Vortex :
GEREJA SEDANG DIRUBAH MENJADI GEREJA GAY
https://www.churchmilitant.com/video/episode/vortex-told-you-so1?mc_cid=629b324e26&mc_eid=6f7d1beaf7
Mengingat sifat dari kolom Vortex ini, kami tidak suka mengatakan bahwa kami memberi tahu anda,
tetapi kenyataannya kami telah memberitahu anda. Selama bertahun-tahun ini, media
Church Militant telah memperingatkan umat Katolik
tentang adanya mafia homosex di dalam Gereja. Memang ada orang-orang yang
secara psikologis terganggu yang menimbulkan berbagai ancaman kepada umat
beriman. Imam-imam pelaku sodomi-pun keluar dari lemari persembunyian mereka, kemudian
mereka memegang kendali atas Gereja saat ini, dan daftar kekejian mereka semakin
bermacam-macam dan terus meningkat setiap hari.
Kami telah diejek dan dituduh melakukan segala
macam kesalahan oleh media-media Katolik karena kami melaporkan berbagai kisah
yang miris ini. Ternyata media-media Katolik yang sama telah dibayar oleh dan
menerima perintah dari berbagai uskup, dimana banyak di antaranya yang mendukung
ataupun mengabaikan realitas krisis gay ini yang ada di antara jajaran mereka
sendiri. Kami melihat ledakan perbuatan buruk mereka yang berhubungan dengan
skandal pelecehan seks di mana sejumlah besar, sebagian besar adalah para
putera altar, mendapatkan perlakuan dan pelecehan seksual oleh sebagian
individu yang menyimpang ini. Tapi belakangan ini, kita menyaksikan ‘pengambilalihan
tersembunyi’ Gereja oleh para klerus gay dan rekan-rekan mereka yang sama-sama
terganggu mentalnya, dimana mereka berpose seolah mereka sangat peduli dengan orang
yang tertindas. (Silakan membaca artikel-artikel lainnya disini).
Contoh terakhir, cerita yang dilaporkan secara
luas di media massa sekuler yang sangat mengejutkan bahkan oleh standar-standar
Romawi, dimana ada seorang imam ditangkap (sekitar seminggu yang lalu) karena
ikut dalam sebuah pesta seks (homosex) dan memakai narkoba di apartemen Cardinal
Francesco Coccopalmerio (seorang pejabat di Vatikan) - beberapa ratus meter
jauhnya dari tempat kediaman Paus Fransiskus. Imam itu adalah sekretaris dari
cardinal Coccopalmerio. Sejak itu dia ‘disisihkan’. Sebelumnya, Cardinal Pell
(seorang pejabat di Vatikan) juga tersandung masalah yang sama (masalah sex)
dan kini dia sedang berusuran dengan aparat penegak hukum di Australia.
Beritanya juga tersebar di media sekuler dunia.
Para tetangga telah mengeluhkan adanya kebisingan
dan banyaknya tamu yang datang dan pergi, tanpa mengenal waktu, disertai perilaku
aneh mereka, dan polisi Vatikan menanggapi keluhan ini, dan mereka menemukan
pemandangan yang busuk. Vatikan menolak menanggapi berbagai pertanyaan yang
muncul, tidak membenarkan ataupun menyangkal, dimana sikap seperti ini telah
berbicara cukup banyak untuk memberi tahu anda tentang segala sesuatu yang
perlu anda ketahui. Rinciannya mungkin tidak terungkap semuanya, tapi kisah itu
ada di sana. Dan menurut seorang anggota senior dari kuria Roma: "Praktek
homosex di dalam Vatikan tidak pernah lebih buruk dari itu." Tapi sungguh,
sama kotornya dengan semua ini, tidak ada yang bisa mengharapkan perbuatan yang
berbeda dari kenyataan yang terungkap saat ini.
Homosexualitas selalu didasarkan pada perbuatan
sex bebas dan menyimpang, yang mencari sambutan dari pria lain, tapi hal itu selalu
memberi jalan bagi pemuasan nafsu, yang seringkali ditindaklanjuti. Inilah
sebabnya mengapa kejahatan ini harus diwaspadai di dalam Gereja dan harus ditentang dalam setiap
kesempatan. Tindakan pelecehan ini sekarang merambah sisi spiritual, walaupun
tidak diragukan lagi, beberapa penganiayaan fisik masih terjadi di suatu tempat
terhadap pria yang lebih muda karena memang begitulah sifat semburit itu.
Beberapa tahun dari sekarang, hal inipun akan terungkap juga.
Saat ini yang memimpin penyalah-gunaan spiritual
ini adalah seorang imam Jesuit, Pastor James Martin, yang masih menolak untuk
mengakui secara terbuka apakah dia tertarik dengan sesama jenisnya atau bahkan
terlibat dalam tindakan sexual dengan mereka - sebuah pertanyaan, yang demi keadilan,
harus dia jawab secara terbuka. Saat ini dia bertindak di balik ‘jubah kepedulian’
dengan orang-orang yang dia anggap terpinggirkan di dalam Gereja. Celakalah!, kaum
gay dan pria-pria banci kini menjalankan sebagian besar aktivitas Gereja!
Bagaimana sih sebenarnya mereka itu dipinggirkan? Hampir tidak ada jiwa yang selalu
memperhatikan fenomena ini yang tidak menganggap bahwa Martin itu adalah
seorang gay. Jadi hanya untuk membersihkan namanya, anda akan berpikir, bahwa
dia ingin menjawabnya.
Pekan yang lalu, editor CNN di bidang agama,
Dan Burke, menulis sebuah cerita, yang ternyata merupakan bagian dari promosi
buku terbaru dari Martin, Building
Bridges, di mana imam sesat itu berusaha sekuat tenaganya untuk menganggap perbuatan
sodomi adalah normal. Dia mengatakan bahwa Gereja dan kaum gay harus duduk bersama
dan saling memahami satu sama lain dan saling menghormati satu sama lain, dimana
tentu saja hal itu adalah mencerminkan obrolan kaum gay di dalam Gereja "…
agar Gereja perlu menikahkan pelaku sodomi dan melupakan semua omong kosong tentang
Tuhan, tentang Langit dan Neraka." Ya, tapi itulah Martin. Dia didukung
oleh beberapa klerus lainnya, dari jajaran yang lebih tinggi dari pada dirinya.
(Ada dua orang kardinal dan seorang uskup yang mendukung ide dari Martin ini).
Kardinal Joseph Tobin dari Newark, New Jersey, di
hadapan banyak orang yang hadir pada penutupan konvensi Orlando Church of Nice
yang baru saja diadakan, telah benar-benar mengundang dan mengadakan ziarah bagi
para homosexual aktif di gereja katedralnya
di Newark. Adakah orang yang ikut konvensi
Gereja Nice saat itu yang berani menentangnya? Tidak mungkin. Menentang kesesatan
tidak termasuk dalam agenda konvensi mereka. Tobin menyambut mereka beserta dosa-dosa
mereka, dengan tangan terbuka, dan dia tidak pernah menyebutkan sepatah katapun
tentang pertobatan, tentang penyelamatan jiwa, tentang penghukuman atas jiwa.
Tidak ada disebutkan disitu !
Uskup dari San Jose, Patrick McGrath,
mengeluarkan sebuah surat beberapa hari sebelumnya, mengatakan bahwa para gay aktif dapat menerima Sakramen-sakramen
dan pemakaman di keuskupannya. Inilah uskup sesat yang lainnya. Tentu saja,
uskup Robert McElroy dari San Diego hadir dalam keseluruhan agenda gay saat itu,
yang secara terbuka dia memuji dan menyebut "paroki gay" bagi keuskupannya.
Dia adalah seorang uskup sesat lainnya. Cardinal Cupich dari Chicago tidak
melihat ada yang salah pada perbuatan sodomi aktif untuk menerima Komuni Kudus
jika mereka telah memikirkannya dan hati nurani mereka berkata bahwa hal itu
adalah baik-baik saja. Tentu saja, menerima Komuni Kudus dimana anda merasa dan
menganggap baik-baik saja dengan dosa anda sendiri, ini adalah sebuah sistem
yang telah ditetapkan oleh cardinal Donald Wuerl dari Washington D.C. atas
pertanyaan para politisi Katolik yang pro-aborsi. Wuerl juga ikut serta di
dalam "Misa Gay" di wilayah keuskupan saat dia menjadi uskup
Pittsburgh. Di Pittsburgh, dia bahkan diberi julukan "gadis Wuerl"
oleh komunitas homoseksual yang menjadi para sahabatnya.
Sebelum Wuerl tiba di Washington D.C., disana ada
seorang cardinal Theodore McCarrick (sekarang sudah pensiun), dimana dirinya
dipenuhi dengan banyak rumor tentang homosexualitas. McCarrick telah berbohong
kepada para sesama uskup tentang sebuah catatan yang ditulis oleh Cdl. Joseph
Ratzinger, yang mengatakan agar menolak memberikan Komuni Kudus kepada para politisi
pendukung aborsi. Adakah akhir bagi kesesatan para kardinal dan para uskup ini?
Dan sementara itu, semua ini nampaknya berita yang relatif baru, tetapi coba
anda pikirkan apa yang sekarang muncul ke permukaan, dimana hal itu telah
puluhan tahun tersembunyi dari penglihatan umat awam.
Matinya cardinal Joseph Bernardin telah
menimbulkan rumor di seputar seksualitasnya sendiri, rumor yang sepertinya ditegaskan
oleh keputusannya untuk meminta kepada paduan suara para gay the Chicago Gay Men's
Chorus
untuk bernyanyi di
mengiringinya. Bernardin pada dasarnya bertanggung jawab atas puluhan dan
puluhan dan puluhan uskup Amerika Serikat yang disebut-sebut olehnya, banyak di
antaranya yang terkenal sebagai pendukung gay atau dia sendiri yang gay. Sekali
lagi tidak ada yang baru di sini, hanya buah-buah dari kejahatan yang telah
terjadi bertahun-tahun yang dilakukan oleh para klerus Katolik yang gay dan secara
perlahan berhasil merebut kendali pada setiap tingkat kehidupan Katolik. Paus
Benediktus mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini, bahwa dia harus
berurusan dengan kardinal-kardinal yang homosex.
Seminari-seminari Katolik telah menjadi tempat
persemaian selama berpuluh-puluh tahun bagi laki-laki homosex, yang kemudian mereka
ditahbiskan menjadi imam dan berdiri di dalam jajaran imam-imam melalui usaha dari
sesama rekan sodomi mereka, yang selalu melindungi dan mendukung satu sama
lain. Sebuah artikel dalam majalah TIME terbaru tentang para seminaris,
menampilkan sebuah kutipan dari rektor seminari terbesar di Amerika Serikat,
Mundelein di Chicago, yang mengatakan bahwa beberapa pria yang belajar untuk menjadi
imam masih berusaha mencari orientasi seksual mereka.
Kita memiliki kasus cardinal Timothy Dolan dari
New York, yang mendukung dan mempromosikan homosexualitas secara terbuka di dalam
parade St. Patrick's Day di New York dua tahun lalu. Ada lagi kasus seorang imam
homosex, pastor Krystof Charamsa, yang bekerja di CDF di Roma, yang secara
terbuka mengumumkan hubungannya dengan pasangan sodomi-nya sejak lama dan dia mengumumkan
hal itu sehari sebelum sinode kedua dimulai pada tahun 2015.
Dan masih ada lagi kasus-kasus yang lebih besar.
Ada ratusan kasus dari imam-imam dan uskup-uskup serta kardinal-kardinal yang melakukan
tindakan homosex yang sangat nyata. Gereja telah diserang dari dalam, dan salah
satu regu penyerang yang utama adalah orang-orang yang mengalami gangguan
psikologis yang diibiarkan untuk memasukkan pikiran jahat dan bejat mereka kepada
umat beriman. Orang-orang ini dengan penyelewengan intrinsik mereka, serta orang-orang
lain yang adalah uskup-uskup yang tidak bersedia melawan kejahatan ini, karena
takut dengan karir mereka sendiri atau apapun alasan lainnya, semuanya itu adalah
orang-orang sesat dan harus segera mengundurkan diri dari jabatan mereka.
Mereka telah mencemari pikiran, hati dan jiwa
jutaan umat Katolik, yang merupakan rencana mereka selama ini dan telah
menciptakan "Gereja Katolik Gay". Tidaklah mengherankan jika beberapa tahun yang lalu, The New York Times secara akurat mengumumkan bahwa profesi imamat
Katolik pada hakikatnya telah menjadi profesi gay.
Imam-imam yang baik, yang suci dan berdedikasi telah
ditundukkan oleh tirani kaum homosexual ini; dan itu adalah tirani. Anda boleh mencoba
menantang suprastruktur homoseksual ini jika anda seorang pastor, maka selesailah
karir anda. Anda akan dikirim ke tempat yang jauh, lebih cepat daripada anda mengatakan
: mafia homoseksual.
Umat awam perlu mengetahui hal ini, semuanya,
sampai kepada kejadian terakhir yang busuk itu, karena mereka perlu memahami
bahwa orang-orang yang sakit ini, secara psikologis mereka adalah orang-orang
jahat, telah menghancurkan kesempatan anda untuk memperoleh keselamatan dengan melalui
kebohongan mereka dan persekongkolan mereka. Anda tidak mungkin bisa mendengar
kebenaran Katolik dari mereka. Mereka bekerja untuk bapa mereka, yaitu iblis,
dan mereka melakukan kehendak bapa mereka.
Revolusi heterodoks (kaum modernist) yang
terjadi di dalam Gereja pada tahun 1960an telah memberi jalan kepada revolusi ‘merah
muda’ di mana segala sesuatu telah direkayasa untuk menjadi feminin dan penakut.
Insinyurnya adalah para pria yang ingin berhubungan seks dengan sesama pria,
dan seringkali melakukan dan menggunakan kerah mereka (jabatan) untuk
bersembunyi di balik tugas mereka sambil mereka melepaskan diri dari spiritualitas
Gereja, membawa lari uang anda untuk hidup dan makan dan melaksanakan penyelewengan
mereka.
Dan di atas semuanya itu, mereka berbohong
kepada anda tentang kebenaran-kebenaran Ilahi, mencuri bukan hanya uang anda,
tapi jiwa anda dan jiwa anak-anak anda. Sepenuhnya mereka adalah alat dari setan,
dan mereka harus dihentikan, segera. Jangan dengarkan mereka. Dengarkanlah
Gereja yang benar. Doakanlah mereka.
Silakan melihat artikel
lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment