Volume
2 : Misteri Kerahiman Allah
Bab 44
Motiv dan insentiv
dari devosi kepada jiwa-jiwa suci
St.Yohanes dari Allah
Memberi sedekah demi
keuntungan sendiri
St.Bridget
Peter Lefevre
Terberkati.
Kita telah tahu betapa suci dan bermanfaat sikap kemurahan hati terhadap
jiwa-jiwa suci dihadapan Allah. Sancta
cogitatio. Kini tinggal menunjukkan betapa pada saat yang sama hal itu amat
bermanfaat bagi diri kita sendiri. Salubris
cogitatio. Jika kebaikan dari perbuatan itu mengandung suatu insentiv yang
begitu besarnya, maka manfaat yang penting yang bisa kita ambil dari situ tidak
kurang pula menjadi pendorong untuk melakukan tindakan itu. Hal itu terdiri,
pada satu pihak, atas rahmat-rahmat yang kita terima sebagai balasan atas
kemurahan hati kita dan pada pihak lain, semangat Kristiani dengan mana
perbuatan baik ini mengilhami kita.
“Berbahagialah”, demikian Sabda Juru Selamat kita, “orang
yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan” (Mat.5:7).
“Terberkatilah dia, demikian Sabda Roh Kudus, “yang menyadari kebutuhan orang
lain dan orang miskin. Tuhan akan meloloskan dia di saat kesesakan” (Mzm. 40).
“Apa yang kau lakukan terhadap salah
seorang saudaraKu, hal itu kau lakukan kepadaKu” (Mat 25:40). Tuhan
berbelas kasih kepadamu seperti yang kau lakukan kepada orang yang meninggal
(Rut. 1:8). Contoh kutipan-kutipan ini menunjukkan, dengan pengertian yang
jelas, tentang kemurahan hati terhadap orang yang meninggal.
Semua yang kita persembahkan kepada Tuhan dengan kemurahan hati bagi orang
yang meninggal, kata St.Ambrose didalam bukunya ‘Offices’ akan dirubah menjadi jasa-jasa bagi diri kita sendiri,
dan kita akan mendapatkannya setelah kematian kita sebanyak 100 kali lipat. Omne quod defunctis impenditur, in nostrum
tandem meritum commutatur, et illud pos mortem centuplum recipimus duplicatum.
Kita bisa mengatakan bahwa semangat Gereja, keinginan-keinginan para doktor
Gereja dan para kudus, dinyatakan didalam kalimat ini : Apa yang kau lakukan
terhadap orang yang meninggal, telah kau lakukan bagi dirimu sendiri dengan
cara yang paling baik. Alasan bagi hal ini adalah bahwa perbuatan kemurahan
hati ini akan dikembalikan kepadamu sebanyak 100 kali lipat pada hari dimana
kamu sendiri berada didalam kesedihan itu. Disini kita bisa menyimak perkataan
St.Yohanes dari Allah, ketika dia meminta penduduk kota Granada untuk
memberinya sedekah demi kasih kepada diri mereka sendiri. Untuk mencukupi
kebutuhan orang-orang yang sakit yang dia bawa ke Rumah Sakit, St.Yohanes dari
Allah yang amat baik ini telah menyusuri jalan-jalan di Granada sambil
berseru-seru :”Berilah sedekah,
saudara-saudaraku, berilah sedekah demi kasih kepada dirimu sendiri”.
Orang-orang menjadi penasaran atas kalimat yang baru ini. Karena mereka sudah
terbiasa mendengar : sedekah demi kasih kepada Allah. “Mengapa”, tanya mereka
kepada orang kudus itu, “engkau meminta kami memberi sedekah demi kasih kepada
diri kami sendiri ?”. St.Yohanes dari Allah menjawab :”Karena hal itu berarti
kamu menebus dosa-dosamu sendiri sesuai dengan kalimat :’Tebuslah dosa-dosamu
dengan sedekah dan ketidak-adilanmu dengan kemurahan hati kepada orang miskin’
(Dan. 4:24). Didalam memberi sedekah, kamu bekerja demi kepentinganmu sendiri
nantinya, karena disitu kamu telah mengurangi pemurnian yang mengerikan oleh
karena dosa-dosamu. Bukankah kita harus berkesimpulan bahwa semua ini adalah
sedekah yang tulus yang dilimpahkan kepada jiwa-jiwa di Api Penyucian ?
Menolong mereka berarti menolong diri kita sendiri dari penebusan dosa yang
keras, sebab jika tidak melakukan hal itu kita tak akan bisa lolos. Karena itu
kita bisa berseru bersama St.Yohanes dari Allah : Berilah mereka sedekah yang
berupa doa permohonanmu. Tolonglah mereka demi kasih kepada dirimu sendiri.
Kemurahan hati terhadap orang yang meninggal selalu dibayar kembali. Hal itu
menemukan balasan dalam bentuk berbagai macam rahmat, dimana sumbernya adalah
rasa terima kasih dari jiwa-jiwa suci dan dari Tuhan kita, yang menilai
tindakan itu seperti dilakukan terhadap DiriNya sendiri, yaitu semua tindakan
yang kita lakukan bagi jiwa-jiwa yang menderita itu.
St.Bridget mengatakan didalam bukunya ‘Revelations’
dan kesaksiannya diakui oleh Paus Benediktus XII, bahwa St.Bridget mendengar
sebuah suara dari dalam nyala Api Penyucian yang mengatakan :”Semoga mereka
diberkati, semoga mereka dibalas, yaitu mereka yang meringankan kita ditengah
rasa sakit ini”. Dan pada kesempatan lain :’Oh Tuhan Allah, tunjukkanlah
kuasaMu yang amat besar itu dengan membalas 100 kali lipat kepada mereka yang
telah menolong kami melalui permohonan mereka. Dan jadikanlah cahaya terang
ilahi bersinar kepada kami”. Didalam penglihatan lainnya orang kudus itu
mendengar suara seorang malaikat :’Terberkatilah di bumi orang-orang yang
melalui doa-doanya dan perbuatan baiknya bersedia menolong jiwa-jiwa yang
menderita !”.
Peter Lefevre Terberkati dari the
Company of Jesus terkenal karena devosinya yang besar kepada para malaikat
suci, juga memiliki devosi yang khusus kepada jiwa-jiwa di Api Penyucian.
“Jiwa-jiwa itu”, demikian katanya, “memiliki lumbung kemurahan hati yang selalu
terbuka bagi mereka yang masih berjalan ditengah bahaya kehidupan ini. Mereka
penuh dengan rasa kemurahan hati kepada orang-orang yang telah menolongnya.
Mereka bisa berdoa bagi kita dan mempersembahkan siksaan-siksaan mereka kepada
Allah bagi kita. Adalah sebuah tindakan yang amat baik untuk berseru kepada
jiwa-jiwa dari Api Penyucian itu, agar kita bisa menerima dari Allah, melalui
pengantaraan mereka, pengetahuan yang jelas mengenai dosa-dosa kita dan sebuah
penyesalan hati yang sempurna, semangat didalam melakukan perbuatan baik,
berusaha menghasilkan buah-buah penebusan yang layak, dan secara umum, segala
keutamaan, dimana jika tanpa hal itu akan menjadi penyebab dari pemurnian
mereka yang mengerikan itu.
No comments:
Post a Comment