KERAGUAN DI DALAM AMORIS LAETITIA MENGGENAPI NUBUATAN AKITA
21 hours ago
Nubuatan Bunda Maria di Akita, yang telah diakui oleh Gereja,
sebagian mengatakan:
Ulah setan
akan merasuki bahkan ke dalam Gereja sedemikian rupa hingga orang akan melihat adanya
kardinal melawan kardinal, uskup melawan uskup. Imam-imam yang
menghormati aku akan dicemooh dan ditentang oleh sesamanya…. Gereja-gereja dan altar-altar
akan dijarah; Gereja akan dipenuhi oleh orang-orang
yang menerima tindakan kompromi dan iblis akan menindas imam-imam serta jiwa-jiwa
yang telah disucikan agar mereka meninggalkan pelayanan mereka kepada Allah. Iblis
terutama bersikeras untuk melawan jiwa-jiwa yang dikonsekrasikan kepada Allah.
Cardinal Burke
memberikan sebuah wawancara kepada Edward Pentin mengenai dubia (pernyataan keraguan) dari empat orang
kardinal pada Nopember
2016, dimana petikannya adalah seperti berukut ini:
Edward Pentin: Apakah anda banyak mendengar
kekhawatiran tentang adanya kebingungan ini?
Cardinal Burke: Kemanapun
saya pergi, saya selalu mendengar hal itu. Imam-imam
saling terpecah belah antar sesamanya, imam-imam terpecah dari uskup-uskup, uskup-uskup
terpecah dari sesama uskup. Terjadi perpecahan yang luar biasa yang kini melanda
Gereja, dan itu semua bukanlah jalan dari Gereja Kristus. Inilah sebabnya
kami (empat orang kardinal) menyampaikan pertanyaan-pertanyaan moral yang menyatukan
kami.
Edward Pentin: Mengapa
bab 8 dari Amoris Laetitia sangat
memprihatinkan?
Cardinal Burke: Karena bab itu menjadi
sumber dari semua kebingungan serta diskusi yang membingungkan saat ini. Terutama
tuntunan dari para pejabat (imam) diosis sangat membingungkan dan sesat. Kita memiliki
tuntunan atau arahan tertentu pada sebuah diosis; misalnya imam (menurut Amoris Laetitia) adalah bersifat
bebas di dalam kamar pengakuan dosa (Sakramen Pengakuan), jika mereka menganggap
perlu, untuk mengijinkan seseorang yang hidup berzina dan tetap melakukan
perzinahan (tanpa pertobatan) untuk menerima Sakramen-sakramen – sementara itu pada
diosis yang lain, seturut pelaksanaan ajaran Gereja selama ini, seorang imam bisa
memberikan ijin seperti ini hanya bagi mereka
yang bertekad dengan sungguh hati untuk melakukan perbaikan dengan cara hidup
murni di dalam sebuah perkawinan (yang bersangkutan tidak melakukan hubungan
sex dengan pasangannya), dan mereka hidup sebagai saudara-saudari, sebagai kakak-adik,
termasuk jika mereka menerima Sakramen-sakramen di tempat lain yang tidak
mempertanyakan keabsahan hubungan mereka dengan pasangannya. Hal ini patut
diperhatikan. Namun ada pertanyaan berikutnya di dalam dubia dari empat kardinal itu, yang terpisah dari pertanyaan khusus
mengenai perceraian dan menikah lagi, yang berhubungan dengan istilah ‘kejahatan intrinsik’ dari ‘keadaan berdosa’
serta ‘pernyataan hati nurani yang benar.’
Begitulah nubuatan Akita itu digenapi di hadapan mata kita
semua. Para pemimpin Gereja, termasuk Francis, telah ‘dipenuhi oleh sikap yang menerima
kompromi’, yaitu menyetujui perbuatan dosa berat.
No comments:
Post a Comment