Photo credit: Vatican Media/CNA.
Kepausan Francis Adalah Katekismus Kemunafikan
J. Basil Dannebohm August 25, 2021
Selama audiensi umum pada 25 Agustus, paus
Francis berbicara tentang bagaimana perilaku munafik merusak persatuan Gereja.
“Kemunafikan di dalam Gereja sangatlah
menjijikkan, dan sayangnya, memang ada kemunafikan di dalam Gereja, dan ada
banyak orang Kristen dan pastor yang munafik,” demikian kata uskup Roma itu.
Paus melanjutkan dengan mengatakan, “Dan janganlah kita takut untuk menjadi
jujur, untuk mengatakan kebenaran, untuk mendengarkan kebenaran, untuk
menyesuaikan diri dengan kebenaran, sehingga kita dapat mencintai. Seorang
munafik tidak tahu bagaimana mencintai. Bertindak sebaliknya berarti
membahayakan kesatuan Gereja, kesatuan yang didoakan oleh Tuhan sendiri.”
Ketika membicarakan khotbah tentang kemunafikan, paus Francis ‘layak dianggap’ sebagai
orang bijak.
Demikianlah katekismus kemunafikan:
- Munafik adalah penerus Santo Petrus yang
mengabaikan Kitab Suci.
- Mengenai Sepuluh Perintah Allah, paus Francis
berkata, “Saya menaatinya, tetapi tidak
sebagai sesuatu yang mutlak.” Nah, di sini nampak aslinya siapa Francis itu.
Katekismus Gereja Katolik (KGK 2056) menyatakan
bahwa Sepuluh Perintah Allah , “ditulis dengan jari Allah” dan selanjutnya
mengatakan, “Itu adalah firman Allah sendiri.”
Rupanya katekismus tidak terlalu penting bagi paus
ini. Tampaknya dia menganut teori agama tetangga, bahwa selama Anda mau menerima
Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat “pribadi” Anda, maka Anda akan baik-baik
saja.
- Kemunafikan adalah pengabaian total Bapa Suci
terhadap kehadiran dan kuasa Ekaristi Kudus.
Katekismus Gereja Katolik (1324-1327)
menyatakan bahwa Ekaristi adalah, “sumber dan puncak” kehidupan Kristiani.
Namun selama puncak pandemi global, ketika umat beriman sangat membutuhkan
kehadiran Tabib Ilahi yang menyembuhkan dalam Ekaristi, maka uskup Roma ini
justru menyarankan agar misa
ditangguhkan dan kapel adorasi ditutup.
St. Clare membela biaranya dari serangan musuh dengan
cara memegang tinggi-tinggi sebuah siborium, tetapi ketika menghadapi pandemi,
paus ini berjalan mundur kepada tindakan karantina terhadap gereja sendiri.
- Munafik adalah seorang paus yang mendorong
vaksinasi tanpa memperhatikan anak-anak yang belum lahir, sementara mengecilkan
dan mengabaikan alasan-alasan agama.
Paus ini melangkah lebih jauh dengan menyatakan
“secara moral dapat diterima bagi umat Katolik untuk menerima vaksin COVID-19,
termasuk yang didasarkan pada penelitian yang menggunakan sel-sel yang berasal
dari janin yang diaborsi.”
Paus ini juga menambahkan penghinaan terhadap
cedera yang sedang dilakukanya terhadap gereja dan umat beriman: sementara
banyak umat beriman tidak dapat menghadiri Misa Malam Paskah karena paranoia
pandemi dari paus, tetapi Francis menggunakan hari Sabtu Suci untuk menyambut
bus yang berisi orang-orang "transgender" ke Vatikan untuk menerima
vaksin COVID-19 . Dengan kata-katanya sendiri, “vaksin itu aman, efektif, dan merupakan
‘tindakan kasih’.”
Kemunafikan Francis ditunjukkan dengan menerima
homoseksualitas sebagai perilaku yang sehat secara mental, sementara dia menuduh
bahwa para seminaris yang menganut tradisi (yang ia sebut sebagai "sikap kaku")
dia sebut sebagai orang yang tidak stabil mentalnya.
“Jika mereka menerima Tuhan dan memiliki niat
baik, siapakah saya hingga berhak menghakimi mereka,” kata paus tentang orang homoseksual.
Gembala yang mengaku penuh kasih dan inklusif itu
juga memiliki sentimen yang sangat berbeda mengenai para seminaris tradisional.
“Ketika saya mendapati seorang seminaris atau
imam muda yang bersikap kaku, saya bisa mengatakan 'sesuatu yang buruk sedang
terjadi pada orang ini di dalam mentalnya.' Di balik setiap sikap keras kepala
atau sikap kaku, ada masalah serius, karena sikap keras kepala tidak memiliki rasa
kemanusiaan.”
- Yang disebut gembala munafik adalah dia yang
bisa melakukan perjalanan ke Skotlandia untuk menghadiri pertemuan puncak tentang
lingkungan, tetapi karena jadwalnya yang padat dia tidak dapat memberikan bahkan
satu misa publik untuk kawanannya.
Pada tanggal 1 November, saat Gereja
memperingati Hari Semua Orang Kudus, paus ini tidak mau mempersembahkan Kurban Misa
Kudus bagi orang-orang Skotlandia. Dia terlalu sibuk berbincang dengan John
Kerry, Pangeran Charles, Greta Thunberg, dan orang-orang lain yang diidentifikasi
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai "para pemimpin dunia."
- Kemunafikan adalah seorang paus yang lebih
peduli pada Ibu Pertiwi (pachamama) daripada Ibu Gereja.
Seolah menodai Taman-taman di Vatikan dengan
upacara berhala Pachamama masih kurang cukup untuk menyinggung Hati Allah, Bergoglio
tidak berusaha menyembunyikan fakta bahwa dia adalah lebih pagan daripada lembaga
kepausan.
Saat dia bersiap untuk berkonsultasi dengan
Greta Thunberg di Skotlandia, penting untuk diingat bahwa paus menyambut sosok Chelsea
Clinton, Deepak Chopra, Cindy Crawford, Anthony Fauci, dan Jane Goodall di Vatikan
sebagai pembicara utama untuk konferensi tentang “menjelajahi pikiran, tubuh,
dan jiwa” yang sangat sangat berbau praktek yoga.
‘Yang Mulia’ si pemeluk pepohonan, bahkan telah
menuding bahwa wabah virus corona mungkin merupakan salah satu "respons
alam" terhadap manusia di seluruh dunia yang mengabaikan konsekuensi buruk
dari perubahan iklim.
Sementara paus Francis mempromosikan doktrin berhala
bahwa Covid adalah cara bumi untuk menuntut penebusan dari manusia, maka Mgr.
Nicola Bux memberikan pengamatan yang lebih bersifat Katolik — yang seharusnya
mendorong Paus Roma untuk berhenti sejenak untuk memeriksa hati nuraninya.
Mantan penasihat Kongregasi untuk Ajaran Iman itu menyarankan bahwa dosa-dosa
Gereja dan dosa-dosa dunia mungkin merupakan dorongan halus dari Allah untuk melakukan
penebusan. Nicola Bux mengutip Kitab Kejadian, dan mengatakan bahwa dosa-dosa
umat manusia saat ini "berteriak ke Surga untuk membalas dendam."
Dalam pidatonya di Universitas Katolik Kepausan
Ecuador, paus mengatakan, “Satu hal yang pasti: kita tidak bisa lagi berpaling
dari kenyataan, pada saudara dan saudari kita, pada Ibu Pertiwi.” Bukan berpaling
pada Ibu Gereja, Bunda Maria Terberkati.
Kenyataannya, Bapa Suci mengabaikan justru lebih
banyak saudara dan saudari kita. Dalam motu proprio baru-baru ini, Traditionis Custodes, paus membelakangi umat
Katolik yang setia yang mengasihi misa tradisional Latin.
Berdasarkan kata-kata dan perbuatan yang telah
dia tunjukkan selama masa kepausannya dan berpuncak pada Traditionis Custodes, paus Francis pada dasarnya mengatakan:
masalah vaksin, masalah bumi, masalah para pemimpin PBB, masalah homoseksual,
masalah agenda globalis, masalah dialog antaragama, adalah lebih penting daripada
keselamatan jiwa kita. Namun, umat Katolik yang menurut dia bersikap “kaku,”
yang menganut tradisi yang sejati, tidak dihiraukan olehnya.
Selama audiensi umum tanggal 25 Agustus, paus
ini mengatakan bahwa seorang munafik tidak tahu bagaimana mengasihi dan mereka merusak
kesatuan Gereja.
Begitulah, dia seharusnya sadar akan hal ini.
Papa Bergoglio sedang menulis katekismus
kemunafikan.
---------------------------
Jeremy Dannebohm adalah seorang
penulis lepas dan penganut Katolik tradisional. Dia sangat akrab dengan
kontroversi dan serangan, Dannebohm dengan cepat membela mereka yang kehilangan
haknya yang direbut oleh Gereja pasca-konsili (Gereja pasca KV II). Dia tinggal
di Carolina.
---------------------------
Silakan
membaca artikel lainnya di sini:
Mafia
St. Gallen Dan Misa Latin
Lima
Hal Yang Perlu Untuk Mengetahui Antikris
Freemason
Memperanakkan Komunisme
Giselle
Cardia, 15, 17, 21, 24, 28 Agustus 2021