DAFTAR KEPRIHATINAN ATAS TINGKAH LAKU PF
By John-Henry Westen
11 Juli 2017 (LifeSiteNews) - Kebingungan yang
ditimbulkan oleh Paus Francis di dalam Gereja Katolik telah berada di luar
kendali. Ada begitu banyak insiden selama empat tahun terakhir ini, dimana kerusakan besar dan kecil itu sering
dilupakan. Dalam upaya mendorong dilakukannya doa untuk mengakhiri kebingungan
dan disorientasi dalam Gereja ini, LifeSite
menyajikan daftar keprihatinan atas tingkah laku Paus Francis berikut ini:
Amoris
Laetitia
Dokumen
yang begitu lama ditunggu-tunggu untuk membawa klarifikasi yang dibutuhkan dari
Paus, ternyata lebih berfungsi untuk meningkatkan kebingungan di seluruh dunia
karena Paus sendiri menyetujui
penafsiran para uskup di Malta dan Jerman, yang mengijinkan Komuni Kudus
diberikan kepada umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi.
Pelengseran
Card. Burke
Kardinal
Raymond Burke dipindahkan
dari salah satu jabatan tertinggi dalam Gereja, mahkamah agung pengadilan
tertinggi Gereja. Sebaliknya, dia, salah satu Kardinal yang paling setia,
diberi posisi seremonial saja dalam Ordo Malta dan bahkan di sana peranannya
juga dilucuti.
Kumpul
kebo
Paus
Francis mengatakan bahwa "kumpul kebo" yang dilakukan dengan
penuh kesetiaan adalah "perkawinan yang sebenarnya" dan ia
"memiliki anugerah perkawinan yang nyata." Pada kesempatan lain
ketika Paus membuat pernyataan yang sama, orang kepercayaan paus, pastor
Antonio Spadaro, mentweet
sebuah foto Paus yang menyapa dengan penuh kehangatan suatu pasangan yang
"lebih suka hidup bersama tanpa menikah."
Sambutan hangat dari paus kepada pasangan muda yang lebih memilih
untuk hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo) … http://www.cyberteologia.it/2017/02/the-welcoming-of-those-young-people-who-prefer-to-live-together-without-getting-married/ …
Card. Danneels
Kardinal
Godfried Danneels, uskup agung emeritus Brussels, ditunjuk secara pribadi oleh
Paus Fransiskus untuk mengikuti Sinode Para Uskup tentang keluarga. Selain
mengenakan jubah liturgi pelangi (LGBT), dia tertangkap dalam rekaman dimana
dia menyembunyikan kasus pelecehan seksual. Danneels mengatakan pada tahun 2013
tentang "perkawinan" gay: "Saya pikir itu (perkawinan gay)
adalah perkembangan positif yang menunjukkan kebebasan untuk membuka perkawinan
sipil bagi kaum gay jika mereka menginginkannya."
Cardinal
Danneels dengan seragam pelangi (LGBT)
Emma Bonino
Paus
menyebut pendukung aborsi terkemuka di Italia ini sebagai salah satu
"orang besar yang terlupakan".
Dalam sebuah wawancara dengan Corriere Della Sera Pope Francis memuji penganjur
dan pendukung aborsi terkenal di Italia, Emma Bonino, sebagai salah satu "orang
besar yang terlupakan", dan PF membandingkannya dengan tokoh sejarah besar
seperti Konrad Adenauer dan Robert Schuman.
Dokumen
interim sinode pertama
Mid-term relatio (laporan sementara pertengahan sinode) yang
penuh dengan skandal dari Sinode pertama tentang Keluarga, telah dibaca dan
disetujui-untuk disebarkan oleh Paus, menurut Kardinal Lorenzo Baldisseri,
sekretaris jenderal Sinode Para Uskup. "Semua
dokumen itu telah dibaca dan disetujui oleh Paus," demikian kata
Baldisseri. Dalam bagian yang berjudul 'Menyambut orang-orang homosex, dokumen
itu menyatakan: “Kaum homosex memiliki karunia dan kualitas untuk
ditawarkan kepada komunitas Kristiani.” Kemudian dalam dokumen itu ditanyakan:
“Apakah komunitas kita (orang yang bukan homosex) mampu menyediakan sambutan
yang hangat bagi mereka (orang homosex), untuk menerima dan menghargai orientasi
seksual mereka, tanpa mengorbankan doktrin Katolik tentang keluarga dan
pernikahan? ”
Pasangan dengan jenis kelamin yang
membingungkan di Roma
Pope Francis meeting with woman
who underwent sex-change surgery (to right of pope) and her 'wife' (to left of
pope.)
Pada
2 Oktober 2016, Paus
Fransiskus menyebut seorang wanita yang menjalani operasi ganti kelamin
sebagai “pria.” PF menyebut “pria” itu telah “menikahi” wanita lain, mengundang
dan menerima mereka di Vatikan pada tahun 2015, dimana PF saat itu menggambarkan
pasangan itu sebagai pasangan yang "bahagia". Untuk menjelaskan penggunaan
kata-katanya, paus berkata, "Dia adalah orang yang sebelumnya perempuan,
namun dia kini adalah laki."
Pengendalian jumlah penduduk
menurut Tahta Suci
Tidak
lama setelah pemilihan Paus Fransiskus, muncullah aliran yang deras dari para pengendali
populasi yang berpidato di Vatikan. Mereka itu termasuk: Paul
Ehrlich, bapak dari gerakan pengendalian populasi; John
Bongaarts, wakil presiden dari Dewan Penduduk pro-aborsi; kemudian Sekretaris
Jenderal PBB, Ban Ki-Moon, yang pro-aborsi; dan pengendali populasi Jeffrey
Sachs dan John
Schellnhuber. Kepala Dewan Kepausan Vatikan untuk Ilmu Pengetahuan, Uskup
Marcelo Sorondo, orang yang mengatur sebagian besar jalannya konferensi itu,
adalah seorang pendukung pengendalian penduduk yang mengatakan di depan kamera
pada salah satu konferensi di Vatikan: bahwa membatasi kelahiran adalah menjadi
kewajiban
Gereja.
Memiliki
8 anak, tidak bertanggung jawab?
Pada tanggal 19 Januari 2015
ketika berbicara tentang orang tua yang "bertanggung jawab", paus
memperingatkan agar umat Katolik menjadi "seperti kelinci." Paus
berbicara tentang seorang wanita yang ia kenal yang ia katakan hamil dengan
anak kedelapannya setelah tujuh tahun pertama melalui operasi sesar . Dia "menegurnya"
dengan berkata, "Tetapi apakah anda ingin meninggalkan tujuh anak yatim?
Itu adalah perbuatan mencobai Tuhan! ”“Itu (memiliki 8 anak) adalah tidak
bertanggung jawab.”
“Beberapa
orang berpikir, maafkan saya jika saya menggunakan kalimat ini, bahwa untuk
menjadi umat Katolik yang baik kita harus menjadi seperti kelinci.” Dia
menambahkan, “Tidak. Kita harus menjadi orangtua yang bertanggung jawab! "
Tindakan
menghakimi - Siapa saya ...
Meskipun
ada banyak bukti yang membahayakan
bagi Gereja dari komentar pertamanya "Siapa
saya ini hingga boleh menilai" Paus pada wawancara pertamanya di pesawat
pada tahun 2013, ia mengulangi
lagi kalimat itu pada Juni 2016 sementara itu dia telah salah mengutip Katekismus
tentang homoseksualitas.
Kasper
Beberapa
hari sebelum kepausannya, Paus Fransiskus memuji salah satu buku Kardinal
Kasper dan kemudian memilih Kasper untuk menyampaikan pidato utama yang
kontroversial untuk membuka sinode tentang keluarga. Kasper terpilih sebagai
seorang yang diangkat secara pribadi oleh paus untuk mengikuti sinode itu dan
secara teratur dia bisa bertemu dengan Paus Fransiskus. Kasper membela
pemungutan suara di Irlandia yang mendukung "perkawinan"
homoseksual, dengan mengatakan: "Sebuah negara demokratis memiliki
kewajiban untuk menghormati kehendak rakyatnya; maka jelaslah bahwa jika
mayoritas warganya menginginkan hubungan homosex semacam itu, maka negara
memiliki kewajiban untuk mengakui hak-hak tersebut.”
Dosa berat jika mempertobatkan golongan
lain
Pope
Francis berdiri
disamping patung Martin Luther
Paus berbicara kepada hadirin di
depan patung Martin Luther di Vatikan sesaat sebelum dia pergi ke Swedia
untuk mengikuti perayaan ulang
tahun ke-500 Lutheranisme. Bahkan Vatikan mengeluarkan perangko
yang menampilkan gambar Luther dan mengeluarkan dokumen
yang mengatakan bahwa umat Katolik saat ini mengakui Martin Luther sebagai
'saksi Injil'.
Pada
kesempatan lain dia mengatakan bahwa adalah "dosa
yang sangat berat" jika mencoba mengubah seorang umat Ortodoks menjadi
Katolik: "Itu adalah dosa besar melawan ekumenisme: proselitisme."
Penggandaan
roti
Selama
Angelus
tanggal 2 Juni 2013, dia berbicara tentang mukjizat Kristus yang
menggandakan roti dan ikan dimana hal itu terjadi dengan cara "berbagi."
"Ini adalah keajaiban: bukannya melipat-gandakan, tetapi itu adalah
berbagi, yang diilhami oleh iman dan doa," katanya. Dia bahkan berbicara lebih
jelas lagi tentang hal itu pada bulan Juli 2015 dalam sebuah kotbah yang disampaikan
di lapangan Penebus Kristus di
Bolivia. Paus Francis berkata, "Beginilah keajaiban itu terjadi. Ini bukan
sihir atau sulap ... Yesus berusaha untuk menciptakan sebuah aliran di antara
para pengikut-Nya: mereka semua berbagi apa saja yang mereka miliki,
mengubahnya menjadi hadiah bagi sesamanya, dan begitulah cara mereka semua
makan hingga kenyang. Hebatnya, ternyata makanan masih tersisa: mereka
mengumpulkannya dalam tujuh buah keranjang."
Sebutan
yang menyinggung umat yang setia
Paus
Francis sering menyebut
penganut iman Katolik yang setia sebagai "terobsesi", "doktor
hukum," "neo-pelagian," "egois,"
"restorasionis," "fundamentalis," "kaku,"
"ideologis," "Munafik,"dan
banyak lagi lainnya. Dalam menghadapi para
Kardinal yang tetap setia kepada ajaran Kristus yang ikut dalam Sinode
Keluarga, melalui wawancara majalah,
buku,
radio,
dokumen-dokumen
resmi gereja, dan dalam homili-homili
sesudahnya, dia sering menggunakan bahasa yang bernada mengutuk yang
menunjukkan bahwa mereka adalah “para penyembah berhala dan pemberontak yang
tidak akan pernah sampai kepada kepenuhan kebenaran, " serta "bidaah
dan bukan Katolik. "
Perombakan
dikasteri Cardinal Sarah
Kardinal
Sarah, kepala dikasteri liturgis Vatikan, menyerukan kepada umat beriman untuk berlutut
ketika menerima Komuni Kudus dan para imam agar menghadap ad orientem untuk merayakan Misa
(menghadap ke arah Tabernakel dan membelakangi umat). Paus Francis segera
bereaksi dengan menentang saran tersebut, dan memerintahkan
kantor pers Vatikan untuk mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa
tidak ada perubahan dan menekankan bentuk Misa biasa seperti saat ini adalah
lebih disukai. Tak lama kemudian, Paus mengganti sebagian besar para
pendukung Kardinal Sarah dalam dikasterinya dan menggantikannya dengan
orang-orang yang liberal.
Skandal
di Akademi Pontifikal bagi Kehidupan
Archbishop
Paglia | Depiction of Paglia in Cathedral mural clutching semi-nude man.
Paus
Fransiskus menunjuk Uskup Agung Vincenzo Paglia yang kontroversial itu untuk
memimpin Akademi Kepausan bagi Kehidupan
ditengah adanya skandal seperti program
seks Vatikan dan mural
homoerotik yang dia pajang di bekas katedralnya. Setelah itu semua anggota
Akademinya dilengserkan,
orang-orang
yang pro-kehidupan diberhentikan, dan daftar anggota baru diumumkan, dan termasuk
disini adalah para
pendukung anti-kehidupan.
Pemilihan
Card. Cupich yang aneh
Pada
tahun 2014, Paus Fransiskus menunjuk Uskup Blase Cupich sebagai Uskup Agung
Chicago ditengah reputasinya yang buruk karena dia memerintahkan kepada para imam
untuk
tidak bergabung dengan gerakan 40
Days for Life (gerakan yang membela kehidupan). Setelah dia menunjukkan
ketidaksetujuannya terhadap ajaran Katolik tentang homosex, dia berkata bahwa pasangan
homosex hendaknya
juga diberi Komuni Kudus, namun Cupich tetap diangkat
oleh paus untuk menjadi Kardinal.
Paus menolak menjawab dubia
Para kardinal pengusung dubia:
Setelah
kebingungan besar terjadi di seluruh dunia atas boleh tidaknya memberikan Komuni
kepada para pezina, empat orang Kardinal terkemuka mengirimkan surat kepada Paus
Francis pada 19 September 2016 yang meminta klarifikasi melalui lima pertanyaan
kunci dari mereka. Hingga dua bulan kemudian tanpa jawaban dari paus, kemudian mereka
menyebarkan
pertanyaan-pertanyaan mereka kepada publik dan dengan rendah hati memohon
kepada Paus untuk mendapatkan jawaban demi kebaikan Gereja. Selain itu juga ada
permohonan dari para teolog
dan para sarjana
di seluruh dunia, dan puluhan ribu umat
awam dan rohaniwan
yang tetap setia kepada ajaran Kristus, tetapi Bapa Suci dengan tegas menolak
untuk menjawab. Pada tanggal 25 April 2017, ke empat orang Kardinal itu secara
resmi meminta Paus untuk mengadakan pertemuan pribadi untuk membahas masalah
ini, tetapi setelah tidak juga menerima balasan dari paus, mereka merilis
surat mereka pada 19 Juni 2017.
Wawancara
dengan Scalfari: 'Pemusnahan' jiwa, bukan neraka?
Pada
Maret 2015 dalam sebuah
wawancara dengan pendiri La
Repubblica, Eugenio Scalfari, seorang wartawan atheis, Paus mengatakan bahwa
tidak ada orang yang masuk neraka, dan dia mengatakan adanya pemusnahan bagi jiwa
mereka yang sepenuhnya menolak Tuhan. Artikel itu mengatakan: “Apa yang terjadi
pada jiwa yang sesat itu? Apakah ia akan dihukum? Dan bagaimana? Tanggapan
Francis sangat jelas: tidak ada hukuman atas jiwa, tetapi pemusnahan jiwa
itu."
Ada
beberapa kontroversi atas wawancara Scalfari dari media Repubblica ini. Namun Vatikan tidak mau membenarkan ataupun menolak
isinya, khususnya pada di bagian-bagian yang spesifik, justru pihak-pihak di
Vatikan tetap mempublikasikannya di dalam surat kabar Vatikan, dan di dalam situs
resmi Vatikan. Beberapa waktu kemudian mereka menghapusnya dari situs web,
hanya untuk menerbitkannya kembali, lalu menghapusnya lagi. Para pengamat
Vatikan membandingkan bagian yang paling kontroversial mengenai
ketidakmungkinan orang untuk masuk ke dalam neraka selama-lamanya, dengan pernyataan
dari peringatan terbaru Paus Francis di dalam Amoris Laetitia, di mana dia berkata, “Tidak seorang pun dapat
dihukum selamanya, karena itu bukanlah logika Injil!" (Dengan kata lain: neraka itu tidak ada !!!).
Pukulan
terhadap kaum muda tradisional
"Saya
selalu mencoba memahami apa yang ada di balik pikiran orang-orang yang terlalu
muda untuk mengalami liturgi pra-konsili (pra-KV II), namun mereka masih
menginginkannya," kata Paus dalam wawancara bulan November 2016.
"Kadang-kadang saya menemukan diri saya dihadapkan dengan orang yang
sangat kolot, dengan sikap kaku. Saya bertanya pada diri sendiri: Mengapa mereka
begitu kolot? Galilah, galilah lebih dalam, kekolotan ini selalu menyembunyikan
sesuatu, rasa ketidakamanan atau bahkan sesuatu yang lain. Kekolotan adalah sebuah
sikap defensif. Kasih yang sejati tidaklah kaku seperti itu."
Dia juga
berbicara hal yang sama pada bulan Mei 2017 ketika dalam
sebuah homili dia berkata “… ada banyak orang muda di dalam Gereja saat ini
yang telah jatuh ke dalam sikap kekolotan.” Berbicara tentang mereka yang 'kolot
dan tidak tulus, dia berkata, “Mereka adalah orang-orang kolot yang menjalani
kehidupan ganda: Mereka membuat diri mereka terlihat baik, tulus, tetapi ketika
tidak ada yang melihat mereka, mereka melakukan hal-hal buruk.”
Kerusakan
menyeluruh
Dalam bukunya, Exhortation Evangeli
Gaudium tahun 2013, Paus Fransiskus menyerukan dilakukannya “perubahan
kepausan” dan menyatakan perlunya memberikan konferensi-konferensi episkopal mengenai
“otoritas doktrinal yang sejati.”
Desentralisasi
adalah tuntutan
utama para rohaniwan
heterodoks (liberal) di dalam Gereja. Selama Sinode
tentang Keluarga 2015, Paus Fransiskus mengatakan dia “merasa perlu untuk
melanjutkan “desentralisasi kekuasaan yang sehat” kepada “Konferensi Episkopal.”
Dia mendiskusikan rencana untuk desentralisasi dengan College of Cardinals-nya
pada bulan Desember
2015 dan lagi pada bulan Juni
2017. Pada tahun 2016, Paus Francis menyarankan desentralisasi
sebagai cara untuk maju dalam perdebatan tentang pemberian Komuni bagi para
pezina.
Pemecatan
kepala urusan doktrin Vatikan
Kardinal
Gerhard Muller, kepala Kongregasi untuk Ajaran Iman, usia 69 tahun, diberhentikan
dari jabatannya meskipun semua pendahulunya masih menjabat di kantor yang sama sampai
mereka pensiun. Beberapa Kardinal telah menyarankan kepada Paus Francis untuk menyingkirkan
Muller, yang gigih mempertahankan ortodoksi doktrinal karena dia menentang
agenda Paus untuk melakukan perubahan. Muller mengungkapkan bahwa Paus
memecatnya melalui percakapan selama
satu menit. Langkah ini secara luas dianggap sebagai hukuman karena dia menentang
agenda Paus.
Hari Pemuda
se dunia yang penuh muatan sex
Pada
Hari Pemuda Sedunia tahun 2016, Vatikan mengeluarkan
program sex bagi remaja dengan mengabaikan peran utama orang tua dalam
hal-hal seperti itu, bahkan Vatikan sama sekali tidak menyebutkan dosa berat, dimana
disitu dipamerkan juga foto-foto dan film-film yang berbau seksual melulu.
Pidato
yang tergolong X-rated
Martabat
kepausan terpukul ketika Paus Fransiskus menggunakan istilah-istilah
kontroversial coprophilia (suka
akan kotoran) dan coprophagia (suka
makan kotoran) untuk menuduh media-media yang melaporkan berbagai skandal di
dalam Gereja.
Yayo Grassi
bersama pasangan homosexnya berpelukan dengan Paus
Ketika
dubes Vatikan untuk Amerika Serikat mengundang pahlawan pro-keluarga, Kim Davis,
untuk bertemu dengan Paus Francis selama kunjungan paus Amerika Serikat, Davis tidak
diijinkan untuk mengambil foto dari pertemuan tersebut. Ketika media bertanya
kepada Vatikan tentang pertemuan itu, pertama-tama Vatikan menolak untuk
mengkonfirmasi, dan setelah beberapa waktu kemudian Vatikan mengatakan bahwa
"satu-satunya
tamu yang diijinkan oleh Paus di kedutaan Vatikan adalah seorang mantan
muridnya dan keluarganya." Mantan murid Paus, Yayo Grassi, berada di sana
bersama saudara perempuan dan ibunya serta pasangan
homoseksualnya. Mereka tidak hanya mengambil foto tetapi juga video di mana
Paus Fransiskus terlihat memeluk Grassi dan pasangan homoseksualnya.
Virus Zika dan kontrasepsi
Paus
Francis ditanya tentang bagaimana "menghindari
kehamilan" di daerah yang berisiko penularan virus Zika. Dia menjawab:
"Paul VI, pria hebat, dalam situasi
sulit di Afrika, dia mengizinkan para biarawati menggunakan
kontrasepsi dalam kasus-kasus perkosaan," katanya. "Di sisi lain,
menghindari kehamilan bukanlah sebuah kejahatan
mutlak," tambahnya. "Dalam kasus-kasus tertentu, seperti dalam kasus ini,
seperti yang saya sebutkan tentang Beato Paulus VI, sudah jelas." Diminta
klarifikasi mengenai perkataan paus ini pihak
Vatikan menegaskan bahwa Paus Francis menyetujui penggunaan kontrasepsi dan
kondom dalam kasus-kasus yang berat. (Ini
adalah sebuah
kontradiksi dengan ajaran
Gereja.)
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment