These Last Days News - September 2, 2021
Uskup Agung Carlo Maria Viganò:
Kaum Globalist Luciferian Memanfaatkan Momen Covid Untuk
Mendorong Great Reset
LifeSiteNews.com reported on August 3, 2021:
Uskup
Agung Carlo Maria Viganò, mantan duta besar kepausan untuk Amerika Serikat,
melanjutkan kritiknya terhadap "Reset Besar" dari kaum globalis, dimana
dia memperingatkan dalam pidatonya baru-baru ini bahwa otoritas sipil dan
gereja yang busuk telah bergabung bersama untuk mengeksploitasi momen pandemi
virus corona dalam upaya mereka untuk memperkuat penguasaan global mereka.
Dia
menjelaskan siapa saja pihak yang dia yakini berada di pihak penguasa yang dia
maksud di sini.
“Segala
sesuatu yang kita ketahui, temukan, dan pahami tentang konspirasi global yang
sedang berlangsung saat ini menunjukkan kepada kita realitas luar biasa yang
juga pada saat yang sama sangat tajam dan jelas: ada dua sisi, sisi Tuhan dan
sisi Setan, sisi dari anak-anak Terang dan sisi anak-anak kegelapan," demikian
katanya dalam pidato
yang disampaikan pada 28 Agustus lalu dalam bahasa Italia dan diterjemahkan
ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan oleh LifeSiteNews.
Uskup Agung
Viganò mengatakan bahwa "dapat dipahami bahwa bagian yang busuk dari
otoritas sipil – ‘negara bayangan’ - dan bagian yang busuk dari otoritas
gerejawi – ‘gereja bayangan’ - adalah dua sisi dari mata uang yang sama, yang keduanya
berperan dalam pembentukan Tata Dunia Baru."
Dia
mengingatkan kita akan ajaran Yesus yang tertulis dalam Matius 6:24 bahwa tidak
mungkin kita mengabdi kepada dua tuan sekaligus. Dan selanjutnya, Yesus berkata
dalam Matius 12:30, "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa
tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan."
Viganò
mengatakan bahwa dalam "persekutuan antara kekuatan sipil dan agama",
ada dimensi spiritual yang harus dipahami dalam "konteks perang yang
dilakukan oleh Lucifer, sejak kejatuhannya melawan Tuhan."
Perang
itu akan sampai pada kesudahannya, katanya, dan itulah sebabnya "mengapa kuasa-kuasa
kegelapan begitu liar saat ini, mereka begitu tidak sabar untuk menghapuskan
nama Tuhan kita dari bumi ini."
Pada
bulan April lalu, Viganò mengatakan
bahwa Vatikan mengkhianati misinya dengan menjadi tuan rumah konferensi
kesehatan yang menampilkan tokoh-tokoh pro-aborsi seperti Chelsea Clinton, pendukung
pengendalian populasi Jane Goodall, seorang aktivis New Age, Dr. Anthony Fauci
dan pengembang vaksin yang menggunakan sel janin. Pada bulan Januari, Viganò menyatakan dalam sebuah
wawancara bahwa hubungan Joe Biden (yang mengaku Katolik, namun mendukung aborsi
dan LGBT) dengan Cina dan kebijakan globalisnya akan menjadikan dirinya sebagai
presiden yang menciptakan "bencana yang tidak dapat diperbaiki."
Oktober tahun
lalu, Viganò menulis surat
terbuka kepada Presiden Trump saat itu yang memperingatkan bahwa presiden adalah
"garnisun terakhir" melawan "Reset Besar," sebuah rencana dari
Forum Ekonomi Dunia untuk menggunakan momen pandemi virus corona sebagai
peluang untuk memajukan paham globalisme.
Tidak bisa menyangkal realitas
Dalam
pidatonya pada hari Sabtu, dia menggambarkan Reset Besar sebagai "rencana
kriminal, yang disusun selama beberapa dekade dan bertujuan untuk membangun
kediktatoran universal di mana minoritas orang kaya dan berkuasa berniat untuk
memperbudak dan menundukkan seluruh umat manusia kepada ideologi globalis."
"Tuduhan
'teori konspirasi' mungkin masuk akal ketika konspirasi itu belum terbukti,
tetapi hari ini, untuk menyangkal apa yang telah direncanakan kaum elit global sejak
1950-an tidak dapat dibenarkan," katanya.
Viganò
mengkritik "penangguhan hak-hak warga negara" melalui
"penguncian wilayah, jam malam, penutupan kegiatan komersial (dan) berbagai
pembatasan layanan dan sekolah-sekolah publik" yang belum mencapai hasil
yang dijanjikan oleh otoritas kesehatan.
Dia
menunjuk pada penelitian Universitas Oxford baru-baru ini yang diterbitkan di The Lancet yang menemukan bahwa viral-load
dari varian delta pada orang yang telah divaksinasi secara lengkap, adalah 251
kali lebih besar daripada jenis virus pertama. CDC sekarang telah mengakui
bahwa orang yang telah divaksinasi lengkap masih dapat terinfeksi dan
menyebarkan virus.
Ilmu
pengetahuan telah berubah menjadi "sebuah paham," kata uskup agung
itu, dengan alasan bahwa seni kedokteran bukanlah ilmu, tetapi penerapan
prinsip-prinsip ilmiah untuk berbagai kasus.
"Agama
sains" yang terwujud selama pandemi COVID-19 "telah menyelubungi
dirinya dalam dogmatisme yang berbatasan erat dengan takhayul," katanya.
"Para
utusan dari aliran sesat ini telah menjadikan diri mereka sendiri sebagai kasta
yang tak tersentuh, dibebaskan dari kritik apa pun, bahkan ketika klaim mereka
ditolak oleh fakta," kata Viganò.
“Prinsip-prinsip
kedokteran yang dianggap berlaku secara universal hingga Februari 2020, telah
memberi jalan bagi improvisasi, hingga disarankan untuk memvaksinasi pada
puncak pandemi, kewajiban mengenakan masker meski tidak berguna, mandat
sewenang-wenang terhadap obat-obatan aneh, jaga jarak, larangan perawatan
dengan obat-obatan yang efektif dan pengenaan terapi gen eksperimental yang
melanggar protokol keamanan normal," kata uskup agung Viganò.
Bersama
dengan "para pastor COVID" yang baru, dia mengatakan bahwa adalah sesat
mereka yang "memeluk agama pandemi baru namun ingin tetap setia pada
Sumpah Hipokrates."
“Tidak
jarang, aura infalibilitas yang melingkupi ahli virologi dan ilmuwan lain yang mengaku
memiliki berbagai gelar ilmiah, tampaknya tidak dipertanyakan, karena konflik
kepentingan mereka atau oleh keuntungan finansial substansial yang diterima
oleh perusahaan farmasi, yang dalam kondisi normal akan menjadi skandal dan
kriminal." dia berkata.
--------------------------------
SEBUAH MESIN POLITIK UNTUK MEMPERBUDAK
"Ibu-Ku telah menjelaskan
kepadamu tentang rencana pengambilalihan Tahta Petrus oleh sebuah kelompok
terpilih. Pada tahun 1975, sebuah pesan kebenaran diberikan kepada umat manusia
dalam jangka panjang, yang akan dilakukan oleh orang-orang jahat untuk merebut
Tahta Petrus. Di seluruh duniamu ada sebuah kelompok, yang Kami sebut sebagai gurita,
yaitu sebuah jaringan kejahatan yang terdiri dari kerajaan-kerajaan, kekuatan-kekuatan,
yang semuanya berusaha untuk menghancurkan Kekristenan dan untuk membawa negaramu
dan semua bangsa di dunia di bawah kekuasaan para agamawan dari Dunia Tunggal.
Ia akan menjadi sebuah mesin politik
untuk memperbudak dunia." - Yesus, Bayside, 18 Juni 1978
PEMERINTAH
"Untuk satu
alasan di antara banyak alasan lain, Amerika Serikat akan menderita kecuali
jika ditempatkan ke dalam pemerintahanmu sebuah kelompok orang yang takut akan
Tuhan jika mereka tidak bisa mencintai Tuhan. Mereka akan takut akan Dia dan
menemukan langkah-langkah untuk menghentikan pembantaian terhadap bayi-bayi
yang belum lahir." - Bunda Maria, Bayside, 14 April 1984
Lima
Hal Yang Perlu Untuk Mengetahui Antikris
Freemason
Memperanakkan Komunisme
Giselle
Cardia, 15, 17, 21, 24, 28 Agustus 2021
Kepausan
Francis Adalah Katekismus Kemunafikan