the Vortex:
INI benar-benar pertandingan terakhir:
Melawan para cerdik pandai yang jahat
September 15, 2017
Kenyataan
saat ini telah menunjukkan betapa penguasaan kaum liberal dan heterodox di
Vatikan, dengan mempermainkan Humanae
Vitae dari Paulus VI Terberkati, dalam upaya mereka untuk menolaknya dan
membuatnya lebih ‘ramah secara pastoral’, ada satu hal yang perlu dicermati,
yaitu bahwa manipulasi yang tergesa-gesa terhadap ajaran dogmatis Gereja
tentang pembatasan kelahiran, bukanlah akhir dari permainan ini. Ini hanyalah
sebuah langkah besar untuk menuju tujuan akhir, tujuan yang sebenarnya, yaitu:
Gereja Katolik didorong untuk mengesahkan
(menyetujui) agenda homoseksual.
Alasan
yang mereka ajukan bahwa apa yang perlu diperhatikan pada semua pasangan
menikah yang memiliki kasus seperti ini: mereka ‘berjuang’ dengan masalah
pemakaian alat kontrasepsi dan mereka menderita karena masalah pembatasan kelahiran.
Ini adalah kepura-puraan yang total.
Tidak ada perjuangan dalam kasus itu. Demikian juga pada pasangan yang bercerai
dan kemudian menikah dengan orang lain secara sipil, mereka tidak dapat
dikatakan ‘berjuang’ untuk bisa menerima Komuni Kudus, karena mereka secara sengaja menolak hukum Gereja dan
memang berniat melanjutkan hidup mereka yang berdosa itu, melakukan perbuatan apapun
yang disulut oleh nafsu mereka. Jelas bahwa ada sedikit kecerdikan lewat kata yang
dipermaikan di sini dan di seluruh dunia, dan tentu saja tidak perlu ada waktu dan tenaga guna menaruh perhatian pada mereka
yang sengaja mau berdosa terus-menerus itu.
Lonceng
alarm telah berdentang sejak terbitnya relatio (laporan pertengahan sinode)
yang dirilis pada tanggal 13 Oktober 2014, pada sinode pertama (dari dua kali
sinode) mengenai Keluarga yang terkenal itu (atau mungkin, harus kita katakan sebagai
sinode yang buruk) pada paragraf nomor 50 yang ditulis oleh uskup agung Bruno
Forte yang mengklaim bahwa pasangan homoseksual memiliki ‘karunia dan kualitas
tertentu’ yang berguna bagi Gereja.
Selain
itu, dari sebuah diskusi lanjutan yang diadakan oleh media Church Militant dengan pastor pendukung homosex, pastor
Thomas Rosica (dia menjabat sebagai penasihat di Vatikan!), menunjukkan betapa
seluruh agenda homosexual semakin maju dengan kencang, memperoleh tempat di depan
dan menjadi pusat perhatian di semua tingkatan di dalam Gereja. Para klerus
yang gay beserta kelompok mereka tidak mempermasalahkan pasangan ‘yang berjuang’
dengan masalah sexual mereka. Mereka sangat peduli dengan keseluruhan kehidupan
gay karena hati nurani mereka bekobar oleh kesesatan yang ada di dalam diri
mereka, dan mereka dipenuhi dengan rasa bersalah karena perjalanan hidup mereka
telah memaksa Gereja menyetujui keadaan psikologis mereka yang berdosa dan
kacau itu.
Selama
beberapa dekade, mereka saling mempromosikan satu sama lain dan memajukan
rencana mereka dan sekarang berada pada puncaknya, demikian pikir mereka, untuk
melaksanakan keinginannya. Itulah yang hampir selalu ada pada setiap cerita di lingkungan
Gereja saat ini, dengan melihat berbagai realitas yang terjadi:
·
Berbagai
skandal yang terus terjadi yang dilakukan oleh pastor James Martin;
·
Pastor
Thomas Rosica selalu berdiri di depan selama dua sinode (2014 & 2015) pada
setiap konferensi pers, dalam upayanya untuk mempertahankan agenda gay agar tetap
beredar di media sekuler;
·
Para
uskup yang tidak berani menentang kelompok yang kuat ini, membiarkan terjadinya
pelecehan dan penyimpangan di setiap kesempatan;
·
Segala
sesuatu (skandal) yang melibatkan kardinal Timothy Dolan (New York) dan mafia
gay yang berkembang luas di wilayah keuskupannya;
·
Tragedi
yang terjadi di seminari-seminari, meski mungkin sedikit lebih baik, tetapi
jika menyangkut masalah gay, maka hal itu dibiarkan berlanjut, dengan alasan
untuk mendidik para seminaris dalam hal modernisme yang disamarkan sebagai
‘pendekatan pastoral’;
·
Penelitian
dari imam Dariusz Oko dan penerbitan laporannya yang berjudul "Bersama Paus
untuk melawan ‘bidaah homo’;
·
Ajaran
yang meluas di hampir semua ordo religius dalam masalah gay.
Semuanya
ini adalah merupakan pendekatan multi dimensi untuk menghasilkan kemajuan dan
penempatan resmi agenda homoseksual di dalam Gereja. Titik. Pastor Rosica
berkeliling ke berbagai seminari dan secara pribadi meletakkan dasar bagi semua
agenda ini dengan menyarankan sebuah ‘paradigma baru’ bagi karya pemeliharaan pastoral.
Kami mendapat pesan pribadi dari para seminaris yang memberitahukan hal ini
kepada kami. Seorang rektor bahkan mengadakan pertemuan dengan menyalahkan dan
menegur siapa saja yang menginformasikan kepada media Church Militant tentang pengkhianatan pastor Rosica ini di
dalam setiap pidatonya. Setelah belasan tahun media kami diserang, dipinggirkan,
dihina dan sebagainya, kami sangat yakin bahwa hal itu terjadi karena kami
telah mengetahui dan meneriakkan dari atap rumah mengenai agenda sesat ini.
Informasi yang kami miliki ini telah membuat para pendukung homoseksual di
dalam Gereja menjadi kebakaran jenggot, termasuk juga orang-orang yang mencari
karir dalam hirarki Gereja yang ingin menyembunyikan kepala mereka di dalam pasir
dan memainkan ‘Alpha and the New Evangelization of Feelings’ untuk memberi kesan bahwa diri mereka
sedang sibuk melakukan sesuatu. Padahal tidak. Mereka tidak tahan dengan apa
yang kita beritakan.
Beginilah
gambaran besarnya: Setan tidak sembrono jika pekerjaannya dilakukan di arena
kejahatan di kalangan orang-orang heteroseksual. Dia mencari ‘sesuatu yang
berkilauan’ untuk mengabadikan sesuatu yang tidak wajar, suatu kekejian terhadap
alam, di dalam tempat kudus itu sendiri. Seperti dikatakan oleh pastor Hardon: setan
memiliki para murid, sama seperti Tuhan memiliki para murid.
Setan
telah mencapai hampir semua yang dia bisa di bidang revolusi seksual agar masuk
ke dalam ‘tatanan yang alami’ – seperti misalnya kontrasepsi yang kemudian
menimbulkan pembunuhan terhadap ratusan juta anak-anak dimana hal ini
dilindungi sebagai hak asasi manusia. Tidak banyak lagi yang perlu dia capai disitu.
Tapi
apa yang tidak banyak diketahui oleh orang-orang baik di dalam Gereja adalah
terjadinya pengabaian dalam masalah moralitas
seksual di antara orang-orang yang disebut sebagai ‘berjalan lurus’ karena
rencana setan tidaklah pernah berhenti hanya sampai disitu, karena hal itu hanyalah
sebuah alat untuk mencapai tujuan akhir - sebuah rencana jangka panjang dari kebusukan
moral secara total dan kebejatan yang disamarkan secara cerdik dengan istilah
‘kepedulian terhadap manusia serta perasaan mereka’. Bagi tujuan ini, maka semuanya
digeser kepada perasaan-perasaan di mana dunia gay mereka berada pada ‘tingkat
oktan yang tinggi’ (mudah meledak). Disini tidak ada yang berhubungan dengan Kebenaran
Allah dan intelektualitas manusia.
Perasaan-perasaan
penyesalan batin, rasa bersalah dan kemarahan, selalu ada di dunia homoseksual,
sehingga hal itu benar-benar meniru setan, suasana psikologis dari para
malaikat durhaka, bahwa tidak ada yang salah di dalam perbuatan dan rencana setan.
Inilah yang perlu diketahui dan dipahami oleh umat Katolik yang setia. Karena dalam
masalah ini mereka tidak pernah berbicara tentang kontrasepsi sebagai tujuan
itu sendiri. Karena hal ini berusaha untuk menyesatkan dan membingungkan
pikiran umat Katolik sehingga membuat sesuatu
yang tidak alami menjadi nampak alami.
Sebagian
dari usaha media Church Militant adalah menyisihkan waktu untuk
mempelajari Iman, untuk merasakan pesona dari kemuliaan dan misteri dan
kebenaran Allah yang menyilaukan. Pengetahuan tentang Iman sangat penting, dan
pengetahuan tentang Iman adalah apa yang disediakan oleh media Gereja Militan. Jadi silahkan mendaftar
hari ini. Dapatkan salinan gratis dari The
Vortex, tapi yang terpenting adalah menjadikan usaha kami dalam hal Iman sebagai
bagian penting dari pelatihan kehidupan rohani anda.
Ingatlah, bahwa mereka yang mengenal Tuhan dan
yang mencari Dia di atas segalanya, tidak akan bisa diseret untuk keluar dari
jalan yang benar.
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment