Ceramah Pastor
Linus Clovis
mengenai
Gereja dibawah PF
18 May 2015Posted
in: Featured, Observations, One Peter 5Tags: Fr. Linus
Clovis, Francis EffectBy: Remnant
ClergyNo Comments
Artikel aslinya dapat diunduh
disini : http://biblefalseprophet.com/2015/05/18/partial-transcription-of-fr-linus-clovis-talk-on-the-church-under-francis/
Fr. Linus Clovis memberikan ceramah mengenai situasi Gereja saat ini dibawah PF, dan apa
bentuk dari bencana itu. Silakan
menyaksikan rekaman videonya selama 32 menit pada link diatas ini.
One Peter
Five menuliskan sebagian salinan dari ceramah itu
disini.
Dalam ceramahnya yang disampaikan dengan kalimat-kalimat yang
penuh dengan kehati-hatian, Fr. Clovis
menguraikan apa yang dia anggap sebagai
krisis yang telah dinubuatkan didalam Gereja, yaitu apa yang dia katakan
sebagai berkaitan dengan Bapa Suci, Paus
Fransiskus sendiri. “Saya akan memposting videonya
secara utuh dibawah, namun lebih dahulu, saya ingin
berbagi dengan anda beberapa poin
yang saya tuliskan dari ceramahnya. (Secara
keseluruhan, kutipan-kutipan ini berisi hampir seluruh bagian
pertengahan dari ceramahnya, namun beberapa poin tambahan
tidak dituliskan disini, dan teks
yang disampaikan disini dibagi-bagi menjadi beberapa poin untuk memperjelas argumen-argumen yang
penting)
Anda akan bisa melihat bahwa sikap kritisnya terhadap Paus ini hampir semuanya berdasarkan kepada Kitab
Suci dan ajaran-ajaran Gereja. Tidak
ada nada marah atau menyalahkan disini. Dia berbicara dengan penuh keyakinan dan
rasa keprihatinan yang mendalam. Berikut ini beberapa
point yang kami kutip dari ceramah itu.
- "Ketika ada seorang uskup - uskup Katolik - bisa bertepuk tangan menyalami dan menyanjung dosa secara terbuka, hal itu sungguh membuat kita gemetar. Namun ini pada dasarnya adalah merupakan 'Francis Effect’. Hal ini seolah melucuti para uskup dan imam-imam, terutama setelah Bapa Suci berkata, "Siapakah aku ini hingga berhak untuk menilai?” (‘Who am I to judge?’). Maka saya, sebagai seorang imam, yang biasa mempersembahkan Misa Kudus, berkhotbah, dan jika saya membuat sebuah penilaian tentang suatu dosa, dimana saya melanggar Sepuluh Perintah Allah, maka saya akan dikutuk atas penilaian saya tadi. Saya akan dituduh 'lebih Katolik daripada Paus'. Dulu ada pepatah - retoris - 'Apakah paus itu Katolik?" Dan hal ini tidak lagi terdengar lucu (mengacu pada Mgr. Dolan yang berucap "Bravo" kepada seorang pemain sepak bola Michael Sam yang terus terang mengaku dirinya seorang gay).
·
"Ketaatan (kita) adalah tertuju kepada paus,
namun paus juga harus taat kepada
Firman dan Tradisi
Apostolik. Kita harus mematuhi paus, tapi
paus sendiri harus mematuhi Firman
yang tertulis. Dia harus mematuhi Tradisi. Dia harus menanggapi
inspirasi dari Roh
Kudus. Ketaatan kita adalah tertuju kepada paus, tetapi adalah
tugas dari paus untuk memberikan ‘sifat kemungkinan’ bagi ketaatan
ini. Paus haruslah
memfasilitasi kita dalam menaati dia, dengan cara dia sendiri juga taat kepada Firman
Tuhan. Paus Felix III mengatakan kepada kita: 'Sebuah kesalahan yang tidak ditolak berarti
disetujui. Sebuah kebenaran yang tidak dipertahankan berarti
(kebenaran itu) ditindas.” Jadi kita memiliki
kewajiban untuk menolak kesalahan, dan kita harus melakukan segala sesuatu yang
kita bisa untuk menganjurkan kebenaran."
- "Memang kita juga
pernah merasa prihatin dengan beberapa paus lain sebelum ini, termasuk
juga dengan Paus St. John Paul, sehubungan dengan beberapa hal yang dia
lakukan dimana kita merasa tidak nyaman, namun saya tidak begitu
menghiraukan hal itu karena... ternyata Paus Francis tidak melakukan yang
lain kecuali selalu membingungkan
kita. PF benar-benar telah mencelakakan kita. Dan karena itu, PF
menyimpan banyak sekali alasan mengapa kita merasa sangat prihatin
terhadap dia. Tuhan telah mengatakan dalam Injil Yohanes, pasal 15, 'Jika
dunia membenci kamu, ketahuilah bahwa ia telah membenci Aku sebelum ia membenci
kamu. Jika kamu berasal dari dunia, maka dunia akan mengasihi miliknya
sendiri; namun karena kamu bukan berasal dari dunia, dan Aku telah memilih
kamu dari dunia, maka dunia membenci kamu. Ingatlah akan apa yang Kukatakan
kepadamu, "Seorang hamba tidak akan lebih besar dari tuannya."
Jika mereka telah menganiaya Aku, mereka akan menganiaya kamu; jika mereka
menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu.” Beberapa orang
paus telah dibenci, dan saya tidak berpikir bahwa kita punya masalah
dengan mereka secara pribadi. Tetapi keadaan kita tidaklah seperti itu
saat ini. Saya pikir bahwa saya benar dengan mengatakan bahwa kita lebih
suka paus-paus untuk dibenci oleh dunia daripada dicintai oleh dunia.
Karena jika dia dicintai oleh dunia, hal ini menunjukkan bahwa dia
berbicara dalam bahasa dunia ini. Dan kita tahu bahwa tidak ada hubungan,
tidak ada persekutuan sama sekali, antara terang dan gelap. Demikian St
Paulus mengatakan hal ini.
- Para musuh bebuyutan Gereja
– misalnya Majalah Time, Rolling Stone, The Advocate, dan yang
lain-lainnya – telah menyetujui dan mendukung PF, hingga sampai-sampai PF muncul
pada sampul depan majalah mereka berkali-kali selama dua tahun terakhir
ini. Saya pernah berbincang dengan seseorang yang mengenal PF di Argentina.
Orang itu mengatakan : ”Nampaknya, dia ingin dikasihi oleh semua orang dan
ingin menyenangkan semua orang, hingga pada suatu hari dia bisa
berpidato di TV menentang tindakan aborsi, dan pada hari berikutnya, di
acara televisi yang sama, dia memberkati kaum feminis yang pro-aborsi di
Plaza de Mayo; dia bisa menyampaikan pidato yang bagus menentang kelompok
Mason, dan beberapa jam kemudian nampak dia makan dan minum bersama mereka
di Rotary Club."
·
"Jadi,
bagaimana bisa anda membuat keputusan tentang seorang pria seperti ini (PF),
yang ingin menjadi sahabat semua orang? Tuhan kita mengatakan, 'Namun
demikian,' pasal 12 Injil Yohanes, 'banyak penguasa yang percaya kepada-Nya, (yaitu
kepada Tuhan kita), tetapi karena mereka takut orang-orang Parisi maka mereka
tidak mengakuiNya supaya mereka tidak diusir keluar dari sinagoga, karena
mereka lebih mencari pujian manusia lebih dari pada pujian dari Allah."
Maka apakah saya telah membuat penilaian disini? Saya rasa tidak. Saya hanya mengutip
Kitab Suci."*
·
"Bapa
Suci kita (PF) telah melakukan banyak hal yang kontroversial, dan kita disini
hanya memperhatikan berbagai kejadian yang besar saja, bukan yang kecil-kecil.
Dan salah satu yang menurut saya amat penting adalah ucapannya : 'Siapakah aku
ini hingga berhak untuk menilai.’ "Salah satu efek atau akibat yang
ditimbulkan oleh perkataan PF itu adalah bahwa dia membuat prasangka secara
umum terhadap umat Katolik, dan dia menggunakan prasangka itu juga terhadap kita.
Jadi dengan kata lain, dia menerima apa saja yang dirasakan mengenai posisi
kita, seolah-olah hal itu benar. Gereja tidak menghakimi orang. Gereja
menghakimi perbuatan dan ajaran. Terutama tindakan bidaah. Luther tidak dikutuk
karena kehidupan moral pribadinya. Dia dikutuk karena ajarannya. Doktrinnya.
Dan demikian juga dengan semua bidaah lainnya. Arius misalnya. Kepada ajarannya
saja Gereja menghakimi. Dan Gereja memiliki kewenangan untuk itu. Tapi ketika
Paus (Francis) mengatakan, "Siapakah aku ini hingga berhak untuk
menilai?”, maka dia memberi kesan bahwa Gereja menghakimi individu-individu
karena keadaan diri mereka itu beserta apa yang mereka lakukan dalam kehidupan
pribadi mereka. Padahal sebenarnya bagian terakhir ini adalah milik sakramen
pengakuan."
·
"Alkitab
mengatakan dengan sangat jelas dalam I Korintus bab 5, St. Paulus menulis
kepada umat di Korintus karena mereka telah menerima seseorang yang bersalah
amoralitas dalam kelompok mereka. Dan rasul itu menulis, "Tapi saya
menulis kepadamu bukan untuk mengkaitkan dengan orang lain yang mengaku saudara
jika dia bersalah karena amoralitas atau keserakahan, atau seorang penyembah
berhala, pemaki, pemabuk, atau perampok - bahkan untuk makan dengan orang tersebut.
Untuk apa gunanya saya menilai orang lain?" Ya! Apa gunanya saya menilai orang luar? Bukankah sebaiknya mereka yang
ada dalam lingkungan gereja saja yang anda nilai? Allah juga menghakimi orang
asing. Usirlah orang jahat itu dari antaramu." Jadi, bagaimana bisa pengganti
Petrus berkata, 'Siapakah aku ini hingga berhak untuk menilai?' tanpa
bertentangan Kitab Suci?"
·
"PF mengeluh
karena kita berbicara terlalu banyak tentang aborsi dan kontrasepsi. Nah ... benarkah
itu? Sekali lagi, seorang rasul Yesus mengatakan kepada kita 'yakinkanlah, tegurlah,
dan nasihatilah, jangan berhenti bersabar dan mengajar.’ Jadi, kita memiliki
kewajiban untuk berbicara tentang dosa-dosa yang hukumannya adalah berupa hukuman
kekal didalam neraka. Kita berbicara tentang keselamatan jiwa-jiwa. Kitab Hukum
Canon mengatakan di bagian akhirnya: 'Kebaikan yang tertinggi adalah berupa keselamatan
jiwa-jiwa." Dan inilah mengapa Kristus mendirikan Gereja-Nya : Demi keselamatan
jiwa-jiwa"
·
Kasus ‘rabbit-gate’
adalah penghinaan terhadap semua ibu-ibu Katolik. Mereka telah mempertaruhkan
nyawa mereka, menawarkan nyawa mereka, dan menyerahkan hidup mereka bagi anak-anak
mereka, dan lebih dari semuanya, bagi Kitab Injil. "
·
“Kekhawatiran
kami adalah tentu saja tertuju kepada sinode yang akan datang serta upaya yang nampaknya
mendukung pemberian Komunis Kudus kepada mereka bercerai dan menikah lagi. Ini
akan menjadi pukulan serius bagi Gereja dan umat beriman. Karena hal itu telah
menimbulkan banyak kebingungan dan kesalah-pahaman. Bahkan dalam pengalaman
pastoral saya pernah menemui beberapa wanita yang mengatakan ... seorang ibu,
anaknya bercerai, menikah lagi, dan berkata, "Ya Bapa Suci memberi ijin
kepadanya untuk menerima Komuni, bukan? Saya tidak berpikir hal itu benar, Pastor,
tetapi ini paus yang mengatakannya... " Begitulah masalah itu sudah
menjadi milik kita saat ini. Dan kita melihat pola dari tindakan itu, yang
dilakukan bagi Humane Vitae. Terserah
yang di atas sana, dan tentu saja itu akan menjadi ... hukum. Anda bisa
melakukannya. Jadi, kita benar-benar perlu memiliki mata yang terus tertuju ke
langit, memohon kepada surga untuk membimbing para uskup kita. "
·
"Ada
rumor mengenai relaksasi pastoral dari Humanae
Vitae ... . ia bukan untuk ditentang, ia juga tidak untuk dihapus, tetapi
ia akan diperpanjang. Yang jauh lebih mematikan. Karena kita telah menyajikan
sesuatu yang jahat seolah-olah hal itu baik. Dan kita sedang membangun hal
jahat ini diatas fondasi yang baik. "
·
"Kami mencintai paus! Dia adalah bapa
kami. Dia adalah Kristus kita yang manis di dunia. Ada kekhawatiran di kalangan
umat Katolik yang merasa bingung dan takut. Dan kami serta mereka tidak ingin
mengkritik, atau lebih buruk lagi, untuk menghakimi paus. Tapi, sekali lagi,
kita tidak menilai orangnya atau jabatannya, tetapi hasil perbuatannya. Dan
kita tidak melakukan hal ini dengan kemarahan. Karena apa yang dia lakukan
adalah menjadi penyebab dari kemarahan kita. Dan hal itu merupakan ancaman bagi
iman kita. Dan itu juga merupakan ancaman bagi Gereja. Dan itu berbahaya bagi
keselamatan jiwa-jiwa. "
·
"Jadi,
bisakah kita menilai tindakan Paus? Ya, kita bisa. Kita memiliki tidak kurang
dari seorang rasul bagi orang bukan Yahudi, yaitu St. Paulus, yang menulis
kepada jemaat di Galatia. Dan dia berkata, "Tetapi
waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia
salah. Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan
sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka
datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara
yang bersunat. (Gal 2:11-14) Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku
munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan
mereka. Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan
kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: "Jika
engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi,
bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk
hidup secara Yahudi?" Dan
keadaan inilah yang kita hadapi saat ini. Kita memiliki beberapa kardinal
terkenal yang mengambil sikap anti-Katolik dalam hal isu-isu moral. Menurut
kita, manakah yang benar?! Kita memiliki bapa suci sendiri yang nampaknya
justru mendukung mereka. Memberikan restu kepada mereka. Dan apa kata Saint
Paul? Barnabas! Tangan kanan St Paulus itu (PF) telah terbawa oleh
ketidaktulusan mereka. Begitu banyak uskup - dan tolong, Tuhan, kita masih
memiliki banyak uskup yang baik - ketika mereka melihat keadaan ini, mereka
juga akan terbawa oleh arus sesat ini, dan itulah sebabnya saya pikir saran
yang kami buat ini, dimana kita harus mengedarkannya kepada para uskup dan para
imam - khususnya untuk para imam – adalah sangat, sangat penting ".
·
“Kita
memiliki contoh sejarah, John XXII, yang mengajarkan bahwa orang-orang
terberkati masih tidak bisa melihat Tuhan sampai saat setelah penghakiman umum
nanti. Maka dia ditentang oleh para teolog dari Universitas Paris, oleh para
kardinal dan para uskup dan bahkan oleh raja-raja. Jadi disini kita memiliki
orang-orang terpelajar, para intelektual, para teolog, yang tahu apa yang
sedang terjadi dan mereka mampu menentang paus. Dan tentu saja kita memiliki
orang-orang yang berwenang, yaitu para uskup. Dan kita juga memiliki umat awam
juga, raja-raja. "
·
Hukum
Kanon mengatakan kepada kita bhe kita berhak menyampaikan pendapat kita, dalam
Kanon 222.3 : Sesuai dengan pengetahuan, kompetensi dan
keunggulannya, mereka mempunyai hak, bahkan kadang-kadang juga kewajiban, untuk
menyampaikan kepada para Gembala suci pendapat mereka tentang hal-hal yang
menyangkut kesejahteraan Gereja dan untuk memberitahukannya kepada kaum beriman
kristiani lainnya... “ Maka ini adalah penting sekali. Dengan kata lain, kita
musti menyebarkan hal ini.
- "Sekarang dapat
dikatakan ..." demikian tulis...
Melchior Cano, seorang teolog terkenal di abad ke-16 - 'Sekarang dapat
dikatakan secara singkat, bahwa mereka yang membela secara membabi buta
dan tanpa pandang bulu penilaian apapun dari Sri Paus tentang segala hal maka
mereka melemahkan otoritas Takhta Apostolik; mereka justru tidak mendukung
Tahta Apostolik itu; mereka menumbangkannya; mereka tidak membentenginya
.... Petrus tidak membutuhkan kebohongan kita; dia tidak membutuhkan
sanjungan kita." Dengan kata lain, kita harus selalu waspada. Kita
harus bersikap obyektif dalam pendekatan kita terhadap krisis yang hadir
dalam Gereja saat ini."
No comments:
Post a Comment