NEUMAYR DI BUENOS AIRES, MENYAMPAIKAN RASA MALU DAN
PENYESALANNYA ATAS USKUP DARI ARGENTINA INI
"Kami merasa malu karena
dia," kata mantan jaksa penuntut, tentang Jorge Bergoglio, selama
kunjungan George Neumayr ke negara asal paus. " Bergoglio mewakili kualitas
terburuk kita," kata pria itu menyimpulkan.
Neumayr, penulis buku The Political Pope
dan salah satu antagonis yang paling mantap dari Theodore McCarrick dan para klerus
busuk yang ikut serta atau membantu menutup-nutupi kejahatannya, kini sedang berada
di Argentina untuk mencari jawaban.
Secara khusus, dia ingin tahu
mengapa paus pertama dari Amerika Latin itu belum mau kembali ke negara asalnya
sejak pemilihannya menjadi paus.
Berdasarkan reaksi dan jawaban
dari beberapa orang yang diajak bicara oleh Neumayr, penyebabnya mulai semakin
jelas dan lebih masuk akal.
Neumayr menggambarkan sosok
Bergoglio sebagai seorang pria yang bersedia menutupi para klerus pelaku kejahatan
sexual, karena hal itu akan bisa memberinya “peningkatan pengaruh”:
“Bergoglio akan memanggil
mereka yang mau menyelidiki tentang seorang imam pederast (pelaku semburit) dan
menyuruh mereka untuk berdiam diri,” kata orang dalam di Gereja Buenos Aires
kepada saya. "Kemudian Bergoglio akan memberitahu imam yang sedang
diselidiki dan mengatakan bahwa penyelidikan itu telah dihentikan olehnya. Kemudian
Bergoglio memanfaatkan kesempatan itu untuk mendapatkan kepatuhan total
darinya." Banyak imam seperti itu yang merasa ‘berhutang budi’ kepada Bergoglio.
Beberapa orang bertanya-tanya
mengapa orang seperti Bergoglio itu bersedia dikelilingi oleh banyak penjahat, para penjilat, orang-orang yang
tak bermoral. Tetapi pertanyaan itu bukanlah misteri bagi umat Katolik di Argentina.
“Dia telah melakukan hal yang sama ketika menjadi uskup agung,” kata seseorang.
"Dia menggunakan rahasia orang-orang lain untuk mengendalikan
mereka."
Dia telah melindungi terlalu
banyak klerus yang ‘bermasalah’ - apakah itu adalah pelaku pelecehan sex atau dikenal
karena keterlibatannya dalam suatu kejahatan – dimana hal ini bukan sekedar rumor
semata. Daftarnya adalah panjang, dan saya sudah menulis hal itu sebelumnya,
jadi saya tidak akan menyebutkan semuanya di sini. Beberapa telah menjadi akrab
di telinga kita, namun terutama: Barros; Inzoli; Danneels; Ricca; Pineda; Peña
Parra; dan ya, McCarrick, semuanya masuk kedalam pikiran kita. “Parade
pertemanan yang memalukan” ini (sebagaimana Vaticanista Marco Tosatti menyebutnya)
memberi tahu kita banyak hal tentang tipe pria (Bergoglio) yang sedang kita
hadapi.
Kisah asal usul paus ini,
yang menurut saya, belum pernah diteliti cukup detil, berdasarkan upaya Neumayr
untuk menemukan jawabannya, namun diselimuti oleh banyak ketidaksukaan dan
mitos yang sama. Banyak
dari apa yang telah dia temukan dalam catatan pertama dan kedua dari serial tulisan
yang sedang dikerjakannya, akan menjadi penegasan atas hal-hal yang sudah
dibahas dalam buku-buku seperti The
Dictator Pope karya Henry Sire (Marcantonio
Colonna ). (Sire
juga melakukan perjalanan ke Argentina untuk mencari jawaban saat melakukan
penelitian bagi bukunya.)
Misalnya, paus adalah seorang
Peronist yang diilhami oleh komunis. (Mentor politiknya adalah seorang komunis
Paraguay yang bernama Esther Ballestrino.) Neumayr mengatakan:
Umat Katolik Argentina
menggambarkan Bergoglio sebagai ‘Peron gerejawi’ - bunglon yang bengis,
sosialis, dan suka berbohong, dan melakukan taktik tercela apa pun untuk bisa mempertahankan
kekuasaannya.
"Dulu Peron sering mengatakan
bahwa dia adalah baling-baling cuaca, bahwa dia bergerak ke mana angin menuju,"
kata seorang wartawan kepada saya. “Bergoglio juga seperti itu. Pada hari Senin
dia adalah seorang liberal. Pada hari Selasa dia adalah seorang konservatif.
Pada hari Rabu dia menjadi liberal lagi. Dan begitu seterusnya."
Saya membahas masalah yang kritis
tetapi sering terabaikan ini di sebuah postingan pendek yang sering saya sebut sebagai
“Aturan Perón.” Saya sering memperingatkan orang-orang untuk tidak menerima perkataan
paus begitu saja, karena dengan cepat dia akan mengubahnya atau bertindak dalam
kontradiksi dengan perkataan sebelumnya. (Bagi mereka yang berada di luar lingkaran
politik Argentina, fakta ini masih sering sulit dipahami.)
Orang yang mengatakan kepada
Neumayr bahwa orang-orang Argentina merasa malu dengan Bergoglio, mengatakan bahwa
Bergoglio adalah pemalsu: “Dia tidak tahu apa-apa – tidak tahu moral, tidak
tahu teologi, tidak tahu sejarah. Tidak ada apa-apanya. Hanya kekuasaan saja yang
menarik baginya. ”
Hal ini memang konsisten
dengan apa yang telah kita lihat selama enam tahun terakhir ini. Selanjutnya Neumayr
berkata: “Deskripsi paus Francis sebagai seorang ideolog gila kekuasaan sudah sangat
luas, saya temukan sendiri hal ini. Saya berbicara panjang lebar dengan Antonio
Caponnetto, yang merupakan penulis Argentina, yang telah menulis beberapa buku
tentang Paus Francis. “Di seminari, teman-teman sekelasnya memanggilnya
'Machiavelli,'” kata Neumayr.
Mengenai pertanyaan mengapa dia
menghindari berkunjung ke negara asalnya, Caponnetto memberi Neumayr dua
alasan: “Satu, setidaknya separuh warga negara Argentina membencinya, dan dua,
Francis tidak menyukai rezim Macri yang pro-kapitalis, yang konon
'konservatif'. Alasan terakhir ini tidak masuk akal: Macri tidaklah
konservatif, karena seorang konservatif Argentina yang pertama mengatakan
demikian."
Mengenai ketidakcocokan
politik Paus dengan rezim Argentina saat ini, Santiago Estrada, mantan duta
besar Argentina untuk Tahta Suci, mengatakan kepada Neumayr:
... jika kaum kiri yang keras
kembali berkuasa, "Bergoglio akan mau kembali." Estrada berkata bahwa
Bergoglio "pasti akan kembali tahun depan" jika Macri kalah, tetapi Bergoglio
akan menyebutnya sebagai "kunjungan pastoral."
"Francis selalu bekerja
di belakang layar" untuk membantu para lawan Macri; seorang agen politik
Argentina berkata kepada saya. "Bergoglio ingin agar Macri kalah."
Pihak konservatif merasa takut
akan prospek kemenangan Peronista. Seseorang yang memiliki sebuah blog yang khusus
berbicara soal politik di Argentina, berkata kepada saya, “Saya akan
meninggalkan negara itu. Negara itu tidak akan aman bagi kita."
Bergoglio sebagai kekuatan politik
yang berbahaya adalah kisah yang juga telah kami dengar sebelumnya.
Satu aspek kehidupan
Bergoglio, saya harap Neumayr dapat mencari tahu lebih banyak sebelum kembali
ke rumahnya, adalah berkaitan dengan keluarga Bergoglio. Siapa mereka? Seperti
apa hubungan Bergoglio dengan mereka? Bagaimana dia tumbuh dewasa? Seperti apa
hubungannya dengan Tuhan? Mengapa dia berbohong kepada ibunya bahwa dirinya berada
di seminari?
Dikatakan bahwa Bergoglio hanya
memiliki satu saudara kandung yang selamat dari total lima anak-anak keluarga Bergoglio:
seorang saudari bernama María Elena Bergoglio. Dimana dia? Apakah dia memiliki
peran dalam kehidupan Bergoglio? Kenapa Bergoglio tidak pernah membicarakan dia?
Apa yang dipikirkan Maria Elena tentang Bergoglio, kakaknya?
Saya tahu bahwa ada lebih
banyak pertanyaan daripada jawaban, tetapi bahkan beberapa jawaban akan lebih
baik daripada tidak sama sekali. Saya memuji upaya Neumayr untuk memahami
hal-hal ini. Beberapa cerita dapat benar-benar dipahami tanpa mengetahui bab-bab
pembuka.
Dan silakan kunjungi halaman
George di The American Spectator dan
bacalah kedua postingan ini. Saya berharap lebih banyak fakta akan terungkap.
**********
Steve Skojec adalah Penerbit,
Pendiri dan Direktur Eksekutif OnePeterFive.com.
Dia menerima gelar BA dalam bidang Komunikasi dan Teologi dari Franciscan
University of Steubenville pada tahun 2001. Komentar-komentarnya telah muncul
di The New York Times, USA Today, The Washington Post, The Washington Times,
Majalah Crisis, EWTN, Huffington Post Live, The Fox News Channel , Foreign Policy,
dan BBC. Steve dan istrinya Jamie, memiliki tujuh anak.
No comments:
Post a Comment