Kemunafikan paus Francis
Credit: Cole Burston/Getty Images
Francis menyesalkan perbuatan pelecehan sexual SAMBIL membela
para pelakunya.
Dalam foto ini nampak Francis menyambut
hangat Cardinal McCarrick, seorang predator homosex anak yang terkenal di Amerika
Serikat.
Apakah Francis pergi ke Kanada hanya untuk
difoto, dan bukan untuk permintaan maaf?
BY DAMIAN
THOMPSON
August 1, 2022
Paus Francis menyesal DAN tidak menyesal.
Pekan lalu, dia
berada di Kanada untuk menyampaikan permintaan maaf atas pelecehan sexual yang
dialami oleh anak-anak pribumi di sekolah-sekolah yang dikelola oleh Gereja
Katolik. Dia dihargai dengan berbagai tajuk utama media yang menyetujui sikapnya
itu - dan kesempatan berfoto yang lebih ‘bergaya; dengan melibatkan hiasan
kepala dari bulu yang spektakuler. Tindakan itu bisa dianggap menyerang Anda
sebagai bentuk sikap sinis terhadap perjalanan “penitensial” paus ini. Kemudian
lagi, Anda mungkin tidak menyadari bahwa, saat ini pun, Francis sedang giat melindungi
kepentingan seorang pelaku pelecehan seksual yang dia angkat menjadi uskup dan
kemudian disembunyikan di Vatikan.
Dalam keadaan normal,
sangat tepat bagi paus untuk mengungkapkan rasa malunya atas penganiayaan
murid-murid di Sekolah Perumahan yang dijalankan oleh Gereja di Kanada antara
tahun 1870-an dan 1990-an. Tahun lalu, dilaporkan bahwa kuburan 200 anak itu telah
ditemukan di dekat salah satu sekolah ini di British Columbia. Itu mungkin
berita palsu. Beberapa
ahli percaya bahwa "kuburan" itu adalah beberapa peristiwa ‘perubahan
geologi tanah’ dan menunjukkan bahwa mereka belum digali. Namun, tidak ada yang
membantah bahwa anak-anak sangat menderita saat itu. Para mantan murid sekolah itu
telah berbicara tentang pemukulan biadab dan dilarang berbicara memakai bahasa
ibu mereka. Ada
ratusan predator seksual yang dilindungi.
Tetapi paus ini hanya
memiliki sedikit otoritas moral untuk meminta maaf atas kejahatan orang lain.
Untuk memahami alasannya, kita perlu melakukan perjalanan sejauh 6.500 mil dari
tempat ekspresi penyesalan Francis yang dipentaskan dengan cermat di Edmonton (Canada)
ke kota Orán berdebu di barat laut subtropis Argentina. Meskipun wilayah Orán
hanya memiliki 73.000 penduduk, tetapi ia memiliki sebuah katedral — tenda
beton runcing yang bahkan mempermalukan dinas pariwisata setempat.
Tak lama setelah
menjadi paus, Francis mengangkat teman dekatnya, Pastor Gustavo Zanchetta,
menjadi Uskup di wilayah Orán. Pastor Gustavo Zanchetta, yang saat itu baru berusia 49 tahun, pernah menjadi anak didik Francis,
yang saat itu dikenal sebagai Jorge Mario Bergoglio, Uskup Agung Buenos Aires.
Sebagai pejabat konferensi uskup Argentina, Gustavo Zanchetta sadar bahwa jika
Anda adalah sekutu Kardinal Bergoglio, maka dia (Bergoglio) bisa menutup mata
terhadap keburukan apa pun yang Anda lakukan. (Misalnya, pada tahun 2009 Pastor
Julio Grassi, yang mengelola rumah penampungan untuk anak-anak jalanan di Argentina,
dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak
di bawah umur. Dalam apa yang dapat dikatakan sebagai upaya
untuk menutupi keyakinan buruk masyarakat terhadap kasus tersebut, maka Bergoglio
mengesahkan sebuah laporan yang membantah dan melecehkan para penuduh Pastor
Julio Grassi.)
Berita bahwa Francis mengangkat
pastor Gustavo Zanchetta sebagai uskup, membuat takut para kritikus (terhadap ulah
para klerus) di keuskupan Quilmes. Dua tahun sebelumnya, Dr Santiago Spadafora,
mantan penasihat keuskupan, telah mengeluh kepada Kardinal Bergoglio tentang
ketidakmampuan pastor Gustavo Zanchetta dalam hal keuangan dan terjadinya
skandal “penyalahgunaan kekuasaan” ketika Zanchetta menjadi pejabat Urusan
Ekonomi keuskupan. Dr Santiago Spadafora mengatakan bahwa
Bergoglio meneleponnya dan berjanji untuk memeriksa "secara rinci"
dokumen pendukung yang dia kirimkan kepadanya. Namun tidak terjadi apa-apa atas
diri pastor Gustavo Zanchetta. Ketika Paus baru ini mengumumkan bahwa anak
didiknya itu akan diberi mitra (jabatan uskup), Dr
Santiago Spadafora memulai petisi di change.org,
yang ditandatangani oleh 100 pegawai awam dari sekolah-sekolah yang dikelola
oleh pastor Gustavo Zanchetta, yang isinya meminta Francis untuk meninjau ulang
penunjukan Zanchetta itu. Namun petisi itu diabaikan begitu saja oleh Francis.
Gustavo Zanchetta
mengundurkan diri sebagai Uskup Orán pada tahun 2017, kurang dari empat tahun
setelah menjabat - dan hanya 22 tahun sebelum dia akan pensiun - dengan alasan
"kesehatan" yang tidak dijelaskan lebih jauh. Menurut surat kabar
Italia La Stampa, Uskup Gustavo Zanchetta kemudian meninggalkan
keuskupan Orán dalam
"penerbangan sembunyi-sembunyi dan tak terduga bahkan tanpa upacara atau
acara perpisahan yang minimal sekalipun".
Ternyata uskup Gustavo
Zanchetta punya banyak alasan untuk bertindak diam-diam. Pada tahun 2015, dia
dilaporkan menyimpan foto-foto porno dirinya bersama
“anak-anak muda” di ponselnya. Ada juga keluhan — ternyata sepenuhnya
dibenarkan — bahwa dia melakukan pelecehan seksual terhadap para seminaris.
Seperti yang dilaporkan
The Pillar dan banyak situs berita
Katolik lainnya, paus Francis telah mengetahui keluhan tersebut dan melihat
foto-fotonya. Namun dia mengaku lebih percaya dengan penjelasan uskup Gustavo
Zanchetta bahwa ponselnya telah diretas.
Paus Francis bertemu
Uskup Zanchetta di Roma dan kemudian mengirimnya kembali ke keuskupannya. Para
imam senior dari keuskupan Orán sangat muak sehingga mereka mengajukan
pengaduan kepada nuncio kepausan di Buenos Aires. Namun, ketika Zanchetta
akhirnya mengundurkan diri pada tahun 2017, pihak Vatikan
bersikeras bahwa mereka tidak pernah menerima “keluhan resmi” tentang uskup
tersebut. Hal itu adalah tidak benar.
Pada tahun 2018,
Francis mengirim teman dekatnya itu ke Spanyol untuk "menjalanii
terapi", mungkin untuk mengatasi dugaan pelecehan seksual yang sering
dilakukannya (dan ini memang terbukti). Ada pun banyak cerita tentang kesalahan
keuangan, Paus tidak mengkhawatirkan hal itu. Dia segera menciptakan pekerjaan
baru di dalam Vatikan bagi Uskup Zanchetta — sebagai “penilai” di Administrasi
Warisan Tahta Suci (APSA), yang mengelola properti, aset dan likuiditas keuangan
Vatikan. Seperti yang mereka katakan tentang Vatikan: Anda tidak bisa mengetahui
kesalahan di Vatikan.
Pada Juni 2019, jaksa
Argentina menuduh Uskup Zanchetta melakukan pelecehan seksual terhadap dua
seminaris. Pada bulan November tahun itu juga, polisi menggerebek bekas ‘markas
besar’ Uskup Zanchetta di Orán, mencari bukti penipuannya terhadap negara.
Seperti yang dilaporkan
oleh Inés San Martin, seorang koresponden Vatikan Argentina, yang dihormati
pada saat itu: “Catatan publik menunjukkan bahwa Uskup Zanchetta telah menerima
lebih dari satu juta peso, hampir $250.000 pada saat itu, dari pemerintah
provinsi untuk restorasi gedung pastoran paroki dan untuk beberapa rangkaian
kuliah di seminari lokal, yang tidak
pernah berlangsung.
“Uskup Zanchetta juga
dituduh salah dalam mengelola dana gereja yang disumbangkan oleh umat beriman
dan menyembunyikan penjualan properti milik Gereja dari pembukuan; dana yang
dikumpulkan melalui penjualan properti ini tetap tidak terhitung.”
Untuk sementara waktu
uskup Zanchetta harus mundur dari tugasnya "untuk menilai" keuangan
Vatikan. Kemudian Francis membiarkan dia
kembali bekerja, tanpa ada sanksi apa pun. Tetapi pada bulan Maret tahun ini
karirnya akhirnya berakhir ketika dia dijatuhi hukuman empat
setengah tahun di penjara Argentina - setelah dia dinyatakan bersalah atas
tuduhan pelecehan seksual.
Pada hari hukuman itu
dilaksanakan, jurnalis Silvia Noviasky dari El
Tribuno mengatakan
di Twitter bahwa kerabat dan teman-teman seminaris menangis di luar
pengadilan karena hukuman terhadap Zanchetta “sangat ringan dibandingkan dengan kerusakan yang dia timbulkan”. Itu
artinya. Zanchetta tidak berakhir di penjara. Dia diizinkan untuk menjalani
waktunya di biara, karena penjara dapat memperburuk tekanan darahnya yang
tinggi. Dan sekarang ada lagi kisah buruk yang mengganggu dalam ceritanya.
Ketika jelas bahwa uskup
Zanchetta sedang menuju hukuman penjara, Vatikan akhirnya melakukan
penyelidikan kanonik terhadap perilakunya, untuk melihat hukuman apa yang
mungkin dia terima berdasarkan hukum gereja. Proses persidangan dirahasiakan.
Pengadilan Argentina meminta untuk melihat temuan Vatikan, namun diabaikan.
Sekarang, mengutip
koresponden veteran Vatikan Christopher Altieri:
“Paus Francis telah
mengirim pengacara kanonik yang mewakili teman dan mantan rekannya itu, Gustavo
Zanchetta (terpidana pelanggar seks yang menjalani hukuman penjara), untuk
menyelidiki beberapa klerus lain yang mencela mantan uskup mereka, Gustavo Zanchetta,
serta melapor ke Vatikan.”
Dr Javier Belda
Iniesta, yang membela Zanchetta dalam proses yang hasilnya tidak pernah
terungkap, sekarang sedang menyelidiki orang-orang lain yang juga ‘meniup
peluit’ pada pelaku pelecehan ini, Zanchetta.
Sementara korps pers
Vatikan ‘ngiler’ melihat petualangan Francis di Kanada, banyak umat Katolik di
Orán, Argentina, siap untuk membakar Francis melalui patungnya. Mereka tahu
bahwa mereka tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk menghadapi Francis secara
langsung: tidak sekali pun sejak menjadi paus, Francis tak pernah menginjakkan
kaki di negara asalnya. Tapi orang-orang itu bisa berbicara dan mengadu kepada pers.
Salah satu korban uskup
Zanchetta memberikan
wawancara kepada Silvia Noviasky minggu lalu. Namun aman bagi Vatikan, karena
wawancara itu belum muncul dalam bahasa Inggris sampai sekarang. M.C., seorang
seminaris yang dilecehkan secara sexual oleh uskup Zanchetta, mengatakan bahwa dia
hampir tidak bisa tidur karena dia sangat tertekan dengan keputusan untuk
menempatkan dirinya di bawah tahanan rumah. “Saya pikir para hakim itu tidak
memperhitungkan laporan psikologis tentang uskup Zanchetta sebagai seorang
manipulator, seseorang yang tidak melihat kenyataan sebagaimana adanya, tetapi hanya
melihat seperti yang dia inginkan,” katanya kepada Noviasky. “Dia (seminaris korban
pelecehan ini), telah diberi tahanan rumah di sebuah rumah keagamaan yang
sering dikunjungi oleh orang-orang yang rentan.”
Menurut M.C.,
(seminaris korban pelecehan oleh uskup Zachetta) Zanchetta dapat diminta pertanggungjawaban
di Orán, “sebuah kota kecil tempat kami saling mengenal atau mengetahui rahasia
satu sama lain”. Dia marah karena Zanchetta belum dipecat dan masih mempertahankan
gelar uskupnya. Noviasky bertanya mengapa demikian. MC menjawab: “Karena ada
banyak bantuan yang tersedia bagi Zanchetta dan kronisme, dan itu semua berasal
dari paus Francis, yang saat ini mengatakan banyak hal dalam khotbahnya namun melakukan
hal yang sebaliknya.”
Tak perlu dikatakan lagi,
tidak ada wartawan/koresponden Vatikan dalam penerbangan paus kembali dari
Kanada, yang mungkin akan bertanya kepada Francis tentang perkembangan berita buruk
terbaru di Orán. Jika ya, mungkin itu adalah perjalanan terakhir mereka di
pesawat kepausan. Tidak ada lagi foto diri mereka yang berdampingan dengan Bapa
Suci yang dapat mereka posting di Twitter.
Jadi
kita tidak bisa lebih dekat lagi untuk menjawab pertanyaan yang paling
membingungkan dari semuanya. Mengapa Francis — bukan untuk pertama kalinya — mau
mengambil risiko untuk melindungi terpidana pelaku kejahatan seksual?
----------------------------------
Silakan membaca artikel lainnya di sini:
22 Barang 'Kurang Penting' Untuk Disimpan Sebelum Keadaan Menjadi Lebih Buruk
Bendera
Pelangi Memimpin Prosesi Ekaristi di Lourdes
Nubuat
Tentang 'Sumpah Kesetiaan Baru' dari paus Francis