Kebohongan klasik mengenai Dialog – kali ini dalam hal Laudato Si
Apakah PF ingin
berdebat?
Written by Elizabeth Yore
Gereja tahu bahwa
perdebatan yang tulus haruslah didorong untuk terjadi diantara para ahli. “~Laudato
Si” PF
Di seluruh text Laudato
Si, PF menyatakan bahwa dirinya bersikap terbuka terhadap sebuah perdebatan
dan sebuah dialog mengenai isu-isu lingkungan yang diangkat dalam ensiklis itu.
Kenyataannya, hampir 21 kali dalam ensiklis itu, PF selalu mendorong dialog diantara para religius, para
ideolog serta orang-orang lain. Paus juga mengundang sebuah perdebatan mengenai
solusi lingkungan hingga 12 kali dalam ensiklis itu. Meskipun dia mengatakan bahwa
dia ingin opini-opini yang berlawanan untuk diperdebatkan dan dihadirkan, apakah
benar itu yang menjadi realita di Vatican dan masa kepausan sekarang ini?
‘Jiwa’ dari ensiklis itu sebenarnya
mengatakan niatan yang sebenarnya dari Vatican. Pada kalimat pertama dari bagian
12 ensiklis, PF meminta sebuah ‘dialog baru’, sebuah ‘perbincangan’, mengenai tantangan-tantangan
dalam lingkungan. Namun pada akhir dari alinea yang sama, Paus menegaskan
posisinya yang benar-benar berlawanan:
Sikap untuk
menghalangi, bahkan pada orang-orang yang beriman, dapat berkisar dari
penolakan atas masalah ini hingga sikap ketidak-pedulian, bersikap acuh tak
acuh atau keyakinan yang buta dalam memberikan solusi teknis atas masalah
lingkungan. Kami membutuhkan sebuah solidaritas yang baru dan universal.
Lalu, apa artinya ini? PF menginginkan Dialog atau
konsensus Solidaritas?
Ensiklis itu penuh dengan berbagai kontradiksi, baik besar
maupun kecil, namun seruan untuk berdialog dan berdebat telah dikaburkan oleh
kenyataan yang terjadi di Vatican City.
Seseorang hanya perlu melihat kepada tanggapan Vatican
terhadap delegasi para ahli internasional yang terkenal, yang berusaha mencari
data pendukung ilmiah yang bertentangan, untuk bisa menyanggah isu pemanasan
global yang dikeluarkan oleh Pontifical Academy of Social Sciences (PASS) dan Curia
Roma. Para ahli ini, beberapa ada yang dari kaum veteran NASA yang mempelajari
cuaca dan atmosfir bumi untuk memastikan keamanan pendaratan di bulan bagi para
astronaut dan kembali lagi ke bumi dengan aman. Namun para ahli dari program
Apollo ini langsung ditolak dan diabaikan pendapatnya oleh Vatican. Vatican
memperlihatkan sikap tidak tertarik adanya sebuah dialog ataupun perdebatan. Sebagai
petinggi dari Pontifical Academy of Social Sciences (PASS), Uskup Sanchez
Sorondo menyatakan dengan keras :”Ilmu pengetahuan telah diselesaikan”. Begitu juga
pertukaran ide serta gagasan ilmiah yang bertentangan ‘telah diselesaikan pula’,
hingga sejalan dengan ensiklis yang dikeluarkan.
Namun kemudian ada bukti yang cukup mengganggu bahwa Vatican
tidak merasa tertarik dengan dialog dan perdebatan mengenai sejumlah besar data
dan bukti yang membuktikan, setidaknya, bahwa perubahan iklim adalah disebabkan
oleh manusia atau isu perubahan iklim itu hanya bohong semata.
Uskup yang sama, Sorondo, beserta Presiden PASS, Margaret
Archer, menanggapi sikap para ahli dari the Heartland Institute dengan umpatan dan
makian yang jarang sekali bisa keluar dari Tahta Suci. Sorondo menyebut tim
ahli klimatologi dan para insinyur internasional dari the Heartland Institute sebagai
‘para peserta pesta minum teh’ dan ‘para penyangkal’, yang didanai oleh ‘uang dari
minyak bumi’. Tidak satupun komentar-komentar politik dan merendahkan mereka itu
adalah benar dan mereka (para ahli itu) telah menyampaikan agenda politik yang sebenarnya
dan tidak ada dialog di Vatican. Dan ada lebih banyak lagi umpatan lainnya.
Margaret Archer, President PASS telah memposting
kalimat-kalimat yang kasar di Vatican website yang isinya menentang mereka yang
berani mempertanyakan para ahli Vatican serta para ahli pertumbuhan penduduk dari
PBB, yang telah bekerja sama bahkan menjadi penasihat dan yang menulis
dokumen-dokumen Vatican. Ini adalah politik, dalam permainan yang berbahaya yang
bukan dilakukan melalui mesin-mesin politik melainkan didalam ruangan-ruangan
Tahta Suci. Para pejabat Vatican secara sengaja menolak perdebatan, dialog,
serta perbedan pendapat dengan meminjam sebuah kutipan dari buku Saul Alinsky’s
Rule for Radicals. Rule #5, Ridicule your Opponent.
Di sepanjang ensiklis itu PF menyatakan bahwa pemanasan
global buatan manusia adalah ilmu yang bisa diterima dan terdapat sebuah
konsesus diantara komunitas para ahli. Hal ini adalah tidak benar. Berlawanan dengan
pernyataan ensiklis kepausan, Vatican tidak tertarik pada dialog atau perdebatan.
Para pejabat tinggi Vatican membekukan adanya penentangan, dan mereka terlibat dalam
permainan politik untuk menghancurkan pribadi-pribadi tertentu.
Untuk membungkam kritikan terhadap
dirinya, Margaret Archer dengan congkaknya mengingatkan para pengkritik itu bahwa dirinya
ditunjuk oleh PF untuk menempatkan segala kritikan itu ‘di tempat dingin diluar
sana’.
Ya, Margaret, itulah yang kita bicarakan disini. Tak ada pemanasan global itu.
No comments:
Post a Comment