Vatikan mengubur rahasia ketiga fatima
Uskup Agung Carlo Maria Viganò: Bunda Maria meramalkan datangnya kemurtadan besar.
ROMA (ChurchMilitant.com)- Vatikan mengubur seluruh
isi Rahasia Ketiga Bunda Maria yang diberikan kepada ketiga anak di Fatima, demikian dikatakan oleh whistleblower Gereja
Katolik Uskup Agung Carlo Maria Viganò
Dalam sebuah wawancara yang
mengejutkan, Uskup Agung Carlo Maria Viganò
mengemukakan bahwa Rahasia Ketiga Fatima berisi peringatan Bunda Maria tentang
kemurtadan besar dari iman Katolik, dimana hierarki Gereja menerima pemikiran sekuler
dan modernis, di bagian akhir abad ke-20.
Gereja yang murtad, melibatkan pembentukan
‘uskup-uskup’ perempuan
"Sampai beberapa dekade
yang lalu, akan terasa luar
biasa, bahkan tidak mungkin, jika kita akan mencapai titik dimana bahkan
Bunda Maria dapat dibungkam. Tetapi dalam beberapa tahun
terakhir ini kita bisa menyaksikan
upaya untuk menyensor Injil itu sendiri, yang merupakan Sabda dari
Putera Ilahinya," demikian kata mantan nuncio kepausan untuk Amerika
Serikat kepada media Katolik Portugal Dies Irae, hari Selasa lalu.
Viganò, yang menuduh
"puncak hierarki Gereja" telah bertindak menutupi banyak kasus pemangsaan homoseksual yang sistematis, kini juga menuduh
bahwa Vatikan memulai "operasi rahasia" untuk mengubur Rahasia Ketiga
Fatima, berdasarkan fakta bahwa Paus Yohanes XXIII
mendeklarasikan, pada 8 Februari 1960, bahwa
Gereja "tidak ingin mengambil
tanggung jawab untuk menjamin kebenaran kata-kata yang disampaikan oleh ketiga
anak gembala itu bahwa Perawan
Maria telah berbicara
kepada mereka."
Rahasia itu memang sengaja untuk dilupakan "karena
isi dari pesan itu akan mengungkapkan konspirasi yang mengerikan terhadap
Gereja Kristus oleh musuh-musuhnya," demikian kata prelatus itu, yang telah
bersembunyi sejak merilis kesaksiannya sepanjang 11
halaman pada Agustus 2018.
Konspirasi ini bertujuan untuk
menciptakan "Gereja modernist dan
Masonik, sebuah neo-Gereja"
yang murtad" yang tujuannya bukan untuk
menyelamatkan jiwa" tetapi untuk menjadikan dirinya sebagai lengan spiritual
dari Tata Dunia Baru dan penganjur agama universal."
Bergoglio
telah mengadopsi 'teologi situasi,' dimana pilar-pilar
teologisnya adalah fakta atau subyek yang serba
kebetulan: dunia, alam, sosok perempuan, kaum muda. Tweet
Menurut Uskup Agung Viganò,
operasi menutup-nutupi pesan ketiga Fatima berlanjut pada tahun
2000 selama kepausan John Paul II, ketika kardinal Angelo Sodano "menyajikan
versi miliknya sendiri sebagai Rahasia Ketiga, yang dalam beberapa elemen
tampak jelas bahwa itu tidak lengkap."
Lebih lanjut, Viganò
mengungkapkan, sekretaris negara saat itu, kardinal. Tarcisio Bertone, telah menafsirkan
kata-kata Perawan Maria sebagai ramalan tentang upaya
pembunuhan terhadap Yohanes Paulus II untuk membuat orang percaya bahwa pesan
Fatima 1917 "tidak ada hubungannya dengan krisis dalam Gereja
[dalam dekade setelah 1960] dan persekutuan kaum modernists dengan
Freemasonry yang
dilakukan di
belakang layar pada saat Konsili Vatikan Kedua
(1962–1965)."
Dalam wawancaranya, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Christopher Hart-Moynihan dan diposting di The Moynihan Letters, whistleblower itu mempertanyakan mengapa permintaan Bunda Maria kepada Paus dan semua uskup untuk mengkonsekrasikan Rusia kepada Hatinya Yang Tak Bernoda tidak dilaksanakan. Para paus selama beberapa dekade berikutnya telah mengkonsekrasikan dunia - tetapi tidak secara khusus Rusia - kepada Hati Maria Yang Tak Bernoda.
"Apakah
begitu sulit untuk
melakukan hal itu?"
tanya Uskup Agung Viganò meratap, dimana Paus
Yohanes XXIII "lebih suka memilih
bersepakat dengan rezim Soviet" bukannya "memahami
bahwa tanpa Tuhan tidak ada kedamaian yang mungkin."
Saat ini, dengan
presiden Rusia yang beragama Kristen, sebenarnya
permintaan
Perawan Maria masih dapat dilaksanakan, demi mencegah
kemalangan lebih lanjut bagi Gereja dan dunia. Tweet
"Hari ini, dengan seorang
presiden Konfederasi Rusia yang pastinya seorang Kristen, permintaan dari Sang Perawan
itu kiranya dapat dikabulkan, demi mencegah
kemalangan lebih lanjut bagi Gereja dan dunia," desaknya.
Menggambarkan gereja baru
sebagai "makhluk cacat dan mengerikan yang tidak berasal dari
Tuhan," Uskup Agung Viganò menjelaskan bahwa
"revolusi dalam Konsili [Vatikan Kedua]
pertama-tama bertindak menghancurkan warisan
Gereja."
"Revolusi" itu berusaha
untuk membatalkan imamat atau membuatnya "tidak efektif”
dengan memperluas peran imamat kepada kaum wanita, yang tidak dapat ditahbiskan seperti
"yang terjadi di dalam Protestan dan Anglikan"
yang telah menghasilkan "uskup perempuan dalam apa yang disebut Church of
England," demikian keluh Uskup Agung Viganò,
yang sekarang ada dalam daftar orang paling dicari oleh Vatikan.
Why have
the popes not consecrated Russia to Mary?
Dia mengamati Konsili Vatikan
II juga menggerus sifat ontologis imamat dengan
menyindir "kesetaraan tertentu antara imamat jabatan yang berasal dari Sakramen Imamat Suci dan peranan imamat
umum dari orang beriman yang berasal dari
pembaptisan."
Menanggapi pertanyaan tentang
komisi baru dari Paus Francis untuk
mempelajari kemungkinan diadakannya diakon wanita, Uskup Agung Viganò
mengibaratkan Paus
yang "mengutak-atik
Katekismus untuk mendeklarasikan hukuman mati yang 'tidak sesuai dengan Injil' -
sesuatu yang tidak pernah terdengar dan sesat" dengan upaya "untuk
menciptakan ex novo semacam diakon
perempuan, yang jelas hal itu sebagai persiapan untuk pembentukan
imamat perempuan di masa depan."
"Selibat gerejawi juga
merupakan objek serangan yang sama, karena ini merupakan ciri khas Gereja
Katolik," kata Viganò menambahkan, dan mencatat
bahwa "dalih ekumenis" - yaitu, semakin dekat dengan komunitas
pembangkang dengan memperoleh bahkan kesalahan terbaru mereka - didasarkan pada
kebencian setan akan imamat dan pasti akan menyebabkan Gereja Kristus menjadi hancur."
"Bergoglio telah
mengadopsi apa yang disebut sebagai teologi situasi, yang pilar-pilar teologisnya
adalah fakta atau subjek yang tidak disengaja: dunia, alam, sosok wanita, kaum
muda," Viganò menjelaskan. Dan bukannya memiliki "kebenaran abadi
dan kekal dari Allah sebagai pusat
pendiriannya," maka teologi situasi ini
"dimulai dari pengamatan apa pun yang merupakan kebutuhan mendesak saat
ini dari fenomena-fenomena yang ada di sekitar, untuk memberikan jawaban yang
konsisten dengan harapan dunia kontemporer."
Ketika ditanya apa yang harus
dilakukan oleh umat Katolik yang setia yang ditinggalkan oleh para gembala
mereka, uskup agung itu mengatakan, "Tentu saja kami merasa terisolasi:
tetapi bukankah para Rasul dan semua orang Kristen juga merasakan hal yang
sama? Bukankah Tuhan kita bahkan merasa ditinggalkan di Getsemani?"
"Ini adalah saat-saat pencobaan, mungkin pencobaan
terakhir. Kita harus minum dari cawan penderitaan yang pahit, dan bahkan
jika manusia memohon kepada Tuhan untuk membiarkan cawan itu berlalu dari
kita, kita harus mengulang dengan penuh percaya diri: 'Bukanlah kehendakku, tetapi kehendak-Mu," dengan mengingat kata-kata Yesus yang menghibur: "Di dunia
ini kamu akan memiliki kesengsaraan, tetapi miliki keberanian, karena Aku telah menaklukkan
dunia!"
*****
admin numpang promo ya.. :)
ReplyDeletecuma di sini tempat judi online yang aman dan terpecaya di indoneisa WA : +85587781483