Vortex - Kemurtadan
Hanya inilah kata yang pas
Hari
ini wawancara kardinal Burke dengan sahabat-sahabat kami di The Wanderer dimana dia menjawab pertanyaan
mengenai ketidak-setiaan dari begitu banyak pemimpin di dalam Gereja Katolik
pada hari-hari ini beserta kemurtadan yang menjadi akibatnya.
Kardinal
Burke dengan tegas menyebutnya: kemurtadan ! Hanya inilah kata yang pas !
Sebuah gerakan yang menjauhi Iman, sebuah penolakan atas apa sebenarnya Gereja
itu, yang tidak lain adalah Yesus Kristus, Mesias, Putera Allah, yang hadir di
dunia dan melanjutkan misi penyelamatanNya sepanjang masa melalui peran serta
manusia. Betapa jahatnya jika kelompok orang-orang yang tertahbis ternyata
mereka tunduk kepada kemurtadan. Tak ada yang lebih buruk daripada kemurtadan
apostolik, dan inilah yang terjadi saat ini pada diri para klerus dan
uskup-uskup yang rusak, lemah dan munafik.
Perkataan
kardinal Burke mengajak kita kembali kepada penyangkalan Yudas, yang
diceritakan di dalam Kisah Rasul-rasul, ketika paus pertama, Petrus, menyatakan
bahwa Yudas, yang ikut berperan serta di dalam misi keselamatan namun
kehilangan keselamatan itu beserta peran kerasulannya, dan Yudas harus pergi
menuju ‘tempatnya sendiri’. Yudas adalah yang pertama kali murtad diantara para
rasul. Dan sayangnya, Yudas bukanlah yang terakhir. Seperti halnya St.Petrus
mengatakannya saat itu, demikian pula saat ini St.Petrus bisa mengatakan hal
yang sama, agar umat beriman tidak dituntun kepada kesesatan lebih jauh.
Hadapilah kenyataan bahwa saat
ini ada banyak Yudas-Yudas, pengkhianat, orang-orang yang murtad, yang bergerak
bebas di dalam Gereja. Mereka menyangkal Kristus. Mereka menyangkal Gereja
KudusNya. Mereka itu harus dibuka kedoknya dan dihentikan langkahnya.
Vortex - dia bukanlah Allah
Paham neo-arianisme
sedang merasuki hirarki gereja
Saat ini paham neo-arianisme sedang merasuki hirarki gereja. Arianisme
adalah sebuah aliran bidaah abad ke 4, yang menyangkal Keilahian Kristus.
Apakah dia adalah orang yang baik hati? Ya, demikian kata
Arius, nama seorang imam sesat yang kemudian namanya menjadi nama dari paham
aliran sesat itu: arianisme. Apakah dia seorang yang mulia? Ya, demikian jawab
Arius beserta semua pengikutnya. Apakah dia semacam superman, seorang yang layak
ditiru? Ya dan ya. Semua jawaban diatas adalah ya, kecuali bahwa dia bukanlah Allah.
Itulah jawaban terakhir mereka. Dan jika jawaban seperti itu juga menjadi jawaban
terakhir bagi klerus ‘Arianist’ maka mereka akan menderita nasib yang sama seperti
imam abad ke 4 itu, yang memamerkan segala keangkuhannya di seluruh wilayah Constantinople setelah dia memperoleh rasa simpati dari kaisar dan diijinkan
untuk kembali ke rumahnya setelah dia mengalami pengusiran.
Sementara mondar-mandir kesana kemari dia tiba-tiba diserang dengan
apa yang oleh seorang penulis kontemporer disebut "relaksasi perut yang
kencang, bersamaan dengan muntah-muntah, perutnya menonjol, diikuti oleh
perdarahan yang berlebihan dan turunnya usus yang kecil…” Juga bagian limpa dan
hatinya mengalami pendarahan ... "Singkatnya, Tuhan telah memukulnya. Tuhan
mengizinkan dia, untuk sementara, tetap bertahan dalam kecongkakannya dan dosa-dosanya,
tapi di dalam Tuhan, tidak hanya ada belas kasihan saja, namun juga ada keadilan.
Karena itu para kardinal, uskup serta imam yang saat ini berbuat
seperti itu, segeralah kembali saat ini juga, karena mereka yang sedang berada
di jalan yang sama dengan Arius. Mereka mondar-mandir dengan
penuh kecongkakan, memberitakan segala apa yang mereka inginkan.
Mereka harus berhati-hati dengan apa yang mereka makan.
Silakan melihat artikel
lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment