PANDEMI
CORONAVIRUS COVID-19:
BAHAYA YANG
SEBENARNYA ADALAH "AGENDA ID2020"
Apakah ID2020 yang jahat itu? Itu
adalah sebuah aliansi publik-swasta, termasuk badan-badan PBB dan masyarakat
sipil. Ini adalah program pemasangan ID elektronik yang menggunakan vaksinasi terhadap
masyarakat luas sebagai platform untuk pembentukan identitas digital global.
By Peter Koenig
Global Research, March 12, 2020
Tampaknya,
semakin banyak yang ditulis tentang penyebab Coronavirus - semakin banyak
analisis yang dibayangi oleh berbagai propaganda dan sensasi yang diwarnai dengan
rasa ketakutan. Pertanyaan-pertanyaan atas kebenaran dan berbagai argumen
tentang di mana mencari asal-usul dan bagaimana virus itu menyebar dan
bagaimana memeranginya, telah semakin kabur dan hilang dalam kebisingan
kekacauan yang tak terduga. Tapi bukankah itu yang diinginkan ‘Orang-orang
Hitam’ di belakang layar pandemi yang dimaksudkan ini – mereka sengaja
menginginkan kekacauan, kepanikan, keputusasaan, yang menyebabkan kerentanan
semua orang – hingga umat manusia menjadi mangsa yang empuk untuk dimanipulasi?
Hari ini WHO menyatakan
coronavirus COVID-19 sebagai ‘pandemi’ - ketika tidak ada sedikit pun jejak dan
gejala pandemi. Pandemi mungkin bisa disebut, ketika tingkat kematian akibat
infeksinya mencapai lebih dari 12%.
Di Eropa, angka kematian hanya sekitar 0,4%, atau kurang. Kecuali untuk Italia
yang merupakan kasus khusus, di mana puncak angka kematian adalah 6% - masih
dibawah angka 12% (lihat di bawah untuk analisis lebih lanjut).
Cina, di mana
angka kematian mencapai, beberapa minggu yang lalu, sekitar 3%, sekarang kembali
ke angka 0,7% - dan terus menurun dengan cepat, sementara Cina telah mampu mengambil
kendali penuh terhadap penyakit itu - dan itu pun dengan bantuan obat-obatan
yang tidak ramai dibicarakan orang, yang dikembangkan 39 tahun lalu oleh Kuba,
yang disebut sebagai "Interferon Alpha 2B (IFNrec)", yang sangat
efektif untuk memerangi virus dan penyakit lainnya, tetapi tidak dikenal dan
digunakan di dunia, karena AS, di bawah embargo ilegal terhadap Kuba, tidak
mengizinkan obat itu untuk dipasarkan secara internasional.
WHO kemungkinan
besar telah menerima pesanan dari "atas", dari orang-orang yang juga mengendalikan
Trump dan ‘para pemimpin’ Uni Eropa dan negara-negara anggotanya, yaitu
orang-orang yang bertujuan untuk mengendalikan dunia ini dengan kekuatan – Tatanan
Tunggal Dunia (One World Order).
Pola seperti ini
sudah ada di papan gambar selama bertahun-tahun lalu. Keputusan akhir untuk
maju adalah SEKARANG, diambil pada Januari 2020, di World Economic Forum (WEF)
di Davos – yang tentu saja dilakukan di balik banyak pintu-pintu tertutup. The
Gates, GAVI (asosiasi obat-obatan yang mempromosikan vaksinasi), Rockefeller,
Rothschilds dkk, mereka semua berada di belakang keputusan ini - implementasi
Agenda ID2020 - lihat di bawah.
Setelah pandemi
diumumkan secara resmi, langkah selanjutnya mungkin - juga atas rekomendasi
baik oleh WHO, atau masing-masing negara, berupa “vaksinasi paksa”, di bawah
pengawasan polisi dan / atau militer. Mereka yang menolak dapat dihukum (denda
dan / atau penjara - dan divaksinasi secara paksa dengan vaksin yang sama).
Jika memang
vaksinasi paksa itu akan terjadi, maka ini adalah keuntungan besar untuk Big
Pharma, karena umat manusia benar-benar tidak tahu jenis campuran koktail apa
yang akan dimasukkan ke dalam vaksin itu, mungkin pembunuh yang lambat, yang bekerja
hanya dalam beberapa tahun - atau penyakit yang hanya menyerang generasi
berikutnya - atau agen yang melemahkan otak, atau gen yang membuat wanita tidak
subur…. semuanya adalah mungkin – dan selalu dengan tujuan untuk mengendalikan
populasi secara penuh serta pengurangan populasi. Dalam waktu beberapa tahun ke
depan, seseorang tidak akan tahu, tentu saja, dari mana penyakit itu berasal.
Itulah tingkat teknologi yang telah dicapai oleh laboratorium perang kita (AS,
Inggris, Israel, Kanada, Australia ...).
Hipotesis lain,
pada saat dan titik ini, meski masih hanya berupa sebuah hipotesis, namun cukup
realistis, adalah bahwa bersamaan dengan vaksinasi - jika tidak dengan jenis vaksinasi
yang ini, maka mungkin dengan jenis vaksinasi yang berikutnya, sebuah chip-nano
dapat disuntikkan, dan yang tidak
diketahui oleh orang yang divaksinasi. Chip tersebut bisa di-charge dari
jarak jauh (dengan tehnologi 5G, dan bisa melacak semua data pribadi Anda,
termasuk rekening bank - uang digital. Ya, uang digital itulah yang dituju oleh
mereka (Orang-orang Hitam), sehingga
Anda benar-benar tidak memiliki kendali lagi atas kesehatan dan data pribadi
Anda lainnya, termasuk juga atas penghasilan dan pengeluaran Anda. Uang Anda
bisa diblokir, atau diambil begitu saja - sebagai 'sanksi' karena kelakuan
buruk Anda, atau karena Anda ‘berenang’ melawan arus. Anda bisa menjadi budak
belaka dari ‘para tuan.’ Begitulah, hal ini bisa dibandingkan dengan zaman
feodalisme kuno, yang tampak seperti berjalan-jalan di taman nan indah.
Bukanlah tanpa tujuan, kata
Dr. Tedros, Ditjen WHO, beberapa hari yang lalu, bahwa kita harus bergerak menuju
uang digital, karena uang kertas dan koin fisik dapat menyebarkan penyakit,
terutama penyakit endemik, seperti coronavirus. Sebuah pendahulu bagi hal-hal
yang akan datang? Atau untuk hal-hal yang sudah ada di sekitar kita saat ini? Di
banyak negara Skandinavia, uang tunai sebagian besar telah dilarang dan bahkan
sebatang chocalate mungil hanya dapat dibayar secara elektronik.
Kita sedang bergerak
menuju sebuah negara totaliter dunia. Ini adalah bagian dari Agenda ID2020 - dan langkah-langkah ini
akan diterapkan sejak sekarang - disiapkan sejak lama, termasuk oleh simulasi komputer coronavirus di Johns
Hopkins di Baltimore pada 18 Oktober 2019, yang disponsori oleh WEF dan the
Bill and Melinda Gates Foundation.
Bill Gates,
salah satu penganjur utama vaksinasi untuk semua orang, terutama di Afrika -
juga merupakan penganjur besar bagi pengurangan populasi. Pengurangan populasi
adalah salah satu tujuan para elit dalam WEF, Rockefeller, Rothschilds, Morgens
- dan beberapa lainnya lagi. Tujuannya: lebih sedikit orang (para elit kecil)
dapat hidup lebih lama dan lebih baik dengan sumber daya yang berkurang dan
terbatas yang ditawarkan oleh Ibu Pertiwi dengan murah hati. Hal ini secara
terbuka telah disebarluaskan pada tahun 1960-an dan 70-an oleh Henry Kissinger,
Menteri Luar Negeri dalam Administrasi presiden Nixon, salah satu insinyur yang
merekayasa perang Vietnam, dan penanggung jawab utama atas pemboman
semi-klandestin di Kamboja, genosida jutaan warga sipil Kamboja yang tidak memiliki
senjata apa pun. Bersamaan dengan kudeta-rekayasa yang dilakukan oleh CIA-Kissinger
9/11, 1973, maka di Chili, dia menewaskan Salvador Allende yang terpilih secara
demokratis dan menjadikan diktator militer Pinochet berkuasa, disitulah Kissinger
telah melakukan kejahatan perang. Saat itu, ia adalah ‘juru bicara’ untuk Rockefeller dan "Bilderberger
Society" mereka.
Dua minggu setelah simulasi komputer di Johns Hopkins Medical
Center di Baltimore, Maryland, yang "menghasilkan" (saat itu disimulasikan) ada 65 juta
kematian (!), virus COVID-19 pertama
kali muncul di Wuhan. Saat ini kita hampir dapat memastikan bahwa virus itu
sengaja dibawa ke Wuhan dari luar, kemungkinan besar dari laboratorium untuk
perang biologis di AS. Lihat juga disini dan disini.
***
Apakah ID2020 yang jahat itu? Itu adalah sebuah aliansi publik-swasta,
termasuk badan-badan PBB dan masyarakat sipil. Ini adalah program pemasangan ID elektronik yang menggunakan vaksinasi
terhadap masyarakat luas sebagai platform untuk pembentukan identitas digital
global. Program ini memanfaatkan registrasi kelahiran dan tindakan vaksinasi
yang ada untuk memberi kepada bayi-bayi baru lahir dengan identitas digital portabel
dan menetap yang saling terhubung secara biometrik. GAVI, the Global Alliance for Vaccines and Immunization (Aliansi Global untuk Vaksin
dan Imunisasi), memperkenalkan dirinya di situs webnya sebagai organisasi kemitraan
kesehatan global dari sektor publik dan swasta, yang didedikasikan untuk menyebarkan
‘imunisasi untuk semua.’ GAVI didukung oleh WHO, dan tentu saja, mitra dan
sponsor utamanya adalah industri farmasi.
Aliansi ID2020
pada KTT mereka yang berjudul "Rising to the Good ID Challenge",
pada September 2019 di New York, memutuskan untuk meluncurkan program mereka
pada tahun 2020, sebuah keputusan yang dikonfirmasi oleh WEF pada Januari 2020
di Davos. Program identitas digital
mereka akan diuji dengan pemerintah Bangladesh. GAVI, the Vaccine Alliance, dan "mitra dari akademisi dan bantuan
kemanusiaan" (sebagaimana mereka menyebutnya), adalah bagian dari para perintisnya.
Apakah ini hanya sebuah kebetulan bahwa ID2020
diluncurkan pada awal dari apa yang disebut oleh WHO sebagai pandemi? - Atau pandemi
itu memang diperlukan untuk 'meluncurkan' berbagai program dahsyat dari ID2020?
Inilah yang
dikatakan oleh Anir Chowdhury, penasihat kebijakan program pemerintah
Bangladesh:
“Kami
menerapkan pendekatan berwawasan ke depan untuk pemasangan identitas digital
yang memberi individu kendali atas informasi pribadi mereka sendiri, sambil
tetap membangun sistem dan program yang ada. Pemerintah Bangladesh mengakui
bahwa desain sistem identitas digital ini membawa implikasi yang luas untuk
akses individu kepada berbagai pelayanan dan mata pencaharian, dan kami ingin
memelopori pendekatan ini."
Wow! Apakah tuan
Anir Chowdhury tahu apa yang sedang ia hadapi?
Kembali ke masalah
pandemi dan kepanikan publik. Jenewa, kursi di Eropa bagi PBB, termasuk markas-markas
besar WHO, pada dasarnya telah ditembak jatuh. Tidak seperti penguncian wilayah
(lockdown) yang dimulai di Venesia dan kemudian diperluas ke Italia utara
sampai beberapa hari yang lalu - dan sekarang penguncian tersebut mencakup
seluruh Italia. Penguncian serupa juga akan segera dilakukan oleh Prancis - dan
negara-negara bawahan Eropa lainnya sampai semua kekaisaran Anglo-Zionis.
Sejumlah
memorandum dengan konten ‘penyebar kepanikan’ serupa dari berbagai badan PBB di
Jenewa telah beredar. Pesan utama mereka
adalah: batalkan semua perjalanan misi, semua acara di Jenewa, semua kunjungan
ke Palais des Nations, Katedral Jenewa, berbagai monumen dan museum lainnya. Pengarahan
yang terbaru: banyak agen menginstruksikan staf mereka untuk bekerja dari
rumah, agar tidak kena risiko kontaminasi dalam transportasi umum.
Suasana panik
dan takut ini – telah melampaui segala realitas, ketika fakta dan kebenaran menjadi
tidak penting. Orang-orang bahkan tidak bisa lagi memikirkan penyebabnya dan
apa yang mungkin ada di baliknya. Tidak ada orang yang percaya bahwa Anda,
ketika Anda merujuk pada Peristiwa 201, simulasi virus corona, Permainan
Militer Wuhan, penutupan 7 Agustus lalu, atas laboratorium high-security bagi perang biologis di Fort Detrick, Maryland
.... apa yang bisa pada satu titik menjadi pembuka mata bagi banyak orang, tetapi
hari ini hal itu adalah teori konspirasi belaka. Kekuatan propaganda. Sebuah
kekuatan yang bertujuan untuk mengganggu kestabilan – untuk membuat negara-negara
dan orang-orang menjadi tidak stabil, menghancurkan ekonomi, menciptakan
kesulitan bagi orang-orang yang mungkin kehilangan pekerjaan mereka, dan biasanya
mereka adalah orang-orang yang paling tidak mampu membeli sesuatu.
Juga, pada saat
ini, menjadi semakin penting untuk mengingatkan orang-orang bahwa wabah di Cina menargetkan ras atau genom Cina. Apakah
kemudian virus itu bermutasi untuk melampaui 'batas' DNA Cina? Kapan itu
terjadi, jika itu memang terjadi? Karena pada awalnya sudah jelas bahwa bahkan
korban yang terinfeksi di bagian lain dunia, adalah 99,9% keturunan Cina.
Apa yang terjadi
kemudian, ketika virus menyebar ke Italia dan Iran, itu adalah masalah lain,
dan membuka jalan ke sejumlah spekulasi.
(1) Ada berbagai
jenis virus yang beredar secara berurutan - sehingga dapat membuat
negara-negara di seluruh dunia menjadi tidak stabil dan untuk mengacaukan
populasi dan media, sehingga terutama tidak seorang pun dapat berkesimpulan
bahwa strain pertama virus itu memang menarget ras Cina dalam perang biologis.
(2) Di Iran,
saya memiliki kecurigaan kuat bahwa virus itu adalah bentuk yang disempurnakan
dari virus penyakit MERS (Sindrom Pernafasan di Timur Tengah, buatan manusia,
pertama kali muncul di Arab Saudi pada tahun 2012, diarahkan kepada ras atau genom
Arab) - yang entah bagaimana dikenakan kepada lingkaran dalam orang-orang pemerintahan
(oleh semprotan aerosol?) - dengan tujuan untuk "Perubahan Rezim" melalui
virus semacam COVID19 yang menyebabkan kematian. Ini adalah angan-angan
Washington setidaknya selama 30 tahun terakhir.
(3) Di Italia -
mengapa Italia? - Mungkin karena Washington / Brussels ingin menghantam Italia
dengan keras karena secara resmi menjadi negara pertama yang menandatangani
perjanjian Belt and Road (BRI)
dengan Cina (sebenarnya yang pertama adalah Yunani, tetapi tidak ada yang tahu
bahwa Cina datang untuk menyelamatkan Yunani, namun dihalangi oleh
saudara-saudara Yunani, para anggota Uni Eropa, terutama Jerman dan Perancis).
(4) Pandangan tentang
tingkat kematian tinggi terhadap infeksi di Italia, pada saat penulisan ini:
10.149 infeksi vs 631 kematian = tingkat kematian 6,2 (Iran: 8042 infeksi vs
291 kematian = 3,6 tingkat kematian). Tingkat kematian Italia hampir dua kali
lipat dari Iran dan hampir sepuluh kali lipat rata-rata Eropa. (Apakah
perbedaan ini adalah hasil dari kegagalan dalam membangun data yang dapat diandalkan
yang berkaitan dengan ‘infeksi’, lihat pengamatan kami mengenai Italia di
bawah).
Mengapa? -
Apakah Italia terkena kepanikan virus? Apakah ada ketegangan yang jauh lebih
kuat yang diperkenalkan ke Italia?
Flu biasa di
Eropa pada musim 2019/2020, tampaknya sejauh ini telah menewaskan sekitar
16.000 (di AS angka kematiannya adalah, menurut CDC, antara 14.000 dan 32.000,
tergantung pada situs web CDC mana yang Anda lihat).
Mungkinkah di
antara kematian akibat virus korona di Italia ada juga yang karena korban flu
biasa, karena korban yang terserang sebagian besar adalah lansia dengan gangguan
pernapasan sebelumnya? Juga, gejalanya sangat mirip antara coronavirus dan flu
biasa, dan tidak ada yang mempertanyakan dan memeriksa laporan pihak berwenang?
Mungkin tidak
semua jenis virus corona berasal dari laboratorium yang sama. Seorang jurnalis
dari Berlin yang berasal dari Ukraina, mengatakan kepada saya pagi ini bahwa
Ukraina adalah tuan rumah bagi beberapa laboratorium perang-biologis AS dengan
keamanan tinggi. Mereka secara teratur menguji virus baru pada populasi -
namun, ketika penyakit aneh muncul di sekitar laboratorium, tidak ada yang
diizinkan untuk membicarakannya. Sesuatu yang serupa, katanya, sedang terjadi
di Georgia, di mana bahkan ada lebih banyak laboratorium perang-biologis Pentagon/CIA
- dan di mana juga ada penyakit-penyakit baru dan aneh bermunculan.
Semua ini
membuat gambaran menyeluruh yang semakin rumit. Yang paling utama adalah sensasi
super ini digerakkan oleh pencarian keuntungan, secara instan, menyedot manfaat
instan dari penderitaan rakyat. Kepanikan ini mendatangkan keuntungan seratus
kali lipat. Para gembong dari dunia bawah ini, yang berpura-pura menjalankan
dunia, mungkin mereka salah perhitungan, karena fakta bahwa di dunia yang
diglobalisasi dan di-outsourcing-kan secara luas sekarang ini, dunia Barat
tergantung besar-besaran pada rantai pasokan dari Cina untuk barang-barang
konsumsi serta untuk barang dagangan perantara - dan, terutama untuk obat-obatan
dan peralatan medis. Setidaknya 80% dari obat atau bahan obat, serta untuk
peralatan medis, berasal dari Cina. Ketergantungan dunia Barat terhadap Cina
bagi antibiotik bahkan lebih tinggi, sekitar 90%. Dampak potensial terhadap
kesehatan sangat menghancurkan.
Selama puncak
epidemi COVID-19, perangkat produksi Cina untuk semuanya hampir ditutup. Untuk
pengiriman yang masih dilakukan, kapal barang dagangan secara teratur dan pasti
dikembalikan dari banyak pelabuhan di seluruh dunia. Jadi, Barat telah menipu
dirinya sendiri kepada pola ‘kekurangan segalanya’ dengan mengobarkan ‘perang
ekonomi’ de facto di Cina. Berapa lama itu akan bertahan? Tidak ada yang tahu, tetapi ekonomi Cina yang
turun sekitar setengahnya, telah dengan cepat pulih hingga di atas 80% dari apa
yang terjadi sebelum coronavirus menyerang. Berapa lama untuk mengejar
ketinggalan dengan jaminan simpanan yang ada?
Apa yang ada di
balik itu semua? - Tindakan keras total dengan kepanikan yang ditimbulkan
secara artifisial ke titik di mana orang-orang berteriak "tolong, beri
kami vaksinasi, datangkan polisi dan militer untuk menjamin keamanan kami"
- atau bahkan jika keputusasaan publik tidak sejauh itu, akan mudah bagi otoritas
di UE dan AS memberlakukan tahap pengepungan militer dengan alasan “perlindungan
kesehatan rakyat”. Bahkan, CDC (Pusat Pengendalian Penyakit di Atlanta), telah
merancang sebuah pengarahan kediktatoran keras untuk memunculkan sebuah keadaan
"darurat kesehatan".
Bersamaan dengan
vaksinasi paksa, siapa yang tahu apa yang akan terkandung dalam campuran
'penyakit-penyakit mini' yang disuntikkan, dan apa dampak jangka panjangnya.
Mirip dengan GMO, di mana semua jenis kuman bisa dimasukkan tanpa kita (orang
awam) mengetahuinya?
Kita mungkin
benar-benar berada tepat di awal dari implementasi ID2020 - yang meliputi,
vaksinasi paksa, pengurangan populasi, dan kontrol digital total atas semua
orang - dalam perjalanan menuju Tata Dunia Baru - dan hegemoni keuangan global
- Dominasi Spektrum Penuh, seperti badan PNAC (Plan for a New American Century)
suka menyebutnya begitu.
Sebuah rejeki
nomplok untuk Cina. Cina sengaja menjadi sasaran ‘penghancuran ekonomi,’ karena
ekonominya yang maju pesat, ekonomi yang segera menyalip hegemoni AS sekarang,
dan karena mata uang Cina yang kuat, Yuan, juga berpotensi menyalip dolar
sebagai mata uang cadangan utama dunia.
Kedua kejadian
itu akan berarti akhir dari dominasi AS atas dunia. Penyakit coronavirus,
sekarang di lebih dari 200 negara, telah menghancurkan pasar saham, penurunan
setidaknya 20% selama beberapa minggu terakhir - dan terus merosot. Konsekuensi
yang ditakuti dari virus ini adalah perlambatan ekonomi, jika bukan resesi,
telah memangkas harga bensin dalam waktu sekitar dua minggu hampir setengahnya.
Namun, tanpa campur tangan bank sentral Cina, nilai Yuan vis-Ã -vis dolar telah
agak stabil, sekitar 7 Yuan terhadap dolar. Itu berarti, ekonomi Tiongkok,
meskipun ada COVID-19, masih menerima banyak kepercayaan di seluruh dunia.
Saran untuk Cina
- beli semua saham perusahaan AS dan Eropa yang Anda bisa dengan harga terendah
saat ini dari pasar saham yang runtuh seperlima atau lebih, plus beli minyak
yang banyak. Ketika harga pulih, Anda tidak hanya menghasilkan miliaran,
mungkin triliunan dari barat, tetapi Anda juga dapat memiliki sejumlah besar saham
yang signifikan dan mempengaruhi hasil di sebagian besar perusahaan AS dan
Eropa terbesar - dan akan dapat membantu mengatasi upaya masa depan mereka.
Namun, ada satu
lapisan perak yang bergerak di cakrawala yang penuh dengan awan gelap. Secara
ajaib bisa menjadi kebangkitan kesadaran dari massa kritis yang bisa mengakhiri
semuanya. Meskipun, kita tampaknya jauh dari keajaiban seperti itu, di suatu
tempat, di sudut tersembunyi dari otak kita, kita semua memiliki percikan
kesadaran yang tersisa. Kita memiliki kapasitas spiritual untuk meninggalkan
jalur bencana kapitalisme neoliberal barat, dan sebaliknya mendukung
solidaritas, kemurahan hati dan cinta kasih kepada satu sama lain dan kepada masyarakat
kita sendiri. Itu mungkin satu-satunya cara untuk memecah kebuntuan dan
malapetaka keserakahan egosentris barat.
***
Peter Koenig is an economist and geopolitical analyst. He is also a water
resources and environmental specialist. He worked for over 30 years with the
World Bank and the World Health Organization around the world, including in
Palestine, in the fields of environment and water. He lectures at universities
in the US, Europe and South America. He writes regularly for Global Research;
ICH; RT; Sputnik; PressTV; The 21st Century; Greanville Post; Defend Democracy
Press, TeleSUR; The Saker Blog, the New Eastern Outlook (NEO); and other
internet sites. He is the author of Implosion – An Economic
Thriller about War, Environmental Destruction and Corporate Greed – fiction based on facts and on 30 years of World Bank experience
around the globe. He is also a co-author of The World Order and Revolution!
– Essays from the Resistance. He is a Research
Associate of the Centre for Research on Globalization.
The original source of this article is
Global Research
*****