CDL. SARAH: uskup-uskup bersikap
diam mengenai krisis yang terjadi di dalam gereja
Card. Sarah
BANYAK YANG
TIDAK BERANI MENGHADAPI KENYATAAN BAHWA GEREJA SEDANG MENGHANCURKAN DIRINYA
SENDIRI
ROME (ChurchMilitant.com) - Para uskup
tidak takut jika berbicara mengenai keadilan sosial, pengungsi, dan kemiskinan,
namun mereka bungkam terhadap krisis yang sebenarnya yang kini sedang melanda Gereja.
Pada wawancara 18 April 2017 dengan Aid to the Church in Need (ACN), sebuah lembaga
amal internasional dari Gereja Katolik, Cdl. Robert
Sarah
memberikan pernyataan
ini. “Gereja telah membuat kesalahan besar dalam krisis yang sangat nyata saat
ini, jika ia mengira bahwa misinya yang sebenarnya adalah memberikan solusi
atas segala persoalan politik, yang berhubungan dengan keadilan, perdamaian,
kemiskinan, penerimaan kaum pengungsi, dsb, sementara ia melupakan
evangelisasi,” demikian katanya.
Dalam ucapannya
yang disampaikan awal bulan ini pada sebuah konperensi liturgi di Jerman,
kepala dari the Congregation of Divine Worship ini berbicara
masalah yang sama: “Banyak yang tidak berani menghadapi kenyataan bahwa Gereja
sedang menghancurkan dirinya sendiri melalui penghancuran atas fondasi-fondasi dari
doktrin, liturgi, moral dan pastoralnya.”
Banyak sekali
uskup, demikian Cdl. Sarah berkata,
terlibat dalam penghancuran Iman ini, yang merupakan inti dari krisis Gereja. "Lebih
banyak lagi suara dari para uskup yang berkedudukan tinggi yang dengan tegas
menolak adanya kesalahan doktrinal, moral dan liturgi yang telah dikutuk
seratus kali, dan mereka berusaha menghancurkan sedikit iman yang masih tersisa
di dalam hati umat Allah," katanya.
Cardinal Joseph Ratzinger, yang kini menjadi Paus Emeritus Benedict XVI, telah menunjukkan
berbagai kesempatan dimana para klerus yang salah asuh yang kemudian menjadi uskup-uskup,
mereka telah menjadi sumber dari berbagai masalah yang muncul di dalam Gereja. Dia
mengatakan bahwa hal itu disebabkan karena pendidikan yang salah yang mereka terima,
bukan karena iman yang salah, hingga para klerus itu kemudian menjadi uskup-uskup
yang bermasalah.
Para uskup dan klerus
telah berdiam diri saja ketika pada tahun 1960an banyak pasangan memilih untuk menggunakan
kontrasepsi, dengan alasan hal itu sudah melalui pertimbangan hati nurani mereka,
dan mereka masih menerima Komuni Kudus. Saat inipun uskup-uskup bersikap diam atas
isu yang sama, ketika ada pasangan yang bercerai dan menikah lagi secara sipil,
dimana mereka masih aktiv secara sexual, dan dengan ‘hati nuraninya’ mereka memilih
untuk menerima Komuni Kudus.
Dalam wawancaranya
dengan ACN minggu yang lalu, Cdl. Sarah berbicara mengenai kebingungan
dan penyimpangan iman ini diantara uskup-uskup:
Tanpa adanya
iman yang sama, maka Gereja berada dalam ancaman kebingungan dan secara progresiv
ia bisa terpeleset ke dalam penyimpangan dan perpecahan. Saat ini terjadi resiko
yang gawat untuk terjadinya perpecahan di dalam Gereja, perpecahan di dalam Tubuh
Misitk Kristus, dengan menekankan kepentingan identitas nasional di dalam Gereja-gereja,
serta pada kapasitas mereka untuk membuat keputusan bagi diri mereka sendiri dalam
masalah yang krusial seperti doktrin dan moral.
Watch the panel discuss the concerns our audience has concerning silent
bishops in The Download—Church Militant Polls.
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment