Friday, March 17, 2023

Paus Francis menyangkal bahwa neraka adalah Suatu Tempat

 These Last Days News - March 16, 2023 




 

Paus Francis menyangkal bahwa neraka adalah 'Suatu Tempat,' dan dia mengatakan bahwa neraka adalah sebuah 'Postur Menuju Kehidupan'…

 https://www.tldm.org/news57/francis-denies-that-hell-is-a-place-says-it-is-a-posture-towards-life.htm

 

LifeSiteNews.com reported on March 16, 2023:

 

by Michael Haynes

 

 

Dalam sebuah wawancara untuk menandai peringatan 10 tahun pemerintahannya, paus Francis tampak jelas bahwa dia menyangkal keberadaan Neraka, dengan mengatakan bahwa neraka “bukanlah sebuah tempat” tetapi neraka hanyalah “sebuah keadaan hati” dan “sebuah sikap menuju kehidupan.”

 

Komentar paus ini merupakan bagian dari wawancara panjang yang dilakukan oleh situs berita Argentina Perfil, salah satu dari sejumlah wawancara baru-baru ini yang diberikan Paus kepada wartawan untuk menandai satu dekade dia naik tahta kepausan. Menyinggung sejumlah topik yang didiskusikannya dengan wartawan lain, Francis juga berbicara tentang pemikiran filosofis dan teologisnya, serta aspek-aspek yang berkaitan dengan politik global.

 

Sebagai bagian dari diskusi mendalam, Francis ditanya, "Apa interpretasi Anda sendiri tentang Neraka dan Surga, dan apa yang terjadi pada orang yang masuk ke dalam Neraka, dan apa yang terjadi pada mereka yang masuk ke dalam Surga?"

 

Memberikan jawaban yang menjadi ciri khas dari ‘merek dagangnya’ yang panjang, berbelit-belit, dan agak mengelak, Francis tampak jelas menyangkal keberadaan Neraka sebagai tempat yang sebenarnya. “Neraka bukanlah tempat,” katanya. “Jika seseorang pergi untuk menghadiri Penghakiman Terakhir, dan melihat wajah orang-orang yang pergi ke Neraka, dia menjadi takut. Jika Anda membaca Dante, Anda menjadi takut. Tapi ini adalah representasi media.”

 

Memperluas jawabannya, Francis menggambarkan Neraka hanya sebagai "sebuah keadaan" - deskripsi yang tampaknya merujuk pada keadaan pikiran seseorang. “Neraka adalah keadaan, ada orang yang tinggal di Neraka terus menerus.”

 

Dia menekankan bahwa dia tidak mengacu pada penderitaan (orang di neraka) secara umum, tetapi dia mengacu pada "mereka yang membuat dunia menjadi buruk atau sakit, dan akhirnya hidup di Neraka."

 

Neraka adalah sebuah keadaan, bukan sebuah tempat. Itu adalah keadaan hati, jiwa, sikap terhadap kehidupan, terhadap nilai-nilai, terhadap keluarga, terhadap segalanya. Ada orang yang tinggal di Neraka karena mereka memang mencarinya, ada orang lain yang tidak, yang menderita. Dan siapa yang pergi ke Neraka, ke Neraka itu, kepada keadaan itu? Mereka sudah pernah hidup di dunia iini.

 

Namun, tidak puas dengan menyangkal keberadaan Neraka, Francis menyiratkan bahwa sebenarnya tidak ada seorang pun di dalam Neraka -- ini adalah sebuah pembalikan dalam argumennya yang membuat dia tampak menerima bahwa Neraka itu nyata dan Neraka adalah sebuah tempat. Ini adalah sebuah ambiguitas yang, mungkin tanpa sengaja, selalu muncul.

 

“Jika Anda bertanya kepada saya berapa banyak orang yang ada di Neraka, saya menjawab Anda dengan contoh patung katedral Deslé yang terkenal,” katanya. Memberikan deskripsi tentang patung itu, Francis mencatat bahwa patung itu "menggantung Yudas dan iblis menariknya ke bawah, dan di sisi lain mereka memiliki Gembala yang Baik, Yesus yang menangkap Yudas dan membawanya ke babucha dengan senyum ironis."

 

"Maksudnya itu apa?" dia bertanya. “Keselamatan itu lebih kuat dari kutukan. Contoh ini adalah katekese yang seharusnya membuat kita berpikir.”

 

“Rahmat Tuhan selalu ada di pihak kita, dan yang Tuhan inginkan adalah selalu tinggal bersama umat-Nya, bersama anak-anak-Nya, dan bukan agar mereka meninggalkan-Nya,” pungkasnya.

 

Pernyataan Francis ini menggemakan apa yang dikatakannya dalam wawancara kontroversial dengan jurnalis atheis dan sahabat dekatnya, Eugenio Scalfari, di mana Scalfari mengklaim bahwa Francis menyangkal keberadaan Neraka dan sebaliknya berpendapat bahwa "jiwa yang hilang" dimusnahkan begitu saja setelah kematian tubuh duniawi.

 

Vatikan beberapa saat kemudian mengeluarkan proses pengendalian kesalahan ini menyusul publikasi wawancara Scalfari. Saat itu, pastor Thomas Rosica, asisten berbahasa Inggris untuk Kantor Pers Takhta Suci, mengatakan kepada LifeSiteNews: “Semua teks resmi terakhir dari Bapa Suci ditemukan di situs web Vatikan,” dan karena ia tidak pernah diterbitkan oleh Kantor Pers Takhta Suci, maka teks itu “harus tidak dianggap sebagai teks resmi.”

 

Mereka, Francis dan Eugenio Scalfari, kata pastor Rosica, “…terlibat dalam diskusi pribadi dan yang tidak pernah direkam oleh jurnalis.”

 

 

Ajaran Katolik tentang keberadaan Neraka

 

Upaya sungguh-sungguh dari paus Francis untuk menyangkal keberadaan Neraka, atau kemungkinan ada orang di dalamnya, sangat bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik tentang hal itu.

 

Injil menyajikan perkataan Kristus tentang masalah ini. Dalam perumpamaan Lazarus dan orang kaya, Kristus memperingatkan bagaimana orang kaya yang tamak dan egois, yang mati tanpa penyesalan, “…dia juga mati, dan dia dikuburkan di neraka.” (Lukas 16:22)

 

Begitu juga dalam Injil Matius, Kristus menyajikan kisah tentang Hari Penghakiman dan pemisahan orang benar dari orang yang tidak benar. Mereka yang tidak mengikuti hukum Allah “akan masuk ke dalam hukuman yang kekal,” demikian Sabda Kristus. (Mat 25:46)


Dalam wacana lain dengan murid-murid-Nya, Kristus menjelaskan arti perumpamaan tentang penabur, menyamakannya dengan hari penghakiman terakhir. “Anak Manusia akan mengutus para malaikat-Nya, dan mereka akan mengumpulkan dari kerajaan-Nya semua skandal, dan mereka yang melakukan kejahatan. Dan akan melemparkan mereka ke dalam tanur api; dan akan ada tangisan dan kertakan gigi.” (Mat 13:41)

 

Dalam suplemennya untuk Summae Theologiae, St. Thomas Aquinas mengacu pada pengajaran Kitab Suci yang secara jelas menguraikan dan membela keberadaan Neraka. Menulis tentang ‘…di mana jiwa berada segera setelah kematian, teolog besar itu menulis: 

 

Dan karena suatu tempat diberikan kepada jiwa sesuai dengan pahala atau hukumannya, segera setelah jiwa dibebaskan dari tubuh, ia akan diceburkan ke neraka atau terbang ke surga, kecuali jika tertahan oleh hutang, yang mana terbangnya jiwa itu ke Surga harus ditunda sampai ia dibersihkan terlebih dahulu.

 

“Kebenaran ini dibuktikan oleh otoritas nyata dari Kitab Suci kanonik dan doktrin para Bapa Suci,” lanjutnya, “oleh karena itu segala pernyataan yang sebaliknya harus dinilai sesat seperti yang dinyatakan dalam Dial. iv, 25, dan dalam De Eccl. Dogm. xlvi.”

 

Kemudian di bagian yang sama, St. Thomas menegaskan kembali keberadaan fisik Neraka, seperti biasa diambil dari para Bapa Gereja dan Kitab Suci. Mengutip St. Basil, Aquinas menulis bahwa: “…pada pemurnian akhir dunia, akan ada pemisahan unsur-unsur: apa pun yang murni dan mulia tetap berada di atas untuk menerima kemuliaan yang terberkati, dan apa pun yang tercela dan kotor dibuang ke bawah untuk menerima hukuman yang kekal: sehingga sama seperti setiap makhluk akan senang dengan yang diberkati, demikian juga semua elemen mendukung siksaan yang terkutuk, menurut Kitab Kebijaksanaan 5:21, “seluruh dunia akan berperang bersama-Nya melawan orang-orang yang tidak bijaksana.”

 

Hal ini juga menjadi Penghakiman Ilahi, dimana mereka terpisah karena dosa, dan mengakhiri hidupnya dengan mengumpulkan materi yang banyak dan beragam, maka mereka harus disiksa dengan banyak cara dan dari banyak sumber.

 

Begitu tegasnya St Thomas mengajarkan tentang keberadaan Neraka, sehingga dia menguraikan cara di mana api siksaan - yang dibicarakan Kitab Suci - akan menjadi nyata. “Namun, apa pun yang kita katakan tentang api yang menyiksa jiwa-jiwa yang terjatuh itu, kita harus mengakui bahwa api yang akan menyiksa tubuh orang terkutuk setelah kebangkitan adalah jasmani, karena seseorang tidak dapat menerapkan hukuman pada tubuh kecuali hukuman itu sendiri menjadi bersifat fisik.”

 

Aquinas selanjutnya mengutip ajaran Paus St. Gregorius bersama dengan St. Agustinus untuk mendukung tulisan-tulisannya.

 

Dalam komentar yang diberikan kepada LifeSiteNews, katekis dan penulis Deacon Nick Donnelly menyoroti pentingnya mengajarkan keberadaan fisik Neraka, karena hal itu “menjunjung tinggi realitas objektif Keadilan Tuhan.”

 

“Ketika Tuhan kita merujuk pada hukuman Neraka – api abadi dan cacing yang tidak bisa mati – Dia menggambarkannya dalam istilah yang sangat fisik, bukan dalam kondisi pikiran psikologis atau spiritual,” kata Donnelly.

 

Para Bapa Gereja memahami penggambaran Yesus tentang Neraka sebagai gambaran literal dari sebuah tempat fisik. Sangat penting untuk mengajarkan sifat Neraka sebagai tempat fisik karena ia menjunjung tinggi realitas objektif Keadilan Tuhan — Tuhan menentukan hukuman bagi jiwa yang terkutuk — dan realitas objektif kebangkitan tubuh — tubuh orang yang terkutuk menderita hukuman nyata.

 

Klerus Inggris itu menilai komentar Francis tentang Neraka menjadi "contoh dari menjauhnya seseorang dari Tuhan yang sejati, yang dilakukan oleh salah satu ciptaan-Nya sendiri."

 

Karikatur Paus Francis tentang Neraka sebagai keadaan psikologis adalah contoh lain dari paham humanisme berhala yang mereduksi segalanya menuju dunia ini, seolah-olah pengalaman manusia adalah ukuran Tuhan, bukannya rancangan dan rencana kekal dari Tuhan sebagai ukuran takdir manusia. Penolakan paus Francis atas deskripsi Tuhan kita tentang realitas fisik Neraka adalah contoh lain dari sikap manusia yang memisahkan diri dari Tuhan yang sejati yang dilakukan oleh salah satu ciptaan-Nya sendiri.

 

***********************

KEBERADAAN SURGA DAN NERAKA

"Kamu hanya memiliki dua tujuan akhir: surga dan neraka. Ketahuilah bahwa setan akan berusaha menghilangkan realitas keberadaan kerajaannya, neraka, darimu. Jika dia membuat lelucon tentang keberadaannya di antara kamu, dia akan menipumu, sehingga kamu akan berdosa dan menghapus dirimu dari Roh Terang. Dan ketika kamu menghapus dirimu dari Roh Terang, kamu menghapus dirimu dari kehidupan kekal di dalam Kerajaan Bapamu, Allah yang Mahatinggi di Surga." - Bunda Maria, Bayside, 1 Februari 1975

 

PERINTAH ALLAH

"Ini adalah Perintah Bapa. Hancurkan satu saja Perintah itu, dan gerbang neraka terbuka untukmu." - Musa, Bayside, 24 Maret 1974

 

DIPERTAHANKAN

“Sungguh sangat menyedihkan Aku di masa lalu, seperti halnya hal itu menyedihkan Aku saat ini, bahwa umat manusia mengubah Perkataan-Ku… Surga, Neraka, Api Penyucian, dan khususnya, anak-anakku, kata neraka harus dipertahankan dalam doa-doamu." - Yesus, Bayside, 10 Februari 1977

 

-------------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

 

Anne, lokusi 10 / 11, 14 Februari 2023 (1)

Uskup Schneider - Para Uskup Yang Mendorong Bidaah Sudah Tahu…

Anne, lokusi 11 / 11, 14 Februari 2023 (2)

Jalan menuju neraka di-paving dengan tengkorak para klerus

LDM, 11 Maret 2023

Kardinal Müller: Francis Mengelilingi Dirinya Dengan Para Penjilat

Sinode Amerika Latin menyembah pachamama