Uskup Agung Viganò:
Francis Sedang Menjalankan Rencana Globalis Untuk Mengubah Gereja Menjadi "Sekte Inspirasi Masonik"
by David Martin | The Daily Knight
Berkali-kali
Uskup Agung Carlo Maria Viganò telah menunjukkan keterampilan, keberanian, dan
kepedulian pastoral yang luar biasa dalam berbicara menentang upaya tirani globalis
PBB untuk membelenggu Kekristenan di bawah pemerintahan tunggal dunia yang
diinspirasi oleh setan. Tetapi
tidak seperti para klerus pembuka-kebenaran lainnya
saat ini, Viganò
tidak ada hentinya menunjukkan
bagaimana paus Francis dan
antek-antek klerus-nya membantu
rencana kaum globalis ini untuk
menaklukkan Gereja Katolik di bawah kekuasaan penguasa global yang lalim.
Dalam
surat pastoral terbarunya LIBERA NOS A
MALO, pertimbangan atas Great Reset dan Tata Dunia Baru, Uskup
Agung Carlo Maria Viganò membahas tentang
Freemason,
yang kita kenal sebagai perkumpulan rahasia setan yang berkomitmen untuk
menundukkan umat manusia di bawah Tata Dunia Baru Luciferian. Di dalamnya, Viganò
menunjukkan bagaimana Freemason menyusup ke dalam KV II dengan tujuan untuk
menabur ekumenisme, yang terkait dengan rencana
mereka untuk mendirikan Novus Ordo Seclorum atau Tata Dunia Baru, sehingga dapat mengatur
panggung dan mulai membuka jalan bagi Tata
Dunia Baru yang akan segera
datang.
Uskup Agung Viganò berkata:
“Operasi penyusupan ini dimulai pada akhir tahun 1950-an, ketika proyek Tata Dunia Baru baru saja terbentuk. Ia memulai upaya subversinya sendiri beberapa tahun kemudian, dengan Konsili Ekumenis Vatikan Kedua…. Vatikan II mewakili, dalam badan gerejawi, apa yang disampaikan oleh ‘Sumpah Lapangan Tenis’ [Revolusi Prancis] bagi masyarakat sipil: awal dari Revolusi.”
Francis Mempelopori Ekumenisme Vatikan II
Sedihnya, kita melihat paus Francis membawa rancangan-rancangan Vatikan II ke permukaan, terutama dengan dorongan program ekumenisnya yang tak henti-hentinya untuk melaksanakan “inklusivisme” di mana setiap bentuk kejahatan, yaitu perzinahan, homoseksualitas, berbagai macam bidaah, agama palsu, dll., sekarang diizinkan untuk bercampur dengan Satu Iman Sejati dan mengkhianati Iman serta umat beriman. Semua ini dilakukan Francis tentunya dengan dalih “belas kasih.” Viganò menegaskan bahwa Francis “melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya oleh para elit globalis… untuk menjadi pemusnah dan penghancur Gereja Katolik dan pendiri sekte filantropis dan ekumenis yang terinspirasi dari ide Masonik.”
Kecurigaan yang meluas tentang
hubungan Francis dengan Freemasonry tentu saja bukanlah tanpa dasar. Karena
alasan itulah Freemason di seluruh dunia bergembira atas pengangkatan Francis ke
Tahta Petrus pada Maret 2013.
Silakan lihat disini: https://onepeterfive.com/freemasons-love-pope-francis/
Freemason terdiri dari kaum elit global, di antaranya adalah David Rockefeller, yang pada tahun 1991 menulis: “Dunia telah siap untuk menerima pemerintahan tunggal dunia. Kedaulatan supranasional dari elit intelektual dan bankir dunia tentu lebih disukai daripada penentuan nasib sendiri yang bersifat nasional yang dipraktikkan di abad-abad yang lalu.” Dia menambahkan, “Kita berada di ambang transformasi global. Yang kita butuhkan hanyalah munculnya sebuah krisis global yang 'tepat' maka bangsa-bangsa akan menerima Tata Dunia Baru.”
Krisis Pandemi Telah Dipetakan Sejak 2010
Uskup Agung Viganò menunjukkan bagaimana "krisis yang tepat" ini bertepatan dengan keadaan darurat "pandemi" saat ini, yang telah digariskan pada tahun 2010 oleh dokumen Yayasan Rockefeller "Skenario untuk Masa Depan Teknologi dan Pembangunan Internasional," di mana peristiwa yang sekarang kita saksikan ini semuanya telah diantisipasi (silakan baca di sini). Semua rincian pandemi – masker, jaga jarak, penguncian wilayah dan pembatasan kegiatan, serta vaksinasi paksa, yang telah dipetakan bertahun-tahun yang lalu oleh para ahli pengendalian populasi dari Tata Dunia Baru ini untuk menyediakan alat politik untuk mengunci kebebasan manusia dan untuk memaksakan vaksin pembunuh yang dirancang untuk mengurangi populasi dunia.
Inilah yang dimaksud
dengan vaksin COVID – mengurangi populasi planet ini demi Lucifer. Menurut
dokter yang diakui secara internasional, Dr. Vladimir Zelenko, sebanyak 100.000
orang telah meninggal karena vaksin Pfizer dan Moderna, namun kita melihat paus
Francis dan birokrasi Vatikan-nya mendorong rencana globalis untuk memaksakan vaksin
COVID di seluruh dunia. Bisakah mereka sebodoh itu tentang dalang Masonik di
balik krisis COVID?
Freemason Menyembah Lucifer
Untuk lebih memahami motif di balik krisis pandemi, perlu
memahami pola pikir para arsitek global di balik pandemi, yaitu Freemason.
Albert Pike (1809-1891), imam besar Freemasonry Amerika pada akhir abad
kesembilan belas memberikan pidato pada tahun 1889 di Prancis kepada anggota tertinggi
Freemasonry, yang kemudian dicetak ulang pada 19 Januari 1935, oleh jurnal
Inggris The Freemason. Pidatonya juga
dikutip dalam A.C. de la Rive: La Femme
et I'Enfant dans la Franc-Maconnerie Universelle, halaman 588. Disitu Pike
menyatakan:
“Kepada orang banyak
kita harus mengatakan: kita menyembah Tuhan, tetapi itu adalah Tuhan yang
dipuja tanpa sifat adikodrati…. Kepada Anda, Inspektur Agung Yang Berdaulat,
kami mengatakan ini, agar Anda dapat mengulanginya kepada saudara-saudara dari
derajat 32, 31, dan 30: kita semua inisiat dari tingkat tinggi harus
mempertahankan agama Masonik dalam kemurnian doktrin Luciferian. Jika Lucifer
bukan Tuhan, akankah Adonay [Dewa orang Kristen], yang perbuatannya membuktikan
kekejaman, pengkhianatan dan kebenciannya terhadap manusia, kebiadaban dan
penolakannya terhadap ilmu pengetahuan, akankah Adonay dan para pendetanya
memfitnahnya?
"Ya, Lucifer adalah Tuhan, dan sayangnya Adonay juga Tuhan .... Filsafat agama dalam kemurnian dan kebenarannya terdiri dari kepercayaan pada Lucifer, yang setara dengan Adonay, tetapi Lucifer, Dewa Cahaya dan Dewa Kebaikan, berjuang untuk kemanusiaan melawan Adonay, Dewa Kegelapan dan Kejahatan.”
Kutipan di atas sangat terkait dengan kutipan terkenal dari David Spangler, Direktur Proyek Inisiatif Planet Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang mengatakan: “Tidak seorang pun akan menjadi bagian dari Tata Dunia Baru kecuali dia melakukan tindakan penyembahan kepada Lucifer. Tidak seorang pun akan memasuki kumpulan New Age kecuali dia menerima inisiasi Luciferian.” (Refleksi tentang Kristus, Findhorn, 1978)
Orang-orang seperti Spangler memiliki andil besar dalam penghancuran akhir zaman terhadap Gereja Katolik. Uskup Agung Viganò mengacu pada munculnya "negara bayangan" dan "gereja bayangan" sebagai "dua sisi dari mata uang yang sama" yang "berperan dalam pembentukan Tata Dunia Baru.”
Uskup Agung Viganò
mengatakan:
“Daftar pengkhianat harus dimulai dari para kepala pemerintahan, dengan anggota kabinet dan pejabat terpilih, dan kemudian dilanjutkan dengan ahli virologi dan para dokter busuk, pejabat yang terlibat, pemimpin angkatan bersenjata yang tidak mampu menentang pelanggaran Konstitusi, para jurnalis yang menjual diri, hakim yang pengecut dan serikat pekerja yang patuh. Dalam daftar panjang yang mungkin akan disusun suatu hari nanti, para pemimpin Gereja Katolik juga harus dicantumkan, dimulai dengan Bergoglio [Francis] dan tidak sedikit dari para Uskup, yang telah menjadi pelaksana yang bersemangat dari kehendak pangeran religius melawan mandat yang diterima dari Kristus.”
"Kebenaran Akan Membuat Anda Bebas"
Kita bisa melihat beberapa sumber dari kebenaran yang disampaikan oleh Uskup Agung Viganò. "Kebenaran akan membuatmu bebas." (Yohanes 8:32). Melalui kesaksiannya yang setia, Uskup Agung Viganò sedang melaksanakan karya Kristus untuk membebaskan umat beriman dari “perbuatan kesalahan dengan cara mempercayai kebohongan” saat ini (2 Tes. 2:10), dan sementara pengesahannya yang benar telah menghasut reaksi dari para imam dan kaum awam yang bingung di seluruh dunia, maka penting untuk diingat bahwa kata-kata penghinaan mereka mencerminkan ketidaktahuan yang mendalam tentang Iman, basa-basi Francis dan hierarkinya yang tidak jelas tugasnya. Sebagian besar dari reaksi masyarakat luas ini memang didasarkan pada kecemburuan, dan ini memenuhi nubuatan St. Paulus bahwa “semua orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus, akan menderita penganiayaan.” (2 Timotius 3:12) Kesediaan Uskup Agung Viganò untuk mengatakan kebenaran dan menerima akibatnya, adalah contoh untuk diikuti oleh semua anggota Kristus saat ini.
The following is the full the speech of Archbishop Carlo Maria Viganò, as he delivered it on August 28, 2021.
--------------------------------
Silakan membaca artikel lainnya di sini:
Giselle
Cardia, 15, 17, 21, 24, 28 Agustus 2021
Kepausan
Francis Adalah Katekismus Kemunafikan
Kaum
Globalist Luciferian Memanfaatkan Momen Covid Untuk Mendorong Great Reset
Keajaiban
Dan Kuasa Doa Rosario Dalam Perjuangan Kita Melawan Setan