BREAKING:
WHO dan UE mengumumkan kemitraan guna menciptakan 'sistem global' paspor vaksin digital
Sistem digital 'akan membantu memfasilitasi mobilitas global dan melindungi warga di seluruh dunia dari ancaman kesehatan yang sedang berlangsung dan di masa depan, termasuk pandemi,' menurut WHO.
Mon Jun 5, 2023 - 1:55 pm EDT
JENEWA (LifeSiteNews) – Organisasi Kesehatan Dunia dan Uni Eropa mengumumkan kolaborasi mereka dalam pembuatan paspor vaksin digital global pada konferensi pers bersama di Jenewa pada 5 Juni 2023 lalu.
“Pada bulan Juni 2023, WHO akan mengadopsi sistem sertifikasi digital COVID-19 Uni Eropa (UE) untuk membangun sistem global yang akan membantu memfasilitasi mobilitas global dan melindungi warga di seluruh dunia dari ancaman kesehatan yang sedang berlangsung dan di masa depan, termasuk pandem.” kata siaran pers WHO.
“Ini adalah blok bangunan pertama dari Jaringan Sertifikasi Kesehatan Digital Global WHO (GDHCN) yang akan mengembangkan berbagai produk digital untuk memberikan kesehatan yang lebih baik untuk semua.”
'Blok bangunan pertama dari sistem WHO global mulai beroperasi pada Juni 2023 dan bertujuan untuk dikembangkan secara progresif dalam beberapa bulan mendatang,' kata siaran pers WHO.
“Pandemi Covid-19 menyoroti nilai solusi kesehatan digital dalam memfasilitasi akses ke layanan kesehatan,” kata direktur jenderal WHO Dr. Tedros Ghebreyesus saat konferensi pers. “Sementara fase darurat pandemi Covid-19 telah berakhir, investasi dalam infrastruktur digital tetap menjadi sumber daya penting untuk sistem kesehatan dan ekonomi serta masyarakat pada umumnya.”
WHO telah menyatakan bahwa mereka akan menggunakan “Sertifikat COVID Digital UE” sebagai model untuk membuat sertifikat kesehatan digital global.
“Salah satu elemen kunci dalam upaya Uni Eropa melawan pandemi COVID-19 adalah sertifikat digital COVID-19. Untuk memfasilitasi pergerakan bebas di dalam perbatasannya, UE dengan cepat membuat sertifikat COVID-19 yang dapat dioperasikan (yang diberi nama 'EU Digital COVID-19 Certificate' atau 'EU DCC'),” demikian bunyi siaran pers WHO.
“Dengan kolaborasi ini, WHO akan memfasilitasi proses ini secara global di bawah strukturnya sendiri dengan tujuan agar dunia dapat memperoleh manfaat dari konvergensi sertifikat digital.”
Selama puncak krisis Covid, Sertifikat COVID Digital UE memungkinkan warga negara UE hanya dapat melakukan perjalanan ke negara anggota lain jika mereka memberikan bukti vaksinasi, pemulihan, atau tes Covid negatif baru-baru ini. Di beberapa negara UE seperti Austria, warga negara pada dasarnya dipisahkan dari masyarakat jika mereka menolak untuk menerima suntikan Covid.
“Kemitraan ini merupakan langkah penting untuk rencana aksi digital dari Strategi Kesehatan Global UE,” kata Komisioner UE untuk Kesehatan dan Keamanan Pangan, Stella Kyriakides.
“Dengan menggunakan praktik terbaik Eropa, kami berkontribusi pada standar kesehatan digital dan interoperabilitas secara global — untuk kepentingan mereka yang paling membutuhkan. Ini juga merupakan contoh yang kuat tentang bagaimana keselarasan antara UE dan WHO dapat memberikan kesehatan yang lebih baik untuk semua, di UE dan di seluruh dunia,” lanjutnya. “Sebagai otoritas yang mengarahkan dan mengoordinasikan pekerjaan kesehatan internasional, tidak ada mitra yang lebih baik daripada WHO untuk memajukan pekerjaan yang kami mulai di UE dan mengembangkan lebih lanjut solusi kesehatan digital global.”
Komisaris UE untuk Pasar Internal, Thierry Breton, menambahkan bahwa “sertifikat UE tidak hanya menjadi alat penting dalam perjuangan kita melawan pandemi, tetapi juga memfasilitasi perjalanan dan pariwisata internasional,” dan bahwa perluasan paspor vaksin digital WHO akan menjadi “alat global melawan pandemi di masa depan.”
“Bangunan pertama dari sistem WHO global mulai beroperasi pada Juni 2023 dan bertujuan untuk dikembangkan secara progresif dalam beberapa bulan mendatang,” kata siaran pers WHO.
WHO menekankan bahwa pihaknya “tidak akan memiliki akses ke data pribadi apa pun, yang akan terus menjadi domain eksklusif pemerintah.”
“Kemitraan ini akan bekerja untuk secara teknis mengembangkan sistem WHO dengan pendekatan bertahap untuk mencakup kasus penggunaan tambahan, yang mungkin termasuk, misalnya, digitalisasi Sertifikat Vaksinasi atau Profilaksis Internasional,” WHO mengumumkan. “Memperluas solusi digital semacam itu akan sangat penting untuk memberikan kesehatan yang lebih baik bagi warga di seluruh dunia.”
Kerja sama antara UE dan WHO bertujuan untuk “mendorong penyerapan dan partisipasi global maksimum” dalam sertifikat kesehatan digital mereka.
“Perhatian khusus akan diberikan pada kesempatan yang adil untuk partisipasi mereka yang paling membutuhkan: negara berpenghasilan rendah dan menengah.”
Paspor vaksin digital global telah menjadi agenda WHO selama beberapa waktu ini. Pada Februari 2022, badan tersebut menugaskan T-Systems, anak perusahaan Deutsche Telekom, untuk mengembangkan sistem paspor vaksin digital global.
Dengan perjanjian pandemi baru dan amandemen Peraturan Kesehatan Internasional (IHR), jika disahkan pada tahun 2024 sesuai rencana, WHO dapat “dipasang sebagai badan pengatur de facto untuk Deep State global,” kata Dr. Joseph Mercola.
-------------------------------------
Silakan membaca artikel lainnya di sini:
Mempromosikan Perilaku Bunuh Diri Pada Anak-anak
Salib pelangi dengan tulisan 'LGBTQ+' sebagai pengganti 'INRI,'
Kecerdasan buatan (AI) dapat merevolusi sektor teknologi selamanya
Forum Ekonomi Dunia menyerukan untuk menggunakan AI guna menulis ulang Alkitab
WHO meluncurkan ‘jaringan sertifikasi kesehatan digital’