Permohonan Seorang Imam Kepada Paus Francis
https://www.churchmilitant.com/news/article/one-priests-plea-to-pope-francis
by Church Militant • ChurchMilitant.com • September 6, 2018
Chicago didominasi oleh mafia gay selama beberapa dekade
Kepada
yang terhormat, paus Francis.
Domus Sanctae Marthae
Vatican City 00120
August 28, 2018
Bapa
Suci yang terkasih,
Saya
menulis surat ini sebagai seorang imam, dan sekaligus sebagai seorang korban
pelecehan seksual anak. Dalam surat ini, saya meminta Anda, paus Francis, untuk
segera bertindak sebagai Petrus dan segera campur tangan serta mengakhiri
kendali Gereja di Amerika ini oleh para Yudas: yaitu orang-orang yang
berpura-pura menjadi murid Kristus, tetapi seperti Yudas, mereka mengkhianati
Kristus di setiap kesempatan yang mereka miliki.
Ijinkan
saya menjelaskan permintaan saya. Ketika saya masih kecil berusia 11 tahun,
saya dilecehkan secara seksual oleh seorang tetangga, seorang pria yang,
alih-alih mengantar saya pulang, tetapi dia mengantar saya dengan mobilnya ke
garasi, dan sekali di garasi dalam keadaan terkunci, dia melecehkan saya. Pada
usia ini, saya tidak begitu tahu tentang seks, apalagi predator homoseksual. Setelah
pria itu menyelesaikan pelecehannya terhadap saya, saya akhirnya bisa
melepaskan diri dari kendalinya dan keluar dari mobilnya yang terkunci,
garasinya yang terkunci, halaman yang terkunci, dan saya menemukan jalan pulang
di malam hari. Begitu sampai di rumah, saya menanggalkan pakaian saya yang
sobek dan berdarah dan membersihkan diri saya di bak mandi. Airnya tidak cukup
panas untuk menghilangkan bau busuk pria itu dari tubuh saya.
Airnya tidak cukup panas untuk menghilangkan
bau busuk pria itu dari tubuh saya. GabTweet
Malam
itu, saya membungkus semua pakaian saya yang berdarah dan menyembunyikannya di
tong sampah tetangga; saya tidak ingin ada yang tahu apa yang terjadi pada diri
saya. Dalam minggu-minggu setelah pelecehan itu, orang yang sama mencoba menipu
saya lagi ke dalam mobilnya. Dia menunggu di luar sekolah saya, dan begitu saya
melihatnya, saya berusaha berbalik kembali ke sekolah dan keluar dari pintu yang
lain untuk pulang. Saya tidak pernah membiarkan pria ini mendekati saya lagi.
Waktu terus berlalu dan, akhirnya, pria ini beralih ke target yang lebih mudah.
Saya belajar pelajaran saya, dan sampai hari ini saya tidak akan pernah masuk
ke mobil dengan siapa pun yang saya tidak kenal. Bahkan sebagai orang dewasa,
saya telah berkeliling dunia, tetapi tidak pernah dengan memakai taksi. Tidak
pernah lagi dalam hidup saya untuk masuk ke kendaraan apa pun bersama dengan
orang asing.
Anak-anak
memang rentan, dan saya diberkati dengan orang tua yang baik dan seorang pastor
yang baik di paroki asal saya. Pastor saya dari waktu ke waktu dapat
menjelaskan kepada saya apa yang telah terjadi, dan mengapa yang terjadi pada diri
saya itu bukanlah kesalahan saya.
"Itu
bukan salahmu," katanya. "Kamu anak laki-laki tampan dengan mata biru
cerah, tinggi untuk usiamu dan pria ini menganggapmu sebagai sasaran empuk.
Orang tuamu mengajarimu untuk percaya dan bersikap baik, tetapi tidak semua
orang bisa dipercaya!"
Waktu terus
berlalu dan, pada usia 17 tahun, saya menulis surat kepada kepala biara
Fransiskan, St. Yohanes Pembaptis,
dan pada musim gugur 1979 saya mulai belajar untuk menjadi seorang imam
Fransiskan. Semua berjalan baik dengan para Fransiskan, dan para imam Yesuit
dari siapa saya mengambil pelajaran saya di Universitas Detroit adalah
orang-orang yang luar biasa dan suci. Saya mengambil dua tahun bahasa Yunani
kuno dari pastor Ed Miller dan juga
mempelajari Injil dalam bahasa aslinya dari dia, dan sampai hari ini, saya
belum pernah bertemu pria lain yang cerdas dan suci seperti dia.
Setelah
seorang imam melecehkan saya secara seksual pada usia 19, pastor Miller
terbukti menjadi penyelamat saya. Kata-kata penyemangatnya dan doa-doanya
menjauhkan saya dari tindakan bunuh diri setelah saya mengalami pelecehan seksual.
Tapi, saya telah melompat dalam cerita saya di sini, jadi saya akan mundur dulu.
Sebagai
Fransiskan muda, kami didorong oleh para biarawan untuk memiliki sifat kerasulan.
Untuk mencapai ini, saya mulai bekerja, di antara pendidikan saya, di sebuah
panti jompo besar di Detroit, Bertha
Fisher Home for the Aged, dijalankan oleh Little Sisters of the Poor. Saya menyadari bahwa bekerja di tengah
para jompo cocok untuk saya. Jadi kembali ke Chicago pada liburan musim panas,
dan mengikuti rekomendasi ibu saya, saya melamar untuk bekerja di sebuah panti
jompo Katolik besar di pinggiran Chicago: Villa Scalabrini.
Di
Scalabrini, saya dipekerjakan di tempat, secara harfiah. Musim panas itu, ayah
saya mengizinkan saya menggunakan mobil sport mewahnya, dan setelah memarkirnya
di antara kendaraan tua lusuh di halaman Scalabrini, seorang pastor setengah
baya yang sangat gemuk mendekati saya dan bertanya apa yang saya lakukan dengan
mobil mewah seperti itu di tempat parkir miliknya.
Saya
mengatakan yang sebenarnya kepadanya: "Ibu saya mengirim saya ke sini
untuk menanyakan tentang pekerjaan di sini, di Scalabrini, selama musim panas.
Saya seorang seminaris Fransiskan dan sudah memiliki pengalaman bekerja secara
teratur. Ayah saya naik bus ke tempat kerja, ini mobil barunya."
Pastor tua
itu menjawab, "Nama saya Pastor Larry Cozzi dan saya adalah administrator
fasilitas ini. Saya yakin kamu akan melakukannya dengan baik. Kembalilah besok
pagi jam tujuh dan laporkan kepada Nyonya Becker, dia adalah koordinator keperawatan."
Saya tidak bisa hidup dengan apa yang telah
dilakukan predator gay terhadap diri saya — tidak hanya sekali, tetapi dua
kali. GabTweet
Dan itu
adalah melamar pekerjaan di Scalabrini. Sesederhana itu, yaitu jika Anda adalah
seorang pemuda jangkung dengan mata biru cerah. Dan segalanya berjalan baik
untuk paruh pertama musim panas 1982. Pastor Cozzi sering mengajak saya keluar dari
sisi ruang keperawatan dari waktu ke waktu; "Istirahatlah denganku, Paul,
makan siang yang disajikan di ruang makanku jauh lebih enak daripada kafetaria
staf."
Dan
sebagai pastor saya sendiri, Pastor Cozzi, sering menjadi tamu makan malam di
rumah keluarga kami. Saya tidak memperhatikan betapa anehnya semua ini,
sehingga hal itu nantinya merugikan saya. Segalanya berjalan baik sampai
Agustus 1982 ketika pastor Cozzi mengumumkan bahwa dia benar-benar membutuhkan
saya untuk bekerja pada shift malam: "Paul, tidak mungkin membuat orang
baik bekerja pada shift malam ini. Kamu adalah orang yang tepat untuk pekerjaan
itu."
Sebagai
orang yang dewasa sekarang, pada usia 56, saya masih menyalahkan diri saya sendiri
atas apa yang terjadi di tengah malam satu atau dua minggu setelah perubahan
shift ini. Malam itu, Pastor Cozzi memancing saya untuk menjauh dari lantai
pasien ke ruang sayap bawah tanah, di luar dapur "untuk makan malam yang
menyenangkan, dibandingkan dengan isi tas makan siangmu dari rumah."
Setelah saya pergi ke ruang makannya, dia masuk setelah saya dan mengunci
pintu, mematikan lampu dan mulai melecehkan saya.
Saya
serasa membeku saat dia melecehkan diri saya. Saya mencoba untuk menutup apa
yang terjadi dalam pikiran saya, semua trauma pelecehan 10 tahun sebelumnya
membanjiri pikiran saya kembali, membutakan untuk kedua kalinya, dan saya semakin
membenci diri sendiri. Sementara pelecehan terjadi, saya berpegangan pada rak
buku, di sepanjang dinding di dalam ruangan, mencoba menghilang ke dalamnya. Saat
itu saya ingin Bumi menelan diri saya dan mengeluarkan saya dari tempat itu.
Cukuplah
jika saya berkata: Setelah pelecehan itu berakhir, saya berjalan keluar dari
fasilitas itu untuk tidak pernah kembali ke situ, dan saya berjalan ke paroki
asal saya Rosario Suci di Western Avenue
di Chicago dan menunggu pastor saya menyelesaikan Misa pagi. Setelah Misa
selesai, saya meminta kepada Pastor Alfred Corbo untuk mendengar pengakuan saya
dan dia mendengarnya. Saya menceritakan semua yang terjadi. Saya ingin mati.
Saya merasa sangat kotor dan saya tidak dapat mengatasi apa yang telah terjadi.
Saya hanya duduk di kursi di kantornya, dan menangis. Sementara saya duduk di
kantor paroki, di seberang meja Pastor Corbo, saya melihatnya pergi, menelepon,
mencoba membantu saya, sebagai pemuda yang hancur di hadapannya, sebaik
mungkin. Pastor Corbo menelepon Scalabrini dan menghadapkan Pater Cozzi atas
apa yang dia lakukan pada saya. Pastor Corbo menelepon dan berbicara dengan
seseorang di kantor cardinal Cody dan melaporkan apa yang terjadi pada diri
saya. Dan sebagai imam dan pastor yang baik, dia melakukan yang terbaik untuk
meyakinkan saya bahwa saya dapat melanjutkan rencana saya untuk ditahbiskan
menjadi imam Fransiskan - untuk melanjutkan semuanya.
Villa Scalabrini
Dan
saya menerima apa yang dikatakan Pastor Corbo ke dalam hati saya, dan selama
beberapa tahun, saya melompat melalui lingkaran formasi imamat dengan menjadi
seorang imam Fransiskan, tetapi saya masih saja ingin mati. Saya hanya ingin
keluar. Saya tidak bisa hidup dengan apa yang telah dilakukan para predator gay
terhadap saya — tidak hanya sekali, tetapi dua kali. Selama periode waktu ini,
saya dianggap sebagai orang yang sakit mental dan saya didiagnosis sebagai
orang yang mengalami depresi berat kronis dengan ide-ide bunuh diri. Dan yang
lebih tragis dari diagnosis psikologis ini adalah iman yang hancur dalam hati
saya.
Setelah
pelecehan itu, saya tidak tahu apa yang saya yakini, siapa yang harus
dipercaya, atau siapa yang bisa dipercaya. "Bagaimana mungkin Tuhan yang
baik menempatkan orang-orang mengerikan seperti itu di dunia ini?"
Penghiburan
saya selama waktu ini adalah Kitab Ayub. Setelah pelecehan, saya seperti Ayub,
saya tidak punya apa-apa lagi. Masa muda saya, kepolosan saya, keperawanan saya,
semuanya telah dicuri dari saya oleh para predator gay yang mengerikan: satu umat
awam dan satu pastor. Pada 12 Desember 1985, saya meninggalkan ordo Fransiskan
untuk tidak pernah berusaha mengucapkan kaul kekal lagi. Bukan karena saya
tidak mencintai St. Fransiskus, atau tidak ingin mengikuti teladannya, tetapi
karena saya adalah orang yang hancur. "Begitu pohon ditebang dan tumbang,
tidak ada badai yang bisa menegakkannya."
Tapi,
Tuhan itu baik dan murah hati! Segera setelah meninggalkan biara Fransiskan,
pada Malam Natal 1985, saya melamar pekerjaan untuk menggantikan seorang guru
pendidikan khusus yang sedang cuti hamil. Saya dipekerjakan di tempat itu dan
pada tahun baru 1986 saya memulai karir 11 tahun menyediakan layanan,
pengajaran, perumahan dan semacamnya, bagi para penyandang cacat perkembangan
di Chicago.
Saya
menemukan bahwa saya berhasil bekerja dengan anak-anak kecil ini, dan seiring
waktu, menjadi administrator yang sukses dari banyak fasilitas yang melayani
mereka. Pada bulan Januari 1995, saya adalah direktur dan administrator untuk
28 fasilitas bagi penyandang cacat perkembangan di pinggiran barat laut
Chicago. Saya memiliki anggaran jutaan dolar untuk rumah kelompok yang saya
kelola dan ratusan staf pendukung untuk dikelola. Dan di tengah semua ini, saya
mendengar Tuhan memanggil saya kembali kepada panggilan pertama saya: menjadi
imam. Pada musim gugur 1995, pada usia 35, saya kembali ke seminari.
Pentahbisan saya sebagai imam untuk keuskupan agung Chicago terjadi pada musim
semi 1999.
Setelah
pelecehan itu, saya menjadi pria yang berubah, dihantui baik dalam mimpi saya
maupun ketika bangun. Bahkan sekarang, bertahun-tahun kemudian, saya menderita
kilas balik dari apa yang terjadi dan rasa sakit dan kemarahan datang kembali,
meskipun orang-orang yang melecehkan saya sudah lama mati. Tiga minggu terakhir
bulan Agustus ini sangat sulit bagi saya, dengan semua pengungkapan yang salah
di media, hari demi hari. Seperti yang ditulis Kipling bertahun-tahun yang
lalu: "Sesuatu tidak akan terselesaikan sampai ia diselesaikan dengan
baik." Dan pada Agustus 2018, tidak ada yang terselesaikan dengan baik
sehubungan dengan para predator sexual yang terdiri dari para imam dan uskup
gay, serta komplotan rahasia homoseksual yang menjalankan urusan Gereja.
Dalam
kasus saya, Cardinal Cody meninggal setahun setelah Pastor Cozzi melakukan
pelecehan terhadap diri saya. Laporan pastor saya ke atasannya tidak membuahkan
hasil. Dan Pastor Cozzi akan meninggal karena komplikasi akibat diabetes pada
tahun 1999. Kedua pria ini, cardinal Cody dan pastor Lawrence Cozzi, akan
diberikan pemakaman mewah oleh Gereja dan dimakamkan di pemakaman Katolik,
namun keduanya adalah monster, sejenis Yudas. Cody meninggal meninggalkan banyak
warisan di Chicago untuk pacarnya di St. Louis, Missouri.
Selama
tahun terakhir dari kehidupan cardinal Cody, dia sibuk menutupi dosanya dengan
menjual karya seni dari seminari dan barang berharga lainnya dari keuskupan
agung Chicago. Orang dalam, para pastor, berbicara untuk melindungi kediaman
uskup agung dari "Janda Cody" serta jari-jarinya yang panas karena
harta. Begitulah, pada tahun 1983, Chicago menguburkan seorang pangeran Gereja,
seorang pria yang membiarkan seorang pelaku kekerasan seperti pastor Cozzi
melecehkan saya dan siapa yang tahu berapa banyak pria muda lain yang tidak
tertandingi, tidak diselidiki. Itu adalah Cardinal Cody, uskup agung Chicago.
Mari
kita bicara sejenak tentang Pastor Lawrence Cozzi secara khusus. Sebelum
ditugaskan sebagai administrator di Villa Scalabrini, Cozzi adalah rektor Seminari
Scalabrinian yang terletak di pinggiran kota Chicago. Tiga puluh tahun
kemudian, saya bertemu dengan banyak pria bekas korban pelecehannya yang lain
yang dia sodomi di seminari kecil. Sebagai catatan, beberapa pemuda yang
dilecehkan secara sexual ini terus melanjutkan perbuatan bejat itu untuk memusnahkan
nyawa mereka sendiri. Jadi hari ini, saya menulis ini kepada Anda semua atas
nama mereka.
Paus
Francis, tolong, bertindaklah seperti Petrus. Jika Anda bersalah menghapus
sanksi yang diberikan kepada cardinal McCarrick oleh Paus Benedict (karena
kasus pelecehan sexual anak-anak), mundurlah dari jabatan Anda. Ini akan
menjadi perbuatan yang suci dan mulia untuk Anda lakukan. GabTweet
Kematian
mereka tidak perlu terjadi, mereka tidak mati karena penyakit yang tidak dapat
disembuhkan, mereka mati di tangan mereka sendiri akibat trauma di tangan Pastor
Cozzi. Saya telah bertemu dengan para korban Cozzi lainnya dalam sebuah
kelompok pendukung bagi mereka yang dilecehkan secara seksual oleh para pastor
yang didirikan di sini, di Chicago, pada musim gugur 2008. Hebatnya, dalam
kelompok ini, saya bertemu dengan seorang pria, persis seusia saya, keponakan
dari pastor Cozzi. Pastor Cozzi melecehkannya secara sexual pada tahun yang
sama dia melecehkan saya dan di tempat yang sama, Villa Scalabrini — betapa
mengerikan semua ini dan betapa jahatnya. Chicago pernah dikenal sebagai
benteng Gereja Katolik di Dunia Baru, tetapi sekarang ia memiliki warisan bagi
beberapa pemangsa seks terburuk di dunia.
Maksud
dari surat saya yang tajam ini adalah untuk mengatakan: semua ini harus dihentikan! Semua itu! Para Uskup dan kardinal yang
berpartisipasi dalam tindak pelecehan atau menutupinya, perlu diberhentikan dan
dipecat dari pelayanan mereka sama sekali. Apa yang dilakukan dengan semua
sanksi dan protokol hukum Gereja untuk menangani perilaku kotor semacam ini
yang bisa berlangsung selama setengah abad?
Ketika
Cardinal Bernardin meninggal pada tahun 1996, saya adalah seorang seminaris di
Mundelein. Pejabat seminari meminta kami yang memiliki mobil untuk menjemput
uskup yang terbang untuk mengikuti pemakamannya — itu adalah kutukan bagi saya!
Saya akhirnya mengantar dua uskup agung, Quinn dari San Francisco dan McCarrick
dari Newark, New Jersey.
Kedua
pria ini sikapnya ramah dalam perjalanan di pusat kota dan kembalinya, tapi
McCarrick terlalu ramah, dan setelah saya membawa tasnya ke hotel, dia juga
sangat murah hati dengan tip yang diberikannya. Tetapi pada usia 36, saya
telah belajar dari pelajaran hidup saya. Saya berterima kasih kepada McCarrick
atas tipnya dan menawarinya bersenang-senang di Chicago. Saya mengingat pepatah
Inggris kuno: "Orang asing harus bertindak seperti orang asing." Pada
usia 36, saya telah belajar untuk menghindari semua orang asing, bahkan
mereka yang berpakaian sebagai uskup.
Ketika
peristiwa-peristiwa dibuka dalam berita-berita minggu terakhir ini, saya
menjadi yakin bahwa beberapa hal harus berubah secara mendasar jika Gereja
ingin bergerak melampaui krisis kepemimpinan ini. Umat Allah harus mendapat
masukan tentang imam-imam macam apa yang ditahbiskan menjadi uskup, dan juga
uskup-uskup macam apa yang diangkat menjadi kardinal. Selama 19 tahun saya di
sini, saya sebagai seorang imam tahu betul, ada persekongkolan dari beberapa
klerus yang menjalankan Keuskupan Agung Chicago termasuk seminari utamanya.
Untuk semua imam lainnya: keluarlah!!!
Saya adalah contoh kasus.
Ketika
ditahbiskan, saya memiliki pengalaman dan riwayat kerja sebagai direktur
layanan sosial yang sangat sukses seperti yang saya jelaskan sebelumnya, namun
"Anak-anak laki-laki" yang menjalankan pinggiran kota benar-benar
mengabaikan saya. Pengalaman kepemimpinan saya bisa membuat saya menjadi dekan
yang baik, kepala agensi yang baik, tetapi tidak ada tawaran apa pun yang
datang kepada saya. Dan ini terlepas dari kenyataan bahwa dalam menggembalakan
paroki saya saat ini selama 11 tahun terakhir, itu bebas dari hutang dan
memiliki salah satu tingkat status
animarum tertinggi di daerah kami. Ini adalah bukti bahwa orang dalam ‘yang menjalankan pertunjukan’ selama
ini, tidak melakukan pekerjaan dengan baik. Mereka tampaknya hanya saling
percaya; mengapa tidak lagi ada imam dengan dua atau lebih tugas tambahan yang
diberikan kepada mereka?
Terdakwa pelaku pelecehan sexual anak: pastor
Daniel McCormack
Perkembangan
terbaru lainnya yang perlu disebutkan di sini: Tiga orang imam yang dijadwalkan
untuk diangkat menjadi uskup bulan mendatang ini, semuanya berasal dari kelas
tahbisan yang sama dengan mantan Pastor Daniel McCormack, pastor predator gay
paling buruk dan paling terkenal di Chicago. Saya bertemu dengan Pastor
McCormack sekali pada tahun 1995 tepat setelah dia ditahbiskan, dan pada hari
itu juga saya melaporkan kepada pejabat seminari bagaimana perilaku pastor
McCormack ini!
Pada
titik ini, itu semua telah menjadi catatan publik, pastor McCormack dihukum dan
dikirim ke penjara. Pertanyaan saya hari ini adalah bagaimana mungkin ketiga
pria ini bisa hidup dengan pria seperti McCormack selama empat tahun, hari demi
hari, dan tidak tahu atau setidaknya curiga dengan karakternya? Apakah mereka tidak
berkompromi jika mereka tahu atau curiga siapa dia dan tidak mengatakan
apa-apa? Paling tidak, saya memiliki keraguan serius tentang ketiga teman
sekelas McCormack ini yang semuanya diangkat di keuskupan di sini, di Chicago. Dan yang mengangkat mereka adalah paus
Francis!!!
Apa
yang dibutuhkan Gereja saat ini adalah moratorium bagi siapa pun yang diangkat
ke jabatan uskup, setidaknya selama satu tahun. Dan setelah satu tahun
penyucian dan penilaian selesai oleh semua umat beriman, termasuk semua imam
dan uskup yang masih aktif, maka uskup baru dapat dipertimbangkan. Kita tidak
bisa melanjutkan seolah-olah tidak ada yang terjadi dan tidak ada yang salah secara
serius. Itu tidak akan bisa mengusir Gereja setan pelaku pelecehan seks gay,
dan mafia gay yang berjalan melalui jajarannya. Mereka akan mencoba menunggu
sampai badai mereda, dan akan kembali dengan membawa lebih banyak lagi teman
karib.
Paus Francis, tolong, bertindaklah seperti
Petrus. Jika Anda bersalah menghapus sanksi yang diberikan kepada cardinal
McCarrick oleh Paus Benedict (karena kasus pelecehan sexual anak-anak),
mundurlah dari jabatan Anda. Ini akan menjadi perbuatan yang suci dan mulia
untuk Anda lakukan.
Pastor Paul John Kalchik
(Imam,
saksi mata dan korban)
----------------------------------
Mat 7:15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Mat 24:11 Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang.
(Blessed
Anne Catherine Emmerich – 1774-1824)
Aku juga melihat relasi dua orang paus... aku melihat betapa menyebalkan (jahat dan mencelakakan) akibat dari gereja palsu ini. Aku melihatnya semakin besar. Segala macam bidaah masuk ke kota (Roma) ... sekali lagi aku melihat Gereja Petrus digerogoti oleh sebuah rencana jahat yang dilakukan oleh sekte rahasia (Freemason) sementara itu badai terus menghancurkannya.
Our Lady
of La Salette, 19 September 1846
”Roma akan kehilangan iman dan akan menjadi tahta Antikristus.”
Bunda Maria, Fatima (1917)
Apa yang dikatakan Bunda Maria di Fatima lebih dari 100 tahun yang lalu kini terjadi di depan mata kita: Kemurtadan di dalam Gereja! Masihkah Anda tak bisa melihat?
Uskup Agung Fulton Sheen (1948-1950):
Tubuh Mistik Kristus di dunia ini akan memiliki Judas Iskariotnya sendiri, Ia adalah Nabi Palsu itu. Setan akan merekrutnya dari antara uskup-uskup kita.
KK, Tuhan Yesus, Sabtu, 21 Januari 2012 @ 13.15
Nabi palsu itu akan diperlakukan sebagai seorang kudus yang hidup. Mereka yang menentangnya akan dianggap sebagai bidaah.
KK, Bunda Keselamatan, 10 April 2012
Bagi mereka yang percaya kepada Putraku, saat ini akan menjadi sebuah saat yang penuh siksaan. Mereka akan ditarik menuju dua arah yang berbeda oleh Gereja Katolik.
Separuh akan percaya, karena kewajiban saja, tentang perlunya mengikuti Nabi Palsu itu, yaitu paus yang akan menggantikan Paus Benediktus XVI.
KK, Kamis, Yesus Kristus, 12 April
2012 @ 11.27
Paus-Ku yang terkasih, Benedictus XVI, adalah paus sejati yang terakhir di bumi.
Mereka itu, putri-Ku, sengaja dikirim untuk mempersiapkan anak-anak Allah agar mau menerima paus berikutnya nanti, yang datang setelah Paus-Ku yang terkasih, Benediktus. Paus itu akan dipilih di dalam Gereja Katolik namun dia adalah nabi palsu itu.
KK, Yesus Kristus, 19 Agustus 2012 @ 10.56
Kumpulkanlah Gereja-Ku bersama-sama dan berdoalah memohon kekuatan karena nabi palsu itu sedang mempersiapkan diri dan sudah berada di Vatikan. Tetapi dia menyembunyikan jati dirinya dengan sangat hati-hati. Wakil-Ku yang terkasih sedang dikucilkan dan waktunya singkat.
KK, Yesus Kristus, 8
Maret, 2013 – tentang nabi palsu
Dia dikirim untuk
melucuti Gereja-Ku dan mengoyakkannya hingga berkeping-keping.
----------------------------------
Silakan membaca artikel lainnya di sini:
Lorena,
29 Juni 2022, Santo Michael, obat Cacar Monyet
Lorena,
16 Juli 2022, Santo Michael, perlindungan dari bahan radioaktiv
Lorena,
8 Agustus 2022, Allah Bapa, doa untuk melindungi indera
Krisis
Pangan Besar Akan Datang di 2023?
LDM - Peringatan Tuhan Kepada Umat
Manusia