NEWSCATHOLIC CHURCHFri May 18, 2018 - 11:28
am EST
CARDINAL BURKE:
UMAT KATOLIK HARUS MEMBUAT KRISTUS MERAJA DI TENGAH
KEMURTADAN DALAM GEREJA SAAT INI
by Pete Baklinski
ROMA,
18 Mei 2018 (LifeSiteNews) -
Umat Katolik secara sadar harus menempatkan diri di bawah penguasaan Kristus
sebagai Raja, di hadapan musuh-musuh Gereja yang saat ini berusaha “menyusup ke
dalam kehidupan Gereja dan merusak Mempelai Kristus melalui kemurtadan terhadap
Iman Apostolik,” demikian kata Kardinal Raymond Burke pada hari ini di Roma.
Kardinal
Raymond Burke, salah satu penandatangan dubia dan pembela utama ortodoksi di
dalam Gereja saat ini, menasihati para peserta konferensi tahunan Rome Life Forum, bahwa Kristus sebagai Raja haruslah memerintah
atas Mempelai Wanita-Nya, atas dunia, dan juga harus memerintah atas hati
manusia.
Dia
mengatakan bahwa St. Paulus meringkas kebenaran ini dengan ajarannya tentang segala
hal, seluruh alam semesta, agar dipulihkan, atau direkapitulasi, di dalam
Kristus (Efesus 1:10).
Perkataan
St. Paulus ini “merujuk pada tatanan dan kedamaian, keselamatan kekal, di mana
Allah Bapa mengutus Putera Tunggal-Nya untuk menerima sifat manusia kita dan
untuk menderita, mati, bangkit dari kematian dan naik menuju ke sebelah kanan
Bapa,” katanya.
“Hal
itu mengacu pada Misteri Iman, yang meyakinkan kita bahwa Kristus, yang duduk
di sebelah kanan Bapa di dalam kemuliaan, tetap ada bersama kita di bumi, mencurahkan
tujuh karunia Roh Kudus yang keluar dari dalam Hati-Nya yang ditusuk, secara tanpa
batas dan tanpa henti, kepada Tubuh Mistik-Nya, Gereja, yaitu ke dalam hati
manusia,” tambahnya.
Kardinal
Burke mengatakan bahwa “di dalam Kristus ada tatanan yang benar dari segala
sesuatu, persatuan langit dan bumi, seperti yang dikehendaki Bapa sejak semula.”
“Adalah
ketaatan dari Allah Putra yang menjelma yang telah membangun kembali,
memulihkan, persekutuan manusia yang awali dengan Tuhan dan, oleh karena itu, perdamaian
di dunia. Ketaatan Kristus sekali lagi menyatukan semua hal, 'segala sesuatu
yang ada di surga dan segala sesuatu yang ada di bumi,” tambahnya.
Burke
menekankan bahwa kekuasaan Raja Kristus atas hati manusia bukanlah "idealisme
yang hanya dapat dicapai oleh segelintir orang, tetapi sesungguhnya semua orang
dipanggil kesitu."
“Hal
ini lebih merupakan realitas rahmat ilahi yang membantu bahkan manusia yang
paling lemah dan paling menderita, agar mencapai derajat kebajikan heroik, asalkan
dia mau bekerja sama dengan rahmat ilahi,” katanya.
Sejumlah
teolog Katolik yang setia kepada ajaran Gereja yang kekal tentang perkawinan,
kehidupan moral, dan penerimaan Sakramen-sakramen, telah menyatakan
keprihatinan mereka atas ajaran-ajaran baru dari tingkat tertinggi dalam Gereja,
yang menyajikan kehidupan moral hanya sebagai "idealisme" untuk diraih, bukan realitas yang mengikat semua
orang.
Kardinal
Burke mengatakan bahwa umat Katolik yang setia harus mengizinkan Kerajaan
Kristus untuk dilaksanakan dalam kehidupan mereka “sebagian besar, melalui hati
nurani, 'suara Tuhan' yang mengekspresikan hukum-Nya yang tertulis, pada setiap
hati manusia.”
“Karena
itu, hati nurani, seperti yang sering dinyatakan secara keliru saat ini, tidak
boleh dibentuk oleh pikiran dan keinginan tiap individu, tetapi haruslah dibentuk
oleh kebenaran yang selalu memurnikan pikiran dan keinginan individu, dan
mengarahkannya sesuai dengan hukum kasih kepada Tuhan dan sesama. Kepatuhan
kepada kuasa Kristus hendaknya diungkapkan oleh tekad dan upaya untuk
menyesuaikan semua pikiran, perkataan dan perbuatan seseorang dengan kehendak Kristus
yang hidup bagi kita di dalam Tradisi Kerasulan yang menggelora,” katanya.
Beberapa
uskup dan ahli teologi dalam jajaran tinggi Gereja telah menggambarkan hati
nurani sebagai otoritas final dan tertinggi yang harus diikuti, bahkan meski hal
itu bertentangan dengan hukum Tuhan dan ajaran Gereja.
Burke
melanjutkan dengan menekankan betapa kekuasaan Kristus tidak hanya berlaku bagi
umat Kristiani, tetapi juga bagi semua orang di dunia, termasuk mereka yang
memegang jabatan politik.
“Kekuasaan
Kristus, secara alami, adalah bersifat universal, yang artinya hal itu meluas
kepada semua orang, di seluruh dunia. Ini bukanlah sebuah kekuasaan atas umat
beriman atau hanya atas hal-hal yang berasal dari Gereja, tetapi atas semua manusia
dan semua urusan mereka,” katanya.
“Kekuasaan
Kristus itu dilaksanakan dari dalam Hati Kristus ke dalam hati manusia. Ia
tidak berpretensi untuk memerintah langsung dunia ini, tetapi mengaturnya
melalui manusia,” lanjutnya.
"Umat
Kristiani yang memerintah negara dengan tidak menggunakan sarana Gereja, pada
saat yang sama dipanggil untuk memberikan kesaksian yang heroik tentang kebenaran
hukum moral, tentang hukum Allah. Jadi, kekuasaan Kristus dijalankan oleh hati yang
menyatu dengan Hati Raja-Nya,”tambahnya.
Kardinal
Burke mendorong keluarga-keluarga Katolik untuk menaruh gambar Hati Kudus Yesus
di rumah mereka sebagai cara untuk menempatkan diri mereka di bawah
pemerintahan Kristus sebagai Raja.
“Kekuasaan
Raja Kristus di rumah akan membebaskan anggota keluarga dan keluarga sebagai
anggota masyarakat luas, untuk menikmati hak-hak mereka dan memenuhi
tugas-tugas mereka, sesuai dengan kehendak Allah. Universalitas kekuasaan Raja
Kristus tercermin dari pemasangan gambar-gambar Hati Kudus Yesus di rumah-rumah
dan di tempat-tempat lain dari segala kegiatan kita.”
Dia juga
menguraikan bagaimana partisipasi dalam Ekaristi adalah “cara paling sempurna
dan efektif dari transformasi hati manusia melalui persatuan dengan Hati
Kristus, melalui penyerahan kepada kuasa-Nya yang berupa kasih yang murni dan tanpa pamrih.”
Silakan melihat artikel lainnya
disini : http://devosi-maria.blogspot.co.id/
No comments:
Post a Comment