INTERCOMMUNION telah membuka benturan antara uskup melawan uskup
(Intercommunion - Komuni
silang – pemberian Komuni kepada umat non-Katolik)
NEWS: WORLD NEWS
by Stephen Wynne • ChurchMilitant.com • May 16, 2018
Garis telah
ditentukan oleh uskup-uskup Jerman mengenai Komuni (Katolik) bagi umat Protestan
MÜNSTER, Jerman (ChurchMilitant.com) - Bentrokan atas masalah intercommunion nampak jelas pada
konferensi Katolik baru-baru ini di Jerman.
Minggu lalu, ribuan umat Katolik dari negara-negara berbahasa
Jerman - dan beberapa orang Protestan yang
vokal – datang ke kota Münster untuk mengikuti acara Katholikentag, di mana beberapa orang menegaskan kembali bahwa Ekaristi adalah
Tubuh, Darah, Jiwa dan Keilahian Yesus Kristus, sementara yang lain-lainnya menganggapnya
sebagai "wafer."
Kardinal Reinhard Marx, yang menjadi ujung tombak usul dari uskup-uskup
Jerman yang mau memberikan Komuni Kudus kepada umat non-Katolik, semakin menguatkan
posisinya.
"Ketika seseorang merasa lapar dan dia memiliki iman, maka
mereka harus diberi akses untuk menerima Ekaristi Kudus," demikian kata
uskup agung Munich. "Itulah gairah kami, dan saya tidak akan menyerah pada
masalah ini."
Presiden Jerman, seorang Protestan, Frank-Walter Steinmeier, mendukung
usulan kardinal Marx.
Berbicara sebagai "seorang
Kristen Evangelis, yang hidup dalam pernikahan antar agama," Steinmeier meminta Gereja Katolik untuk mengizinkan umat Protestan menerima
Ekaristi.
"Mari kita mencari cara untuk mengekspresikan ‘iman Kristiani
bersama’ dengan cara berbagi dalam Perjamuan Terakhir dan Komuni,"
katanya. "Saya yakin: Ribuan orang Kristen dalam pernikahan antar agama sangat
mengharapkan hal ini."
Seorang Protestan Jerman lainnya, artis kabaret Eckart von
Hirschhausen, menegaskan posisinya secara diplomatis.
Berdiri bersama diatas panggung dengan kardinal Rainer Woelki
dari Koln, yang adalah seorang pembela ajaran Gereja tentang Ekaristi, von
Hirschhausen mengatakan kepada hadirin, "Saya tidak melihat adanya masalah
yang perlu diperdebatkan secara publik tentang masalah ‘wafer’ itu." Masalah
perubahan iklim, katanya, adalah topik yang "jauh lebih serius untuk dibicarakan".
Von Hirschhausen menambahkan bahwa, sebagai seorang pria
Protestan yang menikah dengan seorang wanita Katolik, ia tunduk untuk membayar pajak
Gereja. Karena itu, katanya, Gereja "lebih baik dengan gembira membagikan ‘wafer’
itu untuknya, atau mengembalikan uang pajak saya!" (Perhatikanlah: Von Hirschhausen menyebut Komuni Kudus sebagai ‘wafer’).
Ucapannya itu mengundang tepuk tangan meriah dari penonton
yang kebanyakan adalah umat Katolik.
Namun Kardinal Woelki menentang penghujatan itu.
"Sebagai seorang Katolik, saya tidak akan pernah berbicara
tentang wafer," katanya. Dengan menggunakan konsep ini saja menunjukkan
bahwa kita memiliki pemahaman yang sangat berbeda (tentang Ekaristi). ... Di
dalam Ekaristi, umat Katolik berhadapan dengan Kristus sendiri."
Siapa yang berkata ‘ya’ terhadap Ekaristi, haruslah berkata ‘ya’
terhadap Kehadiran Nyata dari Yesus Kristus di dalam Hosti. Karena itu bukanlah
wafer.
Berbicara kemudian untuk EWTN, Kardinal Woelki mengingatkan pemirsa, "Di dalam Ekaristi,
Kristus menyerahkan diri-Nya," dan mengatakan bahwa dalam menerima Dia maka
Dia menjadikan kita sebagai "anggota Tubuh-Nya dan anggota-anggota
Gereja-Nya."
Uskup agung Cologne mengatakan bahwa dia memahami, dalam
perkawinan campuran, pasangan yang beragama Protestan mungkin menderita karena
mereka tidak dapat menerima Ekaristi.
Namun, dia menambahkan, "sangatlah penting bahwa kita
membuat masalahnya menjadi jelas: Siapa yang berkata ya kepada Ekaristi, maka dia
juga harus berkata ya terhadap kepada Kehadiran Nyata." Penegasan ini,
menurut Woelki, juga terkait dengan jawaban "ya" bagi Gereja Katolik,
bagi Paus dan bagi Magisterium.
Saat acara Katholikentag menjelang berakhir
di Münster selama akhir pekan, Cdl. Walter Kasper, mantan kepala Dewan Kepausan
yang Mempromosikan Kesatuan Kristen, menegaskan
dalam wawancara dengan media Vatican
Insider bahwa
semangat Vatikan II mendukung Komuni bersama dengan umat Protestan. Klaim
Kasper ini kemudian dijawab pada hari Senin oleh Msgr. Nicola Bux, mantan
penasihat Kongregasi untuk Ajaran Iman.
Dalam sebuah artikel untuk media La Nuova Bussola
Quotidiana, Msgr. Nicola Bux menegaskan
kembali ajaran Gereja bahwa untuk menerima Ekaristi, seseorang "harus
mematuhi ... kepada iman yang diakui oleh Gereja Katolik." Nicola Bux
menambahkan: “Kasper sendiri mengakui bahwa di Jerman masalahnya adalah banyaknya
ketidakpedulian umat terhadap agama, sementara minat dalam masalah-masalah keagamaan
sangat minim."
"Jadi, mengapa Konferensi Waligereja Jerman memberi
begitu banyak dorongan untuk memberikan Komuni silang? Mengapa mereka tidak
menghadapi sekularisasi ini dengan cara mempromosikan evangelisasi baru?" demikian
tanya Nicola Bux.
"Dengan cara evangelisasi baru ini, bahkan mereka yang bukan
Katolik, akan memiliki keinginan untuk menerima Ekaristi, dan mereka akan lebih
dahulu dibantu untuk belajar tentang iman Katolik terutama mengenai Ekaristi,"
katanya. "Begitulah hambatan yang ada saat ini akan bisa diatasi."
Jadi, dengan membiarkan umat Protestan untuk menerima Komuni Kudus,
Nicola Bux memperingatkan, bahwa uskup-uskup Jerman itu akan "menentang ajaran
Kristus dan Magisterium," yang menyebabkan umat Kristiani "melakukan penghujatan
dan penistaan."
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/