Vortex :
kaum kiri di dalam gereja
Kaum kiri adalah merupakan keturunan
iblis
Sekarang ini jelas sekali, bahkan
bagi mereka yang memiliki penglihatan paling kabur sekalipun tahu bahwa Gereja
telah dikuasai oleh kaum kiri, yang berarti mereka yang memiliki pandangan Sosialis,
Marxis, Saul Alinskian, pandangan globalist, yang tidak akan pernah berhenti
memaksakan pandangan dan ide-ide mereka yang kaku dan tidak toleran, terhadap
umat manusia, hingga mencekokkan sampai ke dalam tenggorokan umat Katolik yang
setia kepada ajaran Kristus. Pada awalnya mereka memulainya secara perlahan, secara
diam-diam menggiring kawanan bebek mereka berbaris rapi di pusat-pusat teologi
dan rumah-rumah religius di seluruh dunia Katolik di Barat. Mereka mulai
menghancurkan liturgi, pendidikan Katolik, teologi Katolik, dan seluruh budaya
Katolik yang dulu pernah dinobatkan sebagai peradaban Barat.
Di dalam jajaran mereka ada
beberapa pribadi yang sangat menonjol, dari Theodore Hesburgh di Notre Dame,
Joseph Bernardin di Chicago, Karl Rahner di Jerman, Rembert Weakland di
Milwaukee, Edward Schillebeeckx di Belanda, Cardinal Leo Suenens di Belgia,
Hans Kung di Jerman, John Courtney Murray di Amerika Serikat, Cardinal Richard
Cushing di Boston dan Cardinal Roger Mahony di Los Angeles. Daftar klerus pengkhianat
ataupun loyo yang telah berkontribusi terhadap bencana ini, sengaja atau tidak,
sangatlah menakjubkan.
Apa yang mereka lakukan, oleh masing-masing
dan oleh semuanya, adalah menciptakan iklim dimana identitas Katolik hampir
dimusnahkan. Tindakan-tindakan dari orang-orang itu pada hari-hari awal
penghancuran mereka dimana pemandangan itu sangat disesalkan oleh Ven. Paus
Paulus VI dengan mengatakan bahwa Gereja nampaknya berada dalam "proses
pembongkaran otomatis" – demikian pilihan kata-kata dari paus Paulus VI sendiri.
Dari kejahatan-kejahatan yang sifatnya
intrinsik, seperti misalnya pemakaian kontrasepsi hingga kepada perilaku
homoseksual, hingga memberi dana bagi perbuatan kejahatan di negara-negara
Dunia Ketiga dengan kedok keadilan sosial, hingga kepada isu-isu politik,
seperti misalnya perubahan iklim yang diciptakan oleh ulah manusia, imigran ilegal
dan sejumlah masalah-masalah lainnya, di dalam semuanya ini kekuatan kaum sosialislah
yang bekerja dari dalam Gereja yang bersatu padu dengan kekuatan sosialis yang
beroperasi di luar Gereja. Mereka telah menyatu dan saling terkait satu sama
lain, dan tujuan bersama mereka adalah
penghancuran Gereja Katolik.
Dalam kurun waktu 50 tahun (sejak
KV II) mereka telah membawa masuk ajaran sesat yang tidak bisa dilakukan oleh Martin
Luther selama 500 tahun: mengakhiri identitas Katolik secara total. Mereka itu adalah
agen-agen setan karena mereka memang melakukan keinginan setan – dimana pada tahun-tahun
awal hal itu masih berada di dalam bayang-bayang namun pada hari-hari akhir ini
hal itu benar-benar terbuka, jelas dan setiap orang bisa melihatnya. Mereka
telah menolak ajaran-ajaran Gereja, meskipun mereka telah ditahbiskan dan dikonsekrasikan
untuk tidak melakukan apapun selain mengajarkan kebenaran Gereja dan memberikan
Sakramen-sakramen.
Mereka telah memperdagangkan
jiwa mereka bagi perolehan duniawi, kekuasaan dan kemuliaan yang sekilas.
Betapa nasib yang paling mengerikan telah menantikan orang-orang yang telah
menginjak usia tua ini jika mereka tidak mau bertobat. Betapa tak terperikannya
penderitaan dan siksaan mereka dalam api neraka, untuk selama-lamanya. Inilah
sebabnya mengapa mereka tidak mengakui keberadaan neraka dalam berbagai
pernyataan publik mereka, berpura-pura seolah neraka itu tidak nyata atau mereka
menyampaikan gagasan antikris : bahwa tidak ada manusia yang masuk ke dalam neraka.
Mereka telah menciptakan sebuah anti-Gereja demi melayani antikris, di tengah-tengah
iman Katolik.
(Silakan membaca pernyataan PF bahwa hukuman neraka itu tidak ada, disini
: http://thewildvoice.org/pope-francis-barron-denies-hell/#Cut
)
Ada dua front terpisah dalam
perang melawan Gereja Kudus ini – yang satu adalah serangan frontal, dan yang
lain adalah berupa kolom kelima yang bergerak dari belakang garis, dengan cara merasuki
paroki-paroki, ordo-ordo religius, menguasai bagian kearsipan, mencemari universitas-universitas,
seminari-seminari, episkopat serta dan kehidupan devosional lainnya. Sementara
dua tindakan (atau front) terpisah itu dilaksanakan, tetapi mereka semua adalah
bagian dari satu tindakan yang lebih besar dari iblis. Dan iblis pada akhirnya telah
memperlihatkan dirinya sendiri, karena dia tidak mampu menahan diri untuk tidak
sombong dan tidak memamerkan keberhasilannya.
Dia mengolok-olok Allah Yang
Mahakuasa. Dia meniru Gereja Kristus, dan dengan keangkuhannya yang besar, yang
dia wariskan kepada keturunannya, dia berpikir bahwa dirinya telah menang. Dia telah
berkata kepada Kristus sendiri, dalam penampakan kepada Paus Leo XIII, bahwa dirinya
bisa menghancurkan Gereja. Apa yang dia butuhkan adalah kekuatan yang lebih besar
dan waktu yang lebih banyak. Dan Allah memberikan apa yang dimintanya itu. Namun
dalam waktu yang singkat, akan menjadi giliran bagi Allah untuk berbicara,
untuk menjatuhkan iblis dengan pukulan yang menghancurkan hingga dunia menjadi takjub.
Mengapa kita berpikir seperti
ini? Karena Iblis telah membuka kedoknya sendiri, berarti dia yakin telah
menang. Adalah melalui dosa-dosa homoseksualitas di kalangan para klerus serta
diterimanya perbuatan amoralitas seksual serta pembunuhan anak (aborsi) bahkan di
kalangan banyak sekali umat awam maka iblis telah melaksanakan kejahatannya
yang merajalela. Tetapi waktu bagi iblis hampir habis, dan iblis sendiri telah
mengisyaratkan hal itu tanpa dia sendiri menyadarinya. Malaikat Agung St. Michael
mengusirnya dari dunia para malaikat dalam keabadian. Bunda Maria telah
menghancurkan kepalanya yang busuk, dan pada waktunya nanti keturunannya yang setia,
umat manusia dan kita semua yang tetap setia, dimana Dia adalah Ibu kita, yang diberikan
kepada kita di kaki Salib, yang akan digunakan oleh Bunda Maria untuk
menggilingnya di dalam debu.
Kutipan dari Yesaya ini memberi
kita penghiburan yang besar:
"Wah,
engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah
dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang
tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan
takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk di atas bukit
pertemuan, jauh di sebelah utara.
Aku
hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!
Sebaliknya,
ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan, ke tempat yang paling dalam di
liang kubur. Orang-orang yang melihat engkau akan memperhatikan dan
mengamat-amati engkau, katanya: Inikah dia yang telah membuat bumi gemetar, dan
yang telah membuat kerajaan-kerajaan bergoncang, (Isaiah 14:12–16)
Maka terhiburlah diri anda
semua, sesama umat Katolik, di tengah perayaan sukacita dari iblis saat ini.
Ingatlah bahwa nasibnya yang terakhir akan segera direalisasikan. Semua itu haruslah
terjadi.
Gereja Katolik Yang Kudus berada
dalam pelukan kesengsaraannya dan segera ia dibawa menuju ke makam, tetapi
tidak akan tetap di dalam makam.
Kita semua tahu akhir ceritanya.
Karena itu tetaplah setia.
Silakan melihat artikel
lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment