PERINGATAN PENTING DARI BUNDA AKITA
SEDANG DIGENAPI DI SELURUH DUNIA
Hirarki
Gereja Katolik semakin terpecah belah dalam ajaran moral abadi Gereja serta doktrin-
doktrin yang mengikat, yang berakar di dalamnya. Umat beriman dapat sedikit
merasa lega karena mereka mengetahui bahwa perpecahan ini telah dinubuatkan
pada tahun 1973 oleh Santa Perawan Maria selama penampakan-penampakan, yang telah
diakui oleh Gereja, di Akita, Jepang.
Pada tanggal 13 Oktober tahun itu, Our Lady of
Akita mengungkapkan
kepada seorang biarawati yang saleh, tentang krisis yang akan terjadi di dalam Gereja
Katolik:
Karya
iblis akan menyusup ke dalam Gereja sedemikian rupa hingga orang akan melihat
ada kardinal melawan kardinal dan uskup
melawan uskup lainnya. ... Gereja akan penuh dengan orang-orang yang mau menerima
kompromi, dan iblis akan menekan banyak imam dan jiwa-jiwa yang dikuduskan
untuk meninggalkan pelayanan kepada Tuhan.
Nubuatan ini, saat ini, sedang dipenuhi dengan kejadian yang
terus meningkat. Para klerus tidak mau meluruskan hati nurani yang terbentuk secara
keliru dari umat Katolik yang sesat. Mereka mengizinkan orang Katolik, yang
hidup dalam keadaan dosa berat, dan bahkan pasangan bukan Katolik mereka untuk
menerima Komuni Kudus. Perubahan seperti ini dalam praktik Gereja Katolik digembar-gemborkan
sebagai "revolusioner" oleh uskup agung Chicago, Cdl. Blase Cupich,
dan dipuji-puji
sebagai "pergeseran paradigma yang baik" oleh Sekretaris Negara
Vatikan Cdl. Pietro Parolin.
Pada bulan Januari, Cdl. Parolin menyuarakan
persetujuannya untuk memberikan Komuni Kudus kepada umat Katolik yang bercerai
dan menikah kembali. Kardinal tersebut menggambarkan perubahan dalam praktik
Gereja seperti ini sebagai "pergeseran
paradigma," yang meninggikan keunggulan hati nurani manusia di atas ajaran
moral Katolik. Dua minggu kemudian, Cdl. Cupich menyatakan solidaritasnya
dengan Cdl. Parolin dengan menyebut
langkah untuk melarang secara tetap pemberian Komuni Kudus kepada mereka yang
hidup dalam dosa berat, sebagai sebuah "pergeseran paradigma"
yang "tidak kurang revolusioner." Para
kardinal ini kemudian dikritik dan dikoreksi secara terbuka oleh mantan kepala Kongregasi
untuk Ajaran Iman, Cdl. Gerhard Müller, yang membantah
bahwa pergeseran revolusioner semacam itu "bukanlah merupakan
perkembangan, tapi sebuah pembusukan" terhadap ajaran Gereja.
Perpecahan di antara para uskup dan para kardinal ini, karena hati nurani yang terbentuk secara salah, di tengah ketidaktahuan umat Katolik, telah membuat para uskup
Jerman bahkan mengijinkan orang-orang non-Katolik untuk menerima Komuni Kudus.
Minggu lalu, Cdl. Muller mengecam
keputusan para uskup Jerman ini, yang mengijinkan penerimaan Komuni Kudus bagi pasangan
Protestan & Katolik, dan dia menyebutnya sebagai kesalahan tafsir
terhadap hukum kanon. Kardinal tersebut mengatakan bahwa uskup-uskup setempat tidak
memiliki wewenang untuk menerapkan disiplin-disiplin yang bertentangan dengan ajaran
Katolik.
Watch the panel discuss a divided hierarchy in The Download—Bishop Against Bishop.
Marilah kita berdoa agar para
klerus lebih mematuhi ajaran Yesus Kristus daripada ajaran dan keinginan manusia.
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment