasar untuk menyerukan sebuah agama lain, atau politik yang merupakan agama — agama yang memberikan kepada Kaisar bahkan hal-hal yang merupakan milik Tuhan.” Berapa banyak orang yang mencari keselamatan saat ini melalui dan dengan politik? Apakah Herodes membantu orang Majus menemukan Yesus sang Mesias? Atau bahkan dia sungguh menginginkan Yesus?
Anti-Gereja
Uskup Fulton Sheen melihat Antikristus mendirikan sebuah gereja tandingan “yang akan menjadi tiruan Gereja karena iblis adalah ingin meniru Allah. Dan gereja iblis ini akan memiliki semua catatan dan karakteristik Gereja, namun sebaliknya dan kosong dari konten ilahiah. Itu akan menjadi tubuh mistik dari Antikristus yang secara lahiriah akan menyerupai Tubuh Mistik Kristus.”
Karena manusia, yang kesepian dan frustrasi, sangat membutuhkan Tuhan tetapi menolak untuk menyembah Dia, mereka akan lapar akan tujuan hidup yang lebih besar dan, ironisnya, menerima kontra-Gereja atau anti-gereja. “Gereja sejati mendapat penolakan keras dalam beberapa abad terakhir karena mengklaim bahwa Gereja bersifat Katolik dan universal, menyatukan semua manusia atas dasar satu Tuhan, satu iman, dan satu Baptisan,” jelas uskup yang suci tersebut.
“Tetapi di era baru sekarang, apa yang akan diambil oleh jiwa modern yang terhilang khususnya mengenai kontra-Gereja, adalah bahwa hal itu bersifat Katolik atau internasional. Ia meruntuhkan semua batasan nasional, menertawakan patriotisme, memisahkan manusia dari kesalehan ke negara yang diperintahkan Kristus, membuat manusia bangga bahwa mereka bukan orang Amerika, Perancis, atau Inggris, namun anggota kelas revolusioner di bawah kekuasaan Vikarisnya yang berkuasa, bukan dari Vatikan tetapi dari Kremlin.”
Seperti yang dikatakan St. Yohanes kepada kita, “Anak-anak, ini adalah saat terakhir; dan sama seperti kamu telah mendengar bahwa antikristus akan datang, sekarang sudah banyak antikristus yang muncul” (1 Yohanes 2:18), “dan setiap roh yang tidak mengakui Yesus, bukan milik Allah. Ini adalah semangat antikristus (1 Yohanes 4:3), yang oleh Sheen dikaitkan dengan Kremlin yang melihat Komunisme jahat sebagai salah satu antikristus yang sudah ada. (Bunda Maria dari Fatima juga mengatakan sesuatu mengenai hal ini dan bagaimana cara menghindarinya.)
Sheen melanjutkan: “di tengah semua kecintaannya terhadap kemanusiaan dan pembicaraannya yang fasih tentang kebebasan dan kesetaraan,” Antikristus “akan memiliki satu rahasia besar yang tidak akan dia ceritakan kepada siapa pun; dia tidak akan percaya kepada Tuhan, karena agama Antikristus akan menjadi persaudaraan tanpa kebapakan Allah…”
Pada tahun 1947, Sheen sudah melihat tanda-tanda zaman dan bagaimana kekacauan ini akan menjadi “upah dosa.”
Cobaan Dan Harapan yang Tak Tergoyahkan
Fulton Sheen mengulangi kata-kata Kristus dalam perjalanan ke Golgota: Jangan menangisi Aku, tetapi menangislah untuk dirimu sendiri dan untuk anak-anakmu (Lukas 23:28). Namun uskup yang saleh itu teguh dalam pengharapan, tidak pernah meninggalkan dan membiarkan kita berkubang dalam kesedihan dan kelambanan. Beliau mengatakan kepada kita untuk tidak berpikir bahwa ketika berbicara tentang “munculnya Antikristus yang melawan Kristus” maka dia mengkhawatirkan Gereja. “Kita tidak melakukan hal itu,” kata dia menekankan.
“Ini adalah dunia yang kita takuti. Yang kita khawatirkan bukanlah infalibilitas (tak bisa bersalah), namun dunia yang terjerumus ke dalam falibilitas (bisa bersalah). Kita gemetar bukan karena Tuhan akan digulingkan, tapi karena kebiadaban akan merajalela. Bukan Transubstansiasi yang mungkin akan musnah, melainkan rumah. Bukan sakramen-sakramen yang mungkin akan hilang, melainkan hukum moral.”
Dia mengatakan hal ini pada masa dimana sebagian besar keluarga dan kalangan mempunyai moral, kehormatan, dan kesopanan yang lebih baik, ketika dia membayangkan apa yang akan terjadi saat ini.
“Gereja telah bertahan dari krisis-krisis besar lainnya” selama berabad-abad “dan dia akan hidup untuk menyanyikan sebuah peringatan atas kejahatan yang terjadi saat ini,” katanya. Gereja mempunyai hari Jumat Agung “tetapi ini hanyalah pendahuluan dari hari Minggu Paskah, karena Janji Ilahi tidak akan pernah batal: dan gerbang neraka tidak akan mampu menguasainya. Lihatlah, Aku menyertai kamu sepanjang hari, bahkan sampai akhir dunia.” (Matius 28:20)
Antikristus yang datang bersama anti-gerejanya, tidak akan pernah menang, meskipun Gereja akan menghadapi masa-masa sulit dan tampaknya seperti dalam gerhana, seperti yang diajarkan Katekismus. Jadi Fulton Sheen memperingatkan, “St. Petrus memberi tahu orang-orang Romawi pada masa delirium mereka: ’Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup.” (2 Petrus 3:11)
Seperti yang telah kita lihat, uskup yang baik ini menasihati kita untuk tetap berada dalam keadaan rahmat, beriman jika Anda tidak memilikinya, dan berdoa karena “masalah terpenting di dunia saat ini adalah jiwa Anda, karena itulah inti dari perjuangan.” Dan memohon bantuan kepada St. Michael dan Bunda Maria.
Karena “waktunya lebih dekat dari yang kamu kira.”
-------------------------------------
Silakan membaca artikel lainnya di sini:
Ned Dougherty, 23 Februari 2024
Sebuah Kepausan Yang Sangat Cocok Untuk Masa Akhir Zaman…