MAIKE HICKSON
Risalah buku:
SEBUAH BUKU BARU TELAH DITERBITKAN YANG BERISI RANGKUMAN BEBERAPA SURAT TERBUKA KEPADA PAUS FRANCIS YANG BERTUJUAN UNTUK MELURUSKAN BERBAGAI KESALAHANNYA
Buku ini berisi pernyataan formal kritis tentang ajaran-ajaran paus Francis
yang diterbitkan dari tahun 2016 hingga 2019.
Thu Mar 4,
2021 - 5:14 pm EST
·
Paus Francis
menerima patung berhala Pachamama di taman Vatikan dalam upacara adat,
Roma, 4 Oktober
2019 / video screen grab
4 Maret 2021
(LifeSiteNews) - Penerbit Kanada,
Arouca Press, telah memberanikan diri untuk menerbitkan kumpulan pernyataan
penting oleh para uskup, imam, dan umat awam yang dialamatkan selama beberapa
tahun terakhir kepada paus Francis, yang memintanya untuk mengoreksi berbagai
kesalahannya atau pun berbagai pernyataannya yang membingungkan, bahkan meminta
paus Francis untuk membatalkannya dan agar dia bertobat atas semua itu. Karena
buku ini juga berisi, di bagian tambahan, banyak pernyataan dan wawancara lain
oleh banyak kritikus, maka buku ini akan menjadi alat yang sangat berguna baik
bagi mereka yang ingin memahami krisis yang terjadi di dalam Gereja kita saat
ini, maupun bagi mereka yang ingin memahami tujuan dari para pengkritik Paus.
Buku baru ini, berjudul Defending the Faith Against Present Heresies (Membela Iman untuk Melawan Kesesatan Saat Ini), telah mendapat dukungan dari banyak penulis dan teolog terkemuka, seperti Pastor Gerard Murray, Martin Mosebach, dan Henry Sire (penulis buku The Dictator Pope). Pastor Murray, misalnya, menyatakan bahwa "permintaan yang masuk akal untuk menjunjung tinggi rencana Gereja dan pengajaran yang menetap dalam menghadapi penyimpangan adalah sebuah tindakan kasih, bukan pembangkangan yang berdosa."
"Buku ini," lanjut imam itu, "adalah kompilasi yang tak ternilai manfaatnya dari upaya semacam itu."
Buku tersebut berisi banyak pernyataan
formal dan kritis tentang ajaran-ajaran paus Francis yang telah diterbitkan
dari 2016 hingga 2019, dimulai dengan dubia
2016 yang terkenal dari Kardinal Raymond Burke, Joachim Meisner, Walter
Brandmüller, dan Carlo Caffarra mengenai seruan kepausan pasca-sinode Amoris Laetitia soal pernikahan dan
keluarga. Dubia itu ditujukan kepada
paus Francis dan kemudian diterbitkan oleh para pengusulnya (Kard. Raymond
Burke dkk). Di bagian lain, ada teks pertama dari para ilmuwan dan para pastor
tentang kesalahan doktrinal di dalam Amoris
Laetitia, kemudian satu dokumen tentang ajaran paus Francis mengenai
hukuman mati, dan akhirnya satu dokumen lagi yang isinya menentang pemujaan secara
terbuka oleh paus Francis terhadap dewi berhala Pachamama selama Sinode Amazon di Roma di 2019. Seperti
yang akan disaksikan oleh para pembaca buku ini, ada desakan yang tumbuh dalam
nada pernyataan yang berbeda, dan semakin jelas bahwa paus Francis mengabaikan
semua kritik yang
berdasarkan atas kasih ini dan semakin kuat pula penyimpangannya dari doktrin dan praktik
ajaran Gereja Katolik. Terakhir, buku tersebut berisi esai dan wawancara oleh
masing-masing peserta dalam upaya ini atau oleh para kritikus.
Seperti yang dikatakan oleh penerbit
buku, Alex Barbas, kepada LifeSite,
“...tujuan dari penerbitan buku ini adalah untuk melanjutkan diskusi yang
serius — sebuah diskusi yang, kadang-kadang, dapat memanas, dan hal ini dapat
dimaklumi — tentang bagaimana kepausan Francis ini dianggap oleh banyak umat
Katolik, yang mengalami kesulitan dalam memahami bagaimana berbagai pernyataan
dan tindakannya dalam kaitannya dengan ajaran dan iman Katolik kita, di tengah
dunia yang semakin memusuhi Gereja ini.” Mengingat kebutuhan umat untuk
bertumbuh dalam pemahaman tentang krisis kita, Alex Barbas ingin mendukung
upaya untuk membahas masalah tersebut.
“Kami pikir,” katanya, “debat seperti
itu adalah sehat dan memang perlu, karena itu akan membantu umat Katolik
melihat secara mendalam pertanyaan-pertanyaan ini apakah mereka pada akhirnya
setuju dengan kesimpulan penulis atau tidak. Semua kontribusi ditulis dengan
memikirkan kebaikan Gereja.”
Buku ini diperkenalkan oleh dua
editornya, Dr. John Lamont dan Profesor Claudio Pierantoni. Uskup Agung Carlo
Maria Viganò telah menyumbangkan kata pengantar untuk buku itu, di mana dia
memuji upaya penulisan ini. Wali gereja Italia itu menulis:
Buku ini memiliki manfaat untuk
mengumpulkan bukti adanya kemurtadan, seperti bara api yang dibicarakan Santo
Paulus dalam Suratnya kepada Jemaat di Roma (12: 19-20). Dan siapa pun, demi
kasih kepada Takhta Apostolik dan untuk kehormatan Bunda Gereja Kudus, yang
memiliki keberanian untuk mencela para gembala palsu, akan mendapat penghiburan
dengan mendengar Guru Ilahi yang memanggilnya: “Baik sekali
perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam
perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang
besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Mat 25:21)
Seperti disebutkan sebelumnya, buku ‘Membela Iman untuk Melawan Kesesatan Saat Ini’ menyajikan, di bagian terpisah, banyak artikel dan wawancara dari orang-orang yang terlibat dalam inisiatif kasih ini untuk meminta paus Francis agar kembali kepada ajaran dan praktik tradisional Gereja - seperti larangan Komuni bagi pezina dan ajaran tentang perbuatan jahat secara intrinsik - atau orang-orang yang mendukung hal itu. Buku ini bermaksud mengundang dan mendorong perdebatan, dengan asumsi bahwa orang-orang yang berkehendak baik dan memiliki kasih kepada Tuhan dan ajaran-Nya, pasti akan mau berkumpul, berdasarkan pengertian dan kesimpulan yang sama tentang paus ini.
Di antara penulis di dalam buku ini
ada tokoh-tokoh terkenal seperti Pastor Thomas Weinandy, O.F.M., Profesor
Roberto de Mattei, Profesor Peter Kwasniewski, Profesor Michael Sirilla,
Profesor Anna Silvas, dan Pastor John Hunwicke.
Merupakan suatu kehormatan pribadi bahwa
suami saya, Dr. Robert Hickson, muncul dalam buku tersebut, di
antara para penandatangan beberapa surat yang diterbitkan dan ditujukan kepada paus Francis, serta
beberapa kontribusi kecil saya sendiri untuk diskusi yang sedang berlangsung, terdapat
di dalam
buku ini. Merupakan salah satu berkat yang istimewa di masa yang sangat sulit di dalam Gereja saat ini untuk dapat mengenal beberapa
pikiran dan hati umat Katolik terbaik di dunia. Dengan
banyaknya penulis yang terlibat dalam buku ini, saya dan suami saya selalu menjaga
kontak yang bersahabat dengan mereka, dan salah satu percakapan dengan salah satu
penulis yang terdapat dalam buku ini menjadi sumber inspirasi, kekaguman, dan kasih kepada Iman Katolik kita. Kami sendiri dapat bersaksi tentang
fakta bahwa para penulis
pernyataan publik ini memiliki niat yang sangat murni, penuh dengan kasih.
Sejak saya sendiri mulai menulis lebih banyak artikel
sehubungan dengan krisis Gereja yang terus meningkat di bawah kepemimpinan paus
Francis - saya menerbitkan Surat
Terbuka kepada Paus pada akhir tahun 2014 yang memintanya untuk tidak
mengubah ajaran Gereja tentang pernikahan dan keluarga – dan proyek buku ini
memberi saya kesempatan untuk meninjau karya tulis saya yang telah dilakukan
dalam tujuh tahun terakhir ini. Saat itu, ada dua sinode uskup 2014/2015
tentang pernikahan dan keluarga yang membuat kami sangat prihatin dan khawatir.
Gagasan bahwa beberapa hukum yang tidak dapat diubah - pernikahan yang tidak
dapat diceraikan - entah bagaimana harus dilemahkan (oleh Francis) atas nama
belas kasihan hingga menyebabkan kita banyak bersedih, terutama karena kasih kita
kepada Yesus Kristus dan karena keinginan kita untuk tetap setia kepada-Nya.
Pada tahun-tahun pertama kepausan ini, tidak mudah untuk
berbicara dan menolak beberapa ucapan yang keluar dari Roma. Banyak umat Katolik
dimanfaatkan untuk membela apa pun yang keluar dari Roma, terutama di antara
umat Katolik yang lebih konservatif dan setia. Dokumen-dokumen yang dimuat
dalam buku ‘Membela
Iman untuk Melawan Kesesatan Saat Ini’ menunjukkan keberanian para pastor
dan cendekiawan Katolik, yang banyak di antaranya harus membayar harga mahal untuk
kesaksian Katolik mereka. Banyak klerus dan cendekiawan Katolik penandatangan
pernyataan ini yang kehilangan pekerjaan mereka, ditegur oleh atasan mereka,
atau dikirim ke tempat-tempat terpencil di dunia.
Sebagai seorang jurnalis, saya mengetahui banyak penderitaan
dari para penandatangan ini, banyak di antaranya memilih untuk tetap diam
tentang ketidakadilan ini. Sebagai satu contoh, LifeSiteNews melaporkan
kasus Profesor John Rist, salah satu sarjana filsafat Katolik Klasik terbesar
yang berbahasa Inggris di dunia, yang dianiaya oleh Vatikan ketika dia
tiba-tiba diberi tahu, pada bulan Mei 2019, bahwa dia dilarang masuk ke semua Universitas
Kepausan di Roma karena dia telah menandatangani Surat
Terbuka kepada para Uskup yang meminta para uskup di dunia untuk menyelidiki
ajaran sesat paus Francis.
Jadi, buku baru yang diterbitkan oleh Arouca Press ini
merupakan monumen sejarah yang dibangun dengan bantuan kesaksian dan keberanian
serta penderitaan banyak pastor dan umat awam. Kami mengingat tahun-tahun ini disertai
banyak rasa syukur dan kesedihan.
Semoga buku yang baru terbit ini menjadi berkat bagi banyak
umat Katolik, baik sebagai konfirmasi atas perlawanan dan perhatian mereka
sendiri, atau sebagai sumber informasi dan konsolidasi keraguan mereka tentang
kepausan saat ini.
---------------------------
Great
Reset Memberi Makan Kepada Sekularisasi
Paus
Melakukan Tindakan Bersejarah ...
Microsoft
Tidak Hanya Mendanai ID2020...