BY VC EDITORS | APRIL
10, 2018 · 23:31
PETISI BEBERAPA UMAT KATOLIK KEPADA USKUP-USKUP DAN WAKIL USKUP-USKUP BELANDA
(Diterbitkan
ulang disini atas ijin dari para penulis)
SURAT
PENDAHULUAN
Dr. G.J.M. van den Aardweg
Borgerweg 1 – 2111 CG Aerdenhout
Borgerweg 1 – 2111 CG Aerdenhout
Prof. Dr. Ir. W.J. Witteman
D.Nijhoffstr. 14 -7552 GR Hengelo
D.Nijhoffstr. 14 -7552 GR Hengelo
Aerdenhout/Hengelo, 4 April 2018
Kepada:
Mgr. Dr. Aldo Cavalli
Apostolic Nuncio
Carnegielaan 5
2517 KH ‘sGravenhage
Apostolic Nuncio
Carnegielaan 5
2517 KH ‘sGravenhage
Yang Mulia,
Terlampir kami kirimkan
kepada anda, sebagai wakil dari sekelompok umat Katolik Belanda, sebuah Petisi
yang menyemangati kepada para Uskup dan Uskup Auksilier Belanda, yang terdiri atas
tiga buah permintaan konkret. Kami telah membatasi jumlah kelompok
penandatangan, tetapi jelas bagi kami bahwa banyak umat Katolik ortodoks sangat
mendukung inisiatif ini, di antara mereka ada juga banyak imam yang ikut serta.
Seperti yang anda
ketahui, permintaan ini sejalan dengan beberapa inisiatif internasional seperti
tindakan yang dilakukan di Polandia (dengan lebih dari 140.000 penandatangan),
dan, misalnya, panggilan kepada umat beriman di Amerika Serikat oleh Editor
Kepala Catholic World News, Mr
Lawler, untuk menyampaikan kepada Uskup-uskup mereka dengan permintaan yang
sama. Kenyataan bahwa kami memiliki permintaan saat ini sebelum prakarsa di
atas dipublikasikan, menggambarkan bahwa kebutuhan yang mengilhami Petisi ini
adalah merupakan sebuah realitas Katolik internasional.
Untungnya,
beberapa pernyataan klarifikasi terbaru oleh Yang Mulia Cardinal Eijk
jelas-jelas sejalan dengan Petisi ini; tetapi mengingat situasi aktual di dalam
Gereja, kami berharap bahwa dalam kelanjutannya para Uskup Belanda akan
mengambil langkah-langkah lebih lanjut yang diperlukan untuk melindungi
ortodoksi dan umat beriman.
Pada prinsipnya,
kami menganggap Petisi ini sebagai sebuah Surat Terbuka, karena ini bukanlah
tentang pertanyaan-pertanyaan yang tidak disengaja, tetapi ini adalah pertanyaan-pertanyaan
yang penting yang secara langsung berhubungan dengan nasib semua umat Katolik.
Oleh karena itu, kami berniat untuk mengumumkan secara terbuka surat ini dalam
waktu segera.
Kami berharap para
Uskup dan para Uskup Auksilier akan setuju dengan pandangan yang mendasari dari
Petisi ini dan tidak menganggap bahwa tiga permintaan yang konkret ini sebagai
kritikan, tetapi sebagai dukungan bagi tindakan mereka.
Dengan segala hormat,
atas nama penandatangan,
Dr. G.J.M. van den Aardweg
Prof. Dr. Ir. W.J. Witteman
+ + +
PETISI
I – Pendahuluan
Yang Mulia,
Sampai
beberapa tahun berlalu peristiwa-peristiwa ini nampaknya tidak dapat
dibayangkan, tetapi dalam beberapa tahun terakhir ini kita sangat tercengang demi
mendapati bahwa Vatikan, di bawah kepausan Paus Fransiskus, telah mengambil
jalan yang sangat menyentuh esensi ajaran Gereja tentang pernikahan dan
seksualitas yang harus disebut sebagai jalan degradasi (kemerosotan moral).
Awalnya
orang masih berusaha mencoba untuk membenarkan pernyataan-pernyataan yang amat meragukan
dan langkah-langkah dari Paus sendiri atau dari para asistennya, dengan harapan
bahwa kesalahan atau ‘keseleo lidah’ itu akan bersifat sementara dan kemudian
nanti akan diluruskan lagi. Tetapi sekarang hal itu sudah tidak mungkin lagi
dipertahankan. Sudah ada terlalu banyak masalah yang tidak bisa dibiarkan terus
terjadi seperti ini, sudah terlalu banyak terjadi perpecahan dan ketidakpastian
yang diciptakan.
Sebagai pengingat,
disini kami sampaikan beberapa masalah yang terjadi:
* Perwakilan Vatikan
seolah-olah menyetujui teori mengenai perubahan iklim di PBB yang secara ilmiah
tidak berdasar dan berbahaya secara moral, karena masalah itu adalah merupakan kewajiban agama;
* Laporan yang
dimanipulasi pada Sinode Episkopal 2014 di Roma, yang menuju kepada kebebasan perceraian
dan pengakuan atas hubungan homoseksual;
* Paragraf-paragraf
dalam anjuran Amoris Laetitia, di
mana pintu dibuka lebar-lebar bagi pasangan menikah yang sah, bercerai, dan
kemudian menikah lagi (dengan orang lain), untuk menerima Komuni Kudus tanpa
memenuhi persyaratan yang dianjurkan, dan di mana prinsip ‘keyakinan subyektif pribadi’
dapat berada di atas hukum Allah yang telah dikenal selama ini;
* Penolakan
terus-menerus dari Paus untuk memberikan klarifikasi (yang benar & Katolik)
kepada para kardinal dan orang-orang lain yang telah menyampaikan “Dubia”
mereka dengan penuh hormat dan dengan argumen-argumen yang kuat - serta tindakan Paus yang mengabaikan
keberatan serius yang disampaikan oleh Kongregasi untuk Ajaran Iman (Kardinal
Müller);
* Persetujuan resmi kepausan kepada uskup-uskup
Argentina, Jerman, dan Malta, yang menggunakan paragraf yang disengketakan (bab
8 dalam Amoris Laetitia) dengan pengertian liberal yang sengaja mereka
kehendaki (orang-orang yang bermasalah dalam perkawinan mereka, diijinkan
menerima Komunis Kudus tanpa terlebih dahulu mengaku dosa ataupun memperbaiki
kehidupan mereka yang berdosa);
* Memberikan penghargaan
kehormatan kepada para aktivis aborsi dan feminis radikal (termasuk disini
adalah pemberian penghargaan kepada ex-menteri Belanda, Ploumen, serta
perlakuan sembrono sesudahnya);
* Penunjukan orang-orang
di dalam dan di luar Vatikan, yaitu orang-orang yang menolak Humanae Vitae atau
bahkan orang-orang yang pro-aborsi, pengangkatan para penasihat dan uskup di
berbagai belahan dunia yang dikenal secara terbuka menganjurkan pengakuan atas
hubungan homoseksual;
* Sikap yang patut
dipertanyakan dari sebuah komite (yang dibentuk oleh Vatikan) yang berniat
untuk "perlu memeriksa kembali Humanae Vitae"; dimana disitu ada
kemungkinan dilakukannya persiapan untuk penghapusan kehidupan selibat para
imam secara menyeluruh; dan membuka kemungkinan untuk membahas pembentukan
"diakon-diakon wanita";
* Pemujaan terhadap
Luther yang salah kaprah serta penolakan terhadap kebutuhan untuk berusaha
mempertobatkan orang-orang dari golongan lain;
* Meremehkan
bahaya dari golongan lain; mengusulkan golongan lain sebagai agama kemanusiaan
yang tidak bersalah – disini kita tentu saja tidak berbicara tentang pribadi-pribadi
dari golongan itu;
* Penyerahan
para uskup Katolik dan 60 juta umat beriman di Tiongkok kepada negara dan
pemerintahan Komunis, yang dapat menjadi salah satu skandal paling serius dalam
sejarah Vatikan.
Semua ini
adalah saling berhubungan satu sama lain. Benang merah yang melintasinya
kira-kira seperti Modernisme dan Protestanisme. Setengah abad yang lalu kita
telah mengalami di Belanda bagaimana kesalahan-kesalahan ini telah
menghancurkan sebagian besar Gereja kita yang sebelumnya sangat vital bagi
masyarakat. Tetapi setelah adanya konsolidasi dan pemulihan secara hati-hati di
bawah kepemimpinan para paus sebelumnya, serta gagasan-gagasan dan usulan-usulan
para teolog pembangkang serta pengikut mereka dari tahun enampuluhan, kini datanglah
kehancuran itu kepada kita yang berasal dari dalam Vatikan sendiri. Karena itu
kami tidak berkhayal, ke arah mana semua ini akan menuju.
II – Tiga permintaan
kepada uskup-uskup Belanda
Yang Mulia,
1. Para
imam dan umat beriman, kepada siapa anda memikul tanggung jawab sebagai Uskup,
mungkin akan dengan benar dan berani memohon kepada anda di saat kebingungan
dan ketidak-amanan ini, agar anda memimpin mereka melewati ajaran-ajaran yang tidak
ambigu, yang tetap setia kepada Kristus dan untuk melindungi mereka dari
kesalahan-kesalahan di dalam doktrin dan praktek-praktek Kristiani yang
sekarang ini mendapatkan kesempatan untuk berkembang.
Dengan
segala hormat kami meminta anda, para uskup, untuk berbicara :
-demi penegakan
Humanae Vitae;
-untuk mempertahankan
doktrin dan praktek Kristiani sehubungan dengan penerimaan Komuni Kudus oleh
orang yang sudah menikah secara sah, yang bercerai dan menikah lagi dengan
orang lain dalam sebuah relasi baru;
-untuk
mempertahankan doktrin moral Kristiani tentang hubungan homoseksual;
-untuk
mempertahankan hukum kanon dan dekrit Konsili Trente, setelah Konsili Vatikan
II (Lumen Gentium); terutama untuk mempertahankan doktrin tentang supremasi
Hukum Allah atas hati nurani subyektif individu.
Secara konkrit,
kami merangkum permintaan-permintaan ini dalam satu permintaan sederhana: Bersediakah anda menyatakan kesetiaan anda
kepada dan menjunjung tinggi tulisan-tulisan doktrinal para paus sebelumnya:
Beata Paul VI, St. Yohanes Paulus II, dan Benediktus XVI?
2.
Selain itu, kami meminta anda, sebagai Uskup yang pertama-tama ditunjuk di
dalam Gereja dengan meniru Santo Paulus, dapat memperingatkan Paus dan / atau
otoritas tertinggi lainnya atas kesalahan-kesalahan serius ini dan, jika perlu,
untuk mengoreksinya sesuai dengan prosedur yang ada; untuk bergabung dengan
para uskup yang bersikap tulus dan berani di Gereja di seluruh dunia, agar berbicara
kepada Paus dengan cara yang benar.
Secara tegas
kami bertanya kepada anda:
Bersediakan anda
bergabung untuk menyampaikan permintaan guna mendapatkan klarifikasi yang benar
dari petikan-petikan kontroversial di dalam Amoris Laetitia, seperti yang diajukan
kepada Paus oleh para penggagas "Dubia", yaitu kardinal Caffarra,
Burke, Meissner, dan Brandmüller?
Tentu saja kami berharap bahwa Uskup-uskup dan Uskup-uskup
Auksilier Belanda akan dengan suara bulat membuat gerakan seperti itu. Jika ini
tidak terjadi, maka permintaan kami akan berlaku bagi masing-masing Uskup dan wakil
Uskup secara terpisah, sebagai otoritas yang bertanggung jawab di keuskupannya
sendiri-sendiri.
3. Ketiga,
kami meminta perhatian anda terhadap kebutuhan mendesak dari Gereja-gereja di
China:
Bersediakan anda
berupaya agar Vatikan tidak menyerahkan Gereja di China kepada rezim komunis, guna
menanggapi permintaan mendesak dari mereka yang benar-benar tahu apa artinya
ini? Bersediakah anda mendukung Cardinal Zen secara terbuka?
Terima kasih
atas perhatian anda, dan dengan segala hormat kami:
Dr. H.F. Boon, Hengelo
H. Bos, Ede
Drs. B.J. Bruggeling, Oldenzaal
Pastoor J.M. de Hommel, H. Landstichting.
Mr. C. de Kiefte, den Haag
Prof. H.C.M. de Swart, Tilburg
H. Huyskens, Ommen
Mr. drs. H.H.M. Jansen, Nederweert
Ing. A.J. Kors, Wassenaar
Ir. N.J.M. Kuipers, Delden
A.P.M. Meijknecht, Leeuwarden
Pastoor C. Mennen, lic., Vlijmen
Drs. Y.J.J. Postma, Leeuwarden
H. J. Rijkers, oud-hoofdredacteur KN, Malden
Dr. J. Schins, Amsterdam
Dr. G.J.M. van den Aardweg, Aerdenhout
H. van Winden, H. Landstichting
Drs. K.P. Wiecherink, Markelo
Prof. Dr. Ir. W.J. Witteman, Hengelo
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment