Booklet C
Blue Book No. 169 Tanda Kedua: tidak adanya
disiplin
Pastor Don Gobbi
2 Februari 1979
Hari ini hatiku terluka kembali demi menyaksikan ada begitu
bany- ak putera-putera imamku yang hidupnya tak memiliki ketaatan kepada Kehendak
Allah, karena mereka tidak mau melaksanakannya, dan bahkan secara terbuka
mereka meragukan hukum-hukum yang baik
dan layak bagi profesi imamat mereka.
Begitulah, tidak adanya disiplin sedang menyebar luas di
seluruh Gereja hingga menghasilkan banyak kurban, terutama diantara para
imamnya sendiri.
Ini adalah tanda kedua, yang menunjukkan kepadamu bahwa bagi
Gereja, saat terakhir dari pemurnian itu telah tiba. Tidak adanya disiplin
telah meluas ke seluruh tingkatan, terutama diantara para klerus.
Ini adalah tidak adanya disiplin, yang sangat dibutuhkan di
bagian inti dari sikap kepatuhan terhadap Kehendak Allah. Tidak adanya disiplin
ini terwujud dalam sikap yang terombang-ambing dalam hal kewajiban-kewajiban
imamatmu, kewajiban untuk berdoa, untuk memberi contoh yang baik, untuk
menjalankan kehidupan yang kudus dan apostolik. Diantara imam-imam, betapa
banyaknya mereka yang membiarkan dirinya larut dalam berbagai aktivitas yang
berlebihan hingga tidak sempat lagi untuk berdoa. Mereka semakin terbiasa untuk
mengabaikan ‘the Liturgy of the Hours’, meditasi maupun doa Rosario. Mereka membatasi
doa-doanya hingga merayakan Misa Kudus secara tergesa-gesa.
Dengan demikian, putera-putera imamku, batin mereka menjadi
kosong, tidak lagi memiliki terang dan kekuatan untuk menolak berbagai macam
perangkap yang ada di tengah kehidupan mereka. Mereka menjadi tercemar oleh roh
dunia ini dan menerimanya sebagai jalan hidupnya, menerima nilai-nilai moral
dunia, dengan segala bentuk tindakan pencemarannya, membiarkan dirinya untuk
dikondisikan oleh berbagai macam cara propaganda hingga pada akhirnya nanti,
putera-putera imamku akan mau menerima mentalitas dunia ini. Mereka akan
menjadi utusan-utusan dunia ini, sesuai dengan roh dunia yang telah mereka
anggap benar dan kemudian menyebarkannya, hingga menyulut berbagai macam
skandal diantara umat beriman.
Dari sini muncullah pemberontakan terhadap norma-norma
kanonik yang mengatur kehidupan para imam, serta penolakan terhadap kewajiban
selibat yang kudus seperti yang dikehendaki oleh Yesus dan yang dinyatakan
kepada GerejaNya, dan yang saat ini sekali lagi ditegaskan oleh Paus (Yohanes
Paulus II).
Adalah karena tidak adanya disiplin yang membuat mereka
meremehkan norma-norma yang telah ditetapkan oleh Gereja yang mengatur
kehidupan liturgis dan eklesiastik.
Saat ini masing-masing mereka cenderung mau mengarahkan
dirinya sendiri sesuai dengan selera atau pilihan bebas mereka, dan dengan
fasilitas yang memalukan mereka melanggar norma-norma Gereja, yang telah
ditegaskan berkali-kali oleh Bapa Suci, seperti misalnya kewajiban bagi
imam-imam untuk mengenakan pakaian khusus imamat.
Namun celakanya, yang pertama kali tidak mematuhi
aturan-aturan ini adalah para pastor sendiri, dan contoh buruk mereka itulah
yang melahirkan sikap tidak disiplin dalam semua sektor didalam Gereja.
Penyimpangan ini, yang kini semakin meluas di dalam Gereja,
menunjukkan kepadamu dengan jelas bahwa saat terakhir dari pemurniannya telah
tiba.
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment