Thursday, October 20, 2022

Cardinal Pell Memperingatkan Tentang Sinode 'Bunuh Diri'

  

CARDINAL PELL MEMPERINGATKAN TENTANG SINODE 'BUNUH DIRI'

https://www.churchmilitant.com/news/article/aussie-cardinal-forecasts-suicidal-synod

  



 

by Jules Gomes  •  ChurchMilitant.com  •  October 13, 2022

 

Seorang Klerus Australia secara blak-blakan mengutuk sikap diam

dari KV II tentang komunisme 

 

VATICAN CITY (ChurchMilitant.com) - Kardinal George Pell dari Australia memperingatkan konsekuensi bencana bagi Gereja Katolik jika paus Francis tidak mau mengoreksi "bidaah serius" yang dipromosikan oleh Sinode Jerman baru-baru ini. 

 


 Gambar sinode dari seorang imam pria yang berdiri bersama  

“imam wanita” (usulan dari sinode Jerman) dan bergandengan tangan dengan seorang umat wanita. 

 

 


 Patung sinode dari seorang “imam” wanita yang “bertaut erat”

dengan dua imam pria 

  

"Proses sinode telah dimulai dengan terjadinya bencana di Jerman," demikian keluh uskup Pell dari Australia itu, "dan masalah akan menjadi lebih buruk kecuali kita segera memiliki koreksi kepausan yang efektif, misalnya tentang moralitas seksual Kristiani, imam wanita, dll."

 

Dalam sebuah esai yang diterbitkan Rabu di National Catholic Register, kardinal yang suka blak-blakan itu membandingkan "pembaruan" konstitusi pastoral KV II Gaudium et Spes dengan Jalur Sinode Jerman saat ini yang merupakan bagian dari proyek besar Sinode tentang Sinode dari paus Francis.

 

Mantan uskup agung Melbourne dan Sydney ini, yang dipenjarakan atas tuduhan palsu pelecehan seksual dan kemudian dibebaskan karena tidak terbukti bersalah, menggaris-bawahi kata-kata "beberapa umat Katolik Jerman yang setia yang sudah berbicara, bukan dengan cara sinode yang benar, tetapi dengan cara bunuh diri."

 

Hanya Katolik Saja

 

Mengacu pada undangan paus Francis kepada umat Katolik, Protestan, dan bahkan orang atheis, yang murtad, untuk ikut berpartisipasi dalam Sinode tentang Sinode kali ini, Pell menegaskan bahwa "setiap sinode harus berupa sinode Katolik, terikat oleh Tradisi apostolik, seperti halnya Konsili yang terikat pada ajaran Katolik."

 

"Kita tidak pernah menemukan preseden dalam sejarah Katolik tentang adanya partisipasi aktif dari mantan Katolik dan bahkan orang-orang yang anti-Katolik, dalam acara-acara besar seperti ini. Hanya para Bapa Konsili, hampir seluruhnya uskup, yang dapat memberikan suara di KV II, dan para pengamat semuanya adalah orang Kristen dan mereka ini tidak memillikki hak suara," kata kardinal Pell menjelaskan.

 

Kisah-kisah pasca KV II bukanlah salah satu kesuksesan yang gemilang.GabTweet

 

"Tidak boleh ada pluralisme atas doktrin penting tentang iman atau moral," kata Pell dengan tegas. "Kesatuan kita tidak seperti federasi Anglikan yang longgar atau banyak Gereja-gereja  Ortodoks nasional."

 

"Bidaah-bidaah yang serius" dalam proses sinode kali ini adalah "merusak dan menghancurkan kesatuan Gereja yang Satu dan Sejati," dengan cara yang bertentangan dengan "seruan Gaudium et Spes dari KV II untuk terlibat dengan dunia modern dalam 'terang Injil,'" kata Pell mengamati.

 

Pembicaraan tentang Komunisme Dibatalkan dalam KV II

 

Mengekspresikan skeptisisme tentang kenaifan KV II atas "optimisme Eropa Barat yang direkonstruksi," dan "bagian Teilhardian tentang Kristus sebagai Alfa dan Omega" di dalam Gaudium et Spes, Pell mengecam penolakan KV II untuk berbicara tentang kejahatan komunisme.

 

"Pandangan umum adalah bahwa sikap diam KV II tentang komunisme, tidak adanya kutukan terhadapnya, adalah harga yang disepakati dan harus dibayar oleh Gereja Katolik bagi kehadiran para pengamat dari uskup-uskup negara Eropa yang komunis dan kehadiran wakil-wakil dari Gereja Ortodox Rusia,” demikian kata Pell.

 

Jalan Sinode kali ini sudah ditakdirkan untuk gagal sejak awal. GabTweet

 

Sementara uskup-uskup dari Eropa komunis menjadi berkat bagi konsili, namun sikap "kebisuan terhadap komunisme yang secara aktif menganiaya orang-orang Kristen di seluruh Eropa Timur, Rusia dan Cina, telah mencemari perspektif Konsili," katanya menekankan.

 

KV II juga "tidak menawarkan persiapan yang ideal untuk perang budaya, yang telah melihat adanya pembongkaran terhadap dasar hukum Yudeo-Kristen tentang pernikahan, kehidupan dan keluarga di banyak negara," tulis Pell, sambil memuji Humanae Vitae Paus Paulus VI sebagai hal yang "lebih bersifat profetis."

 

Cdl. Gerhard Ludwig Müller

 

Selanjutnya, "kisah-kisah pasca-KV II bukanlah salah satu keberhasilan yang gemilang," dan "akibatnya ia memberikan peringatan akan kekuatan musuh yang sangat besar yang mengelilingi kita."

 

Dalam sebuah bagian yang mengambil posisi yang sangat kontras yang dilakukan oleh paus Francis tentang kebangkitan para pemimpin populis, Pell berpendapat bahwa kontribusi Donald Trump, Viktor Orbán atau Giorgia Meloni "tidak boleh ditolak, sekecil apa pun, seperti beberapa dari kita tetap berterima kasih kepada Constantine dan Charles V."

 

Pell juga mengambil pelajaran dari sejarah konsili, mengamati bahwa konsili "tidak diadakan terlalu sering," dan dengan demikian "sinode juga tidak boleh terlalu sering," jangan sampai "mereka menjadi pesaing kita di dalam doa, penyembahan dan pelayanan."

 

"Dan sejarah mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati, tidak membangun harapan-harapan palsu, tidak mengerahkan kekuatan yang bisa lepas dari kendali kita," tambahnya.

 

Sinode a la Nazi

 

Bulan lalu, para uskup penyebar bidaah di Jerman menjadi peluru balistik setelah kardinal Swiss, Kurt Koch, membandingkan Jalur Sinode Jerman dengan penyerahan Gereja kepada paham Nazisme.

 

“Di mana wahyu tidak lagi menjadi ukuran suatu pernyataan dan teologi, tetapi sebaliknya, pemikiran seseorang justru ingin memutuskan apa yang menjadi milik wahyu Tuhan, maka di situ muncul dorongan yang tak tertahankan untuk mengembangkan teologi dan pernyataan yang asli,” tegas Koch.

 

Sejarah mengingatkan kita ... untuk tidak mengerahkan kekuatan yang dapat lepas dari kendali kita. GabTweet

 

Pada bulan Agustus, Cdl. Gerhard Ludwig Müller, prefek emeritus Kongregasi untuk Ajaran Iman, menyatakan bahwa proses sinode berada di jalur yang "anti-Katolik".

 

"Saya pikir Jalan Sinode sudah ditakdirkan untuk gagal sejak awal, dan hanya saja para penggagasnya yang belum menyadarinya," kata Müller, dan dia memperingatkan bahwa "apa yang dikejar di sini tidak lain adalah perpecahan dan apa yang disebut reformasi dengan menggunakan linggis."

 

“Gereja didirikan oleh Kristus, dan ia tidak dapat direformasi, tidak dapat ditandingi; hanya kita yang dapat menempuh jalan tersebut dan karena itu kita harus menempuh jalan pertobatan dan perbaikan diri,” Müller menekankan.

 

Sebelumnya, Müller memicu kemarahan setelah menolak komentar orang-orang bahwa Jalan Sinode sebagai "proses bunuh diri" yang mirip dengan "situasi ketika Konstitusi Weimar dicabut oleh Undang-Undang Pengaktifan," yang secara resmi mengesampingkan konstitusi Jerman dan mengesahkan kediktatoran.

 

Teilhard de Chardin (1881–1955) adalah seorang ahli paleontologi, teolog, dan filsuf Yesuit, yang mengusulkan pemahaman evolusioner tentang "Kristus kosmik", yang menurutnya alam semesta terus bergerak menuju titik kesempurnaan yang disebutnya "Titik Omega." Dan Bunda Maria berkata kepada visiuner Veronica Lueken, dari Bayside, Amerika Serikat, bahwa  Teilhard de Chardin kini berada di dalam neraka.

 

-----------------------

 

Silakan baca juga artikel berikut ini:

Seperti yang diduga: Francis menyetujui pemberian ‘berkat’ pasangan homosex

  


  

----------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

 

LDM - Peristiwa-Peristiwa Besar Yang Telah Dinubuatkan

Pedro Regis, 5346 - 5350

Lelucon Terbaru Francis…

Penurunan Yang Menghancurkan

Meningkatnya risiko pemusnahan oleh senjata nuklir dan pesan Bunda Maria Akita

LDM, 16 Oktober 2022

Giselle Cardia, 27 September & 3, 7, 11, 16, 18 Oktober 2022