BLOGSCATHOLIC CHURCH, HOMOSEXUALITY Mon Mar
5, 2018 - 3:25 pm EST
CARDINAL MÜLLER:
MAGISTERIUM SEHARUSNYA TIDAK MENUNTUN UMAT
BERIMAN MENUJU KEBINGUNGAN
5 Maret 2018 (LifeSiteNews) - Merumuskan praktik pastoral
berdasarkan "kasus individual" adalah sebuah "retorika yang akal-akalan"
yang merongrong kesatuan iman, kata Kardinal Gerhard Müller dalam sebuah
wawancara yang diterbitkan minggu lalu di Jerman dan diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris oleh LifeSiteNews.
"Itulah mengapa pernyataan
kepausan dan episkopal tentang penerimaan Sakramen haruslah dipersiapkan
sedemikian rupa hingga pernyataan itu bisa bermanfaat dan melayani keselamatan umat.
Kristus tidak melembagakan Magisterium untuk memulai proses yang menyebabkan
kebingungan,” demikian katanya. Kardinal Müller memberikan komentar ini untuk Die Tagespost minggu lalu.
Dia bereaksi keras terutama terhadap keputusan para uskup
Jerman yang memberikan Komuni Kudus kepada pasangan campuran Katolik-Protestan
dalam beberapa kasus. LifeSiteNews melaporkan
kutipan wawancara dengan mantan kepala Kongregasi bagi Doktrin Iman itu kepada
wartawan Jerman, Regina Einig. Komentarnya terasa juga diarahkan, sebagian, kepada
Amoris Laetitia dari Paus Fransiskus, yang karena ambiguitasnya, telah
ditafsirkan oleh banyak uskup dan kardinal seolah mengizinkan kaum pezina aktiv
untuk menerima Komuni Kudus, dimana hal ini sangat bertentangan dengan ajaran
Gereja selama ini.
Kardinal Müller mengatakan bahwa
Ekaristi tidak bisa diberikan kepada sembarang orang, hanya karena mereka
menginginkannya. "Baik paus maupun kami, para uskup, tidak dapat
mendefinisikan ulang Sakramen-sakramen sebagai sarana untuk menenangkan
penderitaan psikologis seseorang dan memenuhi kebutuhan spiritual
pribadi," kata Kardinal Müller ketika ditanya tentang seorang Protestan
yang menikah dengan seorang Katolik, yang kemudian pasangan yang Protestan ikut
menerima Sakramen Ekaristi.
Ketika ditanya tentang keterbukaan Paus, melalui berbagai pernyataannya
dan isyarat-isyarat yang samar-samar, agar orang-orang Kristen non-Katolik
menerima Komuni Kudus, Kardinal Müller mengatakan bahwa semua pernyataan Paus
itu "tidak memiliki bobot magisterial."
"Tugas paus, bersama dengan Kongregasi Iman, adalah
untuk mempertahankan kesatuan Gereja dalam kebenaran yang diwahyukan. Memang boleh
untuk memiliki pluralisme dalam teologi, namun pluralisme dalam hal Iman adalah
salah. Karena hanya ada satu Iman dan satu Gereja," katanya.
"Paus mungkin berpikir, sesuai dengan perasaannya
sendiri, bahwa tugasnya bukanlah untuk mengumumkan berbagai larangan, dan bahwa
dia, sebaiknya, harus menemukan formulasi yang menarik bagi orang-orang di luar
Gereja. Dorongan pastoral ini memang bagus. Tetapi misi dan tugas paus adalah juga
untuk meyakinkan orang-orang tentang Iman dan untuk mengarahkan mereka menuju kedalaman
Injil sesuai dengan amanat Yesus bahwa Petrus akan menguatkan
saudara-saudaranya, selalu dan di mana-mana, di dalam Iman yang diwahyukan (Luk.
22,32)," tambahnya.
Dalam wawancara yang sama, Kardinal Müller tidak hanya
menentang keputusan
para uskup Jerman untuk memberikan Komuni kepada pasangan campur Protestan-Katolik,
tetapi juga menentang usulan
yang diajukan oleh uskup-uskup Jerman untuk memberkati pasangan homoseksual.
LifeSiteNews dengan senang hati memberikan terjemahan
keseluruhan wawancara
itu.
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment