the Vortex
sapuan ekor iblis
Tinggal
sedikit waktu yang tersisa
May 26,
2017
Jika anda
melakukan survei atas kurun waktu 130 tahun atau lebih dari sejarah Gereja
hingga kini, anda akan menemukan tema berulang yang dilakukan oleh berbagai
paus. Jika kita kembali kepada Paus Leo XIII pada tahun 1884, dan jika kita
menggunakan dia sebagai semacam penanda sejarah, kita bisa mengetahui
penglihatan yang dialaminya tentang percakapan antara Tuhan dengan setan dimana
setan mengklaim bahwa dia dapat menghancurkan Gereja Katolik. Dia mengatakan
bahwa yang dia butuhkan adalah lebih banyak kekuatan dan waktu seratus tahun.
Tuhan menjawab bahwa dia akan diberi waktu dan kekuatan. Karena penglihatan inilah
maka paus Leo XIII segera menyusun doa St. Michael dan memerintahkannya untuk
didaraskan di setiap Misa.
Selanjutnya, kita bisa mendapati Paus St. Pius X yang
pada tahun 1907 mengeluarkan ensiklik Pascendi
Dominici Gregis, di mana dia memperingatkan para uskup di dunia agar
berhati-hati terhadap paham modernisme serta efeknya yang merusak Iman, dimana
dia menyebutnya sebagai "sintesis dari semua ajaran
sesat." Pada tahun 1910, dia memerintahkan agar "Sumpah
menentang Modernisme dilakukan oleh siapapun yang mengajarkan Iman.”
Pada tahun 1946, dalam sebuah pidato radio dari Roma sehubungan dengan Kongres
Katekese Nasional Kedelapan di Boston, dia mengatakan hal berikut dalam kalimat
pembuka:
“Tubuh, dimana anda menjadi anggotanya, kini terancam.
Tubuh Kristus yang adalah Gereja-Nya (Efesus 1:23) tidak hanya ditindas oleh
kekuatan musuh dari luar, tetapi juga oleh kekuatan-kekuatan dari dalam Gereja
yang melemahan dan menjerumuskan. Anda telah diberi tahu tentang bahaya itu.
Kelemahan yang terus berkembang, proses penyimpangan yang telah terjadi dan
terus meluas... yang terjadi pada sebagian besar dari Gereja, yang terutama disebabkan
oleh unsur ketidaktahuan dan keteledoran....”
Pada tahun
1977, Paus Paulus VI, pada hari peringatan penampakan terakhir di Fatima dimana
Keajaiban Matahari terjadi, mengatakan berikut ini: "Sapuan ekor iblis berperan
serta di dalam disintegrasi dunia Katolik. Kegelapan setan telah masuk dan
menyebar di seluruh Gereja Katolik sampai ke puncaknya. Kemurtadan, hilangnya Iman,
telah menyebar ke seluruh dunia dan memasuki tingkatan tertinggi di dalam
Gereja."
Paus St.
Yohanes Paulus terkenal mengatakan, beberapa saat sebelum terpilih sebagai paus
non-Italia pertama selama berabad-abad ini:
Saat ini kita sedang
berdiri menghadapi konfrontasi terbesar dalam sejarah yang pernah dialami oleh manusia.
Saya tidak berpikir bahwa lingkaran luas masyarakat Amerika atau kalangan luas
komunitas Kristiani menyadari sepenuhnya hal ini. Kita sekarang menghadapi
konfrontasi terakhir antara Gereja dan anti-Gereja, antara Injil versus
anti-Injil. Kita harus siap untuk menjalani ujian-ujian besar di saat yang
tidak terlalu lama ke depan; cobaan-cobaan yang akan mengharuskan kita untuk
siap melepaskan bahkan nyawa kita, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada
Kristus dan bagi Kristus. Melalui doa-doa anda dan doa-doa saya, adalah mungkin
untuk meringankan kesengsaraan ini, tapi tidak mungkin lagi untuk mencegahnya.
... Telah beberapa kali terjadi pembaharuan Gereja ditengah genangan darah! Kali
inipun tidak akan berbeda.
Dan tentu saja
Paus Benediktus XVI, Pastor Ratzinger di tahun 1960an, telah mengamati bahwa
Gereja akan kehilangan banyak: "Gereja akan menjadi kecil dan harus
memulai dari awal lagi. Gereja tidak akan lagi bisa menempati banyak bangunan besar
yang dibangunnya di tengah kemakmurannya dulu. Jumlah pengikutnya banyak berkurang,
maka Gereja juga akan kehilangan banyak hak istimewa sosialnya. "
Semua paus ini
telah memprediksi dan memperingatkan, sejak abad ke-19, tentang apa yang telah
dan masih akan terjadi. Namun meski begitu, di tengah kesulitan dan lumpuh layu
ini, masih banyak juga jumlah umat yang masih tertidur, dan mereka itu termasuk
para klerusnya. Sebenarnya, banyak di antara klerus yang harus bertanggung
jawab, sampai pada tingkat tertentu, atas sebagian besar dari kerusakan yang terjadi
ini. Seperti yang telah kami katakan di dalam ulasan Vortex sebelumnya, nampak sangat menyolok bagi kita di dalam media Church Militant ketika Obama melangkah melintasi panggung di Notre Dame (sebuah
Universitas Katolik) pada tahun 2009. Pengkhianatan yang menyeluruh terhadap
Iman yang diwakili pada sebuah peristiwa pada satu hari itu dan di
satu tempat itu sudah cukup bagi kita untuk benar-benar merubah orientasi
yang kita lakukan di sini; dan Vortex
menyuarakan kesadaran itu.
Inilah fokus pembahasan
dari buku terbaru kami, The
Vortex: Trapping and Exposing Lies and Falsehoods, Volume One, yang tersedia
hanya dengan mengklik linknya.
Ada begitu
banyak hal yang salah di dalam Gereja akhir-akhir ini - dan begitu banyak orang
yang buta terhadapnya - beberapa orang memang bersikap bodoh, orang yang lainnya
memang sengaja, bahwa orang-orang Katolik yang mengerti kenyataan yang ada haruslah
berpengalaman dalam hal ini sehingga mereka dapat membunyikan alarm untuk siapa
saja yang akan dan mau mendengarkan. Vortex
mengumpulkan banyak contoh kehancuran lengkap yang sekarang kita alami sehingga
anda bisa menjadi sangat akrab dengan semua kejadian itu dan membantu orang
lain untuk mengerti.
Memang, Tuhan tidak akan
meninggalkan GerejaNya. Tapi itu tidak berarti kita bisa berdiri dan diam saja dan
tidak berbuat apa-apa. Kita harus melakukan semua yang kita bisa. Itulah
sebabnya kami menetapkan upaya kerasulan ini. Dan itulah mengapa kami menulis
buku ini. Untuk membantu orang menjadi sadar dan membantu anda, membantu
mereka, menjadi lebih sadar akan keadaan yang sebenarnya terjadi.
No comments:
Post a Comment