Seorang imam berkata:
Kaum globalis dan satanis tak akan bisa mengalahkan Misa Latin
yang “tidak dapat dihancurkan”.
'Misa tradisional membuat orang menjadi kuat, Misa tradisional membuat mereka tetap waras, dan Misa itu membuat kita tetap terhubung dengan Tuhan, yang tidak bisa dilakukan orang lain. Oleh karena itu, Francis dan orang-orang terdekatnya ingin agar Misa Tradisional Latin dihancurkan.
Pastor James Mawdsley
Wed Oct 19, 2022 - 11:43 am EDT
(LifeSiteNews) – Seorang imam Inggris, yang dikenal karena analisisnya yang terus terang tentang iklim gerejawi dan politik, telah mendorong umat Katolik dengan menguraikan betapa kaum “globalis dan satanis” tidak dapat mengalahkan Misa tradisional yang “tidak dapat dihancurkan”.
Pastor James Mawdsley (foto di atas) menyampaikan pidatonya yang menggugah di acara baru-baru ini yang diselenggarakan oleh organisasi Corpus Christi for Unity and Peace.
Sambil menyoroti banyaknya krisis yang menyerang Gereja dan masyarakat pada umumnya, pastor Mawdsley meyakinkan mereka yang berkumpul dalam acara itu bahwa “Misa tradisional tidak dapat dihancurkan. Maksud saya: cara yang paling penuh untuk menyembah Tuhan. Itu (Misa Tradisionil) akan mencapai akhir sejarah dalam keadaan tetap hidup.”
“Semua orang yang melestarikan Tradisi, setelah menyembah Tuhan, mereka melakukannya untuk menghormati semua generasi sebelumnya yang telah memelihara dan meneruskannya,” katanya tentang Misa tradisional, “dan mereka melakukannya untuk menyelamatkan kehidupan kekal dari generasi mendatang yang akan memiliki sarana keselamatan yang tertinggi ini.”
Imam ini menyampaikan tiga alasan mengapa Misa tradisional “tidak dapat dihancurkan,” yaitu berdasarkan pada sifat Tuhan, bermanfaat bagi mereka yang mencintai Tuhan, dan karena sifat “merusak diri sendiri” bagi mereka yang menentang Tuhan.
'Kegilaan' berpikir untuk mengalahkan rencana Tuhan
“Tuhan telah meletakkan Tradisi ini ke dalam sejarah penciptaan,” kata pastor Mawdsley, dan dia menambahkan bahwa seperti yang dikatakan oleh Padre Pio, “akan lebih mudah bagi dunia untuk bertahan hidup tanpa matahari daripada tanpa Kurban Misa Kudus.” Sama seperti para ilmuwan tidak dapat mengubah susunan alam semesta, maka “Tradisi juga tidak mungkin dihilangkan,” katanya.
Dengan menyadari betapa manusia diciptakan untuk menyembah Tuhan, imam itu menambahkan bahwa “…adalah tujuan alam semesta agar kita menemukan persatuan kita di dalam Tuhan melalui penyembahan ini, dan itu selalu menjadi pusat sejarah manusia.” “Jadi para globalis dan satanis membenturkan kepala mereka sendiri ke tembok” jika mereka menentang Tradisi, tambahnya.
Merujuk kepada Kitab Suci untuk melacak tema sentral Keselamatan dan Misa tradisional, pastor Mawdsley mencatat "adanya kesinambungan" dalam Misa tradisional selama berabad-abad.
Tuhan telah mengatur keberadaan Misa, tambahnya, dan “jika itu adalah rencana Tuhan, maka adalah sangat gila untuk berpikir bahwa Anda dapat mengalahkan Dia. Ini adalah tujuan yang telah Tuhan berikan kepada alam semesta.”
Mereka yang mencintai Tuhan akan mencari Misa tradisional.
Menyampaikan alasan keduanya, Pastor Mawdsley menyatakan bahwa ada hubungan khusus antara mereka yang mencari Tuhan dengan Misa tradisional: “Mereka yang mencintai Tuhan akan mencari Misa Latin tradisional dan itu adalah kekuatan terkuat dalam masyarakat.”
Karena setiap manusia yang mencari makna, untuk menjadi ada, untuk tetap hidup, untuk mengenal Tuhan, akan dituntun kepada Misa tradisional atau bentuk ibadat apostolik lainnya. Itu tak akan tertandingi dalam hal keindahan, kebaikan, kebenaran, dan persatuan. Persatuan ini, pada akhirnya ada di dalam Corpus Christi, Tubuh Kristus.
Dia menggambarkan Misa Romawi: “…seperti DNA dari ibadah kita. Ia memiliki seluruh kode genetik DNA di sana, dan semua hal lain yang terjadi hanya akan tumbuh di sekitarnya.”
Sementara manusia tidak dapat sepenuhnya memahami sifat Tuhan, pastor Mawdsley mencatat bahwa manusia dapat mendekati Tuhan dengan menghargai "keindahan, kebaikan, kebenaran dan kesatuan." Semua aspek ini hadir melalui ketaatan di dalam Misa Latin tradisional, lanjutnya.
Pastor Mawdsley – sebelumnya dari Persaudaraan Imam St. Peter (FSSP) – menegaskan bahwa “pencarian transendental membawa seseorang ke misa tradisional Latin. Dan ini tak terbatas, tak terbatas. Itu benar-benar melampaui seberapa dekat kita bisa pergi kepada Tuhan.”
Sementara menegaskan keabsahan Misa Novus Ordo (NO), dia mencatat bagaimana “misa NO itu gagal pada semua hal yang bersifat transendental. Misa NO itu tidak seindah, tidak sebagus, tidak sebenar, tidak menyatu seperti halnya TLM.”
Karena itu, tambah pastor Mawdsley, “sejarah akan menunjukkan bahwa TLM [Misa Latin Tradisional] tidak akan dapat dihancurkan dan selalu tumbuh kembali karena rasa kasih orang-orang terhadapnya.” Sebaliknya, Novus Ordo akan ditampilkan dalam keadaan “mati dengan sendirinya karena ia steril. Tidak bisa menghasilkan vokasi religius,” katanya. Sebaliknya, umat Katolik yang setia akan “mengikuti Tradisi,” katanya, terutama mengingat adanya potensi “perpecahan” dalam Gereja saat ini.
Para penentang Misa tradisional akan bertindak laksana ‘menghancurkan diri sendiri’
Pastor Mawdsley juga mencatat bagaimana mereka yang menentang Misa tradisional seperti bekerja melawan diri mereka sendiri. “Alasan terakhir mengapa setan tidak dapat menghancurkan Misa tradisional – itu adalah penghancuran diri mereka yang mencobanya,” katanya.
Tanpa menyebut nama individu tertentu, imam itu menyatakan bahwa para penentang Misa Latin “tidak memahami manusia. Mereka tidak mengerti pengorbanan tanpa pamrih, mereka tidak bisa menghitung untuk itu. Dan jika Antikristus berhasil menghapus Korban ini (TLM), maka Tuhan kita Yesus Kristus akan kembali.”
Ketidakmampuan untuk memahami Misa Tradisionil ini menyebabkan penganiayaan terhadap orang-orang yang setia dan mengabdi kepadanya, demikian Pastor Mawdsley berpendapat.
Penganiayaan terhadap umat beriman adalah semacam versi yang lebih tinggi dari tindakan yang hanya berteriak terhadap kasus pelecehan, karena ketika Anda mencoba membingungkan orang dan mereka menolak untuk dibingungkan, ketika Anda mencoba mengalihkan perhatian mereka dari apa yang penting – yaitu penyembahan kepada Tuhan – dan mereka menolak untuk diganggu, lalu Anda mulai berteriak melecehkan mereka karena itu adalah hal terakhir yang dapat Anda lakukan.
Melanjutkan tema yang ada dalam video katekesenya sendiri, pastor Mawdsley berbicara tentang hubungan antara pembatasan politik dan gerejawi, ‘antara penguncian wilayah dan wabah korona’, serta Traditionis Custodes Francis, yang berusaha untuk melarang Misa tradisional.”
“Ada sebuah pandangan dunia yang sama di antara mereka,” katanya, “sebuah agenda bersama dan semuanya adalah tidak bertuhan.”
Menyebutkan tentang “kebingungan yang tersebar luas yang ditaburkan oleh setan kepada kita”, imam itu berpendapat bahwa “pengalihan perhatian itu ada dalam banyak absurditas yang kita lihat di sekitar kita hari ini, yang sengaja direkayasa untuk menimbulkan konflik, misalnya, masalah pengungsi, perbatasan negara yang terbuka bagi imigran.”
Langkah paus Francis menentang Misa Tradisional diperlukan bagi agendanya sendiri
Membidik pembatasan paus Francis pada Misa tradisional dan Sinode tentang Sinode saat ini, pastor Mawdsley berpendapat bahwa pembatasan Francis itu ditujukan untuk merusak iman.
Misa tradisional membuat orang menjadi kuat imannya, itu membuat mereka tetap waras, itu membuat kita tetap terhubung dengan Tuhan seperti yang tidak bisa dilakukan oleh cara lain. Oleh karena itu, Francis dan orang-orang terdekatnya ingin agar Misa Tradisional Latin dihancurkan.
READ: ‘Reign of terror’: Former FSSP priest calls Pope’s restrictions on Latin Mass an ‘attack’ on God
“Ini jelas merupakan hambatan bagi agendanya sendiri,” kata imam itu, merujuk pada paus Francis.
Dan itu menimbulkan dua pertanyaan. Apa tujuan Francis jika ibadah sepenuhnya kepada Tuhan menjadi penghalang untuk tujuannya sendiri? Saya tidak tahu jawabannya. Pertanyaan yang lebih menarik adalah siapa yang dia layani?”
Menyikapi Sinode tentang Sinodalitas – yang baru saja diperpanjang beberapa, hari yang lalu, oleh paus Francis hingga mencakup tahun ketiga – pastor Mawdsley menyebut hal itu sebagai “serangan terhadap kebaikan tertinggi di bumi dan di surga.”
Tujuan Vatikan di bawah Francis adalah agar “orang-orang yang dalam dosa berat boleh menerima Komuni Kudus, dan mereka ingin mengubah hierarki Uskup, Imam, Diakon, yang telah ditetapkan oleh Yesus Kristus melalui para rasul,” katanya.
Sekarang, tujuannya adalah agar kurban kudus Misa dipersembahkan secara tidak layak oleh para imam yang aktif secara seksual, secara tidak sah oleh para imam wanita, sehingga buah-buah dari kurban Misa itu diterima secara tidak layak pula oleh mereka yang berdosa berat, sehingga terjadi penurunan martabat Corpus Christi, Tubuh Kristus, karena hakekatnya semua tahbisan suci ditujukan demi pengadaan Ekaristi Kudus.
Pastor Mawdsley menutup pidatonya dengan memperingatkan terhadap ketaatan pasif dari tindakan-tindakan tersebut, dan mengatakan bahwa “kesalahan tidak semua ada pada kaum globalis. Terserah kita juga untuk menjadikan diri kita sebagai manusia yang berani dan teguh di dalam Iman.”
“Belajarlah bagaimana menyerahkan semua kekhawatiran Anda kepada Tuhan dan lihat bagaimana Dia membawa Anda melewatinya,” tambah imam itu. “Dan kemudian Anda tidak akan takut apa-apa. Ketahuilah bahwa Dia adalah Yang Mahakuasa yang tidak dapat dikalahkan oleh siapa pun, dan Dia adalah ayah yang penuh kasih yang tidak meninggalkan sehelai rambut pun di kepala kita tidak dihitung oleh-Nya.”
----------------------------------
Silakan membaca artikel lainnya di sini:
Meningkatnya risiko pemusnahan oleh senjata nuklir dan pesan Bunda Maria Akita
Giselle Cardia, 27 September & 3, 7, 11, 16, 18 Oktober 2022
Cardinal Pell Memperingatkan Tentang Sinode 'Bunuh Diri'
Telah diumumkan Mendonça menjadi kepala Dikasteri di Vatikan
Francis telah menunjuk seorang atheis Italia…