Video bulanan kedua PF telah terbit
Untuk melihat videonya silakan klik
disini : http://thepopevideo.org/en/video/care-creation.html
Video bulanan kedua PF telah
terbit. Seperti biasanya, dan seperti telah kita duga sejak semula, segala
sesuatu yang berbau Katolik disingkirkan, dibuang (MIA : missing in action), terutama
penyebutan kata Allah, Juru Selamat kita Yesus Kristus, atau perlunya untuk bertobat
dan menyesali dosa, bahkan penyebutan kata dosa juga dihilangkan.
Sebenarnya, betapa relevan sekali jika
berbicara tentang masa Puasa ini, sebuah masa penitensial yang paling penting dalam
Gereja, yang diawali oleh Rabu Abu, 10 Februari 2016. Tetapi sebaliknya, PF
justru mempromosikan sebuah type penyembahan terhadap Bumi Kandung yang naturalistik,
dengan penekanan kepada perhatian terhadap lingkungan, dimana hal ini telah sering
dibicarakan oleh kaum kiri komunis, dengan balutan kedok Kristiani seolah
peduli terhadap kaum miskin. Setiap anggota freemason ataupun orang atheis juga
memiliki visi seperti ini. Maka bisa diharapkan bahwa hal ini kelak menjadi
fondasi dari agama dunia tunggal yang berhala, yang kini semakin dikuatkan saja.
Lihat dalam video itu bahwa salib pada
dada PF berusaha ditutupi agar tidak kelihatan.
Disitu PF berkata :”Karena kita
membutuhkan sebuah perubahan yang bisa mempersatukan kita semua.” Padahal yang lebih
benar adalah : jika semua orang bertobat dan menyatu kepada satu Iman yang Kudus
dan Apostolik didalam Gereja Katolik, seperti yang didirikan oleh Juru Selamat kita
Yesus Kristus, yang merupakan Jalan, Kebenaran dan Kehidupan.
Kita lihat pesan MDM berikut ini :
Bunda
Keselamatan : Banyak perubahan akan terjadi hingga akhirnya agama baru itu
terbentuk
Sabtu, 3
Januari 2015, jam 17.05
Anak-anakku, wajah dari Gereja Puteraku di dunia akan banyak berubah
secara diluar dugaan, dan ia akan digantikan dengan sebuah gereja yang tidak
berasal dari Puteraku. Perubahan demi perubahan akan
berlangsung sementara Ajaran-ajaran Puteraku akan diputar-balikkan dan
digantikan dengan doktrin-doktrin sekuler yang palsu.
No comments:
Post a Comment