Friday, January 26, 2024

Francis Adalah Paus Yang Mereka Nantikan

 

Paus Francis menerima cindera mata dari presiden Bolivia, Juan Evo Morales (Komunis). Cindera mata itu berupa miniatur patung palu & sabit (lambang komunis) yang ditempeli dengan Yesus yang disalib. 

 

Francis Adalah Paus Yang Mereka Nantikan 

https://www.complicitclergy.com/2024/01/24/francis-is-the-pope-he-was-waiting-for/

 

January 24, 2024 from Crisis Magazine by Anne Hendershott

Dalam buku saya Status Envy: The Politics of Catholic Higher Education, terdapat sebuah bab berjudul “Seorang Paus Yang Jauh Dari Kehidupan Sempurna Bagi Jesuit.” Bab ini mendokumentasikan dengan sangat rinci cara-cara yang dilakukan oleh para Jesuit untuk ‘memulai perang dengan Paus setelah KV II. Ini menggambarkan bagaimana 28 kampus Jesuit menjadi medan perang berkepanjangan antara Jesuit dan Paus Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI. Dari para teolog sesat hingga para pejuang keadilan sosial yang melobi klub dan kegiatan LGBTQ+ serta akses mahasiswa terhadap kontrasepsi dan perlindungan asuransi untuk aborsi, kampus-kampus Jesuit disana telah menjadi medan yang diperebutkan bagi ajaran Katolik.

Di luar kampus-kampus ini, perang Jesuit terhadap kepausan didokumentasikan dengan baik dalam sejumlah buku dan artikel — termasuk Passionate Uncertainty, yang menunjukkan bahwa sebagian besar anggota Ordo Jesuit “merendahkan dan menipu” masing-masing Paus, tidak menaati mereka sambil mereka menantikan kematian setiap paus dengan harapan bahwa paus berikutnya akan membiarkan Ordo itu dengan bebas untuk mencapai misi keadilan sosial mereka yang baru dan lebih bersifat duniawi. Percaya bahwa mereka hanya seorang Paus yang masih jauh dari kehidupan sempurna yang bebas dari batasan doktrinal, maka pastor Paul Shaughnessy, S.J., menulis dalam sebuah artikel berjudul “Apakah para Jesuit adalah Katolik?” diterbitkan dalam The Weekly Standard pada tahun 2002 bahwa “para Jesuit menjadi penganut Paus yang membenci Paus dan penginjil yang kehilangan iman.”

Permusuhan terhadap paus ini hilang dengan terpilihnya salah satu pastor Jesuit mereka pada tahun 2013, pastor Jorge Mario Bergoglio, S.J. Sebagai seorang imam Jesuit dari Amerika Latin, paus Francis berada di pusat awal perlawanan Jesuit terhadap Paus setelah KV II ketika sejumlah kecil imam Jesuit terlibat dalam penyebaran teologi baru yang lebih membebaskan dan memberdayakan yang dipadukan dengan teologi dengan sosiologi dan perhatian dominan pada “di sini dan saat ini” daripada keselamatan kekal jiwa-jiwa. Komitmen lama Jesuit terhadap karya misionaris di Amerika Latin menjadi terdefinisi ulang ketika para Jesuit mulai memandang misi mereka dalam istilah yang lebih bersifat duniawi.

Secara khusus, para Jesuit mulai melihat pekerjaan mereka membantu Nikaragua mengalahkan rezim yang dipimpin oleh keluarga Somoza. Bersekutu dengan Daniel Ortega dan Sandinista Marxist, para Jesuit disana menjadi pemimpin dalam apa yang muncul sebagai serangan kekerasan Sandinista terhadap rezim Somoza. Aliansi Jesuit juga melibatkan aliansi dengan Partai Komunis Kuba pimpinan Fidel Castro serta Organisasi Pembebasan Palestina dan Uni Soviet.


Silakan membaca lebih lanjut di sini Crisis Magazine

-------------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

 

LDM, 15 Januari 2024

Anne, lokusi 2 Januari 2024 

Pedro Regis, 5546 - 5550 

Apakah Neraka Itu Kosong? 

Bergoglio: Saya suka membayangkan bahwa neraka itu kosong. 

LDM, 20 Januari 2024

Nubuatan Tentang Pemurnian Yang Akan Datang