Komentar Gereja
Tetangga tentang PF:
PARA PEMIMPIN GEREJA EVANGELIS AMERIKA SERIKAT MEMPERINGATKAN
BAHWA PAUS FRANCISCUS SEDANG MENGGIRING GEREJA KE ARAH KIRI
Albert Mohler, president of the Southern Baptist
Theological Seminary
By John-Henry
Westen
September 28, 2015 (LifeSiteNews)
-- Dalam sebuah langkah yang belum pernah terjadi
sebelumnya, para pemimpin Gereja Evangelis konservatif di Amerika Serikat telah
memperingatkan umat Katolik konservatif bahwa Paus Fransiskus sedang menggiring Gereja Katolik ke arah kiri.
Pemimpin yang sama ini selama bertahun-tahun telah bekerja sama dengan umat
Katolik pro-life dan pro-keluarga dalam pendekatan bersama untuk membela
kehidupan dan keluarga.
Kritik paling tajam datang dari salah satu pemikir terkemuka dari
Gereja Evangelis di Amerika Serikat, Albert Mohler, Presiden dari Seminari Teologis
the Southern Baptist.
Yang juga berbicara keras adalah Russell Moore, presiden dari
the Ethics & Religious Liberty Commission (ERLC) of
the Southern Baptist Convention, yang sangat menyesalkan bahwa
pidato Paus Francis kepada Kongres (Amerika Serikat) hari Kamis lalu yang sama sekali tidak memiliki kejelasan.
"Saya menganggap bahwa pidato Paus itu adalah sebuah kesempatan untuk
mengatasi masalah moral yang mendesak, seperti budaya aborsi dan kebebasan
beragama, agar masalah itu disampaikan secara lebih jelas dan langsung,
daripada yang telah disampaikan olehnya," katanya.
Mohler, yang ikut menandatangani Deklarasi Manhattan yang
terkenal itu, bersama-sama dengan para pemimpin Katolik dan pemimpin Kristen
lainnya, dia memperingatkan bahwa penampilan paus di Kongres, "telah memberikan
sinyal yang sangat jelas kepada umat Katolik konservatif bahwa mereka benar-benar
sedang menghadapi apa yang mereka takutkan, yaitu seorang paus yang tidak hanya condong ke kiri, tapi dia juga akan
membawa Gereja Katolik Roma ke arah kiri bersamanya."
Mohler memperingatkan dengan keras betapa paus Franciscus, di
hadapan konggres Amerika Serikat, ‘bahkan
tidak menyebut kata Yesus Kristus sama sekali’.
"Lebih jauh lagi,” Mohler mengatakan, “di antara hal-hal
yang tidak disebutkan oleh paus secara
khusus adalah keprihatinan Gereja Katolik tentang aborsi dan definisi mengenai pernikahan
yang secara eksklusif merupakan persatuan antara pria dan wanita," demikian
tambah Mohler. "Sebaliknya, apa yang dikatakan oleh paus dalam masalah itu
(aborsi dan perkawinan) adalah berupa pendekatan
yang sangat kabur dan secara sengaja paus berusaha menghindari sesuatu yang
membuat banyak orang akan bertanya-tanya: apakah dia benar-benar membicarakan
tentang aborsi / perkawinan, atau tidak sama sekali."
Komentar Mohler tentang penampilan PF di hadapan Kongres Amerika Serikat:
“Paus,” demikian Mohler mencatat, “memang menyebutkan kata pernikahan,
tetapi dia tidak pernah mendefinisikannya dan dia, tentu saja, tidak
memperhatikan fakta bahwa Gereja Katolik Roma mengartikan pernikahan sebagai
dan hanya sebagai penyatuan antara pria dan wanita."
Selanjutnya Mohler melanjutkan :
Sebagai gantinya paus menawarkan sebuah pernyataan yang dapat
ditafsirkan oleh hampir semua orang, karena setiap individu mungkin ingin
menafsirkannya secara berbeda, dimana paus saat itu menyebutkan pernikahan dan
keluarga tanpa menentukan apa definisinya. Dan paus berbicara tentang masa
depan pernikahan sedemikian rupa hingga hampir tidak ada seorangpun yang
mempedulikan posisi mereka di tengah revolusi moral saat ini jika seseorang tidak
setuju dengannya. Lebih jauh lagi, meskipun kesucian hidup manusia adalah
ajaran mendasar dalam Gereja Katolik Roma, tetapi hal itu hampir tidak dapat ditemukan
dalam pernyataan paus. Yang secara eksplisit tidak ada pada pidato paus adalah
referensi tentang aborsi dan fakta bahwa aborsi sekarang adalah salah satu isu paling
depan dan paling kontroversial di
Amerika saat ini.
Mengutip Huffington
Post, Mohler mencatat, "Hanya 75 kata dari 3400 kata" pada pidato
paus kepada Kongres Amerika Serikat ‘yang ada kaitannya dengan apa saja yang
mendekati’ masalah kehidupan dan pernikahan.”
Menurut Mohler, paus "telah condong ke kiri dengan melalui
begitu banyak tindakan simbolis serta begitu banyak isyarat dan pernyataan,
namun tidak ada pertanyaan dalam kesempatan yang belum pernah terjadi
sebelumnya bagi paus untuk berbicara pada sebuah acara bersama dengan Kongres
Amerika Serikat, dimana dia membiarkan prioritasnya (keinginan-keinginannya) diketahui
secara jelas dimana prioritas tersebut, dalam bahasa politik, tidak dapat
disangkal lagi adalah condong ke kiri."
Komentar
Mohler tentang pendekatan umum dari paus Francis:
Menganalisis pendekatan paus, Mohler mengatakan bahwa
"bagian dari kesuksesan paus Fransiskus adalah kepribadiannya dan cara keterlibatannya
yang terbuka," dan meminta agar sifat-sifat tersebut ditiru.
Selanjutnya dia menambahkan:
Sebenarnya hal ini merupakan kesempatan untuk menghindari
kesulitan dalam menguasai kebenaran Kristiani. Ini adalah usaha paus yang
disengaja untuk menghindari konfrontasi langsung dengan budaya sekularisasi.
Ini adalah upaya paus untuk mencoba menyesuaikan dirinya dengan revolusi moral
ini, dengan cara merubah ajaran gerejanya sendiri, namun dengan menjajakannya secara
tersembunyi, atau dalam kasus pidatonya kepada Kongres, bahkan paus tidak
menyebutkannya (ajaran Gereja) sama sekali. Bahkan dia tidak berani mendefinisikan
arti pernikahan yang sangat penting bagi Gereja Katolik, yang sebenarnya hal itu adalah salah satu
sakramen yang diakui oleh gereja, namun paus Franciscus tidak merujuk pada pentingnya
pernikahan dan dia juga tidak mendefinisikannya, dan hal itu adalah benar-benar
kejadian yang luar biasa.
Mohler mengaitkan popularitas liar dari Francis dengan cara pendekatan
yang dilakukannya selama ini. "Itulah sebabnya mengapa ada begitu banyak
orang yang tertarik kepada paus Franciscus, dimana jika umat tidak mau melakukan
hal itu maka mereka akan ditolak oleh ajaran gerejanya sendiri dan paus akan bisa
menentang mereka secara terbuka," kata Mohler. “Karena itulah anda bisa
menyukai paus Franciscus, karena dia tidak secara khusus menempatkan dirinya sebagai
pembela ajaran (sesat) yang menyebabkan pelanggaran semacam itu dilakukan."
Mohler berbicara tentang ke arah mana pendekatan paus
Franciscus itu menuju:
"Meskipun tidak ada perubahan mendasar dalam ajaran
aktual Gereja Katolik Roma," demikian menurut Mohler, "tetapi jelas
bahwa dalam hal proses pastoral dan aplikasinya paus ini tidak hanya
mengarahkan Gereja Katolik ke arah yang lebih liberal, tapi sekarang dia bahkan
telah mengirimkan sinyal prioritasnya dan prioritas tersebut adalah keputusannya
yang akan membawa Gereja Katolik ke arah yang lebih liberal."
Di dalam diri Francis, Mohler melihat jenis kepemimpinan
religius yang dimiliki oleh media sekuler dan itulah yang dirindukan oleh kaum
teolog beraliran kiri. "Sebuah contoh kepemimpinan yang tidak mau menjelaskan
isu-isu yang ada, sebuah contoh kepemimpinan yang berpindah perhatian dari masalah
teologi kepada masalah kesalehan, sebuah contoh kepemimpinan yang tidak berani mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan ceroboh dan tidak mau memperhatikan isu-isu yang sulit,
di mana kebenaran harus didefinisikan
dan dipertahankan. "
Silakan melihat artikel
lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment