GENOSIDA OLEH KOMUNIS CINA:
PAUS DIAM SAJA. PARA WALI GEREJA BICARA KERAS
https://www.churchmilitant.com/news/article/uighur-holocaust-pope-silent-cardinals-speak
by Jules Gomes •
ChurchMilitant.com • August 11, 2020
Para kardinal mengutuk pembantaian rezim
komunis Cina atas Muslim Uighur
ROMA (ChurchMilitant.com)
– Paus Francis dikecam keras karena berdiam diri atas tindakan
genosida terhadap umat Muslim Uighur, setelah 76 orang pemimpin agama mengutuk pemerintah
komunis Cina karena melakukan pembantaian terhadap pemeluk agama dan etnis
minoritasnya.
Dua orang
kardinal Asia, seorang uskup Katolik Inggris dan beberapa pastor Katolik
terkenal, telah bergabung dengan para pemimpin Ortodoks, Anglikan, Yahudi dan
Muslim dalam mengeluarkan pernyataan
bersama pada hari Jumat, yang mengecam penganiayaan pemerintah Cina terhadap etnis
Uighur sebagai "salah satu tragedi kemanusiaan paling mengerikan sejak
Holocaust."
Chinese
soldiers rounding up Uighur women
Etnis
minoritas yang teraniaya itu “ditahan di dalam kamp-kamp penjara dan menghadapi
kelaparan, penyiksaan, pembunuhan, kekerasan seksual, kerja paksa dan pengambilan
organ secara paksa," dan ‘setidaknya 80% wanita Uighur usia subur’ menjadi
sasaran “sterilisasi paksa dan pencegahan kelahiran," kata pernyataan itu.
Para
aktivis media dan hak asasi manusia global mencatat sikap bungkam yang mencolok
dari paus Francis, Uskup Agung Canterbury, Justin Welby - teman dekat Paus -
serta beberapa pemimpin Muslim terkemuka.
"Paus
Francis, khususnya, berbicara hampir setiap minggu pada acara Angelus Minggu,
dan pada banyak kesempatan lainnya, tentang berbagai masalah ketidakadilan di
dunia. Dia sering berbicara tentang penganiayaan terhadap Muslim
Rohingya," Rahima Mahmut, direktur the World Uighur Congress, berkata kepada Church Militant.
"Namun
ada satu negara dimana catatan hak asasi manusianya tidak dia soroti, yaitu Cina,
dan satu kelompok orang yang penderitaannya belum dia bicarakan, yaitu orang
Uighur," keluh aktivis hak asasi manusia itu.
"Paus
adalah salah satu pemimpin spiritual paling berpengaruh dan dihormati di dunia,
dengan memiliki otoritas moral yang dapat menjangkau setiap sudut dunia,"
kata Mahmut.
Ada satu negara yang
catatan hak asasi manusianya belum dia (paus) soroti - Cina –
dan satu kelompok orang
yang penderitaannya belum dia (paus) bicarakan - orang Uighur. Tweet
"Kami berharap Paus Francis segera mengambil sikap, berbicara dan mengucapkan doa dan solidaritasnya bagi Uighur, yang sedang menghadapi kejahatan paling kejam sejak Holocaust," desak Mahmut.
"Setelah
peristiwa Holocaust, dunia berkata, 'Jangan ada lagi.' Dan hari ini, kami
mengulangi kata-kata itu 'Jangan ada lagi’ kata pernyataan itu menekankan.
"Kami mendukung Uighur. Kami juga mendukung umat Buddha Tibet, praktisi
Falun Gong dan Kristen di seluruh Cina yang menghadapi tindakan keras terburuk
terhadap kebebasan beragama atau berkeyakinan sejak Revolusi Kebudayaan."
Dalam
komentarnya kepada Church Militant,
Dr. Niall McCrae, seorang penulis tentang Cina, menunjukkan bahwa paus Francis
"dengan cepat mendukung protes Black Lives Matter setelah satu contoh
kebrutalan polisi di Amerika Serikat, tetapi jelas kehidupan Muslim Uighur
tidak penting bagi paus ini."
"Bagi
paus Francis, beberapa masalah keadilan sosial lainnya lebih layak dibicarakan
daripada Uighur. Pada dasarnya, paus ini adalah seorang globalis progresif yang
lebih suka mengkritik peradaban Barat daripada menyarankan sesuatu yang salah pada
paham Marxis Cina," kata McCrae, dosen di Kings 'College, London.
"Kami
sangat curiga bahwa orang Uighur digunakan sebagai target pengambilan organ
secara paksa. Tindakan mengerikan ini dimulai dengan para praktisi Falun Gong,
sebagaimana dibuktikan oleh pengadilan rakyat independen di London tahun
lalu," kata McCrae, salah satu penulis
Year of the Bat: Globalization, China and the Coronavirus.
"Orang
Uighur yang teraniaya ‘menyediakan pasokan organ tubuh manusia yang halal’ yang
menguntungkan, guna melayani permintaan global yang terus meningkat. Ini
sebagian menjelaskan mengapa negara-negara seperti Arab Saudi bersikap ‘lunak’
terhadap pelanggaran hak asasi manusia di Cina barat. Paus Francis tidak boleh mengklaim
bahwa dirinya tidak tahu tentang masalah serius ini," katanya.
Orang Uighur yang teraniaya ‘menyediakan
pasokan organ tubuh manusia yang halal’ yang menggiurkan, guna melayani
permintaan global yang terus meningkat. Ini, sebagian, menjelaskan mengapa
negara-negara seperti Arab Saudi bersikap ‘lunak’ terhadap pelanggaran hak
asasi manusia di Cina barat. Tweet
Media
India World Is One News (WION) menyebut "paus aktivis, yang memiliki
rekam jejak vokal tentang hak asasi manusia," dan sebagai "paus
paling vokal yang pernah ada," yang mendukung "lingkungan hidup,
kemiskinan, dan kampanye LGBT" dan sebagai paus yang mendukung
"dialog antaragama," namun bersikap diam dalam hal penderitaan orang Uighur.
"Dia
adalah satu-satunya paus yang mengunjungi Asia Barat yang sebagian besar umat Islam,"
WION melaporkan. "Pada 2017, saat menyampaikan pidato di Myanmar, paus
juga menuntut penghormatan terhadap Rohingya."
"Paus
ini memang tunduk kepada Cina," kata WION. "Dia tidak mau berbicara
tentang orang Uighur atau pun mendukung protes menuntut kebebasan di Taiwan dan
Hong Kong."
Seorang
ahli tentang Islam, Robert Spencer, mengatakan kepada Church Militant bahwa "tuduhan
bahwa Vatikan dibayar dalam jumlah besar oleh pemerintah Cina dapat menjadi
kunci mengapa paus Francis bersikap diam tentang penganiayaan terhadap Muslim
Uighur."
"Jika
orang Uighur mau membayar paus, maka paus mungkin berbicara atas nama mereka.
Tetapi orang Uighur tidak melakukannya, dan Komunis Cina yang melakukannya.
Mata paus, dalam kasus ini, tampaknya tepat tertuju pada intinya, bukan pada
masalah kemanusiaan yang sering dia bicarakan dimana dia sangat antusias dalam
konteks yang lain," keluh sejarawan itu.
Pada
bulan Juni, sebuah laporan Associated Press mengkonfirmasi bahwa kaum
wanita Uighur dipaksa untuk menjalani pemeriksaan kehamilan dan dipasangi alat
kontrasepsi atau disterilkan, dimana tindakan ini mengarah kepada bentuk
"genosida demografis."
Pemerintah
Cina melakukan aborsi paksa terhadap ratusan ribu wanita, dan banyak orang tua
dimasukkan dalam kamp penahanan karena memiliki terlalu banyak anak, kecuali
mereka mau membayar denda yang besar.
Kejahatan
terhadap kemanusiaan semacam itu di empat propinsi berpenduduk Uighur dapat
meningkatkan tindakan ini kepada tingkat genosida, menurut Konvensi Genosida
1948, demikian pernyataan para pemimpin agama dunia menegaskan.
Uskup
Declan Lang dari Clifton; kapelan di universitas Fr. Nicholas King dan Fr.
Stephen Wang; mantan kepala dari Dominikan Fr. Timothy Radcliffe; 20 orang rabbi
dan 19 orang imam; perwakilan Dalai Lama di Eropa; Uskup Agung Koptik-Ortodoks
London, Abp. Anggaelos; dan mantan uskup agung Canterbury, Rowan Williams,
menandatangani pernyataan tersebut.
Ribuan perempuan Uighur dipaksa melakukan aborsi
"Lebih
dari 75 pemimpin agama, termasuk klerus senior Katolik, telah menandatangani
pernyataan yang menyerukan tindakan internasional untuk menangani kejahatan
kekejaman terhadap Uighur," kata Benedict Rogers, pemimpin tim Christian Solidarity Worldwide Asia
Timur kepada Church Militant.
"Sekarang,
dunia sedang mencari para pemimpin spiritual dunia lainnya untuk mendapatkan tanggapan
mereka. Mengingat otoritas moral paus di seluruh dunia, dan mengingat bahwa paus
Francis secara khusus sering berbicara tentang ketidakadilan di seluruh dunia,
kami berharap agar dia mau menambahkan suaranya," katanya.
"Tanggapan dari paus tidaklah harus rumit. Tidak harus politis. Ekspresi sederhana dari doa dan solidaritas sudah cukup," pinta Rogers.
"Sebagai seorang Katolik selama 7 tahun, saya tidak mudah mengkritik @Pontifex. Sebagai mantan Anglikan, saya tidak senang menanyakan @JustinWelby. Tetapi sikap diam mereka membuat saya tidak punya pilihan. Saya berdoa agar mereka akan angkat bicara - SEKARANG," katanya.
*****
Suster
Lucia (Fatima): Tanpa Konsekrasi Rusia
Kematian
Komunisme: Hanya Tipu Muslihat
Kebangkitan
Kaum Kiri --- Sebuah Agama Baru
LDM
– Kutipan Nubuat Tentang Para Rasul Akhir Zaman
LDM
– Kutipan Nubuat Tentang Manipulasi Genetik
No comments:
Post a Comment