TENTANG BANYAKNYA DOSA,
DIMANA LEBIH DARI ITU, TUHAN TAK BISA MEMAAFKAN LAGI.
Sebuah khotbah oleh
St Alfonsus Mary De Ligouri (1696-1787),
Uskup dan Doktor
Gereja.
http://www.olrl.org/snt_docs/num_sins.shtml
"Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" Mat 4:7
Santo
Fransiskus Jerome, ketika dia mengunjungi orang tua St. Alphonsus, tidak lama
setelah kelahiran Alphonsus kecil, membuat nubuat ini: "Anak ini
(Alphonsus) akan diberkati dengan panjang umur; dia tidak akan mengalami
kematian sebelum ulang tahun kesembilan puluh; dia akan menjadi uskup dan akan
melakukan hal-hal besar bagi Yesus Kristus." Nubuatan ini benar-benar
menjadi kenyataan. Salah satu yang paling berprestasi dari semua orang kudus
adalah Alphonsus Liguori. Dia adalah seorang pengacara dalam hukum sipil dan
hukum Gereja, sebelum dia kemudian mengabdikan seluruh hidupnya untuk melayani
Tuhan. Dia adalah pendiri sebuah ordo religius, penulis lebih dari seratus
buku, pencetus teologi moral modern, pengkhotbah dan bapa pengakuan terkenal,
uskup, komposer musik dan pelukis. Selama 91 tahun hidupnya di dunia, Alphonsus
adalah juga seorang yang tekun berdoa dan sangat suci. Dia memberi contoh dari
sebuah kehidupan Kristiani sejati yang sebaiknya diikuti oleh kita semua.
Berikut ini khotbahnya:
Dalam Injil hari ini kita membaca bahwa setelah pergi ke padang gurun, Yesus Kristus mengizinkan Iblis untuk menempatkan Dia di puncak Bait Suci dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkan diri-Mu ke bawah;" karena para malaikat akan melindungi Engkau dari semua luka. Tetapi Tuhan menjawab bahwa di dalam Kitab Suci ada tertulis: Jangan mencobai Tuhan, Allahmu. Orang berdosa yang menyerahkan dirinya kepada dosa, tanpa berjuang dan berusaha untuk melawan segala godaan, atau tanpa setidaknya meminta bantuan kepada Tuhan untuk menaklukkannya, dan berharap bahwa suatu hari Tuhan akan menariknya dari dalam jurang, maka dia mencobai Tuhan untuk membuat mukjizat, atau lebih tepatnya untuk menunjukkan kepadanya belas kasihan yang luar biasa yang tidak bisa diterima oleh kebanyakan orang.
“Tuhan,”
seperti yang dikatakan Paulus, Rasul Yesus, "...menghendaki supaya semua orang
diselamatkan" (I Tim. 2: 4); tetapi Tuhan juga ingin kita semua berusaha demi
keselamatan kita sendiri, setidaknya dengan mengadopsi cara-cara untuk
mengalahkan musuh-musuh kita, dan menaati-Nya ketika Dia memanggil kita untuk
bertobat. Orang-orang berdosa juga mendengar panggilan Tuhan seperti ini,
tetapi mereka melupakannya, dan terus menentang Dia. Tapi Tuhan tidak melupakan
mereka. Dia menghitung rahmat yang Dia berikan, serta dosa yang kita lakukan.
Oleh karena itu, ketika waktu yang telah ditetapkan-Nya tiba, Tuhan menghentikan
rahmat-Nya kepada kita, dan mulai memberikan hukuman. Saya bermaksud untuk
menunjukkan dalam wacana ini bahwa ketika dosa mencapai jumlah tertentu, Tuhan
tidak lagi mengampuni. Hendaknya ini menjadi perhatian kita semua.
1. St. Basil, St. Jerome, St. John
Chrysostom, St. Augustine dan para bapa Gereja lainnya, mengajarkan, bahwa
sebagai Tuhan, menurut firman Kitab Suci, "Engkau
telah mengatur segala sesuatu dalam ukuran, dan jumlah, dan timbangan"
(Keb. 11:20). Tuhan telah menetapkan
untuk setiap orang jumlah hari-hari dalam hidupnya, dan tingkat kesehatan dan
bakat yang akan Dia berikan kepadanya. Jadi Dia juga telah menentukan jumlah
dosa yang akan Dia ampuni; dan ketika jumlah ini terlampaui, Dia tidak akan
mengampuni lagi.
2. "Tuhan telah mengutus aku untuk menyembuhkan orang yang menyesal
hatinya" (Yes. 61: 1) Tuhan
siap untuk menyembuhkan mereka yang dengan tulus ingin mengubah hidup mereka,
tetapi tidak dapat mengasihani orang berdosa yang keras kepala. Tuhan
mengampuni dosa, tetapi Dia tidak bisa mengampuni mereka yang bertekad untuk
terus menentang Dia. Kita juga tidak dapat meminta alasan dari Tuhan mengapa
Dia mengampuni seratus buah dosa, dan mengambil orang lain keluar dari
kehidupan dan mengirimkannya ke Neraka karena tiga atau empat buah dosa. Melalui
Nabi-Nya, Amos, Tuhan berfirman: "Karena tiga perbuatan jahat Damsyik,
bahkan empat, Aku tidak akan menarik kembali keputusan-Ku." (Am.1:3). Dalam hal ini kita harus memuji keputusan Tuhan, dan
berkata bersama Rasul Paulus: "O, alangkah
dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki
keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!" (Rom. 11:33). Dia yang menerima pengampunan, kata St. Augustine,
diampuni melalui belas kasihan Tuhan yang murni; dan mereka yang dihukum,
dihukum dengan adil. Berapa banyak jiwa yang telah Tuhan kirimkan ke Neraka atas
pelanggaran (dosa) pertama mereka? St. Gregorius menceritakan, bahwa ada seorang
anak berusia lima tahun, yang telah mampu menggunakan akalnya; karena dia telah
mengucapkan sebuah hujatan, dia ditangkap
oleh Iblis dan dibawa ke Neraka. Bunda Ilahi mengungkapkan kepada seorang hamba
Tuhan yang agung, Benedicta dari Florence, bahwa ada seorang anak laki-laki
berusia dua belas tahun dikutuk ke dalam neraka setelah berbuat dosa yang pertama.
Anak laki-laki yang lain, delapan tahun, meninggal setelah dosa pertamanya, dan
musnah ke dalam neraka. Anda berkata: Saya masih muda; ada banyak orang yang
telah melakukan lebih banyak dosa daripada saya. Tetapi apakah Tuhan, karena
itu, berkewajiban untuk terus menunggu pertobatan Anda jika Anda menentang Dia?
Dalam Injil St. Matius (21:19), kita membaca bahwa Juruselamat mengutuk pohon ara ketika
pertama kali Dia melihatnya tanpa buah. "Semoga
tidak ada buah yang tumbuh padamu selamanya. Pohon ara itu segera layu."
Anda harus merasa gemetar memikirkan melakukan satu dosa berat, terutama jika
Anda telah berdosa berat.
3. "Jangan menyangka pengampunan terjamin, sehingga engkau
menimbun dosa demi dosa." (Sir. 5: 5). Kalau begitu jangan
katakan, hai orang berdosa: "Sebagaimana Tuhan telah mengampuni saya atas
dosa-dosa lain, maka Dia akan mengampuni saya atas dosa yang ini, jika saya
melakukannya." Jangan katakan seperti ini; karena, jika ke dalam dosa yang
telah diampuni Anda menambahkan dosa yang lain, maka Anda memiliki alasan untuk
takut bahwa dosa baru ini akan disatukan kepada kesalahan dan dosa Anda
sebelumnya, dan dengan demikian jumlahnya akan lengkap, dan Anda akan
ditinggalkan. Lihatlah bagaimana Kitab Suci mengungkapkan kebenaran ini dengan
lebih jelas di bagian yang lain. "Pada bangsa-bangsa lain Sang Penguasa
yang maha besar menunda hukuman mereka, hingga mereka menggenapkan dosa-dosa
mereka. Tetapi terhadap kita ini Ia menetapkan secara lain, sehingga Ia tidak
perlu menghukum sampai penghabisan, apabila dosa-dosa kita sampai ke puncaknya." (II. Mac. 6:14-15). Tuhan menunggu dengan sabar sampai sejumlah
dosa dilakukan, tetapi, ketika ukuran kesalahan telah dipenuhi, Dia tidak
menunggu lagi, tetapi langsung menghukum orang berdosa. "... pelanggaranku akan dimasukkan di dalam pundi-pundi yang
dimeteraikan, dan kesalahanku akan Kaututup dengan lepa." (Ayub 14:17). Orang-orang berdosa melipatgandakan dosa mereka tanpa
mempertanggungjawabkannya; tetapi Tuhan menghitung dosa mereka, dan ketika
panen sudah matang, yaitu ketika jumlah dosa menjadi lengkap, Dia akan membalas
dendam atas mereka. “Ayunkanlah sabit, sebab sudah masak
tuaian; marilah, iriklah, sebab sudah penuh tempat anggur; tempat-tempat
pemerasan kelimpahan, sebab banyak kejahatan mereka.” (Yoel 3:13).
4. Ada banyak contoh dalam Alkitab.
Berbicara tentang orang Ibrani, Tuhan di satu tempat berkata: "Semua orang yang telah melihat
kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang
gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan
suara-Ku, pastilah tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah
kepada nenek moyang mereka! Semua yang menista Aku ini tidak akan melihatnya.” (Bil.
14:22-23) Di tempat lain, Ia berkata, bahwa Ia menahan pembalasan-Nya terhadap orang
Amorit, karena jumlah dosa mereka belum tuntas. "Sebab sampai saat ini kesalahan orang Amorit itu belum genap."
(Kej. 15:16). Kita memiliki contoh
lagi tentang Saul yang, setelah tidak menaati Tuhan untuk kedua kalinya, dia ditinggalkan.
Dia meminta kepada Samuel untuk memohon di hadapan Tuhan atas namanya. "Aku mohon kepadamu, bawalah dosaku,
dan kembalilah bersamaku, agar aku boleh menyembah Tuhan." (I Raja-raja 15:25). Tetapi, mengetahui
bahwa Tuhan telah meninggalkan Saul, Samuel menjawab: "Aku tidak akan kembali bersamamu, karena engkau telah menolak
firman Tuhan, dan Tuhan telah menolak engkau...," dll. (5:26). “Saul, kamu telah meninggalkan Tuhan, dan Dia telah meninggalkan kamu.” Kita
memiliki contoh lain pada diri Balthassar, yang, setelah mencemari bejana-bejana
di kenisah, dia melihat sebuah tulisan tangan di dinding, Mane, Thecel, Phares. Kemudian Daniel diminta untuk menjelaskan
arti kata-kata ini. Dalam menjelaskan kata Thecel,
dia berkata kepada raja: "Engkau
ditimbang dalam timbangan, dan engkau didapati berkekurangan" (Dan. 5:27). Dengan penjelasan ini, Daniel
memberi raja pemahaman bahwa beban dosanya dalam neraca keadilan Ilahi, telah
membuat skala timbangan itu menurun. Dan "Pada
malam yang sama Balthassar, raja Kasdim, dibunuh" (Dan. 5:30). Oh! berapa banyak orang berdosa yang menemui nasib
yang sama! Mereka terus menerus menentang Tuhan sampai dosa-dosa mereka mencapai jumlah tertentu, dan mereka telah
dipukul mati dan dikirim ke Neraka! "Mereka
menghabiskan hari-hari mereka dalam kekayaan, dan sebentar lagi mereka akan
pergi ke Neraka" (Ayub 21:13).
Maka, gemetarlah, saudara-saudara, jangan sampai Anda melakukan dosa berat
lagi, Tuhan akan melemparkan Anda kedalam Neraka.
5. Jika Tuhan menghukum orang
berdosa pada saat mereka menghina Dia, kita seharusnya tidak melihat Dia begitu
dihina. Tetapi, karena Dia tidak langsung menghukum pelanggaran mereka, dan
karena melalui belas kasihan Dia menahan amarah-Nya dan menunggu mereka
kembali, namun manusia terdorong untuk terus menyinggung perasaan-Nya. "Oleh karena hukuman terhadap perbuatan
jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia penuh niat untuk berbuat
jahat." (Pengkhotbah. 8:11).
Tetapi perlu diyakinkan, bahwa meskipun Tuhan menanggung penghinaan bersama
kita, tetapi Dia tidak menunggu, atau menanggung penginaan itu bersama kita
selamanya. Berharap, seperti pada kesempatan sebelumnya, untuk melarikan diri
dari jerat orang Filistin, Samson terus membiarkan dirinya diperdaya oleh
Delila. "Seperti
yang sudah-sudah, aku akan bebas dan akan meronta lepas." (Hak. 16:20). Tapi "Tuhan meninggalkan dia." Simson
akhirnya ditangkap oleh musuh-musuhnya, dan kehilangan nyawanya. Tuhan
memperingatkan Anda untuk tidak berkata: “Saya telah melakukan begitu banyak
dosa, dan Tuhan tidak menghukum saya." Jangan katakan: Aku telah berdosa,
dan bahaya apa yang menimpaku; karena Yang Mahatinggi adalah pemberi upah yang
sabar." (lht.Pkh.5:4). Tuhan memiliki kesabaran untuk jangka waktu
tertentu, setelah itu Dia menghukum dosa pertama dan terakhir. Dan semakin
besar kesabaran-Nya, semakin parah pembalasan-Nya.
6. Oleh karena itu, menurut St.
Chrysostomus, Tuhan adalah lebih ditakuti ketika Dia menerima orang-orang
berdosa, daripada ketika Dia langsung menghukum dosa mereka. Mengapa? Karena,
kata St. Gregorius, mereka yang kepadanya Tuhan telah menunjukkan belas kasihan
paling besar, jika mereka tidak berhenti menyinggung perasaan-Nya, akan dihukum
dengan sangat keras. Orang suci itu menambahkan bahwa Tuhan sering menghukum
orang-orang berdosa dengan kematian mendadak, dan tidak memberi mereka waktu
untuk bertobat. Dan semakin besar terang yang Tuhan berikan kepada orang-orang
berdosa, untuk memperbaiki perbuatan mereka, semakin besar pula kebutaan dan
ketegaran hati mereka di dalam dosa. "Karena itu
bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan
Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus
yang disampaikan kepada mereka." (II Pet. 2:21). Sungguh menyedihkan orang-orang
berdosa, yang, setelah tercerahkan, mereka kembali kepada hal-hal yang layak dimuntahkan.
Santo Paulus berkata, bahwa secara moral tidak mungkin bagi mereka untuk
bertobat kembali. “Sebab
mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia surgawi, dan
yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik
dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi,
tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab
mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka
umum.” (Ibr. 6: 4, 6)
7. Dengarkanlah, hai orang berdosa,
nasihat Tuhan: "Jika
engkau, anakku, telah berbuat dosa, janganlah berbuat lagi, melainkan hendaklah
berdoa oleh karena dosa-dosamu yang sudah-sudah.” (Sir 21:1) Nak, jangan
tambahkan dosa pada dosa yang telah kau lakukan, tetapi berhati-hatilah untuk
berdoa memohon pengampunan atas pelanggaran masa lalumu; jika tidak, jika kamu melakukan
dosa berat lainnya, maka gerbang belas kasihan ilahi dapat ditutup bagimu, dan
jiwamu mungkin musnah selamanya. Ketika kemudian, saudara-saudara yang
terkasih, iblis menggoda Anda lagi untuk menyerah kepada dosa, katakan kepada
diri Anda sendiri: Jika Tuhan tidak lagi mengampuni saya, apa yang akan terjadi
dengan saya untuk selama-lamanya? Jika Iblis menjawab, dengan berkata: ‘’jangan
takut, Tuhan itu penyayang’; jawablah dia dengan berkata: Kepastian apa atau
kemungkinan apa yang saya miliki sehingga, jika saya kembali lagi kepada dosa,
Tuhan akan menunjukkan belas kasihan atau memberi saya pengampunan? Lihatlah
ancaman Tuhan terhadap semua orang yang menghinakan panggilan-Nya: “Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada
orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku, bahkan, kamu
mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, maka aku juga akan
menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke
atasmu.” (Ams. 1:24, 26). Tandai kata "aku
juga"; itu berarti bahwa, sebagaimana Anda telah mengejek Tuhan dengan
mengkhianati-Nya lagi setelah pengakuan dosa dan janji Anda akan melakukan
perbaikan, maka Dia akan mengejek (mengolok-olok) Anda pada saat kematian. Aku
akan tertawa dan mengejek. Tetapi, "Allah tidak
membiarkan diri-Nya dipermainkan." (Gal. 6: 7). "Seperti anjing," kata Orang Bijak, "yang kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang
mengulangi kebodohannya" (Ams.
26:11). Denis Terberkati, the Carthusian, memberikan komentar yang sangat
baik pada teks ini. Dia mengatakan bahwa, sebagai anjing yang makan apa yang
baru saja dimuntahkannya, itu adalah objek yang jijik dan kekejian; jadi orang
berdosa yang kembali kepada dosa yang telah dia benci dan dia akukan dalam pengakuan
dosa, menjadi amat memuakkan dan membencikan di hadapan Tuhan.
8. Wahai orang-orang berdosa yang
bodoh! Jika Anda membeli rumah, Anda tidak perlu bersusah payah untuk
mendapatkan semua sekuritas yang diperlukan untuk menjaga agar uang Anda tidak
hilang; jika Anda minum obat, Anda berhati-hati untuk meyakinkan diri sendiri
bahwa obat itu tidak dapat melukai Anda; jika Anda melewati sungai, Anda dengan
hati-hati menghindari semua bahaya jatuh ke dalamnya: dan untuk kesenangan
sementara, untuk mendapat kepuasan dalam tindakan balas dendam, untuk
kesenangan yang mengerikan, yang berlangsung hanya sebentar saja, Anda
mempertaruhkan keselamatan kekal Anda, dengan mengatakan: ‘Aku akan pergi ke pengakuan dosa setelah aku melakukan dosa ini.’ Dan
kapankah, saya bertanya, kapankah Anda akan mengaku dosa? Anda mungkin berkata:
‘Besok.’ Tapi siapa yang bisa menjanjikan kepada Anda bahwa besok Anda masih bisa
mengaku dosa? Siapa yang bisa meyakinkan bahwa Anda akan memiliki waktu untuk melakukan
pengakuan dosa, dan bahwa Tuhan tidak akan merampas hidup (nyawa) Anda
sebagaimana Dia telah mencabut begitu banyak nyawa orang lain, dalam keadaan
berdosa? "Diem tenes" kata
St. Augustine, "qui horam non
tenes." Anda tidak dapat yakin untuk hidup satu jam lagi, dan Anda
berkata: ‘Saya akan mengaku dosa besok.’ Dengarkan kata-kata St. Gregorius:
"Dia yang telah menjanjikan pengampunan kepada orang-orang yang bertobat,
tidak berjanji hari esok kepada orang-orang berdosa" (Hom. 12 di Evan).
Tuhan telah menjanjikan pengampunan bagi semua yang bertobat; tetapi Dia tidak
berjanji untuk menunggu sampai besok bagi mereka yang menghina Dia. Mungkin Tuhan
akan memberi Anda waktu untuk bertobat, mungkin juga tidak. Tetapi, seandainya Dia
tidak memberikannya, apa yang akan terjadi dengan jiwa Anda? Sementara itu,
demi kesenangan yang menyedihkan, Anda kehilangan rahmat Tuhan dan membuat diri
Anda terancam musnah selamanya.
9. Untuk kesenangan yang bersifat sementara,
akankah Anda mempertaruhkan uang Anda, kehormatan Anda, harta benda Anda, kebebasan
Anda, dan hidup Anda? Tidak, tidak akan. Lalu bagaimana bisa terjadi bahwa,
untuk kepuasan yang menyedihkan ini, Anda kehilangan jiwa Anda, Surga, dan
Tuhan? Katakan kepada saya: apakah Anda percaya bahwa Surga, Neraka, keabadian,
adalah kebenaran iman? Apakah Anda percaya bahwa, jika Anda mati dalam dosa,
Anda akan musnah selamanya? Oh! Betapa beraninya, betapa bodohnya, untuk
menghukum diri Anda sendiri secara sukarela ke dalam siksaan yang kekal dengan
harapan setelah itu Anda bisa membalikkan hukuman dan kutukan Anda! "Nemo," kata St. Augustine, "sub spe salutis vult aegrotare."
Tidak ada seorang pun yang begitu bodoh sehingga meminum racun dengan harapan
dapat mencegah efeknya yang mematikan dengan menggunakan pengobatan biasa. Dan
Anda akan menghukum diri Anda sendiri ke Neraka jika mengatakan bahwa Anda
berharap untuk diselamatkan setelah itu. O betapa bodohnya! yang, sesuai dengan
ancaman ilahi, telah membawa dan menyeret begitu banyak orang ke dalam Neraka
setiap hari. “Engkau tadinya merasa aman dalam kejahatanmu, katamu: "Tiada yang melihat aku!"
Kebijaksanaanmu dan pengetahuanmu itulah yang menyesatkan engkau, sehingga
engkau berkata dalam hatimu: "Tiada yang lain di sampingku!" Tetapi
malapetaka akan menimpa engkau, engkau tidak tahu mempergunakan jampimu
terhadapnya; bencana akan jatuh atasmu, engkau tidak sanggup menampiknya dengan
mempersembahkan korban; kebinasaan akan menimpa engkau dengan
sekonyong-konyong, yang tidak terduga olehmu.” (Yes. 47:10, 11). Anda telah
berdosa, dengan terburu-buru percaya pada belas kasihan Ilahi: hukuman atas
kesalahan Anda akan secara tiba-tiba menimpa Anda, dan Anda tidak akan tahu
dari mana datangnya. Apa yang akan Anda katakan? Resolusi apa yang Anda buat?
Jika, setelah khotbah ini, Anda tidak dengan tegas memutuskan untuk segera menyerahkan
diri Anda kepada Tuhan, maka saya menangisi Anda dan menganggap Anda tersesat.
-----------------------------------------
Demi kehormatan
dan kemuliaan yang lebih besar dari Tuhan dan keselamatan jiwa-jiwa, Anda
didorong untuk membagikan khotbah ini dalam skala yang sebesar-besarnya yang
diizinkan oleh rahmat Tuhan. Pergilah ke gereja-gereja dan bagikan atau
letakkan di kendaraan yang diparkir saat ibadah di gereja. Anda dapat
mereproduksi makalah ini selama isinya teks tidak dirubah.
-----------------------------------
9
Tanda-Tanda Bidak-Bidak Catur Dimainkan
Nubuatan
Uskup Agung Fulton Sheen