SEORANG PENGACARA
KATOLIK:
PARA KARDINAL
SEHARUSNYA MENYATAKAN BAHWA PF TELAH BERJALAN SESAT
DEERFIELD,
IL, 16 April 2018 (LifeSiteNews)
- Sekitar 100 umat Katolik
dari Amerika Serikat, Amerika Latin, dan Eropa menghadiri konferensi Keluarga
Katolik 2018 di Illinois utara akhir pekan lalu.
Diiklankan
dengan kata-kata "Senjata Bagi
Pertempuran Kita," pertemuan yang berlangsung selama tiga hari itu diadakan
di sebuah hotel Hyatt Regency di luar
Chicago dengan menampilkan pembicaraan dari beberapa umat awam yang berpengetahuan luas dan
para klerus yang terlibat dalam pertempuran dan pelestarian iman Katolik,
termasuk ahli sejarah Gereja yang terkenal, sejarawan Roberto de Mattei.
Konferensi
yang berfokus membicarakan Paus Fransiskus dan keluarga, adalah yang pertama
diselenggarakan oleh Catholic Family News,
sebuah surat kabar Katolik Tradisional, sejak 2016. John Vennari, editor koran
yang mengelola organisasi ini sejak didirikan pada tahun 1994, meninggal dunia
setelah pertempuran panjang melawan penyakit kanker pada bulan April 2017 lalu.
Krisis
dalam keluarga
Dalam
pidato pembukaannya, editor Matt Gaspers memberi penghormatan kepada
pendahulunya, meyakinkan kepada para pendengarnya bahwa perjuangan untuk membela
dan mempertahankan Tradisi Gereja akan terus berlanjut. Gaspers kemudian menyampaikan
pidato yang mengutip ucapan Sr. Lucia dan Bunda Maria dalam upaya untuk menjelaskan
serangan-serangan yang saat ini sedang dilancarkan terhadap keluarga.
“Meskipun
sangat menyakitkan untuk menyaksikan krisis yang mengerikan ini di dalam Gereja
dan keluarga, tetapi fakta bahwa itu telah terjadi seharusnya tidak
mengherankan. Bunda Maria memberi tahu kita bahwa hal itu akan terjadi.
”“Krisis di dalam Gereja dan keluarga memiliki akar penyebab yang sama, yaitu,
krisis kebapaan.”
Gaspers
menyebutkan
secara khusus nama Uskup Agung Vincenzo Paglia, presiden dari Akademi
Kepausan untuk Kehidupan, yang pada bulan Maret
lalu mengatakan "berbahaya" untuk berbicara tentang keluarga sebagai
"gereja domestik."
Kredibilitas Uskup Agung Paglia sendiri adalah
"hampir sampai pada titik nol," demikian kata Gaspers. Dia telah
“membongkar institusi Akademi Kepausan
untuk Kehidupan dan telah memerintahkan pemasangan lukisan-lukisan
homoerotik di dalam Gereja.” Keluarga adalah hirarki patriarkal dari
orang-orang dibaptis yang kepalanya berperan mengajar, mengatur, dan
menguduskan. Dengan demikian, ini adalah refleksi dan mikrokosmos dari Gereja
universal, katanya. Gaspers juga merinci bagaimana pernikahan dan keluarga
adalah "senjata ampuh " yang harus digunakan dalam pemulihan Bunda Gereja.
Belas
kasih yang benar dan yang palsu
Seorang
imam Fransiskan tradisional, Pasor Isaac Mary Relyea, berbicara tentang
Pengakuan Dosa, sebuah topik yang tepat bagi kebutuhan saat ini mengingat
penerapan yang rancu atas Amoris Laetitia
dan seruan yang terus menerus dari Paus Fransiskus untuk melaksanakan belas
kasih di seluruh dunia.
Secara
ekstensif dia mengutip ucapan St. Alphonsus Liguori (1696-1787), santo
pelindung para bapa pengakuan, Pastor Relyea berpendapat bahwa ada rasa belas
kasih palsu yang sedang dipromosikan di Roma saat ini. Rasa belas kasihan ini
"dipelesetkan" dan sangat "menjijikkan," katanya.
Para imam
telah “diwajibkan untuk menjelaskan tentang hati nurani” dan diminta untuk
tidak pemberian pengampunan jika orang yang mengaku dosa itu tidak mau mengubah
hidup mereka yang berdosa. Dan anda
sungguh “gila” jika berpikir bahwa anda sedang memberikan berbelas kasihan
dengan mengatakan bahwa seseorang yang hidup bersama dalam relasi yang tidak
benar (homosex dan kumpul kebo) bahwa mereka berkenan bagi Allah, demikian kata
imam itu dalam aksen Brooklyn.
Pastor
Relyea menyampaikan juga tentang Empat Hal Terakhir - Kematian, Penghakiman,
Surga, Neraka - ke dalam sambutannya, dimana dia mengingatkan bahwa meskipun Tuhan menunjukkan belas kasihan
kepada mereka yang takut akan Dia, tetapi bagi mereka yang menyalahgunakan
kerahiman-Nya, Dia menjalankan keadilan-Nya.
Imam
yang lahir di New York itu mengatakan bahwa seruan Paus 2016 Amoris Laetitia sebagai “hal yang jahat”
dan inilah belas kasih yang palsu itu.
Persaudaraan
Kristiani
Di
antara pidato-pidato yang disampaikan, peserta konferensi mengikuti Misa pagi,
menikmati minuman malam, dan mengunjungi pameran di tempat acara berlangsung,
di mana Loreto Publications dan Yayasan St. Vincent Ferrer di Texas - di
antara karya kerasulan lainnya - menjual buku-buku bacaan, buku misa, kain cadar,
serta CD audio.
Simposium
mengenai Kepausan Francis dan juga “Gereja
Katolik: Ke mana Gereja sedang menuju?” yang diadakan di Roma pada tanggal
7 April (hari yang sama dari konferensi) menjadi topik umum percakapan di
antara para tamu.
Seorang peserta, Elizabeth Yore, mengatakan
kepada LifeSiteNews bahwa dia mengikuti
konferensi itu karena “Adalah kewajiban bagi umat awam untuk melakukan perlawanan,
dan untuk terus meningkatkan perlawanan terhadap apa yang sedang terjadi di
Vatikan, terutama saat ini, mengingat bahwa begitu sedikitnya Uskup dan Kardinal
yang bersedia untuk melakukannya."
Stasiun radio Katolik yang berbasis di
Internet, Magnificat Media, juga menyiarkan
langsung acara ini dari hotel. Kartu-kartu yang berisi doa dan literatur tentang
Freemasonry dan Our Lady of Good Success juga diberikan kepada semua peserta yang
hadir.
Meskipun
sesat, tetapi Paus tetaplah Paus
Tiga pidato pada konferensi ""Senjata Bagi Pertempuran Kita"
berfokus pada kepausan.
Sejarawan
Gereja, Roberto de Mattei, mengatakan "devosi sejati" kepada Tahta St.
Petrus menuntut umat Katolik untuk berbicara menentang "bidaah" yang sedang
dipromosikan oleh Paus Francis, yang meski menyebarkan ajaran sesat, tetapi dia
tetap
menjadi paus.
Seorang
Pastor Dominikan dari Kanada, Pastor Albert Kallio O.P. mengulang kata-kata
Mattei. "Bahkan jika paus itu bidaah ... hal itu sama sekali tidak berarti
bahwa dengan fakta itu, seperti yang kita katakan dalam bahasa Inggris ipso facto, dia akan berhenti menjadi
paus."
Menolak
klaim bahwa Paus Francis telah kehilangan jabatannya, Pastor Kallio berkata,
“Bahkan mereka yang menganggap bahwa seorang paus yang secara nyata adalah
sesat secara otomatis telah kehilangan jabatannya, tetapi sebelum paus kehilangan
jabatannya masih diperlukan sebuah deklarasi yang dinyatakan oleh otoritas Gereja,
yaitu para uskup."
Nampaknya Tuhan masih mengijinkan semacam “gerhana"
untuk terjadi pada Gereja saat ini, demikian dia menyimpulkan.
Christopher
Ferrara, seorang pengacara dan penulis Katolik yang produktif, menyampaikan
pidatonya dengan kata-kata yang tegas dengan mendorong umat Katolik tidak hanya
untuk mengemukakan ajaran-ajaran kekal Gereja, tetapi juga untuk mengekspos
ajaran-ajaran problematis yang berasal dari Paus Fransiskus.
Berbicara
dengan LifeSiteNews, Ferrara
mengatakan "penentangan yang paling efektif terhadap apa yang dialami saat
ini ketika kepausan yang paling bandel dalam sejarah kepausan, terpaksa harus mengalir
keluar dari hirarki atas."
Penentangan
seperti itu akan datang dalam bentuk pernyataan publik yang dibuat oleh
sejumlah besar Kardinal yang menyatakan bahwa Paus Francis adalah “salah, dimana
dia mencoba memaksakan kesesatan ke pada Gereja, bahwa usahanya untuk mendukung
kesalahan ini sebagai ‘magisterium yang otentik' adalah sebuah penipuan ... dan
bahwa umat beriman tidak boleh mengikuti paus ini dalam kesalahannya itu,” demikian
kata Ferrara.
Kaum
muda Katolik membutuhkan Tradisi Gereja
Pembicara
lain yang secara khusus relevan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di
dalam Gereja saat ini adalah yang
diberikan oleh Alexandra Reis, seorang pemudi yang berusia 21 tahun,
koresponden muda media Catholic Family News.
"Apa
yang bisa dilakukan kaum muda untuk melawan iblis?" demikian Reis bertanya
secara retoris. Bukan saja tetap mengikuti berita-berita dunia dan
terus-menerus mengamati berbagai demo protes, tetapi mereka dapat melawan iblis
dengan menjalankan tugas harian mereka.
Jika anda
ingin “penebusan yang nyata” dan jika anda ingin benar-benar mengubah dunia,
katanya, cobalah mencuci piring kotor, cobalah bangun dari tempat tidur tepat
ketika alarm anda berbunyi di pagi hari. Persembahkan semua itu kepada Bunda
Maria. Bunda Maria ingin kita mempersembahkan kurban ke pada hatinya.”
Reis
mengatakan kepada LifeSiteNews bahwa kaum
muda masa kini tidak diajari tentang kebaikan dari kemurnian dan kesopanan. Kaum
Millenials memandang agama “sebagai salib” dan memberontak melawan “perbuatan-perbuatan
yang sederhana.” Sebenarnya, “melalui hal-hal kecil itulah kita akan merubah
dunia.”
Senjata-senjata
lain dari pertempuran kami
Louis
Tofari, pemilik Romanitas Press,
sebuah perusahaan penerbitan yang membantu umat Katolik belajar tentang Misa
Roma, menyampaikan pidato tentang liturgi.
Tofari
mengatakan kepada LifeSiteNews bahwa
Misa Roma "perlu digunakan untuk mempertobatkan jiwa-jiwa kepada Kristianitas
dan untuk memulihkan Pemerintahan Sosial Kristus Raja."
Topik
menarik lainnya yang dibahas pada konferensi itu adalah tentang kehidupan
Pastor Augustus Tolton, mantan budak yang lahir pada pertengahan tahun 1800-an,
yang ditahbiskan sebagai imam di Roma karena seminari di Amerika Serikat tidak ada
yang mau menerimanya, karena dia adalah menjadi orang Amerika-Afrika.
Editor
web Catholic Family News, Brendan Young, menghimbau kepada umat Katolik
untuk mempersembahkan diri mereka kepada Bunda Terberkati, dalam pidatonya
tentang St. Maximilian Kolbe dan Militia Immaculata.
Dr.
Andrew Childs dari Akademi dan Kolese St. Mary di St. Mary's, Kansas,
memberikan ceramah yang penuh wawasan tentang musik, sementara Uskup Bernard
Tissier de Mallerais dari Perkumpulan Imam St. Pius X memberikan penjelasan
terperinci tentang kehidupan Uskup Agung Marcel Lefebvre, pendiri Serikat St.
Pius X.
Editor’s Note: visit the Catholic Family News website if you are interested in
purchasing any of the talks in CD-format.
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment