Cardinal Burke:
Nasihat Kepada Imam-Imam Jerman Yang Tetap Setia Kepada
Ajaran Kristus Yang Sejati
2 April 2023
Yang terhormat saudara-saudara pastor yang terkasih di dalam Kristus,
Anda telah banyak saya bawa di dalam doa-doa saya sepanjang waktu sejak awal dari apa yang disebut Jalan Sinode. Setelah berakhirnya Sidang Sinode Kelima pada tanggal 11 Maret lalu di Frankfurt/Main, saya secara khusus berdoa untuk Anda, agar Anda tetap setia pada Tradisi Apostolik, pada kebenaran-kebenaran mengenai iman dan moral yang diwariskan kepada kita oleh Kristus di dalam Gereja, dimana kita, sebagai imam, ditahbiskan untuk menjaga dan mengembangkannya. Umat beriman tidak pernah membutuhkan para imam lebih besar daripada hari-hari ini, imam-imam yang berani mewartakan kebenaran kepada mereka, yang membawa Kristus kepada mereka, terutama di dalam Sakramen-sakramen, dan yang membimbing serta memimpin mereka di jalan Kristus.
Saya hanya dapat membayangkan kesedihan Anda yang mendalam pada posisi yang diambil oleh Majelis yang menjalankan sinode Jerman ini, termasuk sebagian besar Uskup, yang secara langsung bertentangan dengan apa yang selalu dan di mana pun diajarkan dan dipraktikkan oleh Gereja. Saya ikut merasakan kesedihan Anda dan beberapa kali mengalami godaan untuk putus asa, yang pasti Anda juga alami. Saat-saat seperti ini, yang juga pernah dialami oleh para imam di saat-saat yang lain dalam sejarah Gereja, kita harus mengingat janji yang telah dibuat oleh Tuhan kita, yang tidak pernah berbohong dan selalu setia pada janji-janji-Nya, ketika, pada saat Kenaikan-Nya, Dia menempatkan misi Apostolik di tangan kita : “… dan lihatlah, Aku selalu ada bersamamu sampai akhir zaman” (Mat 28, 20). Mengingat, sekali lagi, misi dan janji Tuhan kita, maka kita harus terus berjuang, kita harus menjadi “rekan sekerja dalam kebenaran” yang setia (3 Yoh 8).
Pada saat-saat seperti ini, ketika bahkan para Uskup mengkhianati Tradisi Apostolik, para Uskup yang setia, imam, para religius yang menjalani hidup bakti, dan umat awam, pasti akan sangat menderita justru karena kesetiaan mereka. Saat kita memulai Pekan Suci, minggu Sengsara dan Wafat Tuhan kita, dan mengantisipasi Masa Paskah, saat Kebangkitan dan Kenaikan Tuhan kita Yesus Kristus, marilah kita merenungkan Sabda-Nya kepada mereka yang akan menjadi murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Mat 16, 24). Selama hari-hari yang paling suci ini, Tuhan kita mencurahkan dari Hati-Nya yang tertusuk, kemuliaan rahmat yang amat kuat dari kemenangan-Nya atas dosa dan kematian, untuk menguatkan kita agar menjadi murid yang baik, setia, dan murah hati. Selama Pekan Suci dan Musim Paskah ini, marilah kita mengangkat Hati Kudus Yesus, terutama melalui Kurban Ekaristi, penderitaan Tubuh Mistik-Nya, Gereja, yang melewati masa-masa kebingungan dan kesesatan yang semakin merajalela, dengan buah-buahnya. yaitu kemurtadan, kekacauan dan perpecahan.
Marilah kita selalu ingat, terutama ketika penderitaan yang kita tanggung tampaknya terlalu berat untuk dipikul, bahwa kita tidaklah sendirian, bahwa Kristus hidup di dalam kita, bahwa rahmat ilahi – yang menguduskan dan nyata – bekerja di dalam kita. Marilah kita selalu mengingat kata-kata Tuhan kita kepada Bunda-Nya yang Perawan dan Santo Yohanes Rasul dan Penginjil, yang bersama mereka kita berdiri secara mistis di kaki salib: “Ibu, inilah anakmu… Inilah ibumu” (Yoh 19, 26-27). Bunda Allah adalah Bunda Rahmat Ilahi dan, secara khusus, Bunda para Imam yang, dalam Putra Ilahinya, membawa rahmat yang tak terhitung jumlahnya bagi banyak jiwa. Bunda Perawan Tuhan kita selalu ada di sisi kita, bahkan ketika dia dengan penuh kasih mengatakan kepada kita: "Lakukan apa yang Dia katakan kepadamu" (Yoh 2, 5).
Satu hati dengan Hati Kudus Yesus, melalui Hati Maria Yang Tak Bernoda, kita juga pernah menikmati persekutuan semua orang kudus yang tidak akan pernah gagal untuk membantu kita, hanya jika kita meminta pengantaraan mereka. Di saat-saat kelam ini, marilah kita tidak melupakan kenyataan dan nasihat ilahi yang diucapkan kepada kita dalam Surat kepada umat Ibrani: “Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan, tetap tekun memikul salib dengan ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. (Ibr 12, 1-2).
Sebagai penutup, saya memastikan persatuan saya dengan Anda dan doa harian saya untuk Anda. Seperti para murid dalam perjalanan ke Emaus, meski kita telah dibuat takut, untuk sementara, di hadapan Misteri Kejahatan, tetapi sekarang, dengan mata tertuju pada Tuhan kita yang bangkit dan ajaran-Nya yang tidak berubah, semoga hati kita diperbarui dalam semangat oleh kasih karunia-Nya (Luk. 24, 32). Saya mendorong Anda, imam-imam yang setia dan saya kasihi, untuk selalu dekat dengan Tuhan kita yang telah memilih kita untuk menjadi saudara-saudara-Nya dalam Imamat Kudus dan untuk berada dekat satu sama lain dalam kasih Gereja yang murni dan tanpa pamrih, Tubuh Mistik-Nya, dan dalam penderitaan yang dipersembahkan demi kasih kepada-Nya dan kepada saudara-saudara kita yang bagi mereka kita telah ditahbiskan sebagai gembala sejati.
Tolong, ingatlah saya dalam doa-doa Anda.
Dengan rasa kasih kebapaan yang terdalam, saya memberikan berkat saya kepada Anda dan kepada kawanan domba Tuhan kita yang berada dalam pemeliharaan imamat Anda.
Raymond Leo Cardinal Burke
Rome
Palm Sunday, 2 April 2023
-------------------------------------
Silakan membaca artikel lainnya di sini:
21 Hal dikatakan St. de Montfort tentang Rosario dan Devosi Maria
Biarawati membuka kasus seorang imam, yang dekat dengan paus Francis…