Sunday, August 28, 2022

Permohonan Seorang Imam Kepada Paus Francis

 

Permohonan Seorang Imam Kepada Paus Francis 

https://www.churchmilitant.com/news/article/one-priests-plea-to-pope-francis 

by Church Militant  •  ChurchMilitant.com  •  September 6, 2018


Chicago didominasi oleh mafia gay selama beberapa dekade 

 

Kepada yang terhormat, paus Francis.
Domus Sanctae Marthae
Vatican City 00120
August 28, 2018

 

 

Bapa Suci yang terkasih,

 

Saya menulis surat ini sebagai seorang imam, dan sekaligus sebagai seorang korban pelecehan seksual anak. Dalam surat ini, saya meminta Anda, paus Francis, untuk segera bertindak sebagai Petrus dan segera campur tangan serta mengakhiri kendali Gereja di Amerika ini oleh para Yudas: yaitu orang-orang yang berpura-pura menjadi murid Kristus, tetapi seperti Yudas, mereka mengkhianati Kristus di setiap kesempatan yang mereka miliki.

 

Ijinkan saya menjelaskan permintaan saya. Ketika saya masih kecil berusia 11 tahun, saya dilecehkan secara seksual oleh seorang tetangga, seorang pria yang, alih-alih mengantar saya pulang, tetapi dia mengantar saya dengan mobilnya ke garasi, dan sekali di garasi dalam keadaan terkunci, dia melecehkan saya. Pada usia ini, saya tidak begitu tahu tentang seks, apalagi predator homoseksual. Setelah pria itu menyelesaikan pelecehannya terhadap saya, saya akhirnya bisa melepaskan diri dari kendalinya dan keluar dari mobilnya yang terkunci, garasinya yang terkunci, halaman yang terkunci, dan saya menemukan jalan pulang di malam hari. Begitu sampai di rumah, saya menanggalkan pakaian saya yang sobek dan berdarah dan membersihkan diri saya di bak mandi. Airnya tidak cukup panas untuk menghilangkan bau busuk pria itu dari tubuh saya.

 

 

Airnya tidak cukup panas untuk menghilangkan bau busuk pria itu dari tubuh saya. GabTweet

 

 

Malam itu, saya membungkus semua pakaian saya yang berdarah dan menyembunyikannya di tong sampah tetangga; saya tidak ingin ada yang tahu apa yang terjadi pada diri saya. Dalam minggu-minggu setelah pelecehan itu, orang yang sama mencoba menipu saya lagi ke dalam mobilnya. Dia menunggu di luar sekolah saya, dan begitu saya melihatnya, saya berusaha berbalik kembali ke sekolah dan keluar dari pintu yang lain untuk pulang. Saya tidak pernah membiarkan pria ini mendekati saya lagi. Waktu terus berlalu dan, akhirnya, pria ini beralih ke target yang lebih mudah. Saya belajar pelajaran saya, dan sampai hari ini saya tidak akan pernah masuk ke mobil dengan siapa pun yang saya tidak kenal. Bahkan sebagai orang dewasa, saya telah berkeliling dunia, tetapi tidak pernah dengan memakai taksi. Tidak pernah lagi dalam hidup saya untuk masuk ke kendaraan apa pun bersama dengan orang asing.

 

Anak-anak memang rentan, dan saya diberkati dengan orang tua yang baik dan seorang pastor yang baik di paroki asal saya. Pastor saya dari waktu ke waktu dapat menjelaskan kepada saya apa yang telah terjadi, dan mengapa yang terjadi pada diri saya itu bukanlah kesalahan saya.

 

"Itu bukan salahmu," katanya. "Kamu anak laki-laki tampan dengan mata biru cerah, tinggi untuk usiamu dan pria ini menganggapmu sebagai sasaran empuk. Orang tuamu mengajarimu untuk percaya dan bersikap baik, tetapi tidak semua orang bisa dipercaya!"

 

Waktu terus berlalu dan, pada usia 17 tahun, saya menulis surat kepada kepala biara Fransiskan, St. Yohanes Pembaptis, dan pada musim gugur 1979 saya mulai belajar untuk menjadi seorang imam Fransiskan. Semua berjalan baik dengan para Fransiskan, dan para imam Yesuit dari siapa saya mengambil pelajaran saya di Universitas Detroit adalah orang-orang yang luar biasa dan suci. Saya mengambil dua tahun bahasa Yunani kuno dari pastor  Ed Miller dan juga mempelajari Injil dalam bahasa aslinya dari dia, dan sampai hari ini, saya belum pernah bertemu pria lain yang cerdas dan suci seperti dia.

 

Setelah seorang imam melecehkan saya secara seksual pada usia 19, pastor Miller terbukti menjadi penyelamat saya. Kata-kata penyemangatnya dan doa-doanya menjauhkan saya dari tindakan bunuh diri setelah saya mengalami pelecehan seksual. Tapi, saya telah melompat dalam cerita saya di sini, jadi saya akan mundur dulu.

 

Sebagai Fransiskan muda, kami didorong oleh para biarawan untuk memiliki sifat kerasulan. Untuk mencapai ini, saya mulai bekerja, di antara pendidikan saya, di sebuah panti jompo besar di Detroit, Bertha Fisher Home for the Aged, dijalankan oleh Little Sisters of the Poor. Saya menyadari bahwa bekerja di tengah para jompo cocok untuk saya. Jadi kembali ke Chicago pada liburan musim panas, dan mengikuti rekomendasi ibu saya, saya melamar untuk bekerja di sebuah panti jompo Katolik besar di pinggiran Chicago: Villa Scalabrini.

 

Di Scalabrini, saya dipekerjakan di tempat, secara harfiah. Musim panas itu, ayah saya mengizinkan saya menggunakan mobil sport mewahnya, dan setelah memarkirnya di antara kendaraan tua lusuh di halaman Scalabrini, seorang pastor setengah baya yang sangat gemuk mendekati saya dan bertanya apa yang saya lakukan dengan mobil mewah seperti itu di tempat parkir miliknya.

 

Saya mengatakan yang sebenarnya kepadanya: "Ibu saya mengirim saya ke sini untuk menanyakan tentang pekerjaan di sini, di Scalabrini, selama musim panas. Saya seorang seminaris Fransiskan dan sudah memiliki pengalaman bekerja secara teratur. Ayah saya naik bus ke tempat kerja, ini mobil barunya."

 

Pastor tua itu menjawab, "Nama saya Pastor Larry Cozzi dan saya adalah administrator fasilitas ini. Saya yakin kamu akan melakukannya dengan baik. Kembalilah besok pagi jam tujuh dan laporkan kepada Nyonya Becker, dia adalah koordinator keperawatan."

 

 

Saya tidak bisa hidup dengan apa yang telah dilakukan predator gay terhadap diri saya — tidak hanya sekali, tetapi dua kali. GabTweet

 

 

Dan itu adalah melamar pekerjaan di Scalabrini. Sesederhana itu, yaitu jika Anda adalah seorang pemuda jangkung dengan mata biru cerah. Dan segalanya berjalan baik untuk paruh pertama musim panas 1982. Pastor Cozzi sering mengajak saya keluar dari sisi ruang keperawatan dari waktu ke waktu; "Istirahatlah denganku, Paul, makan siang yang disajikan di ruang makanku jauh lebih enak daripada kafetaria staf."

 

Dan sebagai pastor saya sendiri, Pastor Cozzi, sering menjadi tamu makan malam di rumah keluarga kami. Saya tidak memperhatikan betapa anehnya semua ini, sehingga hal itu nantinya merugikan saya. Segalanya berjalan baik sampai Agustus 1982 ketika pastor Cozzi mengumumkan bahwa dia benar-benar membutuhkan saya untuk bekerja pada shift malam: "Paul, tidak mungkin membuat orang baik bekerja pada shift malam ini. Kamu adalah orang yang tepat untuk pekerjaan itu."

 

Sebagai orang yang dewasa sekarang, pada usia 56, saya masih menyalahkan diri saya sendiri atas apa yang terjadi di tengah malam satu atau dua minggu setelah perubahan shift ini. Malam itu, Pastor Cozzi memancing saya untuk menjauh dari lantai pasien ke ruang sayap bawah tanah, di luar dapur "untuk makan malam yang menyenangkan, dibandingkan dengan isi tas makan siangmu dari rumah." Setelah saya pergi ke ruang makannya, dia masuk setelah saya dan mengunci pintu, mematikan lampu dan mulai melecehkan saya.

 

Saya serasa membeku saat dia melecehkan diri saya. Saya mencoba untuk menutup apa yang terjadi dalam pikiran saya, semua trauma pelecehan 10 tahun sebelumnya membanjiri pikiran saya kembali, membutakan untuk kedua kalinya, dan saya semakin membenci diri sendiri. Sementara pelecehan terjadi, saya berpegangan pada rak buku, di sepanjang dinding di dalam ruangan, mencoba menghilang ke dalamnya. Saat itu saya ingin Bumi menelan diri saya dan mengeluarkan saya dari tempat itu.

 

Cukuplah jika saya berkata: Setelah pelecehan itu berakhir, saya berjalan keluar dari fasilitas itu untuk tidak pernah kembali ke situ, dan saya berjalan ke paroki asal saya Rosario Suci di Western Avenue di Chicago dan menunggu pastor saya menyelesaikan Misa pagi. Setelah Misa selesai, saya meminta kepada Pastor Alfred Corbo untuk mendengar pengakuan saya dan dia mendengarnya. Saya menceritakan semua yang terjadi. Saya ingin mati. Saya merasa sangat kotor dan saya tidak dapat mengatasi apa yang telah terjadi. Saya hanya duduk di kursi di kantornya, dan menangis. Sementara saya duduk di kantor paroki, di seberang meja Pastor Corbo, saya melihatnya pergi, menelepon, mencoba membantu saya, sebagai pemuda yang hancur di hadapannya, sebaik mungkin. Pastor Corbo menelepon Scalabrini dan menghadapkan Pater Cozzi atas apa yang dia lakukan pada saya. Pastor Corbo menelepon dan berbicara dengan seseorang di kantor cardinal Cody dan melaporkan apa yang terjadi pada diri saya. Dan sebagai imam dan pastor yang baik, dia melakukan yang terbaik untuk meyakinkan saya bahwa saya dapat melanjutkan rencana saya untuk ditahbiskan menjadi imam Fransiskan - untuk melanjutkan semuanya.


 

Villa Scalabrini

 

Dan saya menerima apa yang dikatakan Pastor Corbo ke dalam hati saya, dan selama beberapa tahun, saya melompat melalui lingkaran formasi imamat dengan menjadi seorang imam Fransiskan, tetapi saya masih saja ingin mati. Saya hanya ingin keluar. Saya tidak bisa hidup dengan apa yang telah dilakukan para predator gay terhadap saya — tidak hanya sekali, tetapi dua kali. Selama periode waktu ini, saya dianggap sebagai orang yang sakit mental dan saya didiagnosis sebagai orang yang mengalami depresi berat kronis dengan ide-ide bunuh diri. Dan yang lebih tragis dari diagnosis psikologis ini adalah iman yang hancur dalam hati saya.

 

Setelah pelecehan itu, saya tidak tahu apa yang saya yakini, siapa yang harus dipercaya, atau siapa yang bisa dipercaya. "Bagaimana mungkin Tuhan yang baik menempatkan orang-orang mengerikan seperti itu di dunia ini?"

 

Penghiburan saya selama waktu ini adalah Kitab Ayub. Setelah pelecehan, saya seperti Ayub, saya tidak punya apa-apa lagi. Masa muda saya, kepolosan saya, keperawanan saya, semuanya telah dicuri dari saya oleh para predator gay yang mengerikan: satu umat awam dan satu pastor. Pada 12 Desember 1985, saya meninggalkan ordo Fransiskan untuk tidak pernah berusaha mengucapkan kaul kekal lagi. Bukan karena saya tidak mencintai St. Fransiskus, atau tidak ingin mengikuti teladannya, tetapi karena saya adalah orang yang hancur. "Begitu pohon ditebang dan tumbang, tidak ada badai yang bisa menegakkannya."

 

Tapi, Tuhan itu baik dan murah hati! Segera setelah meninggalkan biara Fransiskan, pada Malam Natal 1985, saya melamar pekerjaan untuk menggantikan seorang guru pendidikan khusus yang sedang cuti hamil. Saya dipekerjakan di tempat itu dan pada tahun baru 1986 saya memulai karir 11 tahun menyediakan layanan, pengajaran, perumahan dan semacamnya, bagi para penyandang cacat perkembangan di Chicago.

 

Saya menemukan bahwa saya berhasil bekerja dengan anak-anak kecil ini, dan seiring waktu, menjadi administrator yang sukses dari banyak fasilitas yang melayani mereka. Pada bulan Januari 1995, saya adalah direktur dan administrator untuk 28 fasilitas bagi penyandang cacat perkembangan di pinggiran barat laut Chicago. Saya memiliki anggaran jutaan dolar untuk rumah kelompok yang saya kelola dan ratusan staf pendukung untuk dikelola. Dan di tengah semua ini, saya mendengar Tuhan memanggil saya kembali kepada panggilan pertama saya: menjadi imam. Pada musim gugur 1995, pada usia 35, saya kembali ke seminari. Pentahbisan saya sebagai imam untuk keuskupan agung Chicago terjadi pada musim semi 1999.

 

Setelah pelecehan itu, saya menjadi pria yang berubah, dihantui baik dalam mimpi saya maupun ketika bangun. Bahkan sekarang, bertahun-tahun kemudian, saya menderita kilas balik dari apa yang terjadi dan rasa sakit dan kemarahan datang kembali, meskipun orang-orang yang melecehkan saya sudah lama mati. Tiga minggu terakhir bulan Agustus ini sangat sulit bagi saya, dengan semua pengungkapan yang salah di media, hari demi hari. Seperti yang ditulis Kipling bertahun-tahun yang lalu: "Sesuatu tidak akan terselesaikan sampai ia diselesaikan dengan baik." Dan pada Agustus 2018, tidak ada yang terselesaikan dengan baik sehubungan dengan para predator sexual yang terdiri dari para imam dan uskup gay, serta komplotan rahasia homoseksual yang menjalankan urusan Gereja.

 

Dalam kasus saya, Cardinal Cody meninggal setahun setelah Pastor Cozzi melakukan pelecehan terhadap diri saya. Laporan pastor saya ke atasannya tidak membuahkan hasil. Dan Pastor Cozzi akan meninggal karena komplikasi akibat diabetes pada tahun 1999. Kedua pria ini, cardinal Cody dan pastor Lawrence Cozzi, akan diberikan pemakaman mewah oleh Gereja dan dimakamkan di pemakaman Katolik, namun keduanya adalah monster, sejenis Yudas. Cody meninggal meninggalkan banyak warisan di Chicago untuk pacarnya di St. Louis, Missouri.

 

Selama tahun terakhir dari kehidupan cardinal Cody, dia sibuk menutupi dosanya dengan menjual karya seni dari seminari dan barang berharga lainnya dari keuskupan agung Chicago. Orang dalam, para pastor, berbicara untuk melindungi kediaman uskup agung dari "Janda Cody" serta jari-jarinya yang panas karena harta. Begitulah, pada tahun 1983, Chicago menguburkan seorang pangeran Gereja, seorang pria yang membiarkan seorang pelaku kekerasan seperti pastor Cozzi melecehkan saya dan siapa yang tahu berapa banyak pria muda lain yang tidak tertandingi, tidak diselidiki. Itu adalah Cardinal Cody, uskup agung Chicago.

 

Mari kita bicara sejenak tentang Pastor Lawrence Cozzi secara khusus. Sebelum ditugaskan sebagai administrator di Villa Scalabrini, Cozzi adalah rektor Seminari Scalabrinian yang terletak di pinggiran kota Chicago. Tiga puluh tahun kemudian, saya bertemu dengan banyak pria bekas korban pelecehannya yang lain yang dia sodomi di seminari kecil. Sebagai catatan, beberapa pemuda yang dilecehkan secara sexual ini terus melanjutkan perbuatan bejat itu untuk memusnahkan nyawa mereka sendiri. Jadi hari ini, saya menulis ini kepada Anda semua atas nama mereka.

 

Paus Francis, tolong, bertindaklah seperti Petrus. Jika Anda bersalah menghapus sanksi yang diberikan kepada cardinal McCarrick oleh Paus Benedict (karena kasus pelecehan sexual anak-anak), mundurlah dari jabatan Anda. Ini akan menjadi perbuatan yang suci dan mulia untuk Anda lakukan. GabTweet

 

Kematian mereka tidak perlu terjadi, mereka tidak mati karena penyakit yang tidak dapat disembuhkan, mereka mati di tangan mereka sendiri akibat trauma di tangan Pastor Cozzi. Saya telah bertemu dengan para korban Cozzi lainnya dalam sebuah kelompok pendukung bagi mereka yang dilecehkan secara seksual oleh para pastor yang didirikan di sini, di Chicago, pada musim gugur 2008. Hebatnya, dalam kelompok ini, saya bertemu dengan seorang pria, persis seusia saya, keponakan dari pastor Cozzi. Pastor Cozzi melecehkannya secara sexual pada tahun yang sama dia melecehkan saya dan di tempat yang sama, Villa Scalabrini — betapa mengerikan semua ini dan betapa jahatnya. Chicago pernah dikenal sebagai benteng Gereja Katolik di Dunia Baru, tetapi sekarang ia memiliki warisan bagi beberapa pemangsa seks terburuk di dunia.

 

Maksud dari surat saya yang tajam ini adalah untuk mengatakan: semua ini harus dihentikan! Semua itu! Para Uskup dan kardinal yang berpartisipasi dalam tindak pelecehan atau menutupinya, perlu diberhentikan dan dipecat dari pelayanan mereka sama sekali. Apa yang dilakukan dengan semua sanksi dan protokol hukum Gereja untuk menangani perilaku kotor semacam ini yang bisa berlangsung selama setengah abad?

 

Ketika Cardinal Bernardin meninggal pada tahun 1996, saya adalah seorang seminaris di Mundelein. Pejabat seminari meminta kami yang memiliki mobil untuk menjemput uskup yang terbang untuk mengikuti pemakamannya — itu adalah kutukan bagi saya! Saya akhirnya mengantar dua uskup agung, Quinn dari San Francisco dan McCarrick dari Newark, New Jersey.

 

Kedua pria ini sikapnya ramah dalam perjalanan di pusat kota dan kembalinya, tapi McCarrick terlalu ramah, dan setelah saya membawa tasnya ke hotel, dia juga sangat murah hati dengan tip yang diberikannya. Tetapi pada usia 36, ​​saya telah belajar dari pelajaran hidup saya. Saya berterima kasih kepada McCarrick atas tipnya dan menawarinya bersenang-senang di Chicago. Saya mengingat pepatah Inggris kuno: "Orang asing harus bertindak seperti orang asing." Pada usia 36, ​​saya telah belajar untuk menghindari semua orang asing, bahkan mereka yang berpakaian sebagai uskup.

 

Ketika peristiwa-peristiwa dibuka dalam berita-berita minggu terakhir ini, saya menjadi yakin bahwa beberapa hal harus berubah secara mendasar jika Gereja ingin bergerak melampaui krisis kepemimpinan ini. Umat ​​Allah harus mendapat masukan tentang imam-imam macam apa yang ditahbiskan menjadi uskup, dan juga uskup-uskup macam apa yang diangkat menjadi kardinal. Selama 19 tahun saya di sini, saya sebagai seorang imam tahu betul, ada persekongkolan dari beberapa klerus yang menjalankan Keuskupan Agung Chicago termasuk seminari utamanya. Untuk semua imam lainnya: keluarlah!!! Saya adalah contoh kasus.

 

Ketika ditahbiskan, saya memiliki pengalaman dan riwayat kerja sebagai direktur layanan sosial yang sangat sukses seperti yang saya jelaskan sebelumnya, namun "Anak-anak laki-laki" yang menjalankan pinggiran kota benar-benar mengabaikan saya. Pengalaman kepemimpinan saya bisa membuat saya menjadi dekan yang baik, kepala agensi yang baik, tetapi tidak ada tawaran apa pun yang datang kepada saya. Dan ini terlepas dari kenyataan bahwa dalam menggembalakan paroki saya saat ini selama 11 tahun terakhir, itu bebas dari hutang dan memiliki salah satu tingkat status animarum tertinggi di daerah kami. Ini adalah bukti bahwa orang dalam ‘yang menjalankan pertunjukan’ selama ini, tidak melakukan pekerjaan dengan baik. Mereka tampaknya hanya saling percaya; mengapa tidak lagi ada imam dengan dua atau lebih tugas tambahan yang diberikan kepada mereka?

 

 

Terdakwa pelaku pelecehan sexual anak: pastor Daniel McCormack

 

 

Perkembangan terbaru lainnya yang perlu disebutkan di sini: Tiga orang imam yang dijadwalkan untuk diangkat menjadi uskup bulan mendatang ini, semuanya berasal dari kelas tahbisan yang sama dengan mantan Pastor Daniel McCormack, pastor predator gay paling buruk dan paling terkenal di Chicago. Saya bertemu dengan Pastor McCormack sekali pada tahun 1995 tepat setelah dia ditahbiskan, dan pada hari itu juga saya melaporkan kepada pejabat seminari bagaimana perilaku pastor McCormack ini!

 

Pada titik ini, itu semua telah menjadi catatan publik, pastor McCormack dihukum dan dikirim ke penjara. Pertanyaan saya hari ini adalah bagaimana mungkin ketiga pria ini bisa hidup dengan pria seperti McCormack selama empat tahun, hari demi hari, dan tidak tahu atau setidaknya curiga dengan karakternya? Apakah mereka tidak berkompromi jika mereka tahu atau curiga siapa dia dan tidak mengatakan apa-apa? Paling tidak, saya memiliki keraguan serius tentang ketiga teman sekelas McCormack ini yang semuanya diangkat di keuskupan di sini, di Chicago. Dan yang mengangkat mereka adalah paus Francis!!!

 

Apa yang dibutuhkan Gereja saat ini adalah moratorium bagi siapa pun yang diangkat ke jabatan uskup, setidaknya selama satu tahun. Dan setelah satu tahun penyucian dan penilaian selesai oleh semua umat beriman, termasuk semua imam dan uskup yang masih aktif, maka uskup baru dapat dipertimbangkan. Kita tidak bisa melanjutkan seolah-olah tidak ada yang terjadi dan tidak ada yang salah secara serius. Itu tidak akan bisa mengusir Gereja setan pelaku pelecehan seks gay, dan mafia gay yang berjalan melalui jajarannya. Mereka akan mencoba menunggu sampai badai mereda, dan akan kembali dengan membawa lebih banyak lagi teman karib.

 

Paus Francis, tolong, bertindaklah seperti Petrus. Jika Anda bersalah menghapus sanksi yang diberikan kepada cardinal McCarrick oleh Paus Benedict (karena kasus pelecehan sexual anak-anak), mundurlah dari jabatan Anda. Ini akan menjadi perbuatan yang suci dan mulia untuk Anda lakukan.

 

 

Pastor Paul John Kalchik

(Imam, saksi mata dan korban)

 

----------------------------------

 

Mat 7:15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.

Mat 24:11 Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang.

(Blessed Anne Catherine Emmerich – 1774-1824)

Aku juga melihat relasi dua orang paus... aku melihat betapa menyebalkan (jahat dan mencelakakan) akibat dari gereja palsu ini. Aku melihatnya semakin besar. Segala macam bidaah masuk ke kota (Roma) ... sekali lagi aku melihat Gereja Petrus digerogoti oleh sebuah rencana jahat yang dilakukan oleh sekte rahasia (Freemason) sementara itu badai terus menghancurkannya.

Our Lady of La Salette, 19 September 1846

”Roma akan kehilangan iman dan akan menjadi tahta Antikristus.”

Bunda Maria, Fatima (1917)

Apa yang dikatakan Bunda Maria di Fatima lebih dari 100 tahun yang lalu kini terjadi di depan mata kita: Kemurtadan di dalam Gereja! Masihkah Anda tak bisa melihat?

Uskup Agung Fulton Sheen  (1948-1950):

Tubuh Mistik Kristus di dunia ini akan memiliki Judas Iskariotnya sendiri, Ia adalah Nabi Palsu itu. Setan akan merekrutnya dari antara uskup-uskup kita.

KK, Tuhan Yesus, Sabtu, 21 Januari 2012 @ 13.15

Nabi palsu itu akan diperlakukan sebagai seorang kudus yang hidup. Mereka yang menentangnya akan dianggap sebagai bidaah.

KK, Bunda Keselamatan, 10 April 2012

Bagi mereka yang percaya kepada Putraku, saat ini akan menjadi sebuah saat yang penuh siksaan. Mereka akan ditarik menuju dua arah yang berbeda oleh Gereja Katolik.

Separuh akan percaya, karena kewajiban saja, tentang perlunya mengikuti Nabi Palsu itu, yaitu paus yang akan menggantikan Paus Benediktus XVI.

KK, Kamis, Yesus Kristus, 12 April 2012 @ 11.27

Paus-Ku yang terkasih, Benedictus XVI, adalah paus sejati yang terakhir di bumi.

Mereka itu, putri-Ku, sengaja dikirim untuk mempersiapkan anak-anak Allah agar mau menerima paus berikutnya nanti, yang datang setelah Paus-Ku yang terkasih, Benediktus. Paus itu akan dipilih di dalam Gereja Katolik namun dia adalah nabi palsu itu.

KK, Yesus Kristus, 19 Agustus 2012 @ 10.56

Kumpulkanlah Gereja-Ku bersama-sama dan berdoalah memohon kekuatan karena nabi palsu itu sedang mempersiapkan diri dan sudah berada di Vatikan. Tetapi dia menyembunyikan jati dirinya dengan sangat hati-hati. Wakil-Ku yang terkasih sedang dikucilkan dan waktunya singkat.


KK, Yesus Kristus, 8 Maret, 2013 – tentang nabi palsu

Dia dikirim untuk melucuti Gereja-Ku dan mengoyakkannya hingga berkeping-keping.

 

----------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

 

Lorena, 29 Juni 2022, Santo Michael, obat Cacar Monyet

Lorena, 16 Juli 2022, Santo Michael, perlindungan dari bahan radioaktiv

Lorena, 8 Agustus 2022, Allah Bapa, doa untuk melindungi indera

Krisis Pangan Besar Akan Datang di 2023?

LDM, 22 Agustus 2022

LDM - Peringatan Tuhan Kepada Umat Manusia

Surat kepada paus Francis