By Toby Kenobe
MENGENAKAN MANTILLA DI DALAM GEREJA
https://www.facebook.com/groups/425055381680083
Mengenakan mantilla di gereja oleh seorang wanita bukanlah berusaha menarik perhatian pada dirinya sendiri, atau membuat dirinya menonjol daripada umat lainnya. Karena dia hanya merujuk semua perhatian kepada Tuhan.
Mengenakan mantilla di gereja oleh seorang wanita bukanlah mau menunjukkan betapa sucinya dia, tetapi untuk menunjukkan betapa sucinya Tuhan.
Mengenakan mantilla di gereja bukanlah bentuk kesombongan atau pamer atau kesia-siaan, tetapi merupakan tindakan kerendahan hati bagi seorang wanita untuk menunjukkan rasa hormatnya yang terbesar kepada Tuhan.
Mengenakan mantilla adalah tanda untuk mengenali kehadiran suci Tuhan di dalam gereja dan untuk mengakui keagungan dan kemuliaan-Nya.
Mengenakan mantilla adalah untuk menunjukkan kasih yang lembut dan anggun kepada Yesus ketika menerima Dia dalam Komuni Kudus, karena mantilla itu lembut dan anggun.
Mengenakan mantilla untuk menghormati Yesus mengingatkan seorang wanita akan kewanitaan dan martabatnya.
Mengenakan mantilla untuk menghormati Yesus mengingatkan seorang wanita akan kemurnian dan kesuciannya.
Mengenakan mantilla untuk menghormati Yesus mengingatkan seorang wanita untuk berpakaian sopan, tidak hanya di gereja tetapi juga dalam segala kesempatan.
Mengenakan mantilla bisa menjadi tindakan keberanian dan ketabahan di beberapa paroki, di mana tidak ada wanita yang mau atau berani mengenakan mantilla semacam itu. Seorang wanita mungkin membutuhkan keberanian yang besar untuk berani tampil beda dalam melakukan hal yang benar.
Mengenakan mantilla di dalam Misa adalah tindakan yang luar biasa untuk menghibur Yesus seperti yang pernah dikatakan Yesus kepada seorang visiuner bahwa seorang wanita yang mengenakan mantilla saat menerima Dia memberikan penghiburan yang luar biasa kepada-Nya. Wanita seperti itu akan seperti Veronica yang menyeka wajah suci-Nya dengan kerudungnya.
“Jika kamu merasa malu mengakui Aku di hadapan manusia, bagaimana Aku akan mengakui kamu di hadapan Bapa-Ku?”
-------------------------------------
Silakan membaca artikel lainnya di sini:
Prof.Seifert - 'Sikap diam yang sangat menakutkan' dari para kardinal...'