PAUS TERAKHIR? TINJAUAN ULANG
ATAS NUBUAT ST.MALACHY
Uskup Agung Ganswin, sekretaris kepausan dari Paus
Emeritus Benediktus XVI dan Paus Francis, secara dramatis telah membawa perhatian
Gereja kembali kepada sebuah nubuat lama yang meramalkan bahwa Benediktus XVI
akan menjadi paus
kedua menjelang paus terakhir sebelum kedatangan kembali Yesus Kristus.
Dalam sebuah wawancara pada 20 Mei 2016 yang lalu,
dalam acara penerbitan sebuah buku tentang kepausan Benediktus XVI yang ditulis
oleh Pastor Roberto Regoli, Uskup Agung Ganswin mengundang perhatian Gereja kepada
"nubuatan tentang para paus" yang ditulis oleh St. Malachy, dan dia mengatakan
bahwa nubuatan itu adalah sebuah "panggilan yang membangunkan".
St. Malachy, seorang uskup Katolik dari Irlandia, yang
dikenal sebagai seorang nabi yang berbakat, bahkan dia telah meramalkan tanggal
kematiannya sendiri pada tahun 1148. Seorang Irlandia pertama yang memperoleh kanonisasi,
dia dikenal di dalam Gereja Katolik Roma karena kemampuannya sebagai seorang penyembuh,
seorang pembuat mukjizat, dan sebagai pembaharu di dalam Gereja di Irlandia.
Dia memperoleh kanonisasi pada tahun 1190 oleh Paus Clement III. Malachy
mengunjungi Roma pada tahun 1139 dimana saat itu dia mengalami trance dan
menerima sebuah penglihatan. Dia menuliskan penglihatannya yang luar biasa ini
dimana dia mengatakan telah ‘menyaksikan’ keadaan semua paus setelah kematian paus
Innocent II sampai pada kehancuran gereja dan kedatangan kembali Yesus Kristus.
Dia menyebutkan tepat ada 112 orang paus sejak saat itu sampai yang terakhir.
Nomor 111 dalam daftar paus yang dibuatnya, dia
menyebutnya sebagai "Kemuliaan Zaitun", yang tidak lain adalah paus Benediktus
XVI, karena ordo Benediktin memiliki sebuah cabang yang disebut sebagai Olivetans.
Paus Benediktus XVI bukanlah seorang imam Benediktin, namun dia memilih nama
Benediktus, pendiri Ordo Santo Benediktus. Simbol dari ordo Benediktin adalah juga
termasuk gambar sebuah cabang pohon zaitun. Oleh karena itu, nubuat tersebut
menubuatkan bahwa Benediktus XVI adalah paus
kedua menjelang paus terakhir, sebelum Kedatangan Kedua Yesus Kristus.
"Tentu saja, ketika membaca nubuatan itu, dan
mengingat bahwa selalu ada tanda-tanda yang menyolok bagi setiap paus yang
disebutkan dalam sejarahnya - yang membuat saya merasa gemetar," demikian kata
Uskup Agung Gänswein. Meskipun orang-orang Katolik tidak diharuskan untuk
menerima atau mempercayai nubuatan ini, tetapi "berpijak dari pengalaman
sejarah, maka seseorang haruslah mengatakan: Ya, ini adalah panggilan yang membangunkan."
Pertama kali diterbitkan pada tahun 1595 oleh Arnold
de Wyon, seorang biarawan Benediktin, nubuatan Malachy terdiri dari 112 uraian singkat
dalam bahasa Latin tentang para paus masa mendatang. Masing-masing deskripsinya
mengidentifikasi satu ciri menonjol untuk masing-masing paus masa mendatang,
dimulai dengan Paus Celestine II, yang terpilih pada tahun 1130. Daftar ini
membentang di dalam sejarah Gereja sejak zaman St. Malachy sampai sekarang,
yang menggambarkan, di antaranya, tentang paus Yohanes Paulus II, paus Benediktus
XVI, dan akhirnya, "Petrus Romanus", paus terakhir sebelum Kedatangan
Kedua Yesus Kristus.
Sangat Akurat
Meskipun selama bertahun-tahun banyak kritikus
mempertanyakan otentisitas nubuatannya, tetapi banyak ilmuwan dan bahkan para klerus
telah membela nubuat itu, dengan alasan ketepatan dari nubuatan itu yang luar
biasa.
Para ilmuwan telah mencocokkan deskripsi yang disampaikan
St.Malachy dengan masing-masing paus sejak saat itu. "Meskipun deskripsi
itu sedikit tidak jelas, tetapi ia sesuai dengan profil secara umum dari masing-masing
paus," demikian tulis Lindsey, seorang ilmuwan Gereja. Misalnya, deskripsi
St.Malachy tentang paus Yohanes XXII, yang menjadi paus dari tahun 1316 sampai
1334, adalah "de sutore osseo," yang berarti "berasal dari
pembuat sepatu tulang." Dan ternyata paus ini adalah anak seorang pembuat sepatu,
dengan nama keluarga "Ossa," yang berarti tulang. Dalam deskripsi yang
lain, St.Malachy menggunakan istilah "lilium et rosa" untuk
menggambarkan paus Urban VII, dimana seluruh kegemaran keluarganya adalah bunga
mawar dan bunga lili.
Sebuah versi modern dari nubuatan St.Malachy
diterbitkan pada tahun 1969 oleh Uskup Agung H. E. Cardinale, Nuncio Apostolik (duta
besar Vatikan) untuk Belgia dan Luksemburg. Uskup Agung Cardinale menulis
"… adalah bisa diterima jika mengatakan bahwa sebagian besar prediksi
Malachy tentang urutan paus yang berkuasa adalah sangat akurat – dengan mengingat
bahwa apa yang dia (St.Malachy) lakukan hanyalah memberikan sedikit
informasi."
Entri Terakhir: tentang paus Terakhir
Pada akhir dari 112 entri
Latin dari nubuat itu berbunyi sebagai berikut:
Dalam penganiayaan terakhir terhadap Gereja Kudus Roma,
akan duduk Petrus Romanus, yang akan menggembalakan domba-dombanya melewati banyak
kesengsaraan, dan ketika semuanya ini selesai, maka kota tujuh bukit (Roma)
akan hancur, dan hakim yang mengerikan akan menghakimi rakyatnya. Tamat.
Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan
sehubungan dengan entri terakhir ini:
Pertama, ia meramalkan "penganiayaan terakhir atas
Gereja Kudus Roma". Banyak peristiwa di dalam Gereja saat ini menunjukkan bahwa
kenyataan ini memang benar terjadi, dimana Gereja Kudus Roma sedang dianiaya,
baik oleh kekuatan dari luar, maupun oleh "serigala berbulu domba"
yang ada di dalam Gereja sendiri. Sebelum Kedatangan Kedua Yesus Kristus, akan
ada banyak sekali "kesengsaraan" (tribulasi) yang harus dihadapi oleh
Gereja dan umat beriman.
Kedua, kota tujuh bukit (Roma) akan hancur. Nubuat
meramalkan penghancuran atas Roma pada masa mendatang.
Ketiga, "Petrus Romanus " akan menjadi paus
terakhir. Beberapa nubuat ternama telah menunjukkan bahwa pada akhir nanti,
akan ada "paus palsu" yang akan mendirikan gereja palsu. Anne
Catherine Emmerich Terberkati, salah satu mistikus terbesar sepanjang masa, menerima
sebuah penglihatan tentang akhir zaman, di mana dia melihat "hubungan yang
menyebalkan antara dua orang paus", dan betapa gereja palsu itu tumbuh dan
meluas. Penampakan Bunda Maria di La Sallete yang telah diakui oleh Gereja,
juga meramalkan: "Roma akan kehilangan iman dan menjadi tempat kedudukan dari
antikris". Pastor Stefano Gobbi, pendiri Gerakan Imam Maria, yang juga telah
diakui oleh gereja, dia menerima lokusi batin dari Bunda Maria, yang meramalkan
bahwa paus palsu itu pada akhirnya akan melakukan "kekejian yang mengerikan",
yang akan berupa penghapusan Ekaristi dan pembentukan sebuah gereja palsu, yang
berupa sebuah gereja ekumenis dunia. Pesan yang diberikan kepada pastor Gobbi
telah memperoleh nihil obstat dan imprimatur. Saat ini ada jutaan umat beriman
dan ribuan klerus, yang menjadi anggota dari Gerakan Imam Maria di seluruh dunia.
Jika akan ada paus palsu di saat akhir zaman nanti, seperti yang dinubuatkan oleh
banyak mistikus terkemuka serta dari penampakan-penampakan Bunda Maria, lalu
siapakah yang dimaksud dengan "Petrus Romanus" itu? Sementara banyak orang
yang menafsirkan bahwa "Petrus Romanus" itu adalah Paus Fransiskus, tetapi
ada banyak sekali bukti, yang juga disampaikan melalui publikasi ini, yang nampak
jelas menunjukkan bahwa Paus Fransiskus sedang menuntun Gereja dalam arah yang
jauh berbeda dari para pendahulunya. (Dengan kata lain, Petrus Romanus bukanlah
Paus Fransiskus).
Dalam pesan Yesus yang diberikan kepada Maria
Divine Mercy, disitu Yesus menjelaskan bahwa Petrus Romanus itu adalah Santo Petrus sendiri, yang akan
menggembalakan Gereja Katolik secara langsung dari Surga selama saat penganiayaan
terakhir terhadap Gereja Katolik oleh musuh-musuh yang telah mengambil tempat mereka
pada eselon-eselon tertinggi dari hirarki Gereja.
Nubuat St.
Malachy adalah, demikian kata Uskup
Agung Ganswein, sebuah "panggilan yang membangunkan bagi kita."
Kita semua dipanggil, dalam masa-masa yang sulit ini, untuk menjadi pejuang sejati dari Yesus
Kristus, yang berjuang untuk mewartakan
kebenaran sepenuhnya dari Iman Katolik
melawan semua kesalahan, untuk berdoa dan
memohon kepada Tuhan kita: "Maranatha!", Datanglah Tuhan Yesus!
Silakan melihat artikel
lainnya disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment