PAUS FRANCIS: “DOSA YANG
PALING RINGAN ADALAH DOSA DAGING”
https://veritas-vincit-international.org/2019/08/14/sins-of-the-flesh/
Cover buku
“Pope Francis, the Path of Change in Politics and Society: A
Future of Faith”
Paus Francis telah mengatakan bahwa dosa daging - yaitu, dosa
nafsu atau ketidakmurnian - adalah "dosa yang paling ringan" dari
semua dosa. Pernyataan kontroversial ini dapat ditemukan dalam Bab 5 buku
berjudul “Pope Francis, the Path of Change in
Politics and Society: A Future of Faith” Buku ini,
yang dirilis Agustus 2018 lalu, memuat wawancara Paus Francis oleh sosiolog dan
agnostik yang terkenal, dari Prancis, Dominique Wolton.
Catatan:
Agnostik:
- seseorang yang percaya bahwa
tidak ada yang diketahui atau yang dapat diketahui tentang keberadaan atau
sifat Allah atau apa pun, di luar fenomena material;
- seseorang yang mengaku tidak
beriman atau tidak percaya kepada Tuhan.
Di bawah ini adalah sebagian kutipan dari Bab 5 (halaman
173-174) yang menunjukkan konteks lengkap pernyataannya:
DOMINIQUE WOLTON: Yang jadi masalah adalah
bahwa Gereja Katolik selama ini mengutuk kapitalisme, uang, ketidakadilan,
tetapi kutukan ini berlalu begitu saja atau bahkan tidak didengar. Di sisi
lain, dalam masalah moral, Gereja Katolik tahu bagaimana membuat kritik dan
kutukannya didengar ...
POPE FRANCIS: Dosa yang paling ringan adalah dosa kedagingan.
DOMINIQUE WOLTON: Baiklah, tetapi pernyataan ini perlu dikatakan lebih keras,
karena pesannya tidak sampai kepada masyarakat luas.
POPE FRANCIS: Dosa-dosa daging tidak selalu paling mengerikan, karena
daging itu lemah. Dosa yang paling berbahaya adalah dosa pikiran. Saya telah
berbicara tentang angelisme: kesombongan dan kesia-siaan adalah dosa dari
angelisme. Saya mengerti pertanyaan Anda. Gereja adalah Gereja. Para imam telah
dicobai – meski tidak semuanya, tetapi banyak dari mereka - untuk berfokus berbicara
soal dosa seksualitas. Itulah yang sudah saya katakan kepada Anda: apa yang
saya sebut sebagai moralitas ‘di bawah pusar’ (masalah sex). Padahal dosa yang
lebih serius, sebenarnya, ada di tempat lain.
DOMINIQUE WOLTON: Apa yang Anda katakan tidak didengar.
POPE FRANCIS: Tidak, tetapi ada juga imam-imam yang baik ... Saya kenal seorang
kardinal di sini yang bisa menjadi contoh yang baik. Dia mengakui kepada saya,
berbicara tentang masalah ini, bahwa ketika orang-orang datang menemuinya untuk
berbicara kepadanya tentang dosa-dosa ‘di bawah pusar’ ini, dia berkata, dengan
segera, “Saya sudah mengerti hal itu; tetapi mari kita bicara tentang sesuatu
yang lain saja." Lalu imam itu menghentikan mereka, seolah dia mau mengatakan," Aku sudah mengerti apa yang
kau maksud, tetapi mari kita lihat apakah ada sesuatu lainnya yang lebih
penting." "Aku tidak tahu." "Tapi apakah Anda berdoa?
Apakah Anda mencari Tuhan? Apakah Anda membaca Injil?"
Imam itu membuat mereka mengerti bahwa ada lebih banyak kesalahan
lain yang lebih penting. Ya, memang itu (masalah ‘di bawah pusar’ atau masalah
sex) adalah dosa, tapi ... imam itu memberi tahu mereka, "Saya sudah
mengerti hal itu," lalu pembicaraan dialihkan pada masalah lain.
Sebaliknya, beberapa imam, ketika mereka menerima pengakuan
dosa semacam ini (tentang masalah sex), imam itu akan bertanya, "Bagaimana
kamu melakukannya, dan kapan kamu melakukannya, dan untuk berapa lama?
..." Dan mereka seakan memiliki "film" yang diputar ulang di
kepala mereka. Tetapi para imam itu lebih menyerahkan kepada seorang psikiater
yang akan menangani masalah ini.
DOMINIQUE WOLTON: Memang hal itu benar, ada ‘dosa’ yang jauh lebih serius
daripada dosa-dosa kedagingan, tetapi apa yang Anda katakan tidak ada dalam
tradisi budaya ...
********
Kitab Suci dengan jelas menyatakan bahwa dosa-dosa ketidakmurnian
yang tidak bertobat menjadikan orang berdosa itu layak menerima hukuman kekal.
St Paulus menulis kepada orang-orang Ibrani: “Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu
mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi
Allah.” (Ibr 13: 4). St.Yudas menulis dalam
suratnya: “…sama seperti Sodom dan Gomora dan
kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan
mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal
sebagai peringatan kepada semua orang. (Yud 1:7) Dan St. Paulus memperingatkan orang-orang Korintus: “Atau tidak tahukah kamu, bahwa
orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah?
Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang
pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah
dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (1 Kor 6: 9-10) Contoh-contoh lainnya dapat ditambahkan disini secara
berlipat ganda, tetapi ini tidak perlu.
Alphonsus Liguori, doktor Gereja, menulis:
Saudaraku, janganlah berkata,
seperti banyak orang, bahwa dosa-dosa terhadap kemurnian akhlak adalah dosa
ringan, dan bahwa Allah bisa menerima semua itu.
Apa! Apakah Anda mengatakan itu adalah dosa ringan? Tetapi
itu adalah dosa yang mematikan: dan jika itu adalah dosa mematikan, meski hanya
sekali saja perbuatan itu dilakukan, meskipun itu hanya berupa persetujuan
terhadap pikiran jahat, hal itu sudah cukup untuk mengirim Anda ke neraka. “Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada
orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang
mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.” (Ef 5:5) Apakah itu dosa ringan?
Bahkan para penyembah berhala menganggap dosa ketidakmurnian sebagai
yang terburuk dari kejahatan, karena efek buruk yang dihasilkannya. Seneca
berkata: "Ketidaksopanan adalah kejahatan terbesar di dunia;" dan
Cicero menulis: "Tidak ada wabah yang begitu fatal seperti kesenangan
jasmani;" dan St. Isidore berkata, "Meski kamu melakukan segala macam
dosa, namun tidak ada yang setara dengan kejahatan ini (dosa daging)."
Akhirnya, akan sangat membantu untuk mengingat apa yang
dikatakan oleh Suster Lucia dari Fatima mengenai dosa-dosa daging, sebagaimana
disampaikan oleh Bunda Maria kepadanya: “Dosa-dosa
yang menyebabkan sebagian besar jiwa masuk neraka adalah dosa-dosa daging.”
By Paul Simeon, Veritas
***************
Galatia 5:16-25
Hidup menurut daging atau Roh
Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan
menuruti keinginan daging.
Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan
keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya
bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu
kehendaki. Akan tetapi
jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah
hukum Taurat. Perbuatan
daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan,
perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh
pemecah, kedengkian,
kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan
kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal
yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita,
damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak
ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah
menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah
hidup kita juga dipimpin oleh Roh,
No comments:
Post a Comment