Wednesday, August 26, 2020

PARA WALI GEREJA MEMPERINGATKAN TENTANG SAAT AKHIR ZAMAN

 

PARA WALI GEREJA MEMPERINGATKAN TENTANG SAAT AKHIR ZAMAN

 https://www.churchmilitant.com/news/article/prelates-warn-of-end-times

 


 

by Bradley Eli, M.Div., Ma.Th.  •  ChurchMilitant.com  •  August 24, 2020   

 

Uskup Thomas Tobin: 'kembali kepada Tuhan’ ... dan ‘untuk berjaga-jaga'

 

PROVIDENCE, R.I. (ChurchMilitant.com) - Namun uskup yang lain memperingatkan bahwa pepatah akhir zaman itu mungkin sudah dekat.

 

Uskup Thomas Tobin dari Providence, Rhode Island, memberi tahu umat manusia yang berdosa agar membaca tanda-tanda zaman dan kemudian menata kehidupan spiritual mereka. Pada hari Kamis, Tobin menyarankan dalam sebuah tweet bahwa beberapa bencana alam dan akibat ulah manusia mungkin merupakan tanda-tanda ‘akhir zaman.’ Dia kemudian menasihati, "Sebaiknya kita kembali kepada Tuhan. Sekarang. Untuk berjaga-jaga."

 

Tobin hanyalah wali Gereja terbaru yang mempertimbangkan tentang skenario "akhir zaman." Sejak tahun 1946, Uskup Agung Fulton Sheen telah berbicara tentang krisis apokaliptik yang dengan cepat mendekati Gereja Katolik. Sheen meramalkan bahwa Iblis berusaha melawan Gereja:

 

Dia (iblis) akan menipu bahkan orang-orang yang terpilih. Dia akan mendirikan gereja tandingan yang akan menjadi tiruan Gereja karena dia, Iblis, mau meniru Tuhan. Itu akan menjadi tubuh mistik Antikristus yang, secara eksternal, akan menyerupai Gereja asli yang merupakan tubuh mistik Kristus.

 

Bukannya dengan memperhatikan bencana-bencana alam sebagai tanda-tanda dari malapetaka yang akan datang, tetapi para uskup ini menekankan pada krisis di dalam Gereja yang sedang berkembang yang tampaknya memberikan pembenaran pada wawasan Tobin. Umat ​​Katolik yang berpikir bahwa ini adalah diskusi yang berlebihan, mungkin mereka akan terkejut jika mengetahui bahwa topik eskatologis ini sudah tertulis dalam Katekismus Gereja Katolik resmi.

 

Uskup Agung Utrecht, Belanda, menunjukkan dimasukkannya topik apokaliptik ini dalam Katekismus Gereja Katolik dengan sebuah surat yang ditulisnya pada Mei 2018, yang dimuat dalam National Catholic Register.

 

Dalam surat itu, Kardinal Willem Eijk menyesalkan kegagalan paus Francis untuk melarang beberapa uskup Jerman membagikan Komuni Kudus kepada umat Protestan. Dia juga memperingatkan tentang "para kardinal yang secara terbuka mengusulkan untuk memberkati (mengesahkan) hubungan homoseksual."

 

Kard.Eijk mengatakan bahwa dibiarkannya (diijinkannya) serangan luas terhadap "Deposit Iman yang terkandung dalam Tradisi Suci dan Kitab Suci" membuatnya percaya bahwa Gereja mendekati "ujian terakhir" yang mecakup hilangnya iman di seluruh dunia.

 

Cdl. Willem Eijk (Photo: Olivier Figueras)

 

 

Kard. Eijk mencatat bahwa "pencobaan terakhir" yang mengarah pada kemurtadan massal ini diuraikan dalam pasal 675 dari Katekismus. Dia mengutip bagian ini sebagai berikut:

 

Sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali, Gereja harus melewati ujian terakhir yang akan menggoyahkan iman banyak orang yang percaya. Penganiayaan yang menyertai peziarahannya di bumi akan mengungkap "misteri kejahatan" dalam bentuk penipuan agama yang menawarkan solusi nyata bagi permasalahan mereka dengan resiko murtad dari kebenaran.

 

Seorang prelatus AS juga berbicara tentang kemurtadan yang akan datang ketika melihat penderitaan umat Katolik di Gereja Katolik bawah tanah di Cina serta orang-orang Katolik yang berjuang untuk mempertahankan iman Katolik di wilayah Amazon. Pada Juli 2019, uskup Joseph Strickland dari Tyler, Texas, menuding para pemimpin Gereja karena peran mereka yang dipertanyakan di kedua wilayah ini.

  

Dibiarkannya serangan luas terhadap 'Deposit Iman yang terkandung dalam Tradisi Suci dan Kitab Suci' membuatnya percaya bahwa Gereja telah mendekati 'pencobaan terakhir.' Tweet

 

"Cina dan Amazon adalah terpisah dalam separuh dunia, tetapi Vatikan tampaknya memiliki kedua wilayah itu di jalan yang sama yang menuju kemurtadan," kata Strickland dalam tweeternya.

 

Katekismus pasal 675 merujuk pada "Antikristus" saat mengutip 2 Tesalonika 2, di mana Santo Paulus mengidentifikasi "manusia durhaka," yang datang setelah "pemberontakan" besar terhadap ajaran dan praktik agama Katolik.

 

Pasal 677 dari Katekismus selanjutnya berbicara tentang penganiayaan besar yang menyertai pemberontakan luas melawan Iman: "Gereja akan memasuki kemuliaan kerajaan hanya melalui Paskah terakhir ini ketika ia akan mengikuti Tuhannya dalam Kematian dan Kebangkitan-Nya."

 

Bagian Katekismus ini menyimpulkan, "Kemenangan Tuhan atas pemberontakan kejahatan akan mengambil bentuk Penghakiman Terakhir setelah pergolakan kosmik terakhir dari dunia yang sedang berlalu ini."

 

Wali Gereja lain yang berbicara tentang konflik terakhir di dalam Gereja adalah whistleblower Uskup Agung Carlo Maria Viganò (saat masih menjadi nuncio di Amerika Serikat). Paus Francis telah mengejutkan Viganò pada bulan Juni 2013 dengan menolak tuduhan pelecehan seksual besar-besaran yang dilakukan oleh mantan kardinal Theodore McCarrick.                     


Pada bulan November tahun itu, Viganò berbicara kepada para uskup AS di sidang umum di musim gugur, dengan kata-kata yang tampaknya menggemakan peringatan Fulton Sheen dari beberapa dekade sebelumnya. Viganò, saat itu nuncio, juga mengutip pidato tahun 1976 yang diberikan oleh Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup AS tidak lama sebelum pemilihannya menjadi paus. Viganò menyatakan:

 

Kita sekarang sedang menghadapi konfrontasi historis terbesar yang pernah dialami umat manusia. Saya tidak berpikir bahwa lingkaran luas masyarakat Amerika, atau seluruh komunitas Kristen yang luas menyadari hal ini sepenuhnya. Kita sekarang menghadapi konfrontasi terakhir antara Gereja dan anti-gereja, antara Injil dan anti-Injil, antara Kristus dan Antikristus. Konfrontasinya terletak di dalam rencana pemeliharaan ilahi. Oleh karena itu, hal ini telah ada di dalam rencana Tuhan, dan itu harus menjadi ujian yang harus diterima dan dihadapi oleh Gereja dengan berani.

 

Di antara berbagai uskup yang juga telah melihat kebingungan di dalam Gereja saat ini, sebagai tanda bahwa "akhir zaman" sudah dekat adalah Cdl. Raymond Burke, mantan kepala pengadilan tertinggi Vatikan. Selama wawancara tahun 2017 dengan Catholic Herald, Burke mendiagnosis kekerasan di dunia dan kebingungan di antara para pemimpin Gereja sebagai "apokaliptik."

 

"Dalam pengertian itu, seseorang mungkin merasa bahwa Gereja tampak seperti tidak mau mematuhi perintah Tuhan kita," katanya, dan kemudian menambahkan, "Kalau begitu, mungkin kita telah sampai pada saat akhir zaman."

 

 

Burke mendiagnosis kekerasan di dunia dan kebingungan di antara para pemimpin Gereja sebagai 'apokaliptik'Tweet

 

 

Burke juga menjelaskan tentang komentar yang dia buat pada konferensi Fatima pada Juli 2017. Di sana, dia menceritakan tentang seorang pastor muda yang bertanya kepadanya, "Kardinal, menurut Anda, apakah kita berada di saat akhir zaman?"

"Saya tidak ragu-ragu untuk menjawab: 'Mungkin begitu'," katanya.

 

*****

LDM – Kutipan Nubuat Tentang Kebingungan Besar

Kuil Setan Menawarkan Aborsi Gratis

Visi Pasca-Covid Dari Kaum Elit Globalis Bagi Umat Manusia

Pastor Frank Unterhalt - Rahasia Ketiga Fatima

LDM 19 Agustus 2020

Enoch, 19 Agustus 2020

Pedro Regis 5006 – 5010

 

No comments:

Post a Comment