Friday, April 28, 2023

Pastor Benoît de Jorna: Sebuah Kepausan Yang Menghancurkan

  


 

 

Sebuah Kepausan Yang Menghancurkan, Merongrong Elemen-elemen Struktural Gereja

 

Sebuah Gereja yang diguncang hingga ke akar-akarnya

 

 

26 April 2023 dari Rorate Caeli 

oleh pastor Benoît de Jorna

 

 

https://www.complicitclergy.com/2023/04/26/a-catastrophic-pontificate-undermining-the-structural-elements-of-the-church/

 

 

 

Pastor Benoît de Jorna, FSSPX

Superior of the District of France (SSPX)

 

Surat bagi saudara imam-imam terkasih, Maret 2023

 

 

Kepausan Francis baru saja melewati tonggak sepuluh tahunnya, yang sudah merupakan jangka waktu yang terkenal. Oleh karena itu, adalah mungkin untuk melihat kembali, seperti yang kita lakukan terakhir kali pada masa kepausan Paus Benediktus XVI. Pertama-tama, untuk memperjelas posisi kami, kami tidak memiliki permusuhan pribadi terhadap paus Francis. Sebaliknya, dia telah membuat beberapa isyarat penting terhadap Serikat St. Pius X, yang sangat penting bagi kami.

 

Semua orang mengakui bahwa paus Francis memiliki cara pemerintahan yang sangat pribadi dan otoriter, bahwa dia bertindak sesuka hati dan seringkali tidak dapat diprediksi. Jumlah Motu Proprio yang telah dia umumkan adalah tanda yang jelas akan hal ini. Secara absolut, tentu saja, seseorang dapat berdebat tentang cara melakukan sesuatu ini, tetapi dia jelas bukan Paus pertama yang bertindak seperti ini. Namun bagaimana pun, bukan metode kepemimpinannya yang akan kita bahas saat ini.

 

Yang tampaknya penting bagi kita bukanlah bagaimana paus Francis bertindak, tetapi apa yang dia lakukan, inti dari tindakannya. Dan di sini, harus dikatakan dengan jelas, hasil kepausan ini bagi kami tampak sebagai sebuah bencana. Paus Francis terus-menerus merusak elemen-elemen struktural Gereja, pilar-pilar kehidupan Kristiani, dan dengan demikian dia mengguncangnya hingga kepada akarnya, membuat kita takut atau meramalkan kehancuran totalnya.

 

Bukan dalam tatanan spekulatif dan dogmatis yang dia serang. Tampaknya, itu bukan domain yang menarik dan mempesona dia. Dia, paus Francis, lebih berkonsentrasi pada domain praktis, yaitu tindakan, dan di sana dia membuat langkah besar, dan sayangnya ke arah yang salah.

 

Pertama-tama dia menyerang moralitas, bidang yang, entah bagaimana dan hanya sebagian, dipertahankan dari pertanyaan sistematis. Melalui berbagai dokumen dan prakarsa, dia telah membuka jalan untuk memenuhi tuntutan masyarakat, seperti akses kepada sakramen-sakramen bagi orang yang bercerai dan menikah lagi dan bagi 'pasangan' homoseksual, pengakuan paus Francis pada trans-identitas dan LGBT, akses kaum wanita pada pelayanan-pelayanan yang ditahbiskan, dll, seperti yang dipahami dan diterapkan dengan baik oleh Sinode Jerman saat ini.

 

Tahap kedua dari rentetan perusakan itu adalah serangan besar-besaran dan terkoordinasi terhadap liturgi tradisional, yang dirayakan dengan sangat sederhana dan marjinal. Ini adalah masalah menghapuskan segala sesuatu yang akan mengingat tidak hanya Gereja pra KV II, tetapi bahkan hanya Gereja sebelum Francis, karena bagaimana pun juga, kembalinya secara resmi dari liturgi kuno ini hanya berasal dari para pendahulu Francis.

 

Paus Francis, dengan segala tindakannya di bidang-bidang ini dan yang paralel, tidak diragukan lagi akan meninggalkan dan mewariskan sebuah Gereja yang sangat terguncang.

 

 

Continue reading at Rorate Caeli


-------------------------------------

 

Silakan membaca artikel lainnya di sini:

 

Kontroversi: Media Eropa Menyerang Gisella Cardia

Pernyataan pers asosiasi “Madonna of Trevignano ETS” pada Oktaf Paskah 2023

Pedro Regis - 5426 - 5430

LDM, 20 April 2023

Larangan komuni di tangan

Penampakan Almarhum Paus Benediktus Kepada Seorang Biarawati Kolombia

LDM, 24 April 2023