REALITAS
TENTANG NERAKA:
KISAH
ORANG-ORANG YANG PERNAH MENGUNJUNGI NERAKA DAN PENAMPAKAN-PENAMPAKAN DARI
ORANG-ORANG YANG TERKUTUK DISANA…
Salah satu bahaya besar abad ini, dan dengan
demikian salah satu kemenangan besar Setan, adalah ketidakpercayaan manusia yang
semakin besar akan keberadaan neraka. Bagi banyak orang, neraka telah menjadi sebuah
dongeng binatang, mitos, peninggalan kuno dari "Perjanjian Lama, yang
berupa Allah api, belerang dan penghakiman." Didesak oleh doktrin-doktrin
palsu, mengidolakan kenikmatan dan diri sendiri, dan penolakan kekanak-kanakan atas
hukuman kekal bagi kesalahan-kesalahan yang serius "karena Yesus adalah Allah
kasih dan Allah kebaikan," maka banyak orang saat ini yang telah membuang
neraka ke luar jendela - bersama dengan segala kengerian dosa. Lagi pula, jika
tidak ada neraka, lalu mengapa khawatir tentang dosa? Sayangnya, manusia lupa kutipan
ini "Bahwasanya
Aku, TUHAN, tidak berubah"
(Maleakhi 3: 6). Neraka belumlah tiba-tiba menguap begitu saja karena kita
lebih suka begitu. Betapa halus dan cerdiknya tipuan setan saat ini. Setan semakin
getol menjebak manusia ke dalam jeratnya dengan menyamarkan keberadaan neraka.
Setan ingin anda menurunkan kewaspadaan anda. Demi kasih kepada Yesus, dan kasih
kepada jiwa anda yang kekal, janganlah anda tertipu. Neraka, hukuman kekal
untuk dosa berat, sungguh ada. Kitab Suci, Gereja, dan berbagai kesaksian
banyak orang-orang kudus semuanya menegaskan bahwa neraka adalah sebuah kenyataan
- realitas yang tidak pernah berakhir bagi jiwa-jiwa yang harus tinggal di sana
bersama setan dan semua orang terkutuk selamanya, karena dengan kehendak bebas dan
pilihan mereka sendiri, mereka menolak Tuhan ketika mereka masih hidup di
dunia, dan mereka menyingkirkan dirinya dari persekutuan dengan-Nya selamanya.
Kitab Injil Dan Neraka
Ada lebih dari tiga puluh referensi yang disampaikan
berulang-ulang tentang keberadaan neraka dalam Perjanjian Lama saja.
Sebagai contoh:
(Mazmur [Douay-Rheims] 114: 3) "Kesedihan maut telah membimbing
aku: dan bahaya neraka telah menemukan aku."
Ydt
16:17 Celakalah sekalian bangsa yang
melawan bangsaku; pada hari penghukuman dihukumlah mereka oleh Tuhan Yang
Mahakuasa. Didatangkan-Nya api dan ulat ke dalam daging mereka dan selama-lamanya
mereka menangis kesakitan."
Yes 65:5 …yang berkata:
"Menjauhlah, janganlah meraba aku, karena engkau najis!" Semuanya
ini seperti asap yang naik ke dalam hidung-Ku, seperti api yang menyala
sepanjang hari.
Ul 32:22-23 Sebab api telah dinyalakan oleh murka-Ku,
dan bernyala-nyala sampai ke bagian dunia orang mati yang paling bawah; api itu
memakan bumi dengan hasilnya, dan menghanguskan dasar gunung-gunung… Aku akan
menimbun malapetaka ke atas mereka, seluruh anak panah-Ku akan Kutembakkan
kepada mereka.
Ecclesiasticus 21:10 "Kumpulan orang-orang berdosa
bagaikan derek yang ditumpuk bersama-sama, dan ujungnya adalah nyala api"
Ayb 20:17 Ia tidak
boleh melihat batang-batang air dan sungai-sungai yang mengalirkan madu dan
dadih.
Ayb 20:22 Dalam
kemewahannya yang berlimpah-limpah ia penuh kuatir; ia ditimpa kesusahan dengan
sangat dahsyatnya.
Ayb 20:26 Kegelapan
semata-mata tersedia bagi dia, api yang tidak ditiup memakan dia dan
menghabiskan apa yang tersisa dalam kemahnya.
Mat 5:22 Tetapi Aku
berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum;
siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama
dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang
menyala-nyala.
Mat 13:41 Anak Manusia akan
menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang
menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.
Mat 13:42 Semuanya akan
dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan
gigi.
Mrk 9:43 Dan jika
tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke
dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang
ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan;
Sebuah deskripsi tentang pengadilan akhir di
dalam Kitab Wahyu jelas mengatakan:
Why 20:12-15 Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil,
berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah
kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut
perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.
Maka laut menyerahkan orang-orang mati
yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati
yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya.
Lalu maut dan kerajaan maut itu
dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api.
Dan setiap orang yang tidak ditemukan
namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan
api itu.
Di dalam Injil Mateus, Yesus menjelaskan
pengadilan akhir itu sebagai tindakan pemisahan atas domba-domba-Nya (yaitu
mereka yang mengasihi Allah dan sesama) dengan kambing-kambing (mereka yang
tidak mau mengasihi Dia dan sesama). Kepada kambing Yesus akan berkata:
Mat 25:41 Dan Ia akan
berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku,
hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah
sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.
Mat 25:46 Dan mereka ini
akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang
kekal."
Yesus Kristus tidak mungkin mengatakan lebih
jelas lagi bahwa kita masing-masing, dengan pilihan dan perilaku kita sendiri, akan
menanggung risiko hukuman kekal setelah kematian - Neraka.
Penampakan Jiwa-Jiwa Terkutuk Dari Neraka
Dalam Bab 16 dari Injil Lukas, Yesus menceritakan
sebuah perumpamaan tentang Neraka. Ada seorang kaya yang telah mati dan berada
di neraka memohon kepada Tuhan agar mengutus Lazarus, pria miskin, yang telah naik
ke Surga, agar kembali dari kematiannya untuk memperingatkan lima saudara
laki-lakinya bahwa neraka itu benar-benar ada. Tuhan menjawab: "Jika
mereka tidak mau mendengarkan perkataan Musa dan para nabi, mereka juga tidak akan
bisa diyakinkan oleh seseorang yang bangkit dari kematian." Namun, Allah
sangat berbelas kasihan sehingga Dia telah mengijinkan beberapa orang terkutuk di
dalam neraka untuk kembali ke bumi untuk memberi kesaksian kepada orang yang
masih hidup di dunia bahwa di sana benar-benar ada tempat penderitaan abadi –
yaitu neraka - bagi mereka yang tidak menaati Tuhan dan perintah-perintah-Nya.
Berikut adalah dua contoh dari banyak kejadian seperti itu, yang
didokumentasikan dalam sejarah pewahyuan pribadi.
Peringatan-Peringatan Tuhan Pada Abad 20 Tentang Neraka
Pada abad 20 saja, jumlah orang yang dipilih oleh
Allah untuk menyaksikan realitas neraka jauh lebih besar dari semua gabungan dari
abad-abad sebelumnya. Jelaslah, ketika dunia kita bergerak semakin jauh dari
kepercayaan akan dosa dan akan hukuman atas dosa, maka Allah meningkatkan Kerahiman
Ilahi-Nya dengan memberi kita lebih banyak lagi konfirmasi atas realitas neraka.
Faustina Terberkati Diperlihatkan Pada
Neraka
Suster Faustina, memperoleh beatifikasi (kanonisasi
30 April 2000) adalah seorang biarawati Polandia yang diperlihatkan pada
realitas neraka pada tahun 1936. Berikut ini adalah catatannya dari buku
hariannya (741): "Hari ini, saya dituntun oleh malaikat ke jurang-jurang
neraka. Ini adalah tempat penyiksaan yang sangat hebat; betapa luar biasa
luasnya tempat itu! Berbagai jenis-jenis siksaan yang saya lihat: siksaan
pertama yang merupakan bagian utama dari neraka adalah berupa rasa kehilangan
Tuhan; yang kedua adalah penyesalan yang terus menerus dari hati nurani; yang
ketiga adalah bahwa keadaan seseorang disitu tidak akan pernah berubah; (160)
yang keempat adalah berupa api yang akan menembus jiwa tanpa menghancurkannya –
sebuah penderitaan yang amat mengerikan, karena itu adalah berupa api spiritual
murni, yang dinyalakan oleh murka Tuhan; penyiksaan kelima adalah berupa kegelapan
yang terus menerus dan bau busuk yang mencekik yang amat mengerikan, dan,
meskipun di tengah kegelapan , iblis dan jiwa orang-orang terkutuk disana bisa
saling melihat satu sama lain beserta semua kejahatan yang dilakukan orang-orang
lain maupun yang mereka lakukan sendiri; penyiksaan keenam adalah berupa penyertaan
setan secara menetap; penyiksaan ketujuh adalah berupa keputusasaan yang
mengerikan, rasa kebencian kepada Tuhan, semua kata-kata kotor, kutukan dan
penghujatan. Ini adalah siksaan yang diderita oleh semua (jiwa) orang terkutuk
bersama-sama, tetapi itu bukanlah akhir dari penderitaan mereka. Masih ada
siksaan khusus yang ditujukan bagi jiwa-jiwa tertentu. Itu adalah berupa siksaan
terhadap indera. Setiap jiwa mengalami penderitaan yang amat mengerikan dan tak
terlukiskan, yang berhubungan dengan cara di mana dia telah berdosa. Ada
gua-gua dan lubang-lubang penyiksaan di mana satu bentuk penderitaan adalah berbeda
dari penderitaan yang lain. Rasanya saya akan mati di hadapan penganiayaan ini
jika kemahakuasaan Tuhan tidak mendukung saya. Semoga orang-orang berdosa tahu
bahwa dia akan disiksa di sepanjang keabadian, di dalam indera yang dia gunakan
untuk berbuat dosa. (161) Saya menulis ini atas perintah Allah, sehingga tidak
ada jiwa yang dapat mencari-cari alasan dengan mengatakan bahwa tidak ada
neraka, atau bahwa tidak ada orang yang pernah berada di sana, sehingga tidak mungkin
ada seorang pun dapat menceritakan seperti apa neraka itu. Saya, Suster
Faustina, atas perintah Tuhan, telah mengunjungi jurang-jurang neraka sehingga
saya bisa menceritakan kepada jiwa-jiwa di dunia tentang hal itu dan bersaksi
tentang keberadaan neraka. Saya tidak dapat berbicara tentang neraka sekarang;
tetapi saya telah menerima perintah dari Tuhan untuk menyampaikannya secara
tertulis. Iblis-iblis disana penuh dengan kebencian kepadaku, tetapi mereka
harus patuh kepada perintah Tuhan. Apa yang saya tulis ini hanyalah bayangan samar
dari hal-hal yang saya lihat sebenarnya. Tetapi saya memperhatikan satu hal:
bahwa sebagian besar jiwa-jiwa yang berada di neraka adalah jiwa-jiwa yang
tidak percaya bahwa neraka itu ada. Ketika saya kembali ke dunia, saya hampir
tidak bisa pulih dari rasa ketakutan saya. Betapa sangat menderita jiwa-jiwa
yang berada di sana! Oleh karena itu, saya berdoa dengan lebih tekun lagi demi pertobatan
semua orang berdosa. Tak henti-hentinya saya memohon belas kasihan Tuhan atas
mereka. Oh Yesusku, saya lebih suka menderita sekarang, sampai akhir dunia ini,
di tengah penderitaan yang terbesar sekalipun, daripada saya menentang Engkau
melalui dosa yang terkecil sekalipun."
Kisah Suster Josefa Menendez Tentang
Neraka
Salah satu mistikus terbesar abad ini adalah
Suster Josefa Menendez, yang meninggal pada tahun 1923 pada usia 33 tahun. Suster
muda dari Spanyol ini, yang memiliki kehidupan religius cukup singkat namun dengan
penderitaan yang luar biasa, mengalami pewahyuan-pewahyuan di sepanjang
hidupnya, yang disusun dalam buku The Way Of Divine Love. Lebih dari sekali
dia dibawa ke neraka untuk menyaksikan dan merasakan penderitaan dari tangan
pertama (yaitu dari jiwa-jiwa yang berada di neraka). Sebenarnya Suster Josefa enggan
menulis tentang keadaan neraka, dan dia melakukannya hanya atas kehendak Tuhan
kita. Suster Josefa berulang kali berdiam diri dan berpikir, tentang apa yang
digambarkannya sebagai siksaan terbesar dalam neraka, yaitu, ketidakmampuan
jiwa itu untuk mengasihi. Salah satu jiwa terkutuk di dalam neraka berseru:
"Inilah ada siksaan saya ... bahwa saya ingin mengasihi tetapi saya tidak
bisa; tidak ada yang tersisa dalam diriku kecuali kebencian dan keputusasaan.
Jika saja salah satu dari kita disini bisa melakukan satu tindakan kasih.. . Tetapi
kami tidak bisa, kami terus hidup dalam kebencian dan kedengkian ... "(23 Maret 1922).
Dia juga mencatat, tuduhan yang dilakukan
terhadap diri mereka sendiri oleh jiwa-jiwa yang tidak bahagia ini:
"Beberapa ada yang berteriak karena perbuatan tangan mereka. Mungkin
mereka dulu adalah pencuri, karena mereka berkata: 'Di mana harta kita
sekarang?' ... Tangan-tangan terkutuk! ... Yang lain lagi ada yang mengutuki
lidah mereka, mata mereka ... karena dosa apa pun yang mereka lakukan melalui
tubuh mereka itu... 'Sekarang, wahai tubuhku, kamu harus membayar harga dari kesenangan
yang kau berikan sendiri! ... dan kamu melakukannya dengan kehendak bebasmu
sendiri ... '"(2 April 1922).
"Saya melihat beberapa jiwa jatuh ke dalam neraka,
dan di antara mereka adalah seorang anak perempuan berusia lima belas tahun
umurnya, yang memaki-maki orang tuanya karena tidak mengajarkan kepadanya untuk
takut kepada Tuhan atau memberitahunya bahwa neraka itu ada. Hidupnya cukup singkat,
katanya, tetapi penuh dengan dosa, karena dia telah menyerah kepada semua yang
dituntut oleh tubuh dan nafsunya dengan cara memuaskan …." (22 Maret 1923).
"Jiwa saya terjatuh di kedalaman yang sangat
dalam, dimana bagian bawahnya tidak dapat dilihat, karena tempat itu sangat luas
dan dalam...; Kemudian saya didorong ke dalam salah satu rongga yang berapi-api
dan sangat menekan, seolah-olah saya berada di antara papan-papan yang terbakar,
dan kuku-kuku yang tajam dan panas membara tampaknya menusuk tubuh saya. Saya
merasa seolah-olah mereka berusaha menarik lidah saya, tetapi tidak bisa.
Penyiksaan ini membuat saya sangat sedih sehingga
mata saya tampaknya mau keluar dari rongganya. Saya pikir ini adalah karena api
yang membakar, membakar ... tidak sedikitpun juga orang bisa lolos dari siksaan
yang menakutkan ini, dan sepanjang waktu seseorang tidak dapat bergerak bahkan
satu jaripun untuk mendapatkan kelegaan, bahkan merubah posisi tubuh sekalipun
kesulitan, karena tubuhpun tampak seperti rata dan terbelah dua. Terdengar
kebingungan dan hujatan yang tak pernah berhenti untuk sesaatpun. Bau busuk
menyengat dan memabukkan serta merusak segalanya, hal itu seperti pembakaran
daging yang membusuk, bercampur dengan tar dan belerang ... campuran yang tidak
dapat dibandingkan dengan apa pun di dunia. .. meskipun siksaan ini luar biasa,
tetapi ia mungkin akan bisa ditanggung jika jiwa itu dalam keadaan damai. Tapi
ia menderita ... Semua yang saya tulis ini," dia menyimpulkan, "hanyalah
gambaran kecil dari apa yang diderita oleh jiwa disitu, karena tidak ada kata yang
dapat mengungkapkan siksaan yang mengerikan di situ." (4 September 1922).
"Hari ini, saya melihat ada sejumlah besar
orang jatuh ke dalam lubang yang berapi-api ... mereka tampaknya adalah
orang-orang dari dunia ini dan setan berseru dengan keras: 'Dunia kini sudah
matang bagiku ... Aku tahu bahwa cara terbaik untuk mendapatkan jiwa-jiwa itu adalah
dengan membangkitkan hasrat mereka akan kenikmatan ... Menempatkan ego mereka terlebih
dahulu ... diri mereka lebih dahulu sebelum yang lain ... tidak ada istilah kerendahan
hati bagiku! Biarlah aku menikmatinya sendiri ... Hal seperti ini akan menjamin
kemenangan bagiku ... dan mereka akan jatuh.… menuju ke neraka. ' "(4 Oktober 1923)
"Malam ini saya diangkut ke sebuah tempat di
mana semuanya nampak kabur ... Di sekitar saya ada tujuh atau delapan orang;
saya hanya bisa melihat mereka dari pantulan api. Mereka duduk dan berbicara
bersama. Yang satu berkata: "Kita harus sangat berhati-hati agar tidak
ketahuan, karena kita mungkin bisa mudah ditemukan.'
Lalu iblis itu menjawab: 'Tundukkan dirimu
sendiri dengan mendorong kecerobohan pada diri mereka... tetapi tetaplah
berdiri di latar belakang, agar kamu tidak ketahuan ... secara bertahap mereka
akan menjadi tidak berperasaan lagi, dan kamu akan dapat membuat mereka cenderung
berbuat jahat. Buatlah orang-orang ini untuk berambisi, demi kepentingan diri
sendiri, untuk memperoleh kekayaan tanpa bekerja, apakah itu halal ataupun
tidak. Tariklah perhatian mereka pada sensualitas dan cinta akan kesenangan.
Biarlah kejahatan membutakan mereka ... Dan untuk yang lain-lainnya ...
masuklah melalui hati mereka ... kamu tahu kecenderungan hati mereka ... buatlah
mereka mengasihi ... penuh perhatian ... bekerja dengan saksama ... jangan beri
mereka istirahat... jangan menaruh kasihan pada mereka. Biarkan mereka
menjejali dirinya dengan makanan! Hal itu akan membuat semuanya lebih mudah
bagi kita ... Biarkan mereka melanjutkan pesta pora mereka. Kasih akan kesenangan
adalah pintu yang melaluinya kamu akan meraih mereka ... ' "(3 Februari 1923).
Anak-Anak Kecil Fatima Diperlihatkan Pada
Neraka
Pada tahun 1917, selama Perang Dunia I dan terjadinya
"neraka (perang) di bumi," Perawan Maria menampakkan diri kepada tiga
anak di Fatima, Portugal, pada setiap tanggal 13 bulan Mei hingga Oktober.
Selama penampakannya di sana pada 13 Juli 1917, Bunda Maria menunjukkan kepada ketiga anak muda itu, usia
7 hingga 10 tahun, penglihatan tentang neraka.
Lucia, yang meninggal pada 13 Februari 2005, menceritakan
bahwa nampak Perawan Maria Terberkati membuka kedua lengannya, dan memancarlah berkas
cahaya yang menembus bumi, dan kami melihat seolah-olah ada lautan api. Nampak
tercebur ke dalamnya setan-setan dan jiwa-jiwa dalam bentuk manusia, seperti
bara api yang transparan, semuanya nampak menghitam atau mengkilap seperti
perunggu, mereka mengambang di dalam kobaran api, sesekali mereka terangkat ke
udara oleh api yang dikeluarkan dari dalam diri mereka sendiri bersama dengan asap
atau awan besar, dan kemudian mereka jatuh ke bawah terpencar ke segala arah seperti
percikan api raksasa, tanpa memiliki bobot ataupun keseimbangan, di tengah segala
jeritan dan erangan rasa sakit dan putus asa, yang membuat kami sangat ngeri dan
gemetar ketakutan. (Itulah pemandangan yang membuatku menangis, seperti yang
dikatakan oleh orang-orang bahwa mereka
menengar aku menangis.)
Setan-setan itu dapat dikenali dari kemiripan
mereka dengan binatang-binatang yang amat menakutkan dan tidak dikenal, hitam
dan transparan seperti bara api. Dalam keadaan takut dan seakan-akan meminta tolong,
kami melihat ke arah Bunda Maria, yang berkata kepada kami dengan sedih:
"Kamu telah melihat neraka di mana jiwa-jiwa dari orang-orang berdosa yang
malang menuju.
Jadi, ketika anda berdoa rosario, daraskanlah pada
akhir setiap peristiwa: “Ya Yesusku,
ampunilah dosa-dosa kami, selamatkan kami dari api neraka dan hantarlah semua
jiwa ke dalam Surga, terutama mereka yang paling membutuhkan kerahiman-Mu."
Setelah penglihatan ini, ketiga anak
itu menjalani kehidupan yang dramatis di dalam pengorbanan dan penebusan dosa
bagi orang-orang berdosa agar orang-orang berdosa dapat dipertobatkan dan
diselamatkan dari api neraka, yang telah ditunjukkan oleh Tuhan kepada mereka
melalui Bunda Maria.
Seorang Anak Lelaki Dibangkitkan Dari
Mati Oleh St. John Bosco
Seorang anak lelaki berusia lima belas tahun di
Turin dalam keadaan sekarat dan akan mati. Dia memanggil-manggil Don Bosco,
tetapi orang suci itu tidak dapat datang pada waktunya. Seorang imam lainnya kemudian
memberikan Sakramen Pengakuan Dosa bagi anak itu dan kemudian anak itu mati.
Ketika Don Bosco tiba di Turin, dia langsung pergi menemui anak itu. Ketika
diberitahu bahwa anak itu sudah mati, dia bersikeras dengan mengatakan bahwa
itu "hanya kesalahpahaman." Setelah beberapa saat berdoa di kamar
anak yang mati itu, Don Bosco tiba-tiba berteriak: "Charles! Bangkitlah!"
Semua yang hadir saat itu merasa sangat takjub karena melihat anak itu mulai bergerak,
membuka matanya, dan kemudian duduk tegak. Melihat Don Bosco ada disitu, mata
anak itu bersinar.
"Pastor, seharusnya aku berada di neraka!"
kata anak itu terengah-engah. "Dua minggu yang lalu saya bersama seorang
teman yang jahat membawa saya ke dalam perbuatan dosa dan pada saat mengaku
dosa yang terakhir, saya takut untuk menceritakan semuanya kepada pastor ...
Oh, saya baru saja keluar dari mimpi yang mengerikan! Saya bermimpi bahwa saya
sedang berdiri di tepi sebuah tungku besar yang dikelilingi oleh sekelompok
setan. Mereka akan melemparkan saya ke dalam api ketika ada seorang wanita
cantik muncul dan menghentikan mereka. 'Masih ada harapan untukmu, Charles,'
kata wanita itu. 'Kamu masih belum dihakimi!' Pada saat itu saya mendengar Pastor
(Don Bosco) memanggil saya. Oh, Don Bosco! Senang sekali melihat Pastor lagi!
Maukah pastor mendengarkan pengakuan dosa saya? "
Setelah mendengarkan pengakuan dosa anak itu, Don
Bosco berkata kepadanya, "Charles, sekarang karena gerbang Surga telah terbuka
lebar bagimu, maukah kamu pergi ke sana atau kamu tetap tinggal di sini bersama
kami?" Anak lelaki itu memalingkan muka sejenak dan matanya menjadi lembab
karena air mata. Suara-suara orang yang hadir memenuhi ruangan itu. "Don
Bosco", kata anak itu akhirnya, "Saya lebih memilih untuk pergi ke
Surga." Para pelayat menyaksikan dengan takjub ketika Charles bersandar di
bantalnya, memejamkan mata, dan sekali lagi dia menatap keheningan kematiannya.
Jenderal Tua Dan Pangeran
Di Rusia sesaat sebelum kampanye militer yang
mengerikan antara Napoleon dan Rusia pada tahun 1812, dua orang militer
berpangkat tinggi, yang satu seorang pangeran dan Pemimpin Militer di Moskow
dan yang lainnya seorang Jenderal, sambil minum alkohol mereka mengejek tentang
keberadaan Tuhan, kehidupan setelah kematian dan neraka.
Mereka membuat olok-olokkan dengan sebuah "janji
kehormatan" yang bersifat mengejek: jika neraka itu memang ada, maka di
antara mereka berdua yang lebih dulu mati dan sampai di neraka haruslah memberitahukan
yang lainnya tentang hal itu. Beberapa saat kemudian, si Jenderal itu mati
lebih dulu. Suatu pagi, ketika si pangeran sedang sedang berbaring di tempat
tidur, sang Jenderal tiba-tiba muncul di hadapannya, dalam keadaan pucat,
dengan tangan kanannya di dadanya, dia mengatakan: "Apa yang kita lakukan
sekarang?
Disana ada neraka dan saya ada di sana! Apa yang
kita lakukan sekarang?" Kemudian dia menghilang. Si pangeran berlari menuju
teman-temannya, dengan tatapan mata yang liar, rambut yang tak tersisir, dia
menceritakan apa yang baru saja terjadi. Dua minggu kemudian, sebuah kabar
diterima di Moskow bahwa sang Jenderal telah mati dalam pertempuran - pada hari
yang sama dengan saat jenderal itu muncul di hadapan si pangeran. Dia mengingat
perkataan si jenderal: Neraka itu ada!
Bangsawan Muda Dan Janda Muda
Di London selama musim dingin tahun 1847-1848, ada
seorang janda muda yang kaya raya yang pada usia akhir 20-an tiba-tiba
mendapati dirinya berada dalam hubungan terlarang dengan seorang bangsawan.
Pada suatu malam ketika dia tertidur, ada seberkas cahaya yang muncul dan
membesar dari arah pintu kamarnya. Dia sangat heran karena pintu itu mulai
terbuka secara perlahan, dan disitu nampak si bangsawan muda. Pria bangsawan
itu mendekat, meraih pergelangan tangan kiri wanita itu dan mendesis: "Neraka
itu ada." Rasa sakit di pergelangan tangannya begitu hebat hingga wanita
itu kehilangan kesadaran. Ketika dia siuman, dia mengalami luka bakar yang
mengerikan di pergelangan tangannya hingga sampai ke tulangnya. Karpet di kamar
itu juga hangus, tempat di mana bekas langkah kaki bangsawan itu hilir mudik.
Keesokan harinya wanita mengetahui bahwa malam
sebelumnya, bangsawan itu telah ditemukan mabuk dan mati dalam pelukan para
pelayannya. Kemudian wanita itu menjalani sisa hidupnya dengan membawa bekas
luka hangus pada tangannya sebagai pengingat.
Pelacur-Pelacur Muda
Roma, 1873. Seorang pelacur meninggal pada suatu
malam di rumah sakit setempat. Pada saat itu, salah satu "rekan
kerja"-nya kembali ke rumah bordil sambil menjerit-jerit, membangunkan
seluruh lingkungan hingga membuat polisi datang. Mengapa? Karena temannya, yang
meninggal di rumah sakit, tiba-tiba menampakkan dirinya dalam kobaran api, mengatakan:
"Aku terkutuk!" Saat fajar, gadis malang itu pergi. Kabar muncul
tentang kematian temannya di rumah sakit pada malam sebelumnya. Kabar itu kemudian
menyebar ke seluruh Roma mengenai peristiwa ini. Seperti biasanya, orang yang
bijaksana mendengarkan, dan si bodoh tertawa.
Pewahyuan Yang Dialami Oleh St. Theresia
Dari Avila, Mystic, Confessor, Dan Salah Satu Doktor Gereja
"Ketika saya sedang berdoa pada suatu hari,
saya menemukan diri saya dalam sesaat, tanpa tahu bagaimana, saya jatuh ke
dalam neraka. Saya mengerti bahwa ini adalah kehendak Tuhan, bahwa saya harus
melihat tempat yang telah disiapkan iblis bagi saya, dan bahwa saya memang pantas
untuk masuk kesitu karena dosa-dosa saya. Hal itu berlangsung selama beberapa
saat, tetapi bagi saya hal itu tampaknya mustahil untuk melupakannya, bahkan
jika saya bisa hidup bertahun-tahun.
"Pintu masuknya seperti melewati celah sempit
yang panjang, seperti tungku, sangat rendah, gelap, dan sempit. Tanah disitu tampak
becek oleh air, lumpur, berbau sangat busuk, memancarkan aroma penyakit, dan dipenuhi
dengan hama yang sangat menjijikkan. Pada ujungnya ada tempat berlubang di
dinding seperti lemari, dan disitu saya melihat diri saya terkurung di dalamnya.
Semua yang ada di dunia ini masih jauh lebih menyenangkan untuk dilihat
dibandingkan dengan apa yang saya rasakan di sana. Tidak ada yang berlebihan
dalam perkataan saya ini.
"Tetapi seperti apa yang kemudian saya
rasakan, saya tidak tahu harus mulai dari mana untuk menceritakannya, sebab hal
itu benar-benar tidak bisa dijelaskan. Saya merasakan api di dalam jiwa saya,
sedemikian rupa besarnya sehingga saya tidak dapat menggambarkannya.
Penderitaan jasmani saya di dunia memang tak tertanggungkan rasanya. Saya telah
mengalami penderitaan yang sangat menyakitkan dalam hidup ini, di dunia ini, dan
seperti yang dikatakan oleh dokter, rasa sakit yang terbesar yang dapat
ditanggung oleh manusia, seperti misalnya kontraksi otot-otot saya ketika saya
lumpuh. Tanpa berbicara tentang penyakit lain – karena semua penyakit saya di
dunia sengaja di tanggungkan kepada saya oleh setan, namun semua ini (sakitku
di dunia) masih tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang saya rasakan
di neraka, terutama ketika saya melihat bahwa tidak akan ada saat jeda ataupun
akhir bagi keadaan mereka.
"Penderitaan di dunia ini tidak ada
apa-apanya dibandingkan dengan penderitaan jiwa saya, sebuah rasa penindasan,
kebekuan, dan rasa sakit yang begitu akut, disertai oleh begitu banyak rasa
putus asa yang kejam dan tak kenal belas kasihan hingga saya tidak tahu
bagaimana menceritakannya. Kalau saya mengatakan bahwa jika ada jiwa yang terus-menerus
direnggut dari ikatannya kepada tubuh, hal itu masih tidak berarti apa-apa,
karena hal itu akan berupa penghancuran kehidupan oleh tangan orang lain. Tetapi
yang terjadi di sini (di neraka) adalah bahwa jiwa itu sendiri yang
mencabik-cabik dirinya hingga berkeping-keping. Saya tidak dapat menggambarkan
api yang berasal dari dalam ataupun keputusasaan itu, karena ia melebihi semua
siksaan dan semua rasa sakit. Saya tidak melihat siapa yang menyiksa saya,
tetapi saya merasa terbakar dan hancur berkeping-keping, seperti yang kurasakan
sendiri, dan saya ulangi, api yang berasal dari dalam ini dan keputusasaan ini
adalah siksaan yang terbesar dari segala siksaan.
"Dibiarkan di tempat yang penuh penyakit dan
berbahaya seperti itu, dan sama sekali tanpa kekuatan untuk mengharapkan
penghiburan, saya tidak bisa duduk ataupun berbaring, tidak ada kamar disitu. Saya
ditempatkan seperti dalam sebuah lubang di dinding; dan tembok-tembok itu amat
mengerikan untuk dilihat, melingkupi diri saya dari setiap sisi. Saya tidak
bisa bernafas. Tidak ada cahaya, semua hanya berupa kegelapan yang pekat. Saya
tidak mengerti bagaimana bisa seperti itu; meskipun tidak ada cahaya, namun
segala sesuatu yang dapat memberikan rasa sakit dapat terlihat dengan jelas.
"Saat itu Tuhan tidak membiarkan saya melihat
lebih banyak lagi isi neraka. Setelah itu saya mendapatkan penglihatan lain
yang paling menakutkan, di mana saya melihat hukuman atas dosa-dosa tertentu. Siksaan
itu adalah yang paling mengerikan untuk dilihat, tetapi karena saya tidak
merasakan sakit apa pun, hanya kengerian saja yang saya rasakan, namun tidak
begitu besar. Dalam penglihatan sebelumnya Tuhan membuat saya benar-benar
merasakan siksaan dan penderitaan jiwa itu, seolah-olah saya merasakan
penderitaan itu di dalam tubuh saya di sana. Saya tidak tahu bagaimana hal itu
terjadi, tetapi saya mengerti dengan jelas, bahwa itu adalah kemurahan besar dari
Tuhan dimana Dia berkenan saya melihat dengan mata kepala saya sendiri sebuah tempat
dari mana belas kasihan-Nya menyelamatkan saya. Saya telah mendengar
orang-orang berbicara tentang hal-hal ini dan saya, pada saat-saat yang lain, tinggal
di berbagai tempat siksaan dalam neraka, meskipun tidak sering, karena jiwa
saya tidak bisa semakin maju dengan cara ketakutan; dan saya telah membaca
tentang berbagai siksaan, tentang bagaimana para Iblis merobek-robek daging
dengan penjepit merah membara. Tapi semua itu tidak ada apa-apanya dibandingkan
dengan kenyataan di dalam neraka: Ini adalah hal yang berbeda sepenuhnya.
Singkatnya, yang satu adalah kenyataan, dan yang lain adalah kisahnya; dan
semua hal yang terbakar di dunia ini, dalam kehidupan ini, tidak ada apa-apanya
dibandingkan dengan api yang ada di neraka.
"Saya sangat takut dengan penglihatan itu -
dan teror itu masih melekat pada diri saya bahkan saat ini, ketika saya menulis
ini – padahal hal itu telah terjadi hampir enam tahun yang lalu. Kehangatan
alami tubuh saya menjadi beku oleh rasa takut, bahkan hingga sekarang, ketika
saya mengingatnya. Maka di tengah semua rasa sakit dan penderitaan yang mungkin
harus saya tanggung, saya ingat tidak ada saat di mana saya tidak berpikir
bahwa semua yang harus kita derita di dunia ini adalah tidak ada apa-apanya
dibandingkan dengan penderitaan di neraka.
Menurut saya, segala keluhan kita di dunia ini seakan
tanpa alasan. Aku mengulanginya, penglihatan ini adalah salah satu bentuk
kerahiman terbesar dari Tuhan. Bagi saya, ia menjadi pelayanan terbesar bagi
saya, karena ia telah menghilangkan ketakutan
saya akan segala masalah, kesulitan, penderitaan dan kontradiksi di dunia. Dan
karena itu, penglihatan itu telah membuat saya cukup kuat untuk menanggung segala
penderitaan, dan untuk mengucap syukur kepada Tuhan yang telah menjadi Pembebas
bagi saya, seperti yang sekarang tampak bagi saya, dari rasa takut dan
penderitaan yang mengerikan dan bersifat kekal seperti itu.
"Sejak saat itu, seperti yang saya katakan
sebelumnya, segala penderitaan tampaknya dapat saya tanggung di dunia ini,
dengan mengingat sebuah saat penderitaan seperti yang saya alami saat itu di
neraka. Saya dipenuhi dengan rasa takut ketika saya melihat itu, setelah saya sering
membaca buku-buku yang menggambarkan beberapa cara penderitaan di neraka, dan
kini saya tidak takut pada semua penderitaan atau memperhitungkan penderitaan
di dunia ini. Di manakah kebaikan saya? Bagaimana mungkin saya bisa menikmati
hal-hal yang membawa saya langsung ke tempat yang begitu mengerikan? Terpujilah
selamanya Engkau, ya Tuhan, dan oh, betapa jelas bahwa Engkau mengasihi saya jauh
lebih besar daripada saya mengasihi Engkau! Betapa seringnya, ya Tuhan, Engkau
menyelamatkan saya dari penjara yang menakutkan itu! Dan betapa saya cenderung
untuk kembali kepada kesalahan itu lagi, yang bertentangan dengan kehendak-Mu.
"Ini adalah penglihatan yang memenuhi hati saya
dengan kesedihan yang sangat besar saat saya melihat ada begitu banyak jiwa
yang hilang, terutama dari anggota Lutheran - karena mereka pernah menjadi
anggota Gereja-Mu melalui Pembaptisan - dan kenyataan ini memberi saya hasrat
yang paling kuat untuk berusaha demi keselamatan jiwa-jiwa itu. Tentu saja saya
sadar bahwa untuk menyelamatkan bahkan satu jiwa saja dari siksaan yang luar
biasa itu, saya akan rela menanggung kematian hingga berkali-kali. Jika di sini,
di dunia ini, kita melihat seseorang yang secara khusus kita kasihi berada dalam
kesulitan besar atau mengalami suatu penderitaan, maka sifat alami kita akan
mendorong kita untuk berbelas kasih kepadanya, dan jika rasa sakit itu menjadi
hebat, kita juga akan merasakan sakit di dalam diri kita sendiri. Bagaimana jika
kita melihat ada suatu jiwa yang terancam oleh penderitaan, penderitaan yang
paling besar, selamanya? Ini adalah pikiran yang tidak dapat ditanggung tanpa merasakan
kesedihan yang besar. Di dunia ini kita tahu bahwa rasa sakit itu akan berakhir
dengan selesainya kehidupan, dan bahwa ada batas-batas daya tahan seseorang untuk
menderita sakit itu, dan penderitaan itu akan menggerakkan kita begitu besarnya
untuk berbelas kasih kepadanya; karena ada rasa sakit lain tidak memiliki
akhir, dan saya tidak tahu bagaimana kita bisa merasa tenang ketika kita melihat
setan membawa begitu banyak jiwa-jiwa setiap hari menuju neraka.
"Hal ini juga membuat saya berharap bahwa,
dalam hal yang sangat mengkhawatirkan kita, kita jangan merasa puas hanya dengan
melakukan lebih sedikit daripada yang dapat kita lakukan. Janganlah kita membiarkan
apa pun yang tidak beres. Semoga Tuhan berkenan memberi kita kasih karunia-Nya bagi
tujuan akhir hidup kita."
Rekan-rekan Kristiani yang terkasih, Pastor
Lombardi, dalam debat publiknya dengan pemimpin Komunis Italia, Velio Spano, di
Cagliara, pada tanggal 4 Desember 1948 mengatakan, "Saya merasa ngeri
ketika berpikir bahwa jika anda terus bersikap seperti ini, anda akan dikutuk di
dalam neraka." Pastor Lombardi berkata: "Ya, dan jika anda
melanjutkan, anda akan dihukum; karena untuk menghindari hukuman, orang harus
percaya pada keberadaan neraka." Neraka adalah realitas yang suram yang
mudah terlupakan dalam masyarakat yang tidak mengenal Tuhan dan apatis. Inilah
alasan mengapa kita harus takut akan keselamatan kita dan melakukan semua yang
kita bisa untuk memastikan bahwa kita adalah salah satu dari umat pilihan.
St. Leonard dari Port Maurice berkata: "Diselamatkan
selamanya (di dalam Surga), atau terkutuk selamanya (di dalam neraka); dan jika
anda tidak berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan yang satu (Surga) maka anda
memastikan untuk mendapatkan yang lain (neraka). Ini adalah sesuatu yang tak
terbayangkan."
Jangan biarkan hidup anda berlalu sebelum
terlambat; fokuslah pada penyelamatan jiwa anda dengan mengesampingkan semua
hal lainnya, jangan sampai anda mendapati diri anda selamanya berada dalam api yang
kekal, setelah saat penghakiman anda nanti. Oh Yesusku, ampunilah dosa-dosa kami!
Selamatkan kami dari api neraka!
________________________________
Berikut ini adalah sesan-pesan Surgawi kepada Veronica
Lueken, visiuner dari Bayside:
“Ada kebutaan yang jauh lebih
buruk daripada hilangnya penglihatan fisik, yaitu kebutaan hati. Begitu banyak jiwa
yang menuju api neraka dengan membabi buta. Manusia berusaha untuk
menghancurkan bukti keberadaan neraka, namun manusia akan segera belajar menerima
kebenaran (realita). Neraka itu ada dan Surga itu ada. Dosa-dosa daging
mengirim lebih banyak jiwa ke dalam neraka." - Yesus, 2 Oktober 1970
MITRA (uskup)
"Akan ada banyak uskup
di dalam neraka. Banyak imam-imam yang sedang berada di jalan menuju kutukan;
dengan hal itu mereka mmbawa serta banyak orang lainnya (umat). Karena itu
adalah lubang yang paling endah dari jurang yang akan berupa keabadian! Mereka
yang dipercaya di Rumah Puteraku akan bertanggung jawab atas jatuhnya jiwa-jiwa
kaum muda. Kedudukanmu tidak akan menjamin kamu masuk ke dalam Kerajaan."
- Our Lady of the Roses, 25 Juli 1972
BUNGA SALJU
"Sin has now become a way of life in your world. The souls continue to fall into hell as numerous as the snowflakes that fall from the heavens!" - Our Lady, March 25, 1973
"Sin has now become a way of life in your world. The souls continue to fall into hell as numerous as the snowflakes that fall from the heavens!" - Our Lady, March 25, 1973
BUTIRAN SALJU
"Dosa kini telah menjadi cara hidup di duniamu. Jiwa-jiwa terus berjatuhan ke dalam neraka sebanyak butiran salju yang jatuh dari langit!" - Our Lady, 25 Maret 1973
"Dosa kini telah menjadi cara hidup di duniamu. Jiwa-jiwa terus berjatuhan ke dalam neraka sebanyak butiran salju yang jatuh dari langit!" - Our Lady, 25 Maret 1973
DAGING
"Dosa-dosa daging,
ketidak-murnian, dan ketidak-sopanan dalam berpakaian, telah mengirim banyak jiwa
ke dalam neraka, mereka direbut oleh Lucifer." - Our Lady, 14 April
1973
PERINTAH-PERINTAH
ALLAH
"Ini adalah
Perintah-perintah Bapa. Hancurkan satu saja dari Perintah itu maka pintu neraka
akan terbuka untukmu." - Musa, 24 Maret 1974
BAU BUSUK
Veronica - Ya ampun…! Saya melihat - oh, itu bau! Bau busuk itu sangat mengerikan! Saya melihat lubang besar, dan ia dalam keadaan terbakar. Dindingnya berwarna oranye dan panas membara. Oh! Oh, dan saya melihat makhluk-makhluk mengerikan itu; mereka menempel di sisi bebatuan. Beberapa memiliki sayap - mereka terlihat hampir seperti manusia yang mengerikan, setengah manusia, setengah binatang, tetapi mereka memiliki telinga runcing.
Veronica - Ya ampun…! Saya melihat - oh, itu bau! Bau busuk itu sangat mengerikan! Saya melihat lubang besar, dan ia dalam keadaan terbakar. Dindingnya berwarna oranye dan panas membara. Oh! Oh, dan saya melihat makhluk-makhluk mengerikan itu; mereka menempel di sisi bebatuan. Beberapa memiliki sayap - mereka terlihat hampir seperti manusia yang mengerikan, setengah manusia, setengah binatang, tetapi mereka memiliki telinga runcing.
Dan mereka memiliki
... "oh, Tuhanku! Tolong, Bunda Terberkati, bawalah aku keluar dari
sini!" Oh, Tuhan, mereka memiliki kaki yang nampak seperti cakar dengan lengan
penuh rambut, dan juga… jari-jari itu memiliki kuku yang panjang; ia seperti
cakar. Dan mereka memiliki ekspresi wajah menyeringai
yang sangat mengerikan. Sekarang saya melihat, saya melihat tubuh manusia terjatuh,
terjatuh. Ketika mereka jatuh mereka mulai berpendar-pendar. Mereka bersinar
seperti warna oranye, seperti bara. Dan mereka berteriak-teriak: "Tolong! Kasihanilah aku! Kasihanilah
aku! Terlambat! Terlambat!" Oh! Ya
Tuhan! Dan saya melihat mereka bergerak sangat cepat. Saya tidak tahu dari mana
mereka jatuh. Mereka nampak seperti air hujan yang jatuh, seperti dari langit langsung
ke lubang ini. Dan saya melihat - oh, Tuhanku! Saya melihat beberapa di
antaranya adalah imam-imam. Oh! Oh, dan aku melihat satu, dia memiliki oh,
Tuhanku! - topi kardinal di kepalanya! Ternyata ada tiga. Sekarang saya bisa menghitungnya, ya ada tiga.
Mereka memakai mitra di kepala mereka. Ya Tuhan! Oh, itu sangat mengerikan!
Panasnya sangat hebat, dan baunya! Saya merasa seperti diri saya yang terbakar!
Bunda Maria:
"Anakku, kamu telah melihat jiwa-jiwa malang yang musnah selamanya di dalam
keabadian." - Our Lady of the Roses, 7 September 1974
"Kamu memiliki dua
tujuan akhir bagi hidupmu: Surga dan neraka. Ketahuilah bahwa setan akan
mencoba untuk menghapus realitas keberadaan kerajaannya, neraka, darimu. Jika dia
membuat lelucon tentang eksistensinya di antara kamu, dia akan menyesatkan kamu
sehingga kamu akan berbuat dosa dan melepaskan diri dari Roh Terang. Dan ketika
kamu melepaskan diri dari Roh Terang, maka kamu melepaskan diri dari kehidupan
kekal di dalam Kerajaan Bapamu, Tuhan Yang Mahatinggi di Surga. " - Our Lady of the Roses, 1 Februari 1975
KEHENDAK BEBAS
"Bertobatlah dalam
cara hidupmu, dan kamu akan diterima kembali di dalam Kerajaan. Tidak ada orang
yang akan jatuh ke dalam neraka kecuali dia kesana atas keinginannya sendiri,
anakku." - Our Lady of the Roses, 10 Februari 1975
BROWN SCAPULAR
"Now this be it known: that the Scapular cannot keep you from purgatory. I purposely gave this knowledge to Saint Simon Stock, the knowledge of the existence of a sacramental so powerful that a man who would fall fast into hell shall escape, through the mercy of his God, and the existence of a shadow of faith that he may have." - Our Lady, September 14, 1975
"Now this be it known: that the Scapular cannot keep you from purgatory. I purposely gave this knowledge to Saint Simon Stock, the knowledge of the existence of a sacramental so powerful that a man who would fall fast into hell shall escape, through the mercy of his God, and the existence of a shadow of faith that he may have." - Our Lady, September 14, 1975
SKAPULIR
COKLAT
"Sekarang ketahuilah:
bahwa Scapular itu tidak dapat meluputkan kamu dari Api Penyucian. Dengan
sengaja aku memberikan pengetahuan ini kepada St. Simon Stock, pengetahuan
tentang keberadaan benda sakramental yang begitu kuat itu, sehingga seseorang
yang akan jatuh dengan cepat ke dalam neraka akan bisa lolos, melalui belas
kasihan Tuhannya, serta adanya sedikit iman yang mungkin masih dia miliki."
- Our Lady, 14 September 1975
ORANGTUA
"Orang tua
bertanggung jawab atas bimbingan dan keselamatan dari jiwa anak-anak mereka.
Disiplin harus dikembalikan ke rumah, orang tua harus memberi contoh kesucian
dan kesalehan di rumah mereka. Jangan berharap orang lain menggantikan kamu dalam
membimbing anak-anakmu. Ini adalah tugasmu; itu adalah tujuanmu; itu (keluarga)
adalah tempat pemberhentian kehidupanmu di dunia; dan kamu tidak boleh menolak
tanggung jawabmu, karena jika begitu kamu akan menolak anak-anakmu dan akan
melemparkan mereka ke jalan menuju neraka." - Yesus, 10 April 1976
SEBUAH PILIHAN
"Hidupmu di dunia ini hanyalah sebuah peziarahan
yang singkat. Kehidupanmu adalah kekal abadi. Dan kemanakah kamu akan pergi
ketika kamu melewati tabir kehidupan ? Pilihan ada di tanganmu, anak-anakku."
- Our Lady of the Roses - 7 Desember 1976
HOMOSEKSUALITAS
"Homoseksualitas tidak akan dimaafkan. Ini
adalah kekejian di mata Bapa Yang Kekal, dan perbuatan itu telah mengutuk
banyak orang ke dalam neraka." -
Yesus, 18 Juni 1991
_______________________
1 Oktober 2013– Eugenio
Scalfari, seorang editor atheis dan pendiri sebuah penerbitan anti-Katolik dan
historis fanatik, berjudul "La
Repubblica", mengadakan wawancara dengan PF. Hasil wawancara itu diterbitkan. Dan pihak Vatikan juga
tidak membantah hasil wawancara ini. Sebagian darinya adalah seperti ini:
….Pandangan
ini, seperti yang akan kita lihat selanjutnya dalam artikel ini, adalah sebuah
langkah baru yang mencolok yang berbeda dari garis jalan yang diikuti oleh para
paus sebelumnya. Scalfari meringkaskan beberapa ‘inovasi’, sebagaimana dia
menyebutnya, dari paus baru yang telah memenangkan banyak hati dari media
sekuler: "Misinya berisi dua inovasi
yang menghebohkan : Gereja Francis yang malang, Gereja horizontal Martini, dan
yang ketiga : Allah yang tidak menghakimi, tetapi mengampuni. Tidak ada hukuman, dan karena itu : tidak
ada neraka".
Pandangan PF seperti ini
dimunculkan kembali menjelang Triduum, Maret 2018 lalu. Segera saja hal ini
mendapatkan tanggapan keras dari banyak sekali umat Katolik dan imam-imam di
seluruh dunia.
Beberapa dari tanggapan itu adalah
berikut ini:
IMAM-IMAM
SEGERA SAJA BEREAKSI MEMBELA AJARAN GEREJA MENGENAI KEBERADAAN NERAKA
paulsimeon2014
April 3, 2018
Artikel aslinya lihat disini:
No comments:
Post a Comment