PARA WALI GEREJA MEMPERINGATKAN TENTANG SAAT AKHIR ZAMAN
by Bradley Eli, M.Div., Ma.Th. • ChurchMilitant.com • August 24, 2020
Uskup Thomas
Tobin: 'kembali kepada Tuhan’ ... dan ‘untuk berjaga-jaga'
PROVIDENCE, R.I. (ChurchMilitant.com) - Namun uskup yang lain memperingatkan bahwa pepatah akhir zaman itu mungkin sudah dekat.
Uskup
Thomas Tobin dari Providence, Rhode Island, memberi tahu umat manusia yang
berdosa agar membaca tanda-tanda zaman dan kemudian menata kehidupan spiritual
mereka. Pada hari Kamis, Tobin menyarankan
dalam sebuah tweet bahwa beberapa bencana alam dan akibat ulah manusia mungkin
merupakan tanda-tanda ‘akhir zaman.’ Dia kemudian menasihati, "Sebaiknya
kita kembali kepada Tuhan. Sekarang. Untuk berjaga-jaga."
Tobin
hanyalah wali Gereja terbaru yang mempertimbangkan tentang skenario "akhir
zaman." Sejak tahun 1946, Uskup Agung Fulton Sheen telah berbicara tentang
krisis apokaliptik yang dengan cepat mendekati Gereja Katolik. Sheen meramalkan bahwa Iblis
berusaha melawan Gereja:
Dia (iblis)
akan menipu bahkan orang-orang yang terpilih. Dia akan mendirikan gereja
tandingan yang akan menjadi tiruan Gereja karena dia, Iblis, mau meniru Tuhan.
Itu akan menjadi tubuh mistik Antikristus yang, secara eksternal, akan
menyerupai Gereja asli yang merupakan tubuh mistik Kristus.
Bukannya
dengan memperhatikan bencana-bencana alam sebagai tanda-tanda dari malapetaka
yang akan datang, tetapi para uskup ini menekankan pada krisis di dalam Gereja
yang sedang berkembang yang tampaknya memberikan pembenaran pada wawasan Tobin.
Umat Katolik yang berpikir bahwa ini adalah diskusi yang berlebihan, mungkin mereka
akan terkejut jika mengetahui bahwa topik eskatologis ini sudah tertulis dalam
Katekismus Gereja Katolik resmi.
Uskup
Agung Utrecht, Belanda, menunjukkan dimasukkannya topik apokaliptik ini dalam
Katekismus Gereja Katolik dengan sebuah surat yang ditulisnya
pada Mei 2018, yang dimuat dalam National Catholic Register.
Dalam
surat itu, Kardinal Willem Eijk menyesalkan
kegagalan paus Francis untuk melarang beberapa uskup Jerman membagikan Komuni
Kudus kepada umat Protestan. Dia juga memperingatkan tentang "para
kardinal yang secara terbuka mengusulkan untuk memberkati (mengesahkan) hubungan
homoseksual."
Kard.Eijk
mengatakan bahwa dibiarkannya (diijinkannya) serangan luas terhadap
"Deposit Iman yang terkandung dalam Tradisi Suci dan Kitab Suci"
membuatnya percaya bahwa Gereja mendekati "ujian terakhir" yang mecakup
hilangnya iman di seluruh dunia.
Cdl. Willem Eijk (Photo: Olivier Figueras)
Kard.
Eijk mencatat bahwa "pencobaan terakhir" yang mengarah pada
kemurtadan massal ini diuraikan dalam pasal 675 dari
Katekismus. Dia mengutip bagian ini sebagai berikut:
Sebelum
kedatangan Kristus yang kedua kali, Gereja harus melewati ujian terakhir yang
akan menggoyahkan iman banyak orang yang percaya. Penganiayaan yang menyertai peziarahannya
di bumi akan mengungkap "misteri kejahatan" dalam bentuk penipuan
agama yang menawarkan solusi nyata bagi permasalahan mereka dengan resiko murtad
dari kebenaran.
Seorang
prelatus AS juga berbicara tentang kemurtadan yang akan datang ketika melihat
penderitaan umat Katolik di Gereja
Katolik bawah tanah di Cina serta orang-orang Katolik yang berjuang
untuk mempertahankan iman Katolik di wilayah Amazon. Pada Juli 2019, uskup
Joseph Strickland dari Tyler, Texas, menuding
para pemimpin Gereja karena peran mereka yang dipertanyakan di kedua wilayah
ini.
Dibiarkannya serangan luas
terhadap 'Deposit Iman yang terkandung dalam Tradisi Suci dan Kitab Suci'
membuatnya percaya bahwa Gereja telah mendekati 'pencobaan terakhir.' Tweet
"Cina dan Amazon adalah terpisah dalam separuh dunia, tetapi Vatikan tampaknya memiliki kedua wilayah itu di jalan yang sama yang menuju kemurtadan," kata Strickland dalam tweeternya.
Katekismus
pasal 675 merujuk pada "Antikristus" saat mengutip 2 Tesalonika 2, di
mana Santo Paulus mengidentifikasi "manusia
durhaka," yang datang setelah "pemberontakan" besar terhadap ajaran
dan praktik agama Katolik.
Pasal
677 dari Katekismus selanjutnya berbicara
tentang penganiayaan besar yang menyertai pemberontakan luas melawan Iman:
"Gereja akan memasuki kemuliaan kerajaan hanya melalui Paskah terakhir ini
ketika ia akan mengikuti Tuhannya dalam Kematian dan Kebangkitan-Nya."
Bagian
Katekismus ini menyimpulkan, "Kemenangan Tuhan atas pemberontakan
kejahatan akan mengambil bentuk Penghakiman Terakhir setelah pergolakan kosmik
terakhir dari dunia yang sedang berlalu ini."
Wali Gereja lain yang berbicara tentang konflik terakhir di dalam Gereja adalah whistleblower Uskup Agung Carlo Maria Viganò (saat masih menjadi nuncio di Amerika Serikat). Paus Francis telah mengejutkan Viganò pada bulan Juni 2013 dengan menolak tuduhan pelecehan seksual besar-besaran yang dilakukan oleh mantan kardinal Theodore McCarrick.
Pada bulan November tahun itu, Viganò berbicara kepada para uskup AS di sidang umum di musim gugur, dengan kata-kata yang tampaknya menggemakan peringatan Fulton Sheen dari beberapa dekade sebelumnya. Viganò, saat itu nuncio, juga mengutip pidato tahun 1976 yang diberikan oleh Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup AS tidak lama sebelum pemilihannya menjadi paus. Viganò menyatakan:
Kita
sekarang sedang menghadapi konfrontasi historis terbesar yang pernah dialami
umat manusia. Saya tidak berpikir bahwa lingkaran luas masyarakat Amerika, atau
seluruh komunitas Kristen yang luas menyadari hal ini sepenuhnya. Kita sekarang
menghadapi konfrontasi terakhir antara Gereja dan anti-gereja, antara Injil dan
anti-Injil, antara Kristus dan Antikristus. Konfrontasinya terletak di dalam
rencana pemeliharaan ilahi. Oleh karena itu, hal ini telah ada di dalam rencana
Tuhan, dan itu harus menjadi ujian yang harus diterima dan dihadapi oleh Gereja
dengan berani.
Di
antara berbagai uskup yang juga telah melihat
kebingungan di dalam Gereja saat ini, sebagai tanda bahwa "akhir
zaman" sudah dekat adalah Cdl. Raymond Burke, mantan kepala pengadilan
tertinggi Vatikan. Selama wawancara tahun 2017 dengan Catholic Herald, Burke mendiagnosis
kekerasan di dunia dan kebingungan di antara para pemimpin Gereja sebagai
"apokaliptik."
"Dalam
pengertian itu, seseorang mungkin merasa bahwa Gereja tampak seperti tidak mau
mematuhi perintah Tuhan kita," katanya, dan kemudian menambahkan,
"Kalau begitu, mungkin kita telah sampai pada saat akhir zaman."
Burke mendiagnosis kekerasan di
dunia dan kebingungan di antara para pemimpin Gereja sebagai 'apokaliptik'Tweet
Burke juga menjelaskan tentang komentar yang dia buat pada konferensi Fatima pada Juli 2017. Di sana, dia menceritakan tentang seorang pastor muda yang bertanya kepadanya, "Kardinal, menurut Anda, apakah kita berada di saat akhir zaman?"
"Saya tidak ragu-ragu untuk menjawab: 'Mungkin begitu'," katanya.
*****
LDM
– Kutipan Nubuat Tentang Kebingungan Besar
Kuil
Setan Menawarkan Aborsi Gratis
Visi
Pasca-Covid Dari Kaum Elit Globalis Bagi Umat Manusia
Pastor
Frank Unterhalt - Rahasia Ketiga Fatima
No comments:
Post a Comment