Volume 1 : Misteri Keadilan
Allah
Bab 5
Lokasi Api Penyucian
Pewahyuan-pewahyuan yang diterima
para kudus
St.Teresa, St.Louis Bertrand,
St.Mary Magdalen de Pazzi
St.Teresa
memiliki sifat kemurahan hati yang amat besar terhadap jiwa-jiwa di Api Penyucian,
dan dia membantu mereka sekuat tenaganya dengan melalui doa-doa dan karya-karya
baiknya. Sebagai balasannya Tuhan sering menunjukkan kepadanya jiwa-jiwa yang
telah berhasil dia bebaskan dari Api Penyucian. Dia bisa melihat jiwa-jiwa itu
pada saat proses pembebasan mereka dari penderitaan dan masuknya mereka ke
Surga. Secara umum mereka keluar dari dalam bumi ini. Dia menulis :”Aku
menerima berita-berita kematian dari seorang religius yang semula menjadi
penguasa suatu wilayah, dan kemudian menjadi penguasa wilayah yang lainnya
lagi. Aku sudah terbiasa dengan orang itu dan dia telah memberiku pelayanan
yang besar. Pengetahuan ini membuatku merasa sangat tidak enak. Meskipun orang
ini terkenal karena berbagai keutamaannya, namun dia sadar akan keselamatan
jiwanya, karena dia telah menjadi seorang pemimpin selama 20 tahun disitu, dan
aku merasa takut terhadap mereka, orang-orang yang bertugas memelihara
kesehatan jiwa-jiwa. Dengan sangat bersedih aku pergi ke sebuah ruang doa, dan
memohon kepada Tuhan untuk mengarahkan, bagi rohaniwan ini, tindakan kebaikan
kecil yang telah kulakukan selama hidupku, dan yang sisanya hendaknya
diambilkan dari jasa-jasa Yesus Kristus yang tak terhingga besarnya itu, agar
jiwa rohaniwan itu bisa dibebaskan dari Api Penyucian.
“Sementara
aku memohon rahmat karunia ini dengan segenap kemampuanku, aku melihat
disebelah kananku jiwa itu muncul dari dalam bumi dan naik ke Surga dengan
bahagia sekali. Meskipun imam itu sudah tua umurnya, tetapi dia nampak seperti
dibawah 30 tahun usianya, dengan wajah yang bercahaya”.
“Penglihatan
ini meskipun singkat, memberiku kebahagiaan yang sangat dalam, dan tanpa
bayangan keraguan akan kebenaran dari apa yang kusaksikan ini. Sementara aku
dipisahkan jauh dari tempat hamba Allah ini menghabiskan hari-harinya di tempat
itu, beberapa saat sebelumnya aku mengetahui hal-hal yang khusus didalam
kematiannya. Semua orang yang mengetahui hal itu tak bisa menahan diri untuk
memuji betapa orang itu telah mempertahankan kesadaran dari suara hatinya
hingga saat-saat terakhirnya, air mata yang dia keluarkan, serta perasaan
kerendahan hati dengan mana dia menyerahkan jiwanya kepada Tuhan”.
“Seorang
rohaniwan yang baik di lingkungan kami, seorang hamba Allah yang agung, telah
eninggal dua hari yang lalu. Kami sedang mendaraskan doa ‘the Office for the
Dead’ baginya. Ada seorang wanita yang sedang membaca pelajaran dan aku sendiri
berdiri untuk mengucapkan doa. Ketika separuh bacaan sudah selesai dibacakan,
aku melihat jiwa dari rohaniwan ini keluar dari dalam bumi, seperti yang pernah
kulihat sebelumnya, dan naik ke Surga.
“Didalam
biara ini telah meninggal seorang rohaniwan lain berusia 18 atau 20 tahun, yang
merupakan sebuah contoh semangat iman, keutamaan, dan keteraturan hidup yang
berkobar-kobar. Hidupnya telah dipenuhi dengan segala macam penderitaan dan
kesedihan yang ditanggungnya dengan sabar. Aku tidak ragu, setelah melihat
kehidupannya itu, bahwa dia telah mengumpulkan jasa-jasa yang lebih dari cukup
untuk bisa lolos dari Api Penyucian. Ketika aku sedang berdoa ‘the Office’,
sebelum dia datang, dan sekitar ¼ jam setelah kematiannya, aku melihat jiwanya
keluar dari dalam bumi ini dan naik ke Surga”, demikian cerita St.Teresa.
Sebuah
peristiwa yang mirip, telah ditulis didalam ‘the Life of St.Louis Bertrand’,
dari ordo St.Dominikus. Buku ‘Life’ ini ditulis oleh Pastor Antist, seorang
rohaniwan dari ordo yang sama, yang telah hidup bersama-sama orang kudus itu,
yang terdapat didalam kitab Acta Sanctorum pada tanggal 10 Oktober. Pada
tahun 1557, ketika St.Louis Bertrand tinggal di biara Valentia, wabah penyakit
pes sedang menyebar di kota itu. Penyakit yang amat menakutkan itu cepat sekali
meluas, dan mengancam keselamatan seluruh penduduk, dan tiap-tiap orang merasa
ketakutan akan nyawanya. Seorang religius dari komunitas itu, yang berharap
untuk bisa mempersiapkan sendiri kematiannya, melakukan sebuah pengakuan dosa
atas seluruh kehidupannya kepada orang kudus itu. Pada saat pergi, dia berkata
:”Bapa, jika Allah berkenan memanggilku sekarang, aku akan kembali nanti dan
memberitahu anda tentang keadaanku di dunia sana”. Beberapa saat kemudian orang
itu meninggal dan malam berikutnya dia nampak kepada orang kudus itu. Dia
mengatakan bahwa dirinya masih ditahan didalam Api Penyucian karena
kesalahannya yang kecil yang harus dia tebus disitu, dan dia memohon kepada
orang kudus itu untuk mendoakan dirinya didalam komunitasnya. St.Louis
menyampaikan permintaan ini kepada Kepala komunitas, dan segera saja dia
melaksanakan permintaan dari jiwa yang telah meninggal itu serta merayakan
kurban-kurban kudus bagi anggota kelompok itu.
Enam
hari kemudian, seorang pria yang tidak tahu apa-apa tentang sesuatu yang
terjadi didalam biara itu, datang dan mengaku dosa kepada Pastor Louis dan
mengatakan kepadanya bahwa jiwa dari Pastor Clement telah menampakkan diri
kepadanya. Dia melihat bumi terbuka, dan jiwa dari Pastor itu muncul didalam
kemuliaan, yang nampak seperti kilauan bintang yang naik ke udara dan menuju ke
Surga”.
Kita
bisa membaca didalam buku ‘the Life of the Magdalen de Pazzi’, yang ditulis
oleh bapa pengakuannya, Pastor Cepari, dari ‘the Company of Jesus’, bahwa hamba
Allah ini menjadi saksi dari terlepasnya suatu jiwa dari kejadian sebagai
berikut :
Salah
satu saudara perempuan didalam iman telah meninggal dunia beberapa saat
sebelumnya. Ketika orang kudus itu sedang berdoa dihadapan Sakramen Terberkati,
dia melihat jiwa dari wanita itu keluar dari dalam bumi, yang saat itu masih
tertahan didalam lembah Api Penyucian. Dia diselimuti oleh suatu nyala api,
dimana dibalik api itu nampaklah wanita itu yang mengenakan jubah putih
berkilauan yang melindunginya dari panasnya api itu. Wanita itu tinggal di kaki
altar sekitar satu jam lamanya, sambil memuji Tuhan yang tersembunyi didalam
Ekaristi. Jam adorasi ini yang dilakukan oleh wanita itu dan disaksikan oleh
Magdalen, merupakan penebusannya yang terakhir. Beberapa waktu telah berlalu,
dia bangkit dan terbang ke Surga”.
No comments:
Post a Comment