the Vortex
sebuah komplotan jahat
Semua itu
akan berakhir di dalam neraka.
April 24, 2018
Sebuah persekongkolan tengah berlangsung di dalam Gereja saat ini, yang telah terjadi selama
beberapa dekade, di mana perbuatan homosex sedang diusahakan untuk dianggap
sebagai perbuatan yang normal. Seperti halnya persekongkolan lainnya, disitu juga ada rencana
serta komplotannya.
Pertama, para anggota komplotan itu – manusianya tidak lain
adalah pastor James Martin, imam Yesuit pro-gay dan para klerus di jajaran tinggi serta berpengaruh yang secara terbuka
mendukungnya: Card. Blase
Cupich dari Chicago; Card. Joseph Tobin dari Newark;
Cdl. Kevin Farrell, kepala dari
Dicaster bagi umat Awam, Keluarga dan Kehidupan di
Roma; dan banyak lagi uskup-uskup pendukung kaum gay di seluruh negeri. Mereka ini adalah orang-orang yang berusaha membuat perbuatan homosex sebagai hal yang normal dan baik.
Komplotan itu, pada tahun 1988 mengadakan pertemuan di New
York dengan berbagai kelompok gay dari seluruh Amerika yang membahas bagaimana
negara dapat dibawa untuk menerima dan mengesahkan homosex. Pertemuan itu
menghasilkan sebuah buku yang berjudul After the Ball: How America Will
Conquer Its Fear and Hatred of Gays in the 90's (Bagaimana
Amerika Akan Menaklukkan Ketakutan dan Kebenciannya Kepada Gay pada tahun 90-an)
oleh penulis Marshall Kirk dan Hunter Madsen. Dalam buku mereka, mereka
menyusun strategi empat titik untuk mencapai tujuan mereka. Tanpa membahas
detailnya, rencana mereka berjalan dengan sangat baik, dan sekarang Amerika
adalah negara yang paling ramah gay dalam waktu sekitar dua generasi saja.
Ya, hal yang sama juga terjadi di dalam Gereja, meskipun dilaksanakan
sedikit lebih licik. Kasus penerimaan perbuatan sodomi tidak pernah secara
terbuka dilakukan oleh para klerus dan uskup, tetapi kasus untuk menerima
mereka yang melakukan sodomi selalu dilakukan oleh para anggota komplotan seperti
yang disebutkan di atas. Mereka menyamarkannya sebagai seruan untuk melakukan
belas kasih, pengertian dan penerimaan atas orang-orang - yang sangat luar
biasa tidak-jujurnya - karena bagi mereka, tidak ada masalah yang penting bagi warga
negara kecuali mereka mau menerima praktik sodomi. Itulah yang tidak disepakati
oleh mayoritas warga negara, tetapi komplotan itu tidak bisa membiarkan
percakapan orang banyak mengarah ke sana. Jadi, mereka mencoba untuk tetap
fokus kepada manusianya, bukan perbuatan dosanya. Tetapi bagian paling cerdik dan
licik dari komplotan ini sekarang mulai terungkap.
Melalui sekian banyak umat Katolik yang gay, yang disebut sebagai
‘para utusan’ di seluruh negara, yang sering dilaporkan oleh media The Vortex, sebuah kalimat tersamar telah
dirumuskan. Dengan memainkan pepatah budaya bahwa kaum gay "memang dilahirkan
seperti itu," maka para anggota komplotan ini diam-diam menyelinap ke
dalam kalimat-kalimat yang mengandung arti bahwa bukan saja anda lahir sudah seperti
itu (gay), tetapi bahwa Tuhan memang benar-benar menciptakan anda seperti itu (untuk
menjadi gay). Hal ini memiliki efek spiritualisasi atas perbuatan sodomi dan, oleh
karena itu, membuatnya nampak normal. Sebenarnya, lebih dari sekedar ‘menormalkan
gay’, tetapi juga membaptisnya, menjadikannya sebagai ciptaan Tuhan yang perlu untuk
dirangkul, dirayakan dan dinikmati. Lagi pula, Tuhan tidak akan membuat
kesalahan, bukan? Ini semua adalah bagian dari persekongkolan orang-orang di
dalam Gereja yang bertindak bagai siluman - seperti pastor James Martin dan teman-teman
kardinalnya - untuk memaksakan kepada umat beriman sebuah gagasan menyimpang dan
sakit bahwa Tuhan memberkati dan berkenan dengan perbuatan sodomi, sebagai
ekspresi kasih yang otentik.
Selama beberapa dekade, persekongkolan ini telah terungkap
dalam berbagai cara: kursus-kursus universitas Katolik; konferensi-konferensi yang
membela kaum gay; berbagai buku yang ditulis oleh para ahli tentang hal ini;
aliran jutaan khotbah yang mengatakan kita tidak boleh menghakimi; penekanan yang
berlebihan atas keunggulan hati nurani manusia, terlepas dari pembentukan hati
nurani yang benar; berbagai katekese yang mengerikan; pelayanan untuk meraih
kaum gay di seluruh Gereja di Amerika dan seterusnya. Efek gabungan dari semua
upaya ini selama bertahun-tahun adalah: menurunkan kecerdasan umat Katolik
dengan cara menarik emosi-emosi mereka serta
mengabaikan ajaran-ajaran Gereja, dan semua itu telah berjalan dan berhasil
dengan sangat baik.
Setiap jajak pendapat
menunjukkan bahwa mayoritas umat Katolik tidak hanya mau menerima
homoseksualitas dan pernikahan sesama jenis, tetapi mereka juga mau menerima homosex
lebih besar daripada agama-agama lain di Amerika. Dan saat ini klub gay di
dalam Gereja Katolik sedang berusaha untuk meletakkan batu bata terakhir dengan
mengusulkan bahwa Allah sendiri berkenan menahbiskan orang sodomi, bahwa Allah memang
memilih untuk menciptakan seorang anak di dalam rahim ibunya sebagai gay -
bagaimanapun juga, jika seorang anak dilahirkan seperti itu (gay), maka pastilah
dia telah dikandung seperti itu (gay), bukan? Kata ‘jahat’ saja tidaklah cukup
untuk menggambarkan kejahatan yang dilakukan orang-orang ini serta mereka yang terlibat
didalamnya. Imam-imam gay, yang aktif dalam perbuatan homosex mereka – serta para
uskup dan pemimpin agama mereka, telah dibutakan oleh karena kurangnya iman
supranatural mereka sendiri – dan mereka telah menuntun Gereja dalam waktu
singkat menuju kehancuran.
Seluruh umat Katolik yang setia
harus memahami apa yang terjadi saat ini dan kemudian menolak komplotan jahat
ini dengan keras. Banyak sekali jiwa bisa musnah karena orang-orang ini, dan ini
adalah tugas kita untuk berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin jiwa yang kita
bisa.
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment